NovelToon NovelToon
Zombie Town (Tara)

Zombie Town (Tara)

Status: sedang berlangsung
Genre:Zombie / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: YooLid

Zombie Silent

Deskripsi

Tara tinggal disebuah Mansion mewah. Ibu dan ayah bercerai sejak Tara berusia 4 tahun. Sekarang Tara berusia 22 Tahun. Tara sangat menyayangi kedua orangtuanya. Walaupun sekarang ia tinggal bersama sang Ayah. Sejak perceraian itu Tara tidak pernah bertemu dengan ibunya lagi. 2 tahun lalu Ayahnya menikah kembali. Tara sangat membenci istri ayahnya itu, yang sekarang merupakan ibu tirinya. Ibu tirinya berusia 36 tahun. Dan sekarang tara sudah memiliki adik berusia 7 tahun. Tara membenci ibu tirinya dan tidak menyukai adik tirinya tersebut. Singkat cerita di kota H, tempat tara tinggal tiba-tiba terinfeksi virus aneh yang membuat siapa pun yang terinfeksi akan berubah jadi zombie. Kota H pun diisolasi. Tidak ada yang bisa masuk ke dalam kota itu, maupun yang keluar. Tanpa disadari seluruh kota lainnya pun ikut terinfeksi. Bagaimana nasib tara dan keluarga bertahan? Apakah akan baik-baik saja? Dengan keadaan kota yang sangat berantakan dan penuh zombie.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YooLid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12

Ibu tara menyaksikan ketiga orang itu mati dimakan zombie. Salah satu dari kedua pria itu mati dengan cara yang mengenaskan. Isi perutnya habis dimakan dan berceceran akibat ulah zombie. Tetapi satu-satunya wanita yang diserang oleh zombie itu, ikut terinfeksi virus zombie dan mengubahnya menjadi zombie juga. Ibu tara hanya diam ditempatnya sampai zombie-zombie itu pergi meniggalkan lokasi kejadian dan meninggalkan mayat kedua pria itu.

Beberapa jam ia tunggu hingga malam sudah datang. Lalu ia mendekati mayat kedua pria itu. Dilihat dengan tenang dan diinjaknya isi perut yang berserakan. Ia mendekat namun ia merasa jijik dan mual. Ia mendekat ke mayat pria satunya lagi. Berjongkok dan melihat dengan teliti, pria itu yang berusaha menggoda ibu tara dan merendahkan ibu tara.

"Hai... Bagaimana? Kau melihat apa?" Tanya ibu tara sambil melihat ke arah mata pria itu melihat (ke langit-langit rumah).

"Aaa... atap yang bagus bukan?." lanjutnya lagi seperti orang gila yang berbicara dengan orang yang sudah mati. Ibu tara pun segera mengambil tas ranselnya yang mereka curi darinya. Diperiksanya isinya dan ternyata tak ada yang hilang. Disandangnya tasnya kembali. Senjatanya juga ada disana, ia mengarahkan tongkat baseballnya ke kepala pria itu.

"Kau memang pantas mendapatkan ini, malahan aku berharap nasibmu seperti dia." Ucap ibu sam sambil menunjuk mayat pria yang berada dihalaman belakang rumah.

"Selamat tidur, pada akhirnya orang sepertimu tak pantas untuk hidup." Lanjut ibu tara. Ia berdiri dan menginjak kepala pria itu lalu pergi dari tempat itu. Ia berjalan memasuki hutan untuk kembali kepemukiman warga. Ia berjalan dengan hati-hati juga.

Sampai akhirnya Ia menyadari bahwa malam sudah larut dan ia juga merasa sangat kehausan karena perjalanannya. Ia beristirahat sebentar dan menyandarkan dirinya ke salah satu pohon. Diambilnya botol air mineralnya dan dalam sekejap ia menghabiskan satu botol air itu. Dibuangnya botol air itu dan beristirahat sebentar. Ia tahu bahwa perumahan warga sudah dekat, ia dapat melihat beberapa rumah juga. Namun karena sudah terlalu lelah, ia memutuskan untuk beristirahat sebentar. Nafasnya yang tadinya sangat berat perlahan mulai normal.

