NovelToon NovelToon
Tumbal Jenazah

Tumbal Jenazah

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Iblis / Hantu / Tumbal
Popularitas:36.2k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Gita, putri satu-satunya dari Yuda dan Asih. Hidup enak dan serba ada, ia ingat waktu kecil pernah hidup susah. Entah rezeki dari Tuhan yang luar biasa atau memang pekerjaan Bapaknya yang tidak tidak baik seperti rumor yang dia dengar.

Tiba-tiba Bapak meninggal bahkan kondisinya cukup mengenaskan, banyak gangguan yang dia rasakan setelah itu. Nyawa Ibu dan dirinya pun terancam. Entah perjanjian dan pesugihan apa yang dilakukan oleh Yuda. Dibantu dengan Iqbal dan Dirga, Dita berusaha mengungkap misteri kekayaan keluarganya dan berjuang untuk lepas dari jerat … pesugihan.

======
Khusus pembaca kisah horror. Baca sampai tamat ya dan jangan menumpuk bab
Follow IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 ~ Curiga

“Gita, anak ibu. Bangun sayang.”

Gita mengerjapkan matanya, tercium aroma minyak angin. Ada ibu duduk di sampingnya dengan wajah khawatir, Bapak berdiri tidak jauh dari ranjang dan laki-laki entah siapa. Berbicara dengan Bapak lalu keluar kamar.

“Bu,” ucap Gita.

“Kamu bikin ibu panik. Waktu ibu bangun, lihat kamu tergeletak di lantai. Apa yang dirasa, sayang?" Asih mengusap kepala Gita.

Sedangkan yang disentuh masih mencoba mengingat apa yang terjadi. Ingatannya hanya terhenti saat ia melihat sosok di depan jendela lalu sosok yang mungkin sama ada di dalam rumah, yang ia pikir adalah sang ibu.

“Bu, aku melihat sesuatu.”

Gita beranjak duduk dan menatap ibunya.

“Lihat apa?” tanya Asih dengan dahi mengernyit. “Kamu nggak aneh-aneh ‘kan, tidak melanggar apa yang bapakmu langgar.”

Gita menghela nafasnya, ia ingin jujur melihat sesuatu di dalam ruang kerja bapak juga sosok pocong yang mengganggunya tidur.

“Lihat kucing, matanya merah. Aku kaget, ya udah gitu,” tutur Gita urung mengatakan apa yang ia lihat. Berniat mencari tahu sendiri dan mengumpulkan bukti kalau bapaknya tidak melakukan … pesugihan.

Apa yang membuatnya curiga adalah keanehan dan larangan yang diberlakukan di rumah, juga pernyataan dari Ikbal kalau pesugihan memang membutuhkan ritual atau ruangan khusus untuk melakukan hal itu.

Namun, mengingat sosok yang ia lihat semalam mendadak tubuhnya kembali merinding. Gita menoleh ke arah jendela.

“Sarapan dulu ya, setelah itu minum obat.” Gita hanya menganggukan kepalanya.

“Mau cari bukti, tapi takut,” gumam Gita. “Gimana kalau ada sosok itu lagi.”

Pintu kamar dibuka, ternyata Yuda yang masuk. Raut wajahnya tidak biasa, entah marah, kecewa atau apa.

“Kata dokter kamu kecapekan. Kalau kuliah memang membebani kamu, ya sudah berhenti saja. Nanti bapak carikan laki-laki, kamu bisa menikah dan ….”

“Mas, ngomong jangan seenaknya,” cetus Asih yang kembali dengan sepiring makanan. “Anakmu sakit malah disuruh nikah. Aku mau Gita selesaikan kuliahnya, terus kerja dan sukses. Biar orang tidak merendahkan dia.”

“Bukannya Bapak dan Ibu sudah sukses, aku tinggal teruskan usaha kalian saja,” usulku dengan asal.

“Jangan!” jawab orangtua Gita serempak.

***

[Bal, aku balik kosan. Kamu nyusul ya, ada yang mau aku sampaikan. Penting!]

Pesan yang dikirim Gita pada Ikbal sebelum pulang. padahal ia rencana pulang besok, tapi kejadian semalam dan tadi siang membuat rencananya berubah. Setelah drama orangtuanya yang melarang ia meneruskan usaha mereka, akhirnya Yuda membiarkan Gita melanjutkan kuliah.

Padahal Gita tidak sadarkan diri bukan karena lelah dengan pendidikannya, melainkan terkejut melihat pocong di luar kamar dan di dalam rumah.

Menjelang dzuhur, Gita keluar dari kamar. sudah merasakan tubuhnya lebih segar, tidak langsung melangkah ke belakang. Ia memanggil ibunya, tapi tidak ada jawaban. Memanggil lagi dan kali ada sahutan.

