Yuki berusia lima belas tahun, ketika Dia menemukan rahasia mengenai asal usul ibunya yang selama ini terpendam rapat di sebuah kamar tertutup yang ada dalam rumahnya. Namun yang tidak Dia sangka, rahasia itu merubah masa depan dan kehidupannya.
Pertemuan kembali dengan Ayahnya dan jati dirinya mulai terkuat seiring dengan rentetan bahaya dan kematian yang mengikuti langkahnya.
Saat akhirnya Yuki menemukan cinta dari seorang Bangsawan, akankah Yuki akan tetap mengikuti takdirnya ?. Bahkan ketika Dua orang Pangeran mulai membayangi hidupnya. Memaksa Yuki untuk menjadi milik Mereka. Sang Bulan di malam musim dingin, ataukah Sang Mentari pagi di musim semi ?
Ikutilah kisahnya dalam Morning Dew Series
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
Namun, rupanya masalah itu sampai ketelinga istri Pria itu. Istri dari Pria itu tahu bahwa suaminya sedang mengejar cinta Putri Ransah. Meskipun Putri Ransah tidak pernah menanggapi cinta pria itu. Istrinya tetap tidak menerimanya. Dia menyebarkan masalah tersebut di media sosial dan bersikap seolah Dia adalah korban dan perilaku Putri Ransah yang dianggap kurang terkendali sehingga menimbulkan keretakan dalam rumah tangganya.
Sialnya. Pasangan tersebut memiliki anak perempuan yang juga bersekolah di sekolah yang sama dengan Yuki. Anak tersebut tahu Yuki adalah anak Putri Ransah. Dia lantas memprovokasi teman-temannya untuk membully dan menjauhi Yuki.
Meskipun Yuki sudah berusaha untuk menutupinya, Putri Ransah lama-kelamaan curiga dengan Yuki yang selalu terpergok membawa satu set pakaian lagi di dalam tasnya. Dia sering berangkat dan pulang sekolah dengan pakaian yang berbeda. Belum luka-luka yang selalu didapat Yuki dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal.
Jadi Putri Ransah memutuskan untuk diam-diam mengikuti Yuki pulang sekolah. Dia melihat Yuki dengan pakaian yang kotor keluar dari stasiun kereta. Kemudian menuju taman untuk memakai kamar mandi yang ada di area taman dan berganti baju serta membersihkan diri.
Akhirnya, setelah didesak, Yuki memberanikan diri untuk menceritakan semua kepada Ibunya.
Putri Ransah sangat marah mendengarnya. Dia selama ini memilih diam dan tidak menanggapi gosip yang beredar karena masih menghormati sutradara dsn kru film yang bekerja dengannya. Dia tidak ingin mengacaukan proses pembuatan film. Semua rekan kerjanya dalam film tersebut tahu bahwa gosip yang disebarkan istri dari Pria tersebut tidak benar. Tapi, apa yang menimpa Yuki menbuat Putri Ransah tidak dapat mentolerir lagi gosip itu.
Besoknya Putri Ransah langsung membuat konferensi pers untuk membuat klarifikasi, Dia juga menunjukan bukti-bukti kuat yang membuktikan Dia tidak bersalah. Putri Ransah menuntut suami istri tersebut melalui pengacaranya karena dianggap merugikan dan menuntut permintaan maaf akibat perilaku anak Mereka kepada Yuki yang dinilai keterlaluan untuk dilakukan anak seusianya. Putri Ransah bahkan sampai datang ke sekolah untuk menemui kepala sekolah untuk meminta ada tindakan tegas kepada para pelaku bullying terhadap Yuki.
Karena kejadian sudah sangat ramai waktu itu dan menjadi pemberitaan nasional. Akhirnya para pelaku dikeluarkan dari sekolah.
Kemudian kedamaian kembali terjadi.
Tapi meskipun begitu trauma akibat bullying yang dirasakannya beberapa bulan terakhir memberi trauma pada Yuki sampai sekarang. Yuki masih sangat takut jika harus berada diruang sempit dan gelap.
Yuki baru akan menyuapkan nasi ke dalam mulutnya ketika terdengar dentingan nyaring dari piring yang terbuat dari perunggu. Terlempar keras ke lantai disusul dengan suara berdebam yang cukup keras.
Di tengah suasana makan yang menyenangkan, Bangsawan Dalto justru kembali mendapatkan perilaku yang tidak menyenangkan dari Bangsawan Doldores-Bangsawan bertubuh gemuk seperti gentong air.
