Tarissa rela menikah dengan Nafandra demi melindungi Keanu dari keluarga Brawijaya. Selian itu dia juga ingin mengungkap kasus kematian Nessa yang kecelakaan itu dibunuh oleh keluarga suaminya.
Suatu hari Tarissa menemukan buku harian milik Nessa yang mencatat banyak sekali rahasia dan misteri yang ada di keluarga Brawijaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12.
Sebelum baca bab ini, lebih baik baca bab sebelumnya yang sudah di revisi. Terima kasih atas perhatiannya.
Bab 12
Nafandra duduk bertumpang kaki dengan wajah marah. Di depannya ada Mami Ayu yang duduk dengan ekspresi ketakutan.
"Untuk apa Mami masuk ke kamarku?" tanya Nafandra dengan dingin.
"Ma-mi ha-nya ingin ta-hu, a-apa-kah kamu su-dah pu-lang a-tau be-lum," jawab Mami Ayu dengan terpatah-patah saking ketakutannya.
"Ma-mi khawatir sama ka-mu," lanjut wanita paruh baya itu.
"Bukannya aku sudah membuat peraturan. Apa Mami lupa?" Sorot mata Raiden memancarkan kemarahan.
Tarissa sampai tidak berani melakukan apa pun saat ini. Untuk mencoba menenangkan laki-laki itu saja tidak dia lakukan. Takut malah memperkeruh keadaan.
'Kenapa Nafandra begitu marah sekali hanya karena Mami Ayu masuk ke kamar? Apa ada sesuatu di kamar?' batin Tarissa yang jadi curiga.
'Kita boleh saja melarang orang untuk memasuki kamar pribadi, tapi sampai mengintimidasi seperti ini apa wajar? Sebenarnya ada apa ini?' lanjut Tarissa.
"Maafkan Mami, Andra. Mami janji tidak akan memasuki kamar kamu lagi," kata Mami Ayu dengan mata yang berkaca-kaca.
Dengan menahan emosi, Nafandra berdiri. Dia menatap tajam kepada Mami Ayu.
"Hukuman untuk Mami selama satu minggu tidak boleh keluar rumah!" ucap Nafandra dengan tegas.
"Anda, maafkan Mami. Jangan beri hukuman sama Mami," jerit Mami Ayu.
Wanita dari golongan sosialita kelas atas itu mana tahan kalau tidak jalan-jalan dan berkumpul-kumpul sama temannya untuk menghabiskan uang suami atau anak mereka sambil bergosip. Mami Ayu juga merupakan ketua perkumpulan para sosialita itu.
"Itu konsekuensi yang pantas Mami dapatkan. Jangan sampai membuat aku marah dan memberi hukuman tambahan," tukas Nafandra, lalu pergi meninggalkan ruang keluarga.
"Pak Budiman, sita kunci mobil milik Mami untuk satu minggu ke depan!" perintah Nafandra kepada kepala pelayan yang sudah melaporkan kejadian semalam kepadanya.
"Baik, Tuan."
Tarissa mengekor di belakang suaminya sambil membawa mainan milik Keanu yang tertinggal di dalam mobil karena terjatuh. Dia melihat punggung kokoh milik Nafandra. Lagi-lagi muncul rasa penasaran akan bekas lukanya.
"Mas, aku lihat dulu keadaan Keanu. Apa masih tidur atau sudah bangun?"
Ucapan Tarissa menghentikan langkah Nafandra. Laki-laki itu teringat akan putranya yang sudah tertidur dalam perjalanan pulang. Tadi, bocah itu sempat bermain-main dengannya sebentar di taman kota.
"Kita lihat sama-sama," ucap Nafandra.
Tarissa hanya mengangguk. Niat utama dia ke sana untuk memastikan buku harian milik Nessa masih aman. Selain itu dia juga penasaran dengan isi catatan Nessa. Apa saja yang ditulis di sana.
Dengan perlahan Tarissa dan Nafandra memasuki kamar Keanu. Bocah itu masih tidur pulas di atas kasur. Jika siang hari biasanya Keanu akan tidur di ranjang bersama Tarissa. Bukan hal yang aneh atau dua sampai tiga kali wanita itu juga ikut tertidur ketika menyusui.
Tarissa menyimpan mainan milik Kenau di lemari khusus mainan miliknya. Ketika dia menarik kain menyelimuti tubuh Kenau, Nafandra memeluk Tarissa dari belakang. Tentu saja itu membuat wanita itu tersentak karena terkejut.
"Mas," panggil Tarissa lirih.