Ia juga mendengar suara zombie, namun ia tetap waspada walaupun sedang istirahat. Setelah dirasanya cukup dan tenaga sudah pulih kembali, ia mengambil hpnya dan memberi kabar ke anak-anaknya.

"Bertahanlah anak-anakku, ibu akan datang. Ibu tak akan membiarkan zombie-zombie itu menyakiti kalian." ucap ibu tara dengan optimis. Setelah ia mendapatkan kabar mengenai anak-anaknya, ia pun kembali bergerak menuju sekolah jack. Jaraknya yang semakin jauh karena mengejar ketiga manusia yang menipunya, namun ia tak menyesal karena orang-orang itu sudah mati. Karena sudah malam, lebih mudah bagi ibu tara untuk berjalan sembunyi-sembunyi.

Ibu tara memilih untuk berjalan dari perumahan warga yang tadi ia lalui. Sehingga ia tahu dimana letak zombie-zombie itu berada dan lebih mudah baginya untuk menghindar. Langkah demi langkah ibu tara lewati, namun ia sudah merasa lelah dan mengantuk. Tapi ia selalu mencoba untuk tetap terjaga agar lebih cepat tiba disekolah jack. Ia tak ingin anaknya itu menunggu lebih lama lagi. Tak lama kemudian, ia akhirnya menyerah dan memilih untuk beristirat dan melanjutkan perjalan besok lagi. Ibu tara mencari rumah yaang dinilainya aman untuk bersembunyi untuk malam ini. Ia melihat salah satu rumah warga yang gelap, ia memilih untuk memeriksa rumah itu.

Dibukanya pintu depat dengan perlahan dan pintu itu terbuka. Ia melangkahkan kakinya dengan perlahan, karena rumah yang gelap ia tidak bisa melihat dengan jelas. Ibu tara memutuskan untuk mencari salah satu kamar yang berada dilantai atas. Ia melangkah ke arah tangga dan tiba-tiba ia mendengar seperti erangan suara zombie. Fix ia yakin ada zombie dirumah itu. Ia terdiam dan mencoba mencari arah suara itu dan melihat samar-samar ada satu zombie sedang berdiri di ruang makan rumah itu. Perlahan ia mendekat dan mendekat sampai akhirnya ia berada dibelakang zombie itu. Ia terdiam dan mencoba mendengarkan apakah benar yang berdiri didepannya itu adalah zombie.

Yakin bahwa itu adalah zombie, segera ia gorok leher zombie itu dan ia tak sengaja mendorong zombie itu hingga menabrak lemari. Tabrakan zombie dan lemari itu mengeluarkan suara yang keras dan ternyata masih ada beberapa zombie lagi dirumah itu. Zombie itu mengejar ibu tara karena rumah yang gelap,ibu tara tak tahu harus berlari kemana. Ia terus berlari dan menemukan tangga, dinaikinya anak tangga itu dan ternyata ada zombie juga diujung tangga. Ia tak menghentikan langkah kakinya, segera ia menusuk perut zombie yang berada diujung tangga itu dan mendorongnya kearah zombie yang mengejarnya. Zombie itu terjatuh dan segera ibu tara mencari saklar lampu, segera ia hidupkan.

Sekarang ibu tara melihat lantai dua dengan jelas, ia menyimpan kedua pisaunya dan mengambil tongkat baseballnya. Zombie yang tadinya mengejar dia kembali. Diayunkannya tongkat baseballnya dan menghantam wajah zombie itu. Zombie itu terjatuh dan ibu tara tak menghentikan serangannya. Dihajarnya kembali kepala zombie itu hingga hancur. Darah pun menggenang di lantai, ibu tara menghentikan kegiatannya.

Dilihatnya kesegala sudut lantai dua dan tak melihat keberadaan zombie lagi. Ia terduduk dilantai dekat dengan mayat zombie, ia menarik nafas panjang.

"Aku tak yakin dapat terus bertahan, Hhaaaahhh." Ucap ibu tara lalu termenung. Namun ia segera menyadarkan diri dan memeriksa segala ruangan. Dilantai dua sudah aman, ia kembali turun ke lantai bawah. Ia melihat zombie yang sudah mati tadi tapi karena ingin meyakinkan zombie itu sudah mati. Diarahkannya kembali pisaunya ke leher zombie itu. Dihidupkannya salah satu lampu agar ruangan itu terang. Lalu ia perika kesegala ruangan. Satu persatu ia periksa dan ternyata rumah itu sudah aman.

