NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Dewa Kegelapan

Kembalinya Sang Dewa Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ash Shiddieqy

Perang terakhir umat manusia begitu mengerikan. Aditya Nareswara kehilangan nyawanya di perang dahsyat ini. Kemarahan dan penyesalan memenuhi dirinya yang sudah sekarat. Dia kehilangan begitu banyak hal dalam hidupnya. Andai waktu bisa diputar kembali. Dia pasti akan melindungi dunia dan apa yang menjadi miliknya. Dia pasti akan menjadikan seluruh kegelapan ada di bawah telapak kakinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ash Shiddieqy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 - Konflik Batin

Aditya masuk ke dalam kelasnya dengan langkah pelan. Dia melihat sekeliling dan mengamati wajah teman-teman sekelasnya yang sebagian besar menunjukkan ekspresi takut saat melihatnya. Dia juga bisa melihat beberapa temannya yang lain melihat dengan tatapan yang jijik. Aditya tidak pernah menyadari ini sebelumnya karena dia tidak peduli.

"Ada apa denganmu?" tanya Rio saat melihat wajah suram Aditya.

"Tidak ada," jawab Aditya singkat. Dia bahkan tidak melihat ke arah Rio. Perasaannya saat ini sedang bercampur aduk antara marah, bingung, dan jengkel. Dia melempar tasnya ke meja lalu duduk di samping Rio.

Rio yang melihat itu mengangkat alisnya bingung tapi sesaat kemudian dia kembali menatap buku yang sedang ia baca. Dia tahu dalam keadaan seperti ini akan lebih baik jika diam saja.

Aditya duduk melamun menatap ke arah depan kelas. Dia baru terpikir bagaimana dan mengapa dia bisa kembali ke masa lalu? Apa yang sebenarnya harus ia lakukan? Mengapa semua begitu rumit?

Seorang profesor masuk ke dalam kelas dengan membawa sebuah tongkat sihir panjang. Profesor itu mulai menjelaskan tentang materi hari itu. Aditya bisa melihat wajah profesor itu yang terlihat tidak suka saat melihatnya.

"Hah, ternyata semua sama saja."

...****************...

"Apa yang terjadi padamu hari ini?" tanya Rio yang sedang menaiki motornya. Dia merasa kesal karena terus diabaikan sepanjang hari.

"Tidak ada."

"Mau kuantar pulang?"

"Tidak. Aku ingin sendiri." Aditya pergi begitu saja. Rio menatap punggung Aditya yang menjauh dengan berbagai pertanyaan di kepalanya. Apa yang sebenarnya terjadi pada sahabatnya?

Aditya berjalan menyusuri jalan setapak menuju ke rumahnya sambil sesekali menendang kerikil yang ada di jalan. Seharian rasanya tidak cukup untuk memikirkan masalahnya. Dia merasa telah kehilangan tujuannya selama ini.

"Come on. Kau sudah hidup cukup lama di dunia ini. Kenapa kau masih sangat naif," ucapnya pada dirinya sendiri.

Aditya meninju pipinya sendiri untuk membangkitkan semangat. Dia mempercepat langkah kakinya menuju rumah tapi begitu ia sampai terlihat Saka sedang berdiri di halaman sambil menutup mata dan memegang pedang besarnya.

"Apa yang pak tua itu lakukan?" gumam Aditya. Ia berusaha menahan mana miliknya dan berjalan sepelan mungkin berharap Saka tidak menyadarinya.

"Kenapa kau berjalan mengendap-endap seperti itu?" tanya Saka dengan mata yang masih tertutup.

"Aku biasanya berjalan seperti ini," timpal Aditya yang masih terus berjalan.

"Apa-apaan kau ini, Nak. Kembali ke sini! Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu." Saka membuka matanya lalu menancapkan pedang besarnya ke tanah.

"Apa?" Aditya menghentikan langkahnya dan menatap Saka dengan jengkel. Dia sudah muak mendengar perdebatan Saka dan ibunya sepanjang malam. Apa lagi yang orang tua ini inginkan?

"Berapa magic circle yang kau miliki saat ini?" tanya Saka.

"Kenapa kau menanyakan itu?"

"Jawab saja!"

"Empat," jawab Aditya singkat.

"Hohoho, kau ternyata sangat berbakat ya." Saka berkata sambil mengelus kumisnya yang sudah memutih.

"Apa maumu?"

"Hmm, bagaimana kalau kau meninggalkan nama Nareswara lalu bergabung ke dalam keluarga Ganendra? Aku jamin kau akan mendapatkan sumber daya yang lebih baik di sana," tawar Saka.