“Ibu di sini.”

Gita melangkah meski ragu, karena suara ibunya dari belakang.

“Ibu.”

“disini, sayang.”

Deg.

Suara ibu dari sana, dari dalam ruang kerja bapak. Padahal wanita itu melarang keras untuk masuk, tapi malah ada di dalam.

“Ibu, kenapa di dalam?” tanya Gita sudah berdiri di depan ruangan. “Bu,” panggilnya lagi.

“Di sini, Gita. Mendekatlah.”

Gita semakin mendekat karena mendengar suara ibunya berkata tidak jelas. Ia menempelkan telinganya ke pintu, ingin mendengar lebih jelas apa yang dikatakan oleh ibunya. Mungkin saja Ibu dan Bapak sedang bicara hal yang sifatnya rahasia, tentang kebenaran ruangan itu atau pesugihan seperti yang dikatakan oleh Ikbal.

Dahinya mengernyit mendengar suara yang tidak jelas.

“Aku di sini, aku di sini Gita. Masuklah, masuklah.”

“Ibu,” panggil Gita lirih dan pandangannya tertuju pada gembok yang masih menggantung mengunci pintu itu dengan erat.

“AKU DISINI GITA!”

Terdengar teriakan dari dalam, seperti tepat di telinga Gita.

“Aaa.” Sambil berteriak, Gita kembali ke kamar. Alih-alih mencari bukti, nyatanya ia takut. Bahkan ia langsung membereskan barang yang akan dibawa kembali ke kosan.

Jalanan agak padat atau memang Gita mengemudi terlalu pelan, lebih dari empat jam dia baru tiba di kosan.  Sampai di kamar, gegas ia membersihkan diri dan membuka ponselnya. Sudah ada beberapa pesan dari Ikbal, isinya kemarahan dan ada juga umpatan karena sudah ditinggal pergi.

Esok pagi.

Gita keluar dari kamar, sudah rapi dengan sling bag dan kunci mobil. Ikbal sudah menunggu di depan gerbang kosan, tidak bisa masuk karena khusus putri. Meskipun sebenarnya bisa saja masuk sampai ruang tamu, kalau Gita menyampaikan ke penjaga kost kalau Ikbal adalah kerabat dekatnya.

“Parah kamu, pulang nggak bilang.”

“BErisik, motor parkir di dalam. Naik mobil aja, aku lagi malas angin-anginan.”

“Gayamu Git, biasanya seneng kalau aku ajak maen gaya orang susah. Sempit-sempitan di angkot,” ejek Ikbal lalu izin pada penjaga kosan untuk memarkir motornya.

“Mau ke mana dulu?” tanya Ikbal sudah melaju, Gita yang duduk di samping pengemudi melayangkan pandangan ke luar jendela.

“Mampir kemana dulu kek, aku mau cerita.”

“Masalah apa lagi?”

“Masalah Bapak dan … pocong.”

“Hah.”

 

 

 

1
estycatwoman
very nice 👍💯😊
Wisell Rahayu
baru mampir thoor masih menyimak😀
Hariyanti Katu
Aamiin🤲🤲
Hariyanti Katu
mantaf
Vita Liana
baru baca
Misna Class
lebih baik kalau ada yg ketok2 pintu di biarin aja.. lagian udah sering gitu ngapain juga masih di bukain pintu.. thor2 buat cerita kok aneh banget
Rina Indriani
lanjut kk ceritamu kereen
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️
pocongny mantan spiderman ya keluar dr plafon..
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️: makany itu mgkn tuh pocong masih merasa doi spidey jdi dia lewat plafon.. 🤣🤣🤣
dtyas (ig : dtyas_dtyas): belum pernah ya, ada kisah nyata pocong jatuh dr plafon 😁😀
total 2 replies
Rina Indriani
wih... asih
Esih Esih
Luar biasa
Zuhril Witanto
aamiin
Aditya HP/bunda lia
wiiih ... tamat ditunggu yang baru
Heri Wibowo
ada cerita baru lagi Thor
ayularasati91
baru bisa baca setelah sibuk di dunia nyata, ternyata udah mau tamat aja 😭 lanjutt kak thor
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️
the myth nya hobi turing ya kesana sini..
Kustri
mending tanah diwakafin di bangun masjid ato musholla, spy tdk wingit & pocong dkk takut, Git
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️
pocongny di toilet mau p1p1s minta dibukain tuh ikatannya..
Zuhril Witanto
arka sekarang ada dimana ...kirain tinggal ma yura
Zuhril Witanto
kamu maunya kapan git
Zuhril Witanto
apa Gita bakalan terseret kasus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!