Segera ia mengunci pintu dan jendela, lalu pergi ke lantai atas dan dimatikannya lampu dilantai bawah. Ia masuk kesalah satu kamar. Menghidupkan lampu dan mengunci pintu. Ia juga menghalangi pintu dengan meja dan sofa kecil dikamar itu. Ia masuk ke kamar mandi dan mengisi air di dalam bak mandi. Ia berencana untuk berendam besok pagi. Ia pun meletakkan segala barang bawaannya.

Direbahkannya badannya di tempat tidur dan melihat langit-langit kamar. Sebelumnya ia meletakkan satu pisau dibawah bantal.

"Bagaimana ini, jika anak-anak tahu bahwa kau sudah tak bersama kami? Bagaimana dengan perasaan tara? Aku rasa ia akan sangat terpukul." Ucapnya. Ia teringat kepada suaminya, ayah tara. Ia merindukan sosok laki-laki yang sangat ia cintai itu. Tak sadar ia menangis, ia menutup mulutnya agar tak mengeluarkan suara. Ia bangun mencoba untuk menenangkan pikirannya agar tak teringat dengan hal-hal yang membuatnya sedih. Ia pergi ke kamar mandi, dimatikannya air dan kembali termenung.

"Kenapa kau tinggalkan aku sendiri? Berjuang sendiri? Lalu bagaimana dengan anak-anak? Kami butuh kamu!!!" Ucap ibu tara pelan. Ia kembali ke tempat tidur dan mendudukkan dirinya. Ia masih terisak hingga perlahan ia mulai tertidur.

_____

DIPAGI HARI KE-4

Matahari mulai bersinar, ibu tara mulai terbangun. Terlihat jelas wajahnya sangat sembab karena menangis semalaman. Ia bangun dan melihat ke jendela, tidak banyak zombie yang berada di sekitar rumah. Ia pun melihat ke pintu kamar, tak ada pergeseran dari barang-barang yang ia susun untu menahan pintu. Merasa aman, ia membuka bajunya dan menuju kamar mandi. Ia merendam tubuhnya ke dalam bak mandi.

"Segarr... Aku hanya merendam sebentar agar badanku terasa segar." Ucapnya. Ia mandi memanjakan dirinya seakan tak terjadi apa-apa. Beberapa saat ia mandi, ia pun menuju shower dan membasahi rambutnya. Disamponya rambutnya dan digosok-gosoknya kulit kepalanya.

"Ahhhh Mungkin besok aku tak akan bisa mencuci rambutku. Setelah ini aku akan berlari menuju anak-anakku. Aku tak akan membantu siapapun atau peduli terhadap siapapun kecuali anak-anakku." Ucap ibu tara. Setelah selesai mandi, ia melihat pakaian didalam lemari. Dan juga melihat foto-foto yang ada dikamar itu.

"Aah ternyata kamar ini milik seorang gadis. Tapi pakaiannya seperti pakaian laki-laki. Mungkin dia gadis tomboy." Ucap ibu tara. Ibu tara mengambil baju kaos lengan panjang dan celana panjang dari dalam tasnya. Ia juga mengambil jaket dari dalam lemari. Selesai berpakaian, ibu tara membuka tasnya dan mengambil beberapa makanan dari sana.

Dia juga memiliki buah apel, ia juga memakannya. Ia makan dengan sangat lahap. Disatukannya semua barang-barangnya ke dalam satu tas ransel. Lalu bersiap-siap untuk pergi dari rumah itu untuk melanjutkan perjalanannya. Ia menggeser barang-barang didekat pintu agar dapat membuka pintu. Keluar dengan perlahan dan melihat kiri kanan untuk memastika tidak ada siap pun disana. Dinilai aman, ia segera turun dan melihat kesekeliling. Tak menemukan apa-apa, ia segera menuju ke dapur dan melihat persediaan makanan disana.

Melihat sesuatu yang dapat ia bawa. Ia pun membawa beberapa boto air mineral dan roti dan juga makanan snack.

