NovelToon NovelToon
Warm Life

Warm Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Wanita Karir
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ariadna Vespera

Farah adalah seorang psikolog muda yang energik dan penuh dedikasi. Setiap pagi dimulai dengan keceriaan, berinteraksi dengan penjaga gedung sebelum menuju tempat kerjanya di lantai enam. Sebagai seorang psikolog yang sudah berpraktik selama empat tahun, Farah menemukan kebahagiaan dalam mendengarkan dan berbagi tawa bersama pasien-pasiennya.

Pada suatu hari, saat makan siang, Farah mendengar kabar bahwa ada seorang psikiater baru yang bergabung di rumah sakit tempatnya bekerja. Jantungnya berdebar-debar, berharap bahwa psikiater baru tersebut adalah kakaknya yang telah lama tak ia temui. Di tengah-tengah rasa penasaran dan kekecewaannya karena belum mendapat kepastian, Farah bertemu dengan seorang pria misterius di kantin. Pria itu, seorang dokter psikiater dengan penampilan rapi dan ramah, membuat Farah penasaran setelah pertemuan singkat mereka.

Apakah pria itu akan berperan penting dalam kehidupannya? Dan apakah akhirnya Farah akan menemukan kakaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ariadna Vespera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 12

"Kamu udah pulang dari rumah sakit."

"Udah."

"Sekarang lagi dimana?"

"Di jalan besar pinggir bukit."

"Ibu mengundangmu untuk makan malam di

rumah."

"Aku akan kesana sekarang."

Wah percakapan yang sangat sedikit basa basinya,

tapi seperti kecanggungan di antara mereka sudah mulai berkurang.

Farah pun pergi ke rumah Ibu.

"TING... TONG..." suara bel rumah.

"Kamu tidak papa nak, padahal ibu menyuruh

Rendi mengantarkan mu agar selamat tapi malah terjadi sebaliknya."

"Rendi hanya tidak ingin melukai anak kecil

yang sedang menyeberang, aku juga tidak papa kok Bu."

"Ayo masuk nak."

Ibu mempersilahkan Farah masuk ke dalam rumah.

"Terus bagaimana dengan mobil Farah, siapa

yang mengambilnya." Tanya ibu.

"Saat pingsan aku memerintahkan orang untuk

mengambil mobil Farah." Jawab Rendi.

"Oh... Iya aku bahkan lupa mobil ku tidak ada

di rumah sakit awalnya, aku hanya keluar lalu melihat ke dalam tas dan kunci

mobil ku ada di sana. Aku benar-benar lupa kalau meninggal mobil di tempat

perlombaan." Ucap Farah dalam hati.

Mereka pun menikmati makanan yang sudah ibu siapkan

bersama.

Saat selesai makan Farah juga membantu ibu

membereskan alat-alat makan yang kotor. Tapi ibu selalu menyuruh Farah untuk

ikut Rendi jalan-jalan di sekitar rumah. Akhirnya Farah menjawab jika dia akan

jalan-jalan dengan Rendi saat sudah selesai melakukan semua pekerjaan ini,

Farah tidak ingin melihat ibu kesusahan. Dan ibu pun tidak membantah permintaan

Farah.

Setelah selesai Farah membantu ibu beristirahat di

kamar lalu keluar untuk berjalan-jalan dengan Rendi.

"Kamu bisa pulang, tidak perlu melakukan apa

yang ibu katakan."

"Tidak, aku akan menepati janjiku dengan ibu

."

Suasana canggung mulai menyelimuti Mereka berdua.

Farah biasanya sangat hebat saat mengawali

percakapan tapi jika dengan Rendi semua itu tak terjadi.

"Ah... Apa yang harus aku katakan agar tidak

ada kecanggungan lagi, ini sungguh tidak nyaman." Ucap Farah dalam hati.

Saat mereka sedang berjalan ada orang mabuk yang

membawa botol.

Awalnya orang mabuk itu hanya lewat tapi tiba-tiba

orang mabuk itu mendekat dan berteriak "DASAR WANITA BAJINGAN." Dan

melempar Farah dengan botol kaca itu.

