NovelToon NovelToon
Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir
Popularitas:21.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lestari

Selena Almaheera, mahasiswi lulusan kedokteran dengan prestasinya yang luar biasa. tak sedikit orang memujanya karena kemampuan yang hebat saat beraksi diruang operasi. namun, pada suatu hari takdir buruk menyeret dirinya ke dalam lubang malapetaka.
Diego Ethan Federico, bajingan kelas kakap yang tampan rupawan dan kaya raya. ia meneruskan dunia hitam sang papa juga pewaris utama dari pasangan Matteo Denaro Federico dan Natalia Avila Beltran.
Pertemuan pertama saat dalam keadaan sekarat menjadikan bos mafia itu terobsesi pada dokter cantik yang menanganinya kala itu, hingga satu tahun sudah berlalu keduanya dipertemukan kembali saat dokter cantik itu menangani Sania Ainsley Beltran, yang tak lain adalah adik kandungnya.
Diego sadar obsesinya pada Selena itu bahaya dan ingin menguasai seluruh hidupnya. akan tetapi, ada sang kakak yang justru ikut terlibat dalam perasaan cinta itu.
Lantas siapa diantara dua mafia kakak beradik itu yang berhasil mendapatkan dan meluluhkan hati Selena?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 12

"Tuan, polisi pusat kota datang dengan membawa surat perintah, sepertinya ini tentang laporan penculikan"

"Tertera nama Robby, tunangan wanita itu" bisik Gio memberi informasi.

"Berapa orang?" tanya Ethan sembari sibuk memakai pakaian.

"Dua orang tuan, tapi tidak tau jika diluar mansion. polisi jelas licik jika berurusan dengan keluarga anda" bisik Gio lagi dengan mimik wajah serius.

Ethan tidak bersuara. melalui pantulan cermin, ia bisa melihat penampilannya yang rapi mengenakan setelan jas dan arloji yang melingkar ditangan kekarnya. gertakan gigi mengisyaratkan bahwa proses penggeledahan dimansion itu termasuk tantangan yang tidak akan ia beri kesempatan. tentu, sang pelapor akan mendapat hadiah kecil darinya, nanti.

"Tuan Matteo menemui mereka di ruang tengah, sedangkan tuan Darren sedang menemani nyonya di dalam kamar karena marah-marah tidak terima"

"Nyonya takut jika polisi berhasil menangkap anda dan menyeret anda ke balik jeruji besi" imbuh Gio mengikuti langkah sang bos mengambil senjata api di atas meja.

"Ini urusanku, dan daddy tidak perlu ikut campur"

"Bagaimana jika polisi menggeledah mansion ini, tuan? jika sampai di geledah, mereka akan tahu kalau wanita itu bersama anda tuan"

"Mereka tau aku disini, itu artinya mereka mengikutiku dari gudang. kirim orang untuk mengantarkan hadiah ke alamat Robby Patria Darwis"

Pria itu mengendurkan dasi, berdiri santai di dekat jendela seraya menatap layar handphonenya. "Mereka tidak berdua, ada lima mobil yang berjaga di luar mansion" ujarnya menunjukkan rekaman cctv dari layar persegi.

Gio mengamatinya dengan seksama, bosnya menang lebih mengutamakan kerja otak daripada otot. strategi penyusunan bila Ethan langsung turun tangan, maka akan selesai dalam hitungan jam. kecerdasan otaknya sebanding dengan sang ayah, lalu diikuti kakak pertama. otak licik keturunan mafia memang harus diakui negara.

"Aku menunggu momen ini, Selena tidak tau siapa Robby Patria Darwis sebenarnya. tunangan yang dia banggakan, aku sudah muak mendengar dia menyanjung pria lain dihadapanku!"

"Apa ini waktu yang tepat untuk membongkar kebusukan pria itu, tuan?" menunggu jawaban, Gio menatap seksama setiap gerak dari wajah Ethan. smirk tipis menakutkan terlihat di bibirnya, semua orang tau seberapa bahayanya mafia itu.

Ethan mengepalkan tangan, ia memang bajingan, tapi tidak pernah memainkan perasaan wanita. baginya, ranjang dan kepuasan hanyalah permainan sesaat. bedanya, Ethan tidak pernah terlibat hubungan dengan siapapun. sedangkan Robby yang sudah bertunangan dengan Selena masih saja bermain wanita dibelakangnya. darahnya cukup mendidih karena ulah bajingan gila.