"Omong kosong apa itu? Aku tidak akan pernah meletakkan marga Nareswara apapun yang terjadi." Aditya terlihat marah. Keluarga Nareswara adalah salah satu bagian terpenting dalam hidupnya. Dia akan tetap menyandang nama Nareswara sekalipun seluruh dunia membencinya.

"Jangan buru-buru menolak, Nak! Buang kebanggaan bodohmu itu!" tawar Saka lagi.

"Tidak, lebih baik kau pulang pak tua. Aku tidak suka melihat wajahmu di sini."

Aditya berbalik meninggalkan Saka yang berdiri dalam diam. Saka bisa melihat bakat luar biasa yang masih tersembunyi di dalam tubuh Aditya. Walaupun Saka sangat membenci kegelapan dari keluarga Nareswara, tapi dia tidak menolak fakta bahwa setiap anggota keluarga Nareswara memiliki kekuatan yang cukup kuat untuk menghancurkan dunia.

Beberapa saat kemudian Saka menutup matanya kembali. Dia berdiri di sini sejak tadi bukan tanpa alasan namun dia ingin memastikan sesuatu. Dia merasakan keanehan di rumah keluarga Nareswara setelah satu malam ia menginap di sana.

Saka membuka matanya dan menatap jauh ke arah luar gerbang utama. Dia menerawang seolah melihat ada seseorang di sana. Saka merasa aura orang itu sangat kuat hingga membuat tubuhnya merinding. Begitu kuat sampai dia sendiri mungkin tidak akan sanggup menghadapinya.

Tiba-tiba aura yang Saka rasakan dari orang itu menghilang tanpa jejak. Saka menelan ludahnya sendiri untuk menghilangkan rasa takutnya. Aura mengerikan semacam itu tidak mungkin berasal dari Surya Nareswara. Orang itu tidak mungkin mengeluarkan aura mengerikan kepada keluarganya sendiri.

Saka berbalik dan berjalan kembali ke dalam rumah. "Harusnya kau kembali menantuku yang bodoh. Keluargamu mungkin akan hancur jika kau tidak segera kembali," gumam Saka berharap semua akan baik-baik saja.

...****************...

Malam hari saat di meja makan tiga orang yang duduk di sana makan dalam keadaan diam. Aditya masih merasa jengkel khususnya pada Saka yang tidak kunjung pergi dari sana.

"Apa kau merasakan ada sesuatu yang aneh akhir-akhir ini putriku?" tanya Saka pada Almeera.

"Putrimu? Jadi kau masih menganggap aku anakmu?" ketus Almeera.

"Tentu saja, tidak mungkin aku tidak mengakui keturunanku sendiri," kata Saka dengan senyum tanpa dosa. "Tapi serius apa kau tidak merasa ada yang aneh di sekitar rumahmu?"

Almeera diam sejenak sebelum menggelengkan kepalanya. "Tidak ada. Memang kenapa?"

Saka meletakkan peralatan makan lalu menatap putrinya dengan lekat. "Berhati-hatilah! Aku punya firasat yang buruk," ucapnya dengan wajah yang serius.

Aditya menatap Saka dengan tatapan yang sulit diartikan. Dia berusaha mencerna yang dikatakan kakeknya sampai dia teringat dengan sesuatu. Insiden penyerangan dan pembantaian keluarganya hanya tinggal menunggu waktu. Dia terlalu tenggelam dalam kebingungan sampai dia melupakan itu.

"Apa orang itu memiliki aura sangat kuat yang rasanya sampai menusuk ke tulang?" tanya Aditya pada Saka.

Saka terlihat terkejut. "Bagaimana kau tau? Apa kau pernah bertemu dengannya?" tanyanya dengan mata yang memicing tajam.

Aditya mengepalkan tangannya dengan marah. Tebakannya benar. Orang itu sudah mulai bergerak. Waktu yang tersisa baginya tidak lebih dari satu tahun lagi. Tidak akan cukup baginya untuk menjadi lebih kuat dalam waktu sesingkat itu.

"Jawab aku, Nak! Siapa orang itu?" desak Saka.

"Apa yang sebenarnya kalian bicarakan?" Almeera terlihat bingung dengan topik yang tak ia mengerti.

Aditya bangkit dari kursinya dan meninggalkan ruang makan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia memutar otaknya dengan keras. Dia harus melakukan sesuatu. Dia tidak akan membiarkan insiden itu terjadi di kehidupannya kali ini.

^^^Continued ^^^

1
Aixaming
Aku sudah jatuh cinta dengan karakter-karaktermu, thor.
Mafe Oliva
Ngasih feel yang berbeda, mantap!
Nia Achelashvili
Ngangenin banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!