Shintia adalah seorang gadis yang mempunyai banyak teman laki-laki. Dia seorang gadis miskin yang mau di ajak berkencan siapa saja asalkan mendapatkan bayaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jamal Nurcahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Di sekolah ayu mengikuti pelajaran dengan seksama karena memang dia siswa yang rajin dan pandai. Karena kepandaiannya guru-guru banyak yang membanggakan dia dan murid-murid yang tidak suka karena ayu yang selalu di banggakan, namun banyak juga yang bertemen dengannya.
Meskipun banyak temannya ayu tidak terlalu dekat dengan teman hanya dengan Shasa.
" ada yang bisa mengerjakan soal di depan?" Tanya bu guru yang mengajar pelajaran fisika, Bu Reni namanya.
"saya Bu" ayu mengangkat tangannya dan tidak ada yang lain selain ayu.
" kenapa ayu terus, yang lain nggak ada yang bisa mengerjakan?" Tanya bu Reni. " huffff...contoh ayu dong jangan cuma main terus...belajar" ucap Bu Reni panjang lebar karena murid-muridnya tidak ada yang mau menjawab.
" ya udah ayu kerjakan" ucap Bu Reni menyuruh ayu ke depan karena tidak ada yang mau mengerjakan ke depan.
Ayu pun maju ke depan dan mengerjakan soal dengan sangat cepat.
" makasih ayu kamu boleh duduk kembali" ucap Bu Reni.
Tidak lama jam kelasnya telah habis. Ayu pun membereskan buku-bukunya dan ingin keluar dari kelas namun terhenti karena panggilan dari Shasa.
" boleh nebeng lagi nggak yu? Males mau naik ojek" ucap ayu bertanya.
" yaaahhh maaf banget ya, aku ada janji soalnya" ucap ayu tidak enak.
" owh ya udah kalau gitu nggak papa aku naik ojek aja. Kamu nggak mau nemuin Ryan kan?" Tanya Shasa menyelidik.
nggak kok aku ada janji sama.... ada deh" ucap ayu sambil pura-pura berfikir. Sebenarnya benar ayu mau ketemu sama Ryan tapi ntah jadi atau nggak dia akan tetap datang ke tempat biasa.
" Kamu nih pakai rahasia-rahasiaan segala. Awas aja kalau kamu punya pacar sampai nggak bilang-bilang" ucap Shasa cemberut.
" ya elah aku belum mikir sha, udah ah aku duluan ya" ucap ayu lalu pergi keluar kelas dan menuju parkiran.
Saat di parkiran dia terlebih dahulu melihat ponselnya, baru jam 1:30 dia masih punya waktu lebih baik dia pulang ke rumah lalu makan siang terlebih dahulu.
Ayu pun menghidupkan motornya dan meninggalkan pelataran sekolah.
Saat di perjalanan yang begitu macet dia melihat ada ibu dan anak-anak berusia 6 tahun sedang mengorek-ngorek tempat sampah sepertinya mereka mencari sisa-sisa makanan.
Ayu menepikan motornya lalu menghampiri ibu dan anak tadi.
" buk...ini saya punya roti sama air mineral, mungkin bisa buat mengganjal perut" ucap ayu dengan tersenyum.
Ayu bergegas membuka tasnya dan mengambil 1 bungkus roti dan air minum lalu memberikan ke anak kecil tadi.
" makasih ya nak" ucap ibu itu sambil matanya berkaca-kaca.
" iya buk, oh iya ini saya punya sedikit uang mungkin nanti bisa buat membeli nasi" ucap ayu lembut sambil memberikan uang ke tangan ibu itu tanpa rasa jijik.
" makasih ya nak, kamu baik sekali nak. Semoga nanti kamu bisa jadi orang sukses dan mendapatkan jodoh yang baik" ucap ibu itu sambil menitikkan airmata.
" iya buk...amin" ayu pun mengusap tangan ibu itu agar kuat.
Ternyata ada sepasang mata yang tidak sengaja melihat ayu berinteraksi dengan pemulung itu tanpa rasa jijik.
Ia pun menyunggingkan senyumannya. Dia terjebak macet saat ingin menuju lestoran.
" ternyata hatimu begitu baik" gumam Abraham lirih.
" maaf tuan tadi ngomong apa saya tidak mendengar" tanya Hendy karena kurang jelas mendengar ucapan bosnya.
" tidak apa-apa" ucap Abraham yang masih setia melihat ayu.
Tidak lama lampu pun berganti, mobil Abraham pun meninggalkan kemacetan.
"saya pulang dulu ya buk, adek jangan bandel ya kalau di bilangin ibuk" ucap ayu berdiri sambil mengusap kepala anak tadi.
Ayu pun menaiki motornya kembali melanjutkan perjalanannya pulang. Sesampainya di rumah ayu pun masuk ke dalam rumah.
" assalamualaikum" ucap ayu sambil mencari keberadaan neneknya.
" nenek...nek" panggil ayu yang tidak ada sahutan dari si empunya.
" nenek di belakang nduk" teriak nenek ayu yang berada di belakang rumah.
Ayu pun mencari neneknya ke belakang rumah. Ya di belakang rumah ada kebun yang tak cukup luas yang banyak di tanami sayuran, nenek ayu selain penjual gado-gado mempunyai kesibukan lain yaitu bercocok tanam sayuran untuk di makan sendiri.
" nenek..." panggil ayu lembut lalu menuntun neneknya untuk istirahat di pondok dekat kebun. " jangan capek-capek nek, kan kemarin udah ayu bilang" ucap ayu menuangkan air putih yang memang tersedia di pondok.
'nggak kok nduk, nenek bingung mau ngapain jadi nenek memetik sayur saja...lumayan buat makan malam nanti ini ada sawi, tinggal beli lauknya" ucap nenek saroh yang menerima air dari ayu.
"Tapi aku takut nenek kecapekan lagi nanti" ucap ayu khawatir.
" nggak nduk, oh iya tadi pagi ada yang datang kesini nyari kamu nduk" ucap nenek saroh yang membuat ayu bingung.
" nyariin aku? Siapa nek?" Tanya ayu was-was takut kalau sampai salah satu teman laki-lakinya.
" Abraham nak, katanya temen kamu. Kemarin dia juga kesini katanya waktu nenek pingsan" ucap nenek saroh memberi tau.
" ooohhh kak braham, iya nek kemarin ke sini tapi nggak sempet jenguk nenek karena dapat telpon mendadak" ucap ayu mengingat kejadian kemarin.
"Dia ganteng ya nduk, sopan lagi... kamu kenal dari mana nduk?" Tanya nenek saroh.
" kenal di taman nek kemarin sebelum dapat telpon dari bi Sumi kalau nenek pingsan" ucap ayu yang bingung menjelaskan asal mula mereka kenal.
"owh begitu...ya udah kamu ganti baju sana terus makan siang" ucap nenek saroh.
"iya nek, ya udah aku bantu bawain ke dalam ya sayurnya" ucap ayu yang mengangkat sayur yang ada di keranjang kecil.
•••
Ayu pun masuk ke dalam terlebih dahulu lalu menaruh sayuran di dapur dan dia pun beranjak menuju kamarnya untuk berganti pakaian.
Setelah mengganti pakaiannya dengan baju rumahan ayu pun kembali lagi ke dapur dan mengambil makanan, ayu pun makan di meja makan sendiri karena neneknya sudah makan siang.
Setelah selesai makan siangnya ayu mencuci piring dan kembali lagi masuk ke kamar untuk bersiap-siap pergi menemui Ryan.
Ayu pun memakai jaket jeans dan celana jeans lalu menguncir rambutnya dengan menguncir kuda.
Dia memakai lipglos tidak memoles wajahnya dengan bedak karena ayu sudah memiliki wajah yang bersih seputih susu. Bukannya ayu tidak mau berdandan hanya saja dia tidak mempunyai uang untuk membeli alat kosmetik jadi dia hanya mempunyai lipglos agar bibirnya tidak kering dan pucat.
Dari pada membeli yang tidak penting ayu lebih memilih untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan berbagi ke orang yang tidak mampu. Ayu sering mengunjungi panti asuhan dan membawa jajan untuk anak-anak yang berada di panti, hanya untuk memberi kesenangan untuk anak-anak yang kurang beruntung seperti dirinya.
•••
:::::::>>>>>>>
lanjut Thor.
lanjuttttt