Setelah berhari-hari anak buahnya mengintai Robby dan mencari informasi hingga titik terdalamnya, banyak yang ia temukan, Robby bukan hanya berprofesi sebagai dokter neurologi. ia seorang pemain wanita, menangani aborsi ilegal serta yang tidak masuk logika adalah, sudah memilik satu anak dengan wanita asal inggris tanpa sepengetahuan Selena.

Menyadarkan Selena membutuhkan rencana yang matang. selain keras kepala, Selena juga berani melawannya. tapi entahlah, setelah mendapat hukuman apakah Selena akan tunduk atau malah sebaliknya.

"Dalam waktu dekat, pria itu sendiri yang akan menghampiriku" tekannya.

"Baiklah, tuan. lebih baik anda cepat menemui mereka sebelum menggeledah mansion ini" kata Gio mempertimbangkan kebaikan.

"Tenang saja Gio, mereka berani masuk ke rumah ini artinya mereka akan siap keluar tanpa kepala" urat-urat muncul ditangannya. pria itu mengasah senjata kemudian kembali menatap penampilannya di pantulan cermin.

Sampai di ambang pintu, Ethan menghentikan langkahnya dan masuk kembali ke dalam kamar. ia lupa mematikan nipple clamp dan juga vibrator. buru-buru masuk ke dalam ruangan yang ada di kamar, mendapati tubuh Selena yang sudah lemah tak berdaya dengan posisi berdiri dan terikat.

 "Tuan?" Gio memanggil dari luar.

Pria itu menarik selimut, menutupi tubuh Selena yang polos tanpa pakaian dan membaringkannya di atas ranjang. tanpa berkata, Ethan segera melenggang keluar.

"Apa dia baik-baik saja?"

"Jangan menghubungi siapapun biar aku sendiri yang merawatnya"

"Apa keadaannya parah? aku bisa menghubungi salah satu pelayan untuk membantunya membersihkan diri" Gio memberi penawaran.

"Hm, sebaiknya begitu dulu" jawabnya kemudia melanjutkan langkah.

Gio menutup pintu, merasa prihatin dengan kondisi Selena. wanita itu terjerat dalam jeratan obsesi sang mafia. tidak ada solusi, tidak ada jalan keluar dan tidak ada kebebasan. Selena seperti di takdirkan berada ditengah keluarga Federico.

Ia tahu betul rasa sedih yang menghinggapi perasaan Selena. jiwa raga wanita itu membutuhkan pemulihan lebih lama dari masa-masa sulit yang ia alami sebelumnya. entah apa yang terjadi jika Selena terbangun dari hukuman.

"Beritahu pelayan untuk menyiapkan makan malam"

"Baik, tuan"

"Dan satu lagi, jangan izinkan siapapun masuk menemui Selena. perintahkan Maxime dan Marvel untuk datang menjaga wanita itu" suruh Ethan seraya menuruni tangga.

Pria itu melihat raut wajah marah dari sang daddy yang sedang duduk di sofa. lewat tatapan tajam matanya mengisyaratkan agar dia bertanggung jawab.

Dua polisi berdiri menyambut kedatangan Ethan, menunjukkan surat perintah yang tergeletak di atas meja, dan Ethan melihatnya sekilas. Ethan berdiri gagah membawa nama besar keluarganya.

"Sungguh, saya tersanjung di datangi dua polisi besar malam-malam seperti ini" ucapnya menyindir disertai smirk menakutkan.

"Ada laporan masuk ke kantor, tuan. awalnya kami tidak percaya jika anda terlibat dalam penculikan salah satu dokter dirumah sakit ternama dipusat kota" ucap pria berjenggot.

"Tujuanmu apa? percaya laporan itu atau percaya denganku?" mereka beradu tatap, Ethan dapat membaca tabiat dua polisi di hadapannya.

"Maaf tuan, sebenarnya kami tidak ingin percaya, tapi laporan sudah masuk. jadi, kami hanya menjalankan tugas dan mohon kerjasama anda"

Matteo bangkit dari kursi, tidak terima jika rumahnya digeledah. "Apa tanggungjawab mu terhadap masalah ini, Ethan?" tuntutnya.

"Aku akan menyelesaikannya dad. tenang saja, semua akan aman dibawah kendaliku!" diikuti Gio, keduanya mengikuti langkah menaiki tangga menuju lantai dua.

Ethan tampak santai melihat tiap ruangan di mansion dicek satu persatu. para pelayan berbaris rapi atas perintah polisi supaya tidak menghalangi proses penggeledahan. kesabaran Ethan tidak berlaku bagi Gio, rasanya ingin sekali menyeret dua polisi itu keluar dari mansion, atau setidaknya memberi hukuman kecil lebih dulu.