"Jack pasti suka ini." Ujarnya dengan tersenyum.

"Tiga hari lagi, kota ini akan dimusnahkan. Aku harus segera membawa anak-anakku pergi dari kota ini." Lanjutnya lagi Segera ia pergi dari rumah itu. Ia pergi dari pintu depan, dilihatnya aman. Ia pun segera berlari dan terus berlari. Saat melihat zombie ia segera membunuhnya dengan menggorok leher zombie itu. Ia semakin dekat dengan sekolah jack, ia sudah dapat melihat bangunan sekolah jack.

Namun saat langkah kakinya sudah dekat, ia melewati satu perumahan warga lagi. Dilihatnya ada seseorang yang mengintip dari dalam rumah. Ibu tara terdiam ditempat dan mencoba melihatnya dengan jelas. Dilihatnya rumah itu dan benar ada manusia yang selamat dirumah itu.

"Haii." teriak ibu tara menyapa. Ia tak sadar bahwa ia sedang berteriak. Disaat ia berteriak, beberapa zombie melihat keberadaannya. Segera zombie-zombie itu menyerangnya. Tak mau kalah, ibu tara juga tak segan membunuh satu persatu zombie itu. Dimainkannya tongkat baseball berdurinya ke arah zombie itu. Ibu tara mengarahkan langsung ke kepala zombie itu dengan keras.

Sekali pukulan, satu persatu zombie itu terjatuh. Ada saat dimana ibu tara menyerang kepala belakang zombie, namun tongkat baseballnya tersangkut dikepala zombie itu. Ibu tara segera menghindar dan mengambil pisaunya. Pisaunya sangat tajam dan dapat memenggal kepala zombie-zombie itu. Beberapa darah yang keluar dari leher zombie itu mengenai wajah atau pun pakaian ibu tara. Akhirnya zombie-zombie itu mati berjatuhan. Banyak darah mengotori jalanan disana. Ibu tara sampai terengah-engah saat melawan zombie-zombie itu. Dibersihkannya pisaunya ke pakaian zombie dan menyimpan pisaunya kembali. Diambilnya pula tongkat baseballnya yang tersangkut tadi dari kepala zombie itu.

Tanpa ibu tara sadari, ternyata banyak warga disana yang menonton aksinya tersebut. Namun mereka tak berani keluar. Ibu tara merasa aneh dengan orang-orang disana.

"Apa mereka hanya berdiam diri didalam rumah? Aneh sekali." Ucapnya. Ada seorang laki-laki dewasa membuka pintunya dan berdiri keluar. Ibu tara tak ingin menghampiri pria itu, karena trauma akan ditipu lagi.

"Terima kasih" Ucap pria itu. Ibu tara hanya terdiam ditempatnya dan teru melihat-lihat sekelilingnya untuk berjaga-jaga.

"Mereka beberapa hari ini selalu mondar-mandir dijalanan ini." Ucap pria itu. Ibu tara mendekat ke bunga pagar rumah pria itu.

"Apa kalian lakukan disini?" tanya ibu tara. Pria itu terlihat ketakutan.

"Lalu kami harus bagaimana? Menyelamatkan diri?" Ucap pria itu.

"Ya... tentu saja. Jangan hanya berdiam diri. Berusahalah!!" Ucap ibu tara.

"Bukan hanya kota ini yang hancur, sudah banyak negara yang terinfeksi. Lebih baik kami mati disini dari pada harus dimakan oleh mereka." Ucap pria itu. Ibu tara heran.

"Kalian tahu kota ini akan dibom 3 hari lagi?" tanya ibu tara.

"Ya... kami tahu." jawab pria itu. Ibu tara semakin mendekat ke arah pria itu, mereka hanya berjarak beberapa langkah saja. Tiba-tiba ibu tara melihat anak kecil yang berdiri dibelakang pria itu.

"Lalu? kalian hanya menunggu dimusnahkan disini? Kau memiliki anak kecil?" Tanya ibu tara lagi. Ia tak habis pikir dengan pola pikir orang-orang disana, yang menunggu untuk mati dimusnahkan. Dan tak ada perjuangan untuk menyelamatkan orang-orang yang mereka cintai.