Kaki Bangsawan Dalto di jegal hingga Dia terjatuh ditengah ruangan. Semua makanannya tumpah dan mengotori pakaiannya. Bangsawan Doldores tertawa senang sampai seluruh lemak di tubuhnya ikut bergoncang.
Dia dan teman-temannya tertawa puas. Sikap Mereka sangat menjengkelkan dan kekanakkan. Semua orang memperhatikan dengan berbagai macam ekpresi. Yuki melihat kesekeliling untuk menilai. Ada beberapa murid yang merasa kasihan tapi enggan membantu dan ada pula yang bersikap tidak perduli serta masa bodoh.
Melihat Bangsawan Dalto membuat Yuki teringat akan dirinya yang dulu. Dia pernah berada di posisi Bangsawan Dalto yang sekarang dan sangat tahu bagaimana rasanya.
“Sialan Kau, Kau mengotori gaunku” runtuk seorang putri yang cantik parasnya namun tidak secantik hatinya. Dengan kesal Dia menendang piring yang berada di kakinya ke arah Bangsawan Dalto yang masih terduduk di tempatnya dengan kasar. Kemudian Dia dengan santai menyilangkan kakinya sambil ujung sepatunya berpijak pada bahu Bangsawan Dalto, untuk membersihkan gaunnya yang terkena cipratan makanan. Dia memperlakukan Bangsawan Dalto seperti benda mati yang tidak punya hati.
“Berapa kali Kau kuperingatkan untuk tidak menampakan wajah sialanmu itu didepanku ketika Aku sedang makan. Kau ini merusak suasana saja”. Bangsawan Doldores mencengkram kerah baju Bangsawan Dalto. Memaksanya dengan kasar untuk berdiri. Kemudian tanpa ampun Dia membanting tubuh Bangsawan Dalto ke atas meja yang ada disampingnya.
Teriakan terdengar. Beberapa orang segera menyingkir dari tempat Mereka berdua. Meja dan lantai kotor akibat makanan yang tumpah. Bangsawan Dalto bergerak dengan susah payah, menahan sakit ditubuhnya dan berusaha berdiri. Tangannya mengepal menahan emosi.
“Ohh…lihat wajahnya. Kenapa ?. Kau ingin membunuh Kami seperti kedua orang tuamu dulu ?”
“Anak haram !” Bangsawan lainnya melemparkan mangkuk ke kepala Bangsawan Dalto hingga pecah. Darah mengalir di wajah Bangsawan Dalto disertai tumpahan air sup yang ada didalam mangkuk.
Ejekan dan seruan kegembiraan membuncah di aula.
Yuki sudah tidak tahan lagi.
Persetan apakah Dia akan kehilangan kesempatan untuk berteman di hari pertamanya bersekolah. Jadi, Yuki dengan kasar berdiri dari duduknya.
“Mau kemana Kau ?” Tanya Elber ketika Yuki berjalan menjauhi Meja. Alih-alih menjawab, Yuki justru mempercepat langkah kakinya. Dia mengeluarkan sapu tangan dari saju bajunya. Dengan acuh menyibakkan kerumunan dan berjongkok di depan Bangsawan Dalto sembari mengulurkan sapu tangan yang di bawanya.
“Apa Kau baik-baik saja ?” Tanya Yuki penuh kekhawatiran.
Seluruh ruangan sontak terdiam. Bangsawan Dalto mendongak, memandang gadis didepannya dengan tatapan tidak percaya.
“Apa Kau bisa berdiri. Ayo. Aku akan membantumu” ujar Yuki lagi ketika Bangsawan Dalto tidak mengatakan apapun. Bangsawan Dalto hanya diam masih menatap Yuki. Yuki mengabaikan tatapan Bangsawan Dalto, Dia mengulurkan tangan untuk menepis sisa makanan yang menempel di rambut dan pakaian Bangsawan Dalto.
“Siapa Kau, Berani sekali Kau membantunya didepanku !” Teriak Putri Norah-Putri yang sebelumnya menendang piring ke arah Bangsawan Dalto.
Yuki mengenali Putri Norah karena Mereka baru saja bersama dalam satu kelas pagi ini.
Mata Putri Norah melotot tajam. Membuat Yuki takut, matanya akan keluar dari kepalanya.
“Gadis cantik, Kau anak baru disini. Sebelumnya membantunya, harusnya Kau selidiki dulu apakah bajingan sepertinya layak untuk Kau bela” tegur Bangsawan Doldores sambil maju untuk menghalangi Putri Norah menyerang Yuki.
