NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Sang CEO

Takdir Cinta Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Ibu Mertua Kejam / Ibu Tiri
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: relisya

Aruna Nareswari, seorang wanita cantik yang hidup sebatang kara, karena seluruh keluarganya telah meninggal dunia. Ia menikah dengan seorang CEO muda bernama Narendra Mahardika, atau lebih sering dipanggil Naren.
Keduanya bertemu ketika tengah berada di tempat pemakaman umum yang sama. Lalu seiring berjalannya waktu, mereka berdua saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah.
Mereka berharap jika rumah tangganya akan harmonis tanpa gangguan dari orang lain. Namun semua itu hanyalah angan-angan semata. Pasalnya setiap pernikahan pasti akan ada rintangannya tersendiri, seperti pernikahan mereka yang tidak mendapatkan restu dari ibu tiri Naren yang bernama Maya.

Akankah Aruna mampu bertahan dengan semua sikap dari Maya? Atau ia akhirnya memilih menyerah dan meninggalkan Narendra?

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca ya, terima kasih...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon relisya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12

Bi Ainur begitu terkejut ketika mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Aruna. Bahkan dia yang sedang mencuci piring sampai menjatuhkan piring tersebut.

Aruna yang juga terkejut pun segera berlari menuju ke samping Bi Ainur. Ia khawatir jika wanita paruh baya itu sedang tidak enak badan.

"Bibi nggak papa kan?" tanya Aruna yang melihat raut wajah Bi Ainur menjadi sedikit pucat.

"Ehhh... A-anu non, saya nggak papa kok," jawab Bi Ainur sedikit tergagap.

"Yakin bibi nggak sakit? Terus kenapa wajah bibi pucat gitu?" lontar Aruna yang terus memperhatikan wajah wanita itu. M

"Ini itu non... Tadi saya terkejut mendengar suara non Aruna," Bi Ainur mencoba membuat pernyataan yang masuk akal.

Aruna menganggukan kepalanya sebagai jawaban, "Oh iya bi, Lily di mana? Tadi bibi belum jawab pertanyaan aku,"

Bi Ainur yang merasa bersalah langsung bersimpuh di kaki Aruna sembari menangis, "Maafkan saya non, maafkan saya,"

Aruna yang kebingungan pun jongkok, lalu mencoba untuk membangunkan Bi Ainur, "Bibi kenapa? Coba katakan yang jelas, jangan seperti ini,"

"Maafkan saya non, saya tidak bisa menjaga amanah dari non," racau Bi Ainur yang kini sudah terduduk.

"Ada apa bi?" lontar Aruna lagi karena tidak mendapatkan jawaban.

"Lily sudah meninggal non, tolong maafkan saya." Ucap Bi Ainur lirih, takut istri dari majikannya akan marah.

Seketika itu juga Aruna langsung terduduk, seluruh tubuhnya seperti kehilangan tenaga. Bahkan air matanya kini langsung menetes ketika mengetahui fakta tersebut.

Bagaimana tidak sedih, Aruna telah kehilangan hewan peliharaan yang sudah bertahun-tahun menemani rasa sepinya. Rasanya seperti kehilangan seseorang yang amat kita sayangi.

"Tolong maafkan saya non, saya benar-benar tidak tau. Andai saja saya tidak meninggalkan kucing non, mungkin saat ini dia masih hidup," ucap Bi Ainur yang menyesali tindakannya.

"Kenapa Lily bisa mati bi?" tanya Aruna dengan lemas.

Bi Ainur menghapus air matanya terlebih dahulu sebelum bercerita, "Tadi saat saya sedang mandiin Lily, tiba-tiba nyonya Maya dan non Diandra menyuruh saya untuk membeli kue. Setelah saya kembali, Lily sudah mati di dalam kamar mandi non,"

"Tolong maafkan saya non," sambung Bi Ainur lagi.

"Jadi, bibi nggak selesaikan mandiin dia dulu?" tanya Aruna, berusaha kuat dengan fakta yang terjadi.

"Saya ingin menyelesaikannya non, tapi nyonya Maya dan non Diandra yang memaksa untuk meneruskan memandikan Lily. Saya tidak bisa berbuat banyak non, saya takut dipecat,"

Aruna menghela napasnya dalam, lalu menghapus air matanya. Setelah itu ia segera berdiri dari duduknya, "Udah bi nggak usah dipikirkan lagi, ini semua bukan salah bibi,"

"Tapi non-,"

"Lupakan saja bi, anggap aja Lily nggak pernah ada di rumah ini."

Aruna yang sangat sedih pun bergegas kembali ke dalam kamarnya untuk menenangkan diri. Dia tak mau menyalahkan wanita paruh baya itu, karena mengetahui kenyataannya. Ia juga tidak tega untuk memarahi orang yang telah merawat suaminya sejak kecil.

Sedangkan Bi Ainur juga segera bangkit dan akan meneruskan pekerjaannya yang sempat terhenti beberapa saat.