Cukup lama bekerja menjadi kaki tangan sang mafia, Gio terlatih dalam segala hal. asalkan Ethan menyetujui, pasti sudah ia lakukan. lima kamar di lantai dua diperiksa secara menyeluruh, tidak satupun tempat yang mendapati Selena. senyuman tipis terpatri ketika polisi tidak menemukan apa yang dicari.

"Tuan Ethan, tolong ikuti surat perintah. buka akses di lantai tiga" ucap pria berjenggot lengkap dengan seragam biru tua dan senjata api di pinggangnya.

"Aku harus menghajarnya, tuan" ucap Gio.

"Tidak perlu, Gio. mereka sudah terjebak di dalam sini" jawab Ethan menampilkan seringai mematikannya.

"Tapi tuan, Selena ada di lantai tiga. jika mereka menemukannya anda bisa jadi tersangka"

"Kau takut?" selanya. "Semua orang tau, aku menyeret Selena keluar dari rumah sakit. tanpa laporan pun, jelas tau dia ada ditanganku"

Gio mencerna baik-baik ucapan bos nya. "Lalu apa rencana kita, tuan?"

"Beri mereka akses" Ethan memberikan kartu kepada Gio, kartu untuk membuka pintu lift ke lantai tiga. tidak sembarang orang bisa memasukinya. sebab, seluruh ruangannya milik pria itu. istilah lain, Ethan mempunyai kuasa lebih dilantai atas termasuk dengan kamar pribadinya.

Gio tampak ragu, tapi akhirnya berjalan lebih dulu memasuki lift diikuti dua orang polisi. "Ada berapa ruangan di lantai tiga?"

"Tolong beritahu kami agar proses ini cepat selesai tepat waktu"

"Kalau dokter Selena ditemukan ditempat ini, maka bos mu akan menerima pasal berlapis" dua polisi itu tertawa remeh, meremehkan Ethan sekaligus tidak sabar ingin menyeretnya ke dalam jeruji besi.

"Dunia akan gempar jika tau seorang bos mafia terlibat penculikan seorang dokter dan berakhir membusuk di penjara" sahut pria buncit disampingnya.

"Hei, tidak hanya itu saja. semua orang tidak akan lagi menganggap tuan Ethan sebagai mafia kelas kakap yang hebat dalam dunia bawah tapi payah soal wanita, hahaha....."

"Silakan tertawa sepuas kalian, bos ku tidak akan mudah dibekuk begitu saja" sarkas Gio menekan salah satu angka di tombol lift.

Tanpa kesadaran mereka, lift yang seharusnya naik ke lantai tiga berubah turun ke lantai dasar. oh bukan, bukan ke lantai dasar, tetapi ke sebuah lantai rahasia di dalam mansion mewah milik Matteo.

Ruangan yang minim pencahayaan menjadi tempat tujuan mereka, belum ada tanda kecurigaan, sampai akhirnya pria berjenggot itu melihat Ethan yang sedang duduk menyilangkan kaki dengan menggunakan topi, ada sebatang cerutu disela jarinya dan satu senjata api diatas meja disampingnya. dua polisi itu secara bersamaan menelan saliva secara kasar.

"Bukannya tuan Ethan ada di lantai dua?" bisik pria berjenggot.

"Ini gawat, kita dijebak"

"Siapkan senjata, kita polisi. tidak perlu kuatir karena pasukan kita sudah mengepung mansion ini"

"Kau yakin?" tanya pria buncit yang tampaknya ragu. "Mereka bisa kapanpun meninggalkan kita, bajingan itu pasti sudah menyuruh anak buahnya untuk melumpuhkan pasukan kita"

"Tidak mungkin!"

"Kalian lupa siapa tuan Ethan?" kali ini Gio bersuara. "Bos ku punya anggota khusus yang sangat ganas, pasukan kalian tidak ada apa-apanya bagi mereka"

Ledakan tawa menggema di ruangan itu. Ethan bangkit di ikuti dua pengawal berbadan besar. seringai iblis mengikuti setiap langkahnya yang penuh perhitungan dan intimidasi.

"Anda sudah menghalangi proses pemeriksaan, tuan"

"Kalau seperti ini, kami jadi yakin bahwa dokter Selena memang ada dimansion ini. kasus akan tetap berlanjut walau nyawa kami taruhannya"

Ethan mematikan cerutu, membuangnya ke lantai lalu menginjaknya dan berucap. "Kau yakin?"

"Kau yakin akan mempertaruhkan nyawamu dan tetap melanjutkan kasus ini?" ulangnya menyeringai.