Bangsawan Doldores sudah mendengar hari ini ada anak baru yang sangat cantik di kelas Putri Norah. Putri dari keluarga Olwrendho yang baru kembali dari pengasingannya.
Para Bangsawan sudah bergunjing semenjak pagi. Membicarakan kecantikan dari Yuki yang luar biasa memukau. Jadi Bangsawan Doldores memutuskan untuk ke ruang makan sambil berharap dapat bertemu dan berkenalan dengan Yuki. Tapi sebelum Dia sempat melakukannya, Dia sudah bertemu terlebih dulu dengan Dalto.
“Aku tahu siapa Dia, Kalian menyebutnya sang terkutuk” jawab Yuki acuh.
“Jika Kau sudah tahu, lalu untuk apa Kau masih membantunya. Pergi dan urusi urusanmu sendiri Putri, Jangan lancang untuk mencampuri urusan orang lain” Putri Norah menatap Yuki dengan pandangan bengis, seolah Dia sangat ingin membunuh Yuki. Dia sangat jengkel pagi ini karena beberapa Bangsawan datang mendekatinya hanya agar Putri Norah mau membantu Mereka mendekati Yuki. Hal ini membuat Putri Norah tidak menyukai Yuki dan membenci gadis itu.
“Kenapa ?, tidak ada larangan yang menghalangiku berteman dengannya dan Aku tidak punya alasan untuk mengabaikannya seperti yang lain” jawab Yuki tenang yang justru membuat emosi Putri Norah terpancing.
Plaakkk !!
Putri Norah langsung maju dan menampar Yuki dengan keras. Bangsawan Doldores mengumpat dalam hati ketika melihat kejadian itu. Kesempatan untuk bisa berkenalan dengan Yuki hilang sudah. Bangsawan Dalto dengan sigap berdiri dan menangkap tubuh Yuki yang terhuyung kebelakang karena terkejut dengan kejadian yang menimpanya. Dia langsung menarik Yuki ke belakang punggungnya untuk melindungi Yuki dari serangan Putri Norah.
Semua orang tahu bagaimana watak Putri Norah, Dia tidak menyukai ada gadis yang melebihi dirinya dan Dia tidak suka dibantah.
“KURANG AJAR !! BERANI SEKALI KAU BICARA SEPERTI ITU PADAKU. KAU CARI MATI HAH !!” Teriak Putri Norah nyaring.
Yuki sebenarnya sudah mendengar cerita mengenai Putri Norah dari Elber. Putri Norah adalah anak dari kekasih ketiga Raja Bardana. Dia cukup cantik namun sayangnya memiliki peringai yang kurang baik. Dia sangat sombong dan arogan hanya karena Dia adalah anak dari Raja Bardana.
Di belakang Putri Norah, teman-teman Bangsawan yang membelanya sudah bersiap untuk menyerang Bansawan Dalto. Bangsawan Dalto merentangkan tangannya masih berusaha melindungi Yuki dari serangan yang akan terjadi.
“Ada apa ini ?” Saat ketegangan terjadi. Sebuah suara muncul dari belakang Yuki. Seketika semua orang berpaling ke sumber suara tersebut. Seketika suasana yang tadinya tidak tegang mencair.
Yuki ikut berpaling dan melihat pemilik suara tersebut. Dia terkejut ketika melihat sosok Pria yang memasuki ruangan.
Sontak seluruh orang berlutut memberi hormat kepada Pria itu. Bangsawan Dalto menarik Yuki agar mengikutinya untuk berlutut ketika melihat Yuki yabg hanya berdiri terbenggong di depannya.
Sosok Pria tersebut semakin mendekat. Yuki mengenali Pria itu. Dia tidak mungkin lupa. Pria itu adalah orang yang membawa Yuki dengan paksa ke dunia ini. Yuki tidak akan pernah melupakan rambut hitam dengan seburat warna biru keabu-abuan jika terkena cahaya, serta pandangan matanya yang tajam dengan bola mata berwarna biru sedingin es.
Sosok Pria seperti bulan di malam musim dingin.
Seorang alpha sejati.
Mendominasi,Tidak terbantahkan, angkuh, tidak mudah didekati, sangat arogan, dingin dan penuh dengan misteri.
Pangeran Riana dari Negeri Garduete.
Satu-satunya perwaris tahtah yang sah dalam garis keturunan Raja Bardhana.