"Lalu kami harus bagaimana? kami hanya orang biasa yang tak memiliki kekuatan di pemerintahan. Mereka tak akan menghitung untuk menyelamatkan kami." Jawab pria itu.

"Apa maksudmu?" tanya ibu tara. Pria itu melihat kekiri dan kanan seperti takut.

"Masuklah dulu." Ajak pria itu. Ibu tara hanya terdiam ditempatnya, takut untuk melangkahkan kakinya.

"Tidak apa-apa, masuklah." Ajak pria itu lagi. Ibu tara melihat anak kecil tersenyum padanya dan memanggilnya untuk masuk. Ibu tara tak punya pilihan kecuali masuk ke dalam rumah itu.

_____

DIDALAM RUMAH

"Duduklah." Ucap Istri pria itu. Pria itu duduk begitu juga dengan ibu tara.

"Jangan takut, kami tidak akan menyakitimu." Ucap pri itu.

"Maaf, aku hanya wasapada." ucap ibu tara.

"Kami sangat takjub melihat kau membunuh zombie-zombie itu. Kau sangat berani." Puji istri pria itu.

"Terima kasih." Ucap ibu tara.

"Pemerintah sudah menyiapkan tempat untuk bersembuyi dan serangan bom itu. Dan hanya orang pilihan mereka yang dapat tempat. Maksudnya hanya orang-orang penting saja." Jela pria itu.

"Benarkah? Mengapa aku tak tahu itu? Aku selalu update melihat perkembangan di internet." Ucap ibu tara.

"Yaa menurut kami, tak gunanya kami untuk pergi keluar sana. Karena bagaimana pun kami akan mati." Ucap istri pria itu.

"Kau memiliki anak kecil, apa kau tak ingin memperjuangkan keselamat mereka?" Tanya ibu tara. Suami istri itu hanya melihat satu sama lain, seperti sudah pasrah jika ini adalah akhir dari kehidupan mereka.

"Aku memiliki anak-anak juga. Dan sekarang kami terpisah. Aku harus memperjuangkan keselamat anak-anakku bagaimana pun caranya. Aku tak ingin mereka mati karena aku sebagai orangtua tak memperjuangkan mereka." Jelas ibu tara.

"Kau sangat berani." Ucap istri pria itu.

"Ya, anak-anakku juga tak kalah beraninya dari aku." Ucap ibu tara.

"Kau sangat mahir membunuh mereka." Ucap pria itu.

"Harus, aku harus melakukannnya. Tak terhitung sudah berapa zombie yang kubunuh." Ucap ibu tara.

"Aku harap perjuanganmu tak sia-sia." Ucap pria itu. "Ya Itu pasti akan kuperjuangkan. Kalau begitu aku permisi dulu, anak-anakku sudah menungguku." Ucap ibu tara lalu berdiri dari kursinya. Pria dan istrinya pun ikut berdiri.

"Berhati-hatilah, andai aku bisa seperti dirimu." Ucap istri pria itu sambil meneteskan air mata.

"Semoga ada keajaiban, sehingga manusia yang masih selamat dapat mereka selamatkan." Ucap ibu tara. Istri pria itu membukakan pintu dan ibu tara melangkah keluar rumah. Mereka saling melempar senyuman dan ibu tara pergi dari rumah itu.

Dilihatnya masih banyak keluarga yang masih selamat dikomplek itu. Ibu tara sangat menyayangkan mereka tak berjuang dan hanya duduk pasrah di dalam rumah. Dilihatnya juga ada beberap yang melihat ke arah dirinya. Ibu tara hanya tersenyum dan melambaikan tangannya. Yang dibalas oleh lambaian tangan juga dari salah satu rumah. Ia melangkahkan kakinya pergi dengan berat.

1
Maulidya Desty
ceritanya seru, 👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🔥🔥🔥🔥🔥
PAULUSS
semangat kakak
jangan lupa kunjungi ceritaku juga
barang kali minat
Maulidya Desty: siip👍🏻
total 1 replies
Rock
Sudut pandang baru
Maulidya Desty: Hai... Bagaimana menurutmu dengan cerita Tara?
total 1 replies
Elain
Mengurungkan nafsu kritis ku untuk hanya minta update~
Maulidya Desty: Hai... terima kasih atas masukannya 🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!