"Sebentar saja. Menghirup wangi kamu membuat aku tenang. Sekarang aku tahu kenapa Keanu begitu suka tidur sambil menempel sama kamu. Karena aku pun sama," balas Nafandra dengan berbisik.
Tarissa membalikan badan lalu membalas pelukan suaminya. Dia menggiring agar mereka ikut tidur bersama Kenau.
"Kata orang dengan berbaring seperti ini akan cepat meredakan emosi. Tidurlah agar saat bangun nanti mood kamu sudah baikan dan bisa bermain bersama Keanu," ucap Tarissa berbisik.
Dalam pelukan sang istri, Nafandra pun memejamkan mata. Dia merasakan ketenangan, lalu tidak lama kemudian sudah berpindah ke alam mimpi.
Tarissa menggoyang-goyangkan tangan di depan muka Nafandra untuk mengetes apa sudah tidur atau belum. Lalu, dengan perlahan memindahkan tangan laki-laki itu.
'Sepertinya dia sudah tertidur. Bapak dan anak sama persis, begitu cepat tidur kalau sambil dipeluk,' batin Tarissa.
Sekarang Tarissa akan mencari buku harian milik Nessa. Dia ingin tahu tentang foto dan apa saja yang sudah dilalui oleh kembarannya selama menjadi istri Nafandra.
Tarissa memeriksa kotak tempat penyimpanan Pampers milik Keanu. Dengan teliti dia mencoba mencari buku itu.
"Kok, tidak ada?"
'Bagaimana ini? Apa ada seseorang yang mengambilnya,' batin Tarissa.
Berbeda dengan kamarnya dan Nafandra yang tidak boleh di masuki oleh siapa pun tanpa persetujuan sang suami, kamar Keanu bisa didatangi oleh siapa saja. Terutama pelayan yang bertugas membereskan ruang kamar tidur.
'Aku harus tenang dan mencari dengan teliti,' batin Tarissa.
Wanita itu mengeluarkan satu persatu Pampers. Tangan Tarissa menyentuh sebuah benda yang mirip buku. Dengan cepat dia mengeluarkan benda itu dari kotak.
'Akhirnya!' batin Tarissa bersorak gembira.
Buru-buru dia memasukan Pampers itu ke dalam kotak penyimpanan. Buku itu Tarissa bawa ke kamar dan menyimpan di dalam kotak kebutuhan pribadi yang tidak akan disentuh oleh siapa pun.
Takut Nafandra tiba-tiba masuk ke kamar, Tarissa memutuskan untuk kembali ke kamar Keanu. Dia pun ikut berbaring bersama dengan suami dan anaknya.
Nafandra terbangun setelah satu jam tertidur. Dia melihat istri dan putranya masih tertidur lelap. Dia mencium lembut kening keduanya sebelum beranjak dari sana.
Rencana yang sudah dia buat untuk hari ini menjadi hancur gara-gara marah kepada Mami Ayu. Tadi Nafandra akan mengajak mereka semua untuk makan siang di luar, tetapi tidak jadi.
Tanpa sengaja Nafandra melihat foto Nessa yang terpasang di dinding bersama dengan Keanu yang baru berusia satu tahun. Dia berdiri dan menatap beberapa saat di sana.
"Terima kasih kau sudah memberikan Tarissa kepadaku," kata Nafandra dengan sangat pelan. Laki-laki itu pun pergi meninggalkan kamar putranya.
***
Tengah malam ketika Nafandra sudah tertidur pulas, Tarissa mengambil buku harian milik Nessa. Dia ingin tahu secepatnya dengan apa yang terjadi di masa lalu.
30 Maret 2022,
Hari ini aku bertemu dengan Tarissa dan memberi tahu akan kehamilan ini. Betapa bahagianya dia begitu tahu anak mendapatkan keponakan.
Mas Andra masih melarang aku memberi tahu orang di rumah tentang kehamilan ini. Apa dia takut kalau aku akan kehilangan bayi ini seperti kedua calon adiknya yang meninggal keguguran. Aku mendengar gosip kalau Mamanya Mas Andra mengalami keguguran dua kali beberapa hari setelah diketahui sedang mengandung.
Apakah benar rumah ini mendapat kutukan untuk semua penghuninya? Aku harap kami sekeluarga bisa dijauhkan dari segala macam bahaya.
Tarissa menutup mulutnya karena baru tahu ada hal seperti ini. Dia bukan orang yang mudah percaya dengan hal seperti itu. Dia yakin kalau keguguran yang dialami oleh mamanya Andra karena suatu sebab.
***