Kembalinya Sang Dewa Kegelapan
Terdengar suara teriakan dan dentuman besi yang dihantamkan tanpa henti. Lautan manusia yang saling membunuh satu sama lain meninggalkan bekas darah pada setiap inci tanah yang ada di sana. Pemandangan mengerikan ini adalah perang terakhir antara dua pihak terbesar yang ada di dunia saat ini. Perang penuh darah ini akan menjadi penentu nasib dunia ini di masa depan.
Di antara jutaan manusia itu berdirilah seorang lelaki dengan memegang tombak hitam yang sudah mulai tumpul karena terlalu banyak menebas tubuh musuhnya. Dia bagaikan kuda hitam yang terus maju menembus pertahanan musuh yang jumlahnya tidak ada habisnya. Napasnya masih terdengar teratur walaupun dia sudah berada di sana selama berjam-jam mengeluarkan semua kekuatan yang dia miliki.
Di sisi lain dia melihat pertarungan tujuh belas pendekar terhebat dari berbagai kerajaan dan faksi melawan sembilan belas orang barbar bertubuh tinggi kekar yang membawa senjata raksasa di tangan mereka. Pertarungan itu sangat mengerikan hingga membuat orang-orang yang ada di dekat pertarungan itu terhempas karena kekuatan yang tidak masuk akal yang mereka miliki. Laki-laki pemegang tombak itu merasa iri kepada mereka yang diberkahi dengan kekuatan magis yang melampaui semua potensi yang dimiliki orang lain. Bahkan mungkin mereka pantas disebut dewa dunia.
Tiba-tiba dia merasakan sebuah sayatan pedang yang cukup dalam di bahu sebelah kirinya. Dia cukup terkejut karena ada seseorang yang bisa menembus baju besi yang dibuat oleh salah satu pengrajin terbaik di kota asalnya. Dia segera berbalik dan menebas leher musuh yang baru saja melukainya dengan satu kali tebasan panjang.
Lelaki itu segera bergerak mundur di barisan sekutunya untuk mengobati luka yang baru saja ia dapatkan. Dia melepaskan baju besinya dan dia sadar kalau baju besi miliknya memang sudah terkoyak parah hampir di seluruh bagian. Musuh yang berhasil melukainya bukanlah orang yang kuat melainkan hanya beruntung karena kondisi baju besinya yang sudah tidak bisa diharapkan.
Tanpa pikir panjang dia melemparkan baju besi itu begitu saja lalu dia mengikat luka yang ada di bahunya dengan sehelai kain putih yang sebelumnya dia ikat di kepalanya. Walaupun dia memiliki kemampuan regenerasi tapi itu tidak instan. Butuh waktu setidaknya setengah jam untuk luka itu bisa pulih sepenuhnya.
Pria itu adalah salah satu dari dua puluh satu jendral tertinggi Asosiasi Dunia yang bertempur di medan perang ini. Dia mendapatkan gelar 'Sang Dewa Kegelapan'. Sungguh dia merasa itu sangat konyol. Gelar semacam itu tidak pantas dimiliki orang seperti dirinya. Dia memang kuat tapi belum bisa dibandingkan dengan 17 saint yang terkuat di asosiasi dunia.
Dalam perang ini dia harus melawan orang-orang dari Asosiasi Dark Heaven yang telah membuat kerusuhan sejak dua puluh tahun yang lalu untuk membuat dunia berada di bawah pijakan kaki mereka. Dia tidak akan membiarkan orang-orang barbar itu menguasai dunia dengan sifat kejam mereka.
Laki-laki bertombak hitam itu kembali maju dan menghancurkan apa saja yang ada di depannya. Baju besi berat yang sudah ia buang membuatnya bisa bergerak dengan lebih leluasa walaupun pertahanan tubuhnya kini terbuka lebar, ia sama sekali tak gentar. Sesekali dia mendapatkan luka kecil dari serangan prajurit musuh yang membabi buta.
Pertempuran itu berlanjut sampai berhari-hari hingga teriakan semakin lama semakin memudar dari pendengaran. Pasukan yang sebelumnya berjumlah jutaan kini hanya tersisa tidak lebih dari seribu orang yang kini sudah kehabisan tenaga. Tumpukan mayat yang penuh darah membanjiri medan pertempuran sejauh mata memandang.
Tiba-tiba sebuah kilatan cahaya raksasa terlihat menyambar di tengah-tengah mereka yang masih berdiri. Tujuh belas orang saint melawan sembilan belas orang di sisi lainnya telah mengeluarkan serangan terbaik mereka dan kini mereka terbaring tak berdaya di tanah tanpa bisa lagi bergerak. Kilatan cahaya terakhir akibat benturan kekuatan mereka meledak ke segala penjuru dunia. Dampak dari benturan kekuatan itu menghempas dan menyapu apapun yang dilewatinya
Lelaki bertombak hitam masih berdiri dan menatap tiga puluh enam mayat orang terkuat itu dengan pandangan kosong. Hempasan kekuatan terakhir dari mereka juga mengenai tubuh lelaki itu yang membuat ia terlempar beberapa ratus meter ke belakang bersama orang-orang lain yang tadinya masih berdiri di sampingnya.
Lelaki itu masih mencoba untuk berdiri dengan tubuh penuh luka sayatan benda tajam yang sebentar lagi mungkin akan membunuhnya. Tatapan matanya menyapu ke segala arah yang dipenuhi dengan mayat orang-orang yang mungkin sedang ditunggu keluarga mereka di rumah.
Tidak ada lagi terdengar suara teriakan atau dentuman benda tajam. Tidak ada lagi terdengar ada suara makhluk hidup di sana. Ia hanya mendengar suara angin berhembus pelan yang membawa bau darah segar yang menyengat ke segala penjuru.
Lelaki itu merasakan kemarahan yang ada di dalam dirinya memuncak. Tidak ada lagi alasan yang tersisa bagi dirinya untuk tetap hidup di dunia ini. Dia berharap dunia akan damai setelah pertempuran ini, tapi melihat tumpukan mayat yang ada di depannya membuat sadar akan keserakahan yang dimiliki manusia.
Mungkin dunia akan damai untuk sesaat. Namun saat orang-orang yang memimpin dunia ini mulai serakah lagi, maka kejadian ini akan terulang lagi dan lagi di masa depan. Padahal dia hanya ingin hidup damai dengan apa yang ia miliki, tapi dunia yang kejam ini tidak membiarkan dia melakukan itu sampai di akhir hidupnya.
Tubuh lelaki itu terjatuh ke tanah karena kehabisan darah. Dia merasakan pandangan matanya semakin memudar dan kesadarannya semakin menghilang. Ini adalah akhir dari sang dewa kegelapan.
Walaupun pelan terlihat bibirnya yang sudah membiru bergerak berusaha mengatakan sesuatu dengan sisa kekuatan terakhirnya.
"Aku Aditya Nareswara bersumpah akan mengubah dunia ini jika saja ada kesempatan."
Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments