cerita ini mengisahkan tentang perjuangan orang tua yang perekonomiannya di bawah garis kemiskinan tetapi dengan semangat dan tekat yang kuat akhirnya ia bisa membesarkan anak anaknya akan tetapi setelah anak anak itu dewasa dan sudah bekerja justru mereka lupa akan perjuangan orang tua yang sudah membesarkan mereka..... mau tau ceritanya lanjutkan dengan baca cerita di bawah ini ya❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuzythree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Andi dan diah bergegas keluar dari cafe karena waktu istirahatnya sudah mau habis, memang sampai sekarang pernikahan mereka berdua dengan kedua petinggi perusahaan tersebut masih di rahasiakan kepada publik karena andi dan diah bukan anak konglomerat seperti mereka
Alya dan rangga memang sangat mencintai pasangan masing masing tetapi orang tua mereka tidak seperti mereka, andi dan diah memang di sayang oleh kedua orang tua mereka akan tetapi rasa gengsi yang besar mereka tidak ingin publik tahu akan pasangan anak mereka bagi mereka besanan dengan orang miskin itu membuat harga diri mereka jatuh, apa kata rekan rekan bisnis mereka jika tahu anaknya menikah dengan anak orang miskin begitu pikir mereka
ketika sedang fokus bekerja ponsel andi mendapatkan pesan dari istrinya bahwa mereka di minta makan malam bersama di rumah kedua orang tua alya
"yang kata mama kita di suruh makan malam bersama diah dan rangga di rumah utama" begitu pesan yang di dapat andi dari istrinya
"baik yang aku usahakan segera menyelesaikan pekerjaanku nanti aku langsung ke rumah mama aja" jawab andi
"ajak bareng diah sekalian yang"
"ok yang"
Andi berpikir pasti ada sesuatu yang ingin di bicarakan oleh mertuanya itu kalau sudah di suruh berkunjung ke rumahnya
Andi dan diah jalan bersama menuju pintu keluar perusahaan tempatnya bekerja mereka kira tadinya akan lembur karena banyaknya pekerjaan yang harus mereka selesaikan
Ternyata dugaan mereka salah karena mereka berhasil menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu, mereka segera menuju tempat parkir mereka
Mereka berdua langsung masuk dalam mobil yang di kemudikan oleh andi dan segera meluncur ke rumah mertuanya, setelah beberapa menit berkendara akhirnya mereka sampai di depan rumah orang tua dari alya
Melihat mobil siapa yang datang satpam segera membuka pintu gerbang supaya bisa masuk ke dalam, dari kejauhan andi dan diah bisa melihat kalau ada mobil yang sering di gunakan oleh alya sudah terparkir rapi di depan rumah mewah tersebut menandakan kalau alya dan rangga sudah di pastikan ada di sana
Andi dan diah langsung masuk ke dalam rumah karena pintu depan rumah sedang dalam keadaan terbuka, sayup sayup mereka mendengar pembicaraan orang orang yang ada di ruang keluarga tapi mereka tidak menyadari kalau andi dan diah sudah datang
"alya rangga bagaimana kelanjutan pernikahan kalian ini sudah 5 tahun kalian menikah tetapi kenapa kalian belum juga memberikan kami cucu" tanya nyonya mahendra ibu dari alya
"tidak tau ma kami juga sudah periksa tapi kita berdua dalam keadaan sehat begitupun rangga dan diah" ucap alya jujur
"tapi kenapa bisa sampai selama ini kalian belum punya momongan" heran nyonya mahendra mendengar penuturan putrinya tersebut
"mungkin belum rejeki ma" sahut rangga sekenanya
"terus gimana tentang status pernikahan kalian ke publik apakah harus di sembunyikan terus menerus menurut mama itu tidak mungkin" nyonya mahendra bertanya kembali
"entahlah ma alya juga bingung di satu sisi alya sangat mencintai mas andi tapi alya juga tidak bisa menerima keluarganya apalagi adik adiknya masih ada 6 di kampung apa mereka tidak akan merepotkan alya kalau mereka tahu alya kaya" tuduh alya kepada adik adiknya andi dan diah
Padahal mereka saja bertemu belum pernah apalagi berbicara dari mana pemikiran alya yang buruk itu muncul begitulah kira kira pemikiran dari andi dan diah
"masak alya yang anak orang tajir melintir kayak gaini harus merasakan masuk rumah gubuk reot milik orang tua mas andi sih ma kan ga banget bisa alergi aku" cerocos alya sambil bergidik ngeri membayangkan dirinya masuk rumah gubuk reot milik orang tua suaminya
"nah itu kamu sendiri jijik apalagi mama yang tidak pernah tau akan dunia orang miskin ngebayangin aja ga pernah tuh" cetus mama nya alya ikutan bergidik ngeri membayangkannya
"iya aku ilfil ngebayanginnya pasti mereka kalau makan rakus karena ga pernah makan enak apalagi sering kelaparan"
"belum lagi kalau mereka bakalan norak kalau di ajak kemana mana karena kampungan ih ngeri deh ma pokoknya" celoteh alya yang terus menerus menghina keluarga andi
"untung kita ga pernah kasih uang sama andi dan diah mereka hanya menerima fasilitas saja coba kalau mereka berdua kita kasih uang mungkin uangnya sudah mereka kirim ke keluarganya itu" rangga ikut menimpali
"kamu benar rangga untung kita juga mengambil separuh gaji mereka kalau ga bisa rugi kita, makan enak tinggal di rumah mewah kesana kemari naik mobil" ucap alya lagi
"kamu benar alya untung dulu kamu memberikan ide itu" rangga setuju dengan pemikiran sepupunya itu
andi dan diah yang mendengar dari balik tembok itu menahan sesak di dada mereka ternyata selama ini di belakang mereka selalu merendahkan mereka
Hanya dengan kode mata diah mengerti maksud abangnya itu, mereka segera keluar dari rumah tersebut tanpa membawa mobil milik alya yang selalu di pakai oleh andi
mereka keluar gerbang dengan berdalih pada satpam mau membeli sesuatu di jalan depan sana jadi satpam pun tidak curiga akan kelakuan dari menantu majikannya
"diah kamu masih pegang uang kan" tanya andi pada adiknya itu
"ada bang di rumah juga masih ada sisa uang dari bulan bulan kemarin tapi jumlah nya tidak tahu berapa tapi cukuplah kalau buat kita pulang kampung sekarang bang" sahut diah
"bagus diah, abang juga masih ada tabungan sekitar 20 jutaan, kita pulang ke rumah masing masing dulu aja dan ingat hanya ambil uang hasil kerja kita saja jangan membawa apapun dari rumah suamimu cukup baju yang kamu pakai saja" andi memberi pengertian kepada adiknya itu
"iya bang aku hanya akan mengambil uang dan berganti baju dulu yang aku beli sendiri saja" diah menyahut
"ya sudah segera pulang dan kita ketemu di hotel cempaka buat menginap malam ini besuk kita cari travel buat pulang kampung" tutur andi
"ok bang"
Andi dan diah segera pulang ke rumah masing masing untuk mengambil uang simpanan mereka dan meletakkan barang barang yang di belikan masing masing pasangan mereka
Pembantu rumah tangga mereka heran melihat majikannya memakai baju sederhana dan pergi tanpa bicara sepatah katapun tapi sebagai pelayan mereka tidak berani bertanya apa apa tentang apa yang terjadi dengan majikan mereka
Setelah 1 jam berlalu andi dan diah bertemu di hotel cempaka dan mereka segera memesan kamar dan tak lupa mereka memesan makan malam mereka, andi dan diah sudah tidak peduli lagi dengan alya dan rangga karena mereka sudah sangat keterlaluan menghina keluarganya padahal mereka bertemu sekalipun belum pernah
tetap semangat thor...