"Pasti perasaan non Aruna hancur mengetahui fakta ini." Gumam Bi Ainur seraya membereskan pecahan piring yang ada di sana.

.

Ketika Aruna akan masuk ke dalam kamarnya, tiba-tiba saja Haikal yang akan pergi tidur berpapasan dengannya. Pria tersebut pun langsung menyapa Aruna, dan mengurungkan niatnya terlebih dahulu.

"Belum tidur Na?"

Aruna yang sudah membuka pintu kamar pun langsung menoleh, "Ada apa?"

"Lo kenapa?" lontar Haikal yang sepertinya mengetahui jika Aruna habis menangis.

"Gue nggak papa,"

"Jangan bohong Na, gue tau kalo lo habis nangis. Kalo ada apa-apa lo bisa cerita sama gue, gue akan dengerin kok setiap cerita dari lo," ucap Haikal panjang lebar.

"Gue beneran nggak papa Kal!" Aruna sedikit meninggikan suaranya.

"Berani sekali ya kamu bentak keponakan mama!" seru Maya yang masih menaiki anak tangga.

Aruna membuang napasnya kasar, lalu membuang muka ke arah lain. Jujur ia sakit hati saat mengingat kucing kesayangannya meninggal karena dua orang itu.

Maya dan Diandra yang sudah sampai di lantai dua langsung berdiri di samping kanan dan kiri Haikal, dengan kedua tangan yang mereka lipat di depan dada.

"Lo harus sopan Na! Ingat lo itu siapa di sini!" seru Diandra yang berada di samping sang mama.

"Iya aku tau jika kalian berdua benci sama aku. Tapi apa kalian harus membunuh hewan yang tidak berdosa juga?" Aruna mencoba memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya.

"Kita hanya membersihkan kuman! Harusnya kamu tau itu!" tegas Maya yang sama sekali tidak merasa bersalah.

"Tau tuh! Orang kuman kok dipelihara!" sahut Diandra.

"Ini maksudnya apa sih?" lontar Haikal yang tidak tahu apa-apa.

"Gini loh kak, Aruna datang ke sini itu bawa kucing peliharaan. Kak Haikal kan juga tau sendiri kalo hewan itu bisa nularin penyakit, jadinya ya aku sama mama hilangin deh. Ini semua kan demi kesehatan kita semua kak," jelas Diandra panjang lebar.

"Kamu juga tau sendiri kan Kal kalo selama ini di rumah ini paling anti sama hewan," imbuh Maya.

"Kalo kalian nggak suka sama kucingku setidaknya ngomong ma, jangan bunuh dia," ujar Aruna, masih dengan suara pelan.

"Udah Na, lagian itu cuma kucing doang. Bukan masalah yang besar," ucap Haikal dengan begitu entengnya.

"Udahlah jangan bahas hal yang nggak penting lagi, mama capek mau tidur!" cetus Maya yang langsung pergi begitu saja.

"Gue juga capek, jangan berisik!" Diandra pun pergi menuju ke kamarnya sendiri.

"Yang sabar ya Na, kucing lo pasti udah bahagia di sana." Haikal juga memilih untuk segera beristirahat.

Aruna memejamkan matanya cukup lama untuk menenangkan diri, setelah itu barulah ia masuk ke dalam kamarnya. Bahkan saat sudah berada di kamar ia tidak bisa tidur, melainkan melamun di sofa yang ada di sana.

.

Selang waktu setengah jam, akhirnya Narendra sudah sampai rumah. Ia langsung masuk ke dalam kamarnya, untuk mencari keberadaan sang istri.

Ketika baru saja memasuki kamar, Narendra yang masih melihat Aruna termenung duduk di sofa pun bergegas meletakkan dompet, ponsel dan kunci mobilnya ke nakas yang ada di samping tempat tidur. Lalu setelah itu ia menghampiri sang istri.

"Sayang, kamu kenapa?" lontar Narendra, sembari merangkul sang istri.

Aruna yang baru menyadari kedatangan sang suami pun langsung menatapnya, "Kamu kapan sampai rumah?"

"Kamu lagi melamun ya? Sampai aku pulang aja nggak tau?" lontar Narendra lagi.

Aruna memaksakan senyumnya, ia tidak akan memberi tahu suaminya tentang kejadian hari ini. Dia tidak mau menambah beban pikiran Narendra, apalagi laki-laki itu memiliki banyak pekerjaan.

"Nggak kok! Aku kecapean aja," bohong Aruna.

"Yaudah, kalo gitu kamu tidur dulu gih! Aku mau bersih-bersih dulu!" pinta Narendra seraya kembali berdiri dari duduknya.

"Kamu nggak papa kalo aku tinggal tidur dulu?" tanya Aruna.

Narendra tersenyum, "Nggak papa sayang! Cepat tidur ya, nanti aku susul."

Aruna hanya mengangguk dengan senyuman palsunya. Lalu ia bergegas pergi ke tempat tidur, agar sang suami tidak terlalu memikirkan kondisinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!