Rendi sangat terkejut dengan kejadian itu, dia

langsung menangkap dan menghubungi polisi setempat.

saat itu Farah memang tidak papa. Farah memang

kesakitan karna botol yang di lepat ke kepalanya. Tapi setelah memberikan

keterangan dengan polisi kepalanya mulai meneteskan darah saat dia meraba

kepalanya sendiri ternyata pecahan botol itu melukai kepalanya hingga sobek,

kenapa dia tidak menyadari hal itu, karna yang terluka itu bagian belakang

kepala jadi tidak terlihat. Saat dia memberikan salam penghormatan kepada

polisi, saat itu lah Daras dari kepalanya menetes ke wajah.

Dan saat Farah memegang kepala bagian belakangnya,

tangannya langsung di penuhi darah. Farah hanya bisa tersenyum saat Rendi

berbalik ke arahnya. Farah pun akhirnya pingsan Karna kehilangan banyak darah.

Rendi segera membawanya ke rumah sakit. Farah

mendapat transfusi darah dan harus di rawat selama beberapa hari.

Dan ternyata kamar Farah di rawat bersebelahan

dengan Ical. Saat Pera sedang mengunjungi Ical, dia melihat nama pasien yang

ada di kamar sebelah tanpa ragu dan basa basi Pera langsung masuk untuk

memastikan.

"BABY..." ucap Pera. Namun, Farah masih

belum sadar dari pingsannya.

"Ini rumah sakit, dia sedang pingsan. Jangan

meneriakinya!" Ucap Rendi Dengan ekspresi tidak suka dan marah menatap

Pera.

Pera hanya membalas tatapan tajam itu, lalu duduk

disebelah Farah.

Lalu tiba-tiba Pera berdiri dan menarik paksa

tangan Rendi keluar kamar rumah sakit.

"Apa yang sudah terjadi dengan Farah?"

Tanya Pera dengan sangat serius.

"Dia dipukul dengan botol oleh seorang yang

sedang mabuk." Jawab Rendi.

Pera hanya menarik dalam nafasnya lalu

menghembuskan ya perlahan.

"Kamu siapanya Farah?" Tanya Pera.

"Ibuku adalah kenalannya Farah." Jawab

Rendi.

Tiba-tiba ada yang membuka pintu

"Selamat malam." Suara dokter. Tapi

ternyata dokter itu adalah Iplan. Bagaimana bisa seorang dokter psikiater ke

ruangan umum.

Ternya saat Farah masih di UGD. Rendi mencari

dokter psikiater untuk memeriksa apakah kejadian tadi menyebabkan trauma pada

Farah.

"Xargus!" Ucap Iplan.

Iplan tidak tahu kalau yang akan di periksanya

adalah Farah.

"Siapa Xargus?" Tanya Pera.

"Kenapa aku harus menjawab pertanyaanmu,

memangnya kamu siapa?"

"Kok, malah balik nanya?"

"Kenapa aku harus menjawab pertanyaan Lo,

sedangkan kita tidak saling kenal."

"Mulai kasar yah nih orang, gw cuman gak mau

liat sahabat gw bergaul sama dokter aneh kaya Lo."

"Farah yang baik itu gak bakalan tahan punya

sahabat kaya Lo."

"Kok sewot, itu Lo yah."

"Kalian berdua keluar." Ucap Rendi Dengan

nada tegas.

"Kok ngatur sih, Lo suaminya? Bukan kan."

Ucap Pera.

"Aku ke sini mau memeriksa pasien." Ucap

Iplan.

"Tapi kalau kalian ribut seperti itu, Farah

akan sangat terganggu. Bisa saja saya laporkan satpam kalian berdua."

Di saat mereka bertiga sedang asyik berdebat.

Pintu kamar terbuka, ada dokter yang sedang

bertugas di UGD tadi datang untuk memastikan kondisi Farah.

Dan dokter yang sedang bertugas itu adalah Reno.

Rano hanya masuk dengan senyap lalu memeriksa kondisi Farah, memeriksa semua

alat yang di pasang di tubuh Farah dan memberikan obat suntik. Saat sudah

selesai melakukan tugasnya Reno menatap tajam mereka bertiga, dengan aura yang

sangat mengerikan. Hingga membuat mereka bertiga menundukkan kepala. Dan Reno

pun keluar kamar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!