Ivana Prima Queensha
Gadis berusia 16 tahun yang harus berjuang mengubah kehidupan yang hidup demi kedua orang dan adiknya serta dirinya sendiri.
Mulai bangkit karena bantuan teman kasab matanya dan menemukan hal tak terduga yang tak pernah ia sangka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesempatan baik untuk Arya
Tidak terasa sudah 1 bulan lamanya Arya tinggal di rumah Ivana, dan kebetulan sekali selama sebulan itu Zulfikar pun pergi ke luar kota hingga intan sering berada di rumah Ivana.
Kesehatan Arya tidak berubah tubuhnya pun semakin kurus, padahal ivana sudah mencari dokter terbaik bersama dokter Adam untuk mengobati penyakit Arya.
Saat ini mereka semua sedang sarapan bersama tiba tiba hp milik ivana pun berbunyi dan saat di lihat itu dari dokter Adam.
"Halo assalamualaikum Ivana," sapa dokter Agam
"Waalaikumsalam om, tumben telpon ivana pagi pagi dan seperti ada yang penting dari suara om" jawab ivana.
"Iya benar ini sangat penting, om memiliki kabar entah ini kabar baik atau kabar lumayan baik, om kemarin kedatangan teman om seorang dokter bergelar profesor dan beliau adalah dokter ternama di rumah sakit di negaranya. Kemarin saat dia datang ke rumah sakit tempat om praktek tidak sengaja dia melihat hasil tes dan semua tentang penyakit Arya, dia bilang ini ada kesalahan dalam penyakit Arya, om jadi bingung awalnya karena om adalah dokter yang selama ini merawat Arya tapi setelah di jelaskan semua om baru mengerti dan sahabat om bilang jika menang perkiraan nya tepat Arya tidak sakit kanker otak. Jadi untuk memastikan nya dia meminta Arya untuk datang kerumah sakit sekarang juga untuk di periksa secara menyeluruh oleh beliau pribadi" ucap dokter Adam panjang lebar dan itu membuat Ivana menangis haru.
"Baik om, Kami akan kesana sekarang juga. Terima kasih om" ucap Ivana
"Iya sama sama, om tunggu kalian ya" ucap dokter Adam dan mengakhirinya
"Ivana ada apa kenapa kamu terlihat sangat bahagia?" tanya intan yang ada di depan Ivana
"Iya nak ada apa ini sebenarnya, kenapa kamu jangan buat ibu khawatir" ucap ibu
"Bu barusan om Adam telpon katanya, kami disuruh ke rumah sakit sekarang ada dokter dari luar negri dia seorang profesor dan ingin menangani penyakit Arya beliau bilang jika dokter itu tidak salah Arya tidak sakit kanker otak, sepertinya ada yang melakukan ini dengan memalsukan penyakit asli dari Arya, hingga penyakit aslinya tidak di sembuhkan" ucap Ivana
"Alhamdulillah jika bukan penyakit itu ayo cepat kita kerumah sakit sekarang. Ibu ingin ikut kalian, Deren Intan tolong jaga restoran ya kalian kaga kasir berdua ibu dan ayah serta Ivana mau antar Arya, kamu juga dirumah Rian Devan" ucap ibu
"Siap Bu laksanakan, tenang saja aman" jawab keempatnya
Arya sedari tadi diam dia sangat bahagia berada di keluarga Ivana, dia sangat bahagia saat tau jika dia punya saudara sedarah walau bagaimanapun ayah mereka kembar. Walau rasa cintanya harus di pendam jauh jauh tapi yang pasti dia sudah bahagia bisa selalu bersama Ivana dan mendapatkan hasil sayang orang tua, adik dan teman, itu sudah cukup bagi Arya.
Setelah itu mereka pun bersiap siap, mereka mengerjakan pekerjaan masing masing.
Saat semua siap, ivana juga sudah membeli mobil walau hanya seken dengan harga murah dengan bantuan om Adam.
Ivana membeli mobil bukan untuk bergaya tapi untuk keperluan belanja dan pulang pergi kerumah sakit, jika naik motor kasihan Arya
Ivana pun sudah belajar membawa mobil di ajari ayahnya yang ternyata bisa mengendarai mobil, jadi ayah membuat SIM bersama ivana.
Setelah menempuh perjalan 30 menit, akhirnya mereka pun sampai di rumah sakit terbesar di kota ini, ayah pun memarkirkan mobil.
"Yah ayah masuk saja duluan bersama ibu dan Arya, ivana yang parkir Jan sekalian mau cari toilet" ucap ivana
"ya sudah, baiklah kami duluan kamu hati hati ya" ucap ibu dan ayah
"Apa mau aku temenin Van?" tanya Arya
"Hehehe gak usah bukanya kamu mau di periksa, udah sana sama ibu dan ayah" jawab ivana
"Ok deh, kamu hati hati" ucap Arya.
"Iya" jawab ivana.
Ibu dan ayah serta Arya pun masuk kerumah sakit dan menuju ruangan Dokter Adam.
Sedangkan Ivana setelah parkir mobil, ivana bukan ke toilet tapi ke ATM ambil uang takut takut harus bayar cash, dia bukan tidak mau jujur ivana hanya tidak mau Arya merasa hutang Budi atau jadi pikiran melihat ivana mengeluarkan uang banyak.
Setelah dari ATM, ivana pun masuk ke dalam rumah sakit, saat berjalan ivana tidak lihat jalan karena sembari memasukan hpnya ke tas hingga dia tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang menelepon untung saja ada kursi disana jadi mereka jatuh di atas kursi terduduk disana.
"Aduhh... Maaf saya tidak sengaja" ucap ivana yang terjatuh terduduk di pangkuan seseorang yang ivana tabrak, tanpa saling melihat wajah
"Enak duduk di pangkuanku ya, sudah menabrak ku dan sekarang meminta pangku. cepat bangun kamu berat" ucap
Mendengar kata berat, ivana pun langsung bangun dari duduk nya dan menghadap pria yang dia tabrak dengan menaruh kedua tangannya di pinggang,
"Apa berat!! sembarangan aku ringan gini, dasar om nya saja yang lemah baru di duduk kin sudah ngeluh" ucap Ivana merengut lucu
sedangkan pria itu saat melihat wajah Ivana dengan jelas dia sangat terpesona dan merasa ivana sangat menggemaskan.
"Apa liat liat om, jangan liatin saya terus nanti jatuh cinta repot, bukan apa aku ini masih kecil" ucap ivana.
"Duh gara gara om aku lupa kan, mau ngapain tadi, udah ah aku pergi dulu sekali lagi maaf " ucap Ivana yang meninggalkan pria itu yang masih terdiam memandang ivana.
Setelah lama ivana menjauh barulah pria itu tersenyum,
"Dasar gadis kecil, lucu juga" ucap pria itu lalu bangun mengambil hpnya yang terjatuh, lalu pergi dari sana.
Bersambung
😤😤😤