Tak ada jawaban, dua polisi itu diam membisu.

"Ku ulangi lagi, kau yakin mempertaruhkan nyawamu?"

"Tuan, ini bukan lantai tiga, mohon kerjasamanya"

"Ku anggap ini jawabanmu!"

Ethan kemudian mundur mempersilahkan dua pengawalnya mengambil alih. Gio pun mengikuti sang bos duduk di kursi pojok, menyaksikan adegan mengerikan dengan ditemani red wine dalam gelas bordeaux.

"Apa anda sudah yakin akan membunuh mereka berdua?"

Ethan meneguk setengah gelas red wine, alisnya terangkat satu sebagai jawaban atas pertanyaan Gio.

"Tinggalkan tempat ini, mereka perlu ku beri pelajaran!"

"Tapi tuan-"

"Kau boleh bergabung, beri aparat itu pelajaran yang setimpal!"

"Karena mereka mengetahui ruangan rahasia di mansion daddy ku, maka aku izinkan untuk membinasakan mereka berdua" ucap Ethan dengan penekanan nada.

Bukan perkara memberi pelajaran, tapi perkara ini kian akan bertambah panjang. membinasakan aparat negara adalah hal yang Ethan lakukan kesekian kalinya. membawa nama baik sang ayah, pria itu tidak pernah kalah apalagi gagal.

"Wanitaku sudah menunggu, dia membutuhkanku" pamitnya mengakhiri percakapan. sebelum pergi, ia lebih dulu menghabiskan red wine kedua yang ia tuang ke gelasnya.

"Jangan lupa hadiah dariku, Gio. kirim ke alamat Robby Patria Darwis" terdiam sejenak, Ethan menimang sesuatu.

"Lusa, kau atur waktu untuk mempertemukan Selena dengan bajingan gila itu, untuk rencana selanjutnya akan ku pikirkan!"

Wanitanya? ya, tentu saja Selena Almaheera.

"Siap, tuan!" Gio menjawab perkataan Ethan disela-sela aktifitasnya.

Ethan kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan rahasia itu.

1
Neneng Dwi Nurhayati
bodoh Sania, keluarga mafia mau dihasut
Sri Ayu
lanjutt.... mana smabungngannnyaa
lestari: tunggu ya...
total 1 replies
Areum
Bilang nya Ethan g main perempuan cerita sebelumnya main sama ular d kolam renang juga sofa 🤔
Yulleanz Yuniie
mana kelanjutan nya
Yulleanz Yuniie
ayo lanjutkan
whiteblack✴️
loh gimana ceritanya tuw??
ternyata mereka punya masa lalu gelap 😨
Neneng Dwi Nurhayati
biar rasa
Neneng Dwi Nurhayati
keren kakek matheo
whiteblack✴️
Gila 😤😒😣
lebih Rumit berurusan dg Mafia Selene ...bisa merasakan skenario Mafia seperti itu😤😔😑
whiteblack✴️
tunggu dulu darren tau masalah itu? kok banyak Rahasia 😤
whiteblack✴️
😨 serius ini lah kok bisa????😤 tapi darren cocok sebagai kakak kandung 😤😔
whiteblack✴️
Merasa Kehilangan eh ethan setan , maaf ya aku pilih darren dari pada loe setan😏
Neneng Dwi Nurhayati
asti Ethan
gak bisa kak buat Selena pergi dulu dari Ethan biar dia sadar semua kelakuannya
kasian disiksa terus Selena
Neneng Dwi Nurhayati
buat Selena pergi sama kakak Ethan Thor, biar Ethan berfikir
Neneng Dwi Nurhayati
tinggalin Ethan ser, kalau pilih Ethan ada cewek ular,adiknya, orang tua nya yg bakal nyiksa & nghina.
semoga kak author bikin cerita Selena pergi dari Berlin dan ikut daren ke L.A
whiteblack✴️
😤 JANGAN BODOH SELENE😤😒
whiteblack✴️
aku setujuh darren lebih baik selene LEPAS dari JERATAN ethan Setan tuw😤 selene terimalah demi baby🥺
whiteblack✴️
aku setujuh perkataanmu selene, memang cocok ethan setan hatinya mati😎
whiteblack✴️
😤.... 😒......😡😡😡😡😡.... situasinya masih berkabut, chap ini bikin Selena menderita lebih baik menjauhsejauh mungkin biar ethan menyesal seumur hidupnya😡🤬🤬🤬🤬
Neneng Dwi Nurhayati
bagus Selena, gugurin aja,biar tau Ethan, gmna rasanya, jadi elena, pergi jauh dari orang2 toxic
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!