Perubahan Si Murid Bodoh

...Perubahan Si Murid Bodoh....

"Anak-anak, silakan kalian bentuk regu untuk tugas kelompok hari ini," ucap Pak Guru Yuda.

Setelah semua murid itu membentuk kelompoknya masing-masing, Pak Yuda akhirnya mengumumkan bahwa tugasnya adalah untuk membuat presentasi tentang tema konservasi lingkungan. Setiap kelompok harus mencari informasi tentang pentingnya menjaga lingkungan, dampak dari kerusakan lingkungan, dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk melestarikan lingkungan.

Presentasi akan dilakukan di depan seluruh kelas besok. Setiap anggota kelompok diharapkan dapat berkontribusi dengan ide dan materi yang bermanfaat untuk presentasi tersebut.

"Andi, apa kamu punya ide untuk tugas kita?" tanya Luna bingung.

"Iya, mungkin kita bisa mencari informasi dari internet, buku, atau bahkan melakukan wawancara dengan ahli lingkungan. Kita juga bisa membuat grafik atau diagram untuk memperjelas informasi yang kita dapatkan," jawab Andi.

"Bagus ide kamu, Andi!" ucap Luna dan lainnya tampak setuju dengan hal tersebut.

"Kita juga bisa membagi tugas, misalnya satu orang mencari informasi tentang pentingnya menjaga lingkungan, satu orang tentang dampak kerusakan lingkungan, dan satu orang tentang langkah-langkah melestarikan lingkungan," tambah Andi.

Setelah melakukan pembagian tugas, kelompok mereka mulai bekerja keras untuk menyiapkan presentasi mereka. Mereka saling membantu dan berkolaborasi untuk menghasilkan presentasi yang bermanfaat dan informatif.

Keesokan harinya, saat presentasi dilakukan di depan kelas, kelompok Andi berhasil memberikan informasi yang menarik dan jelas tentang tema konservasi lingkungan. Mereka mendapat tepuk tangan meriah dari teman-teman sekelas dan pujian dari Pak Guru Yuda.

"Kalian semua telah bekerja dengan sangat baik. Presentasi kalian sangat informatif dan menarik. Kalian telah menunjukkan betapa pentingnya menjaga lingkungan bagi keberlangsungan hidup kita semua. Selamat untuk kalian!" ucap Pak Guru Yuda dengan bangga.

...[Menyelesaikan tugas kelompok dengan baik]...

...[+1500 poin]...

"Andi, ide kamu tentang konservasi satwa langka memang sangat bagus," ungkap Putri.

"Ya, Indonesia memiliki satwa langka dan juga flora langka yang dilindungi. Sayangnya, akibat kebakaran lahan, hutan, dan kerusakan alam lainnya, membuat fauna dan flora langka di Indonesia semakin banyak berkurang. Contohnya saja seperti kebakaran lahan dan hutan yang terjadi di Riau, membuat satwa langka seperti Beruang Madu terancam kepunahan. Selain itu, kebakaran lahan di Kalimantan juga membuat beberapa ekor orangutan mati terbakar," tutur Andi.

"Kita beruntung bisa satu kelompok dengan Andi," ujar Melly sangat gembira.

...[+10 Poin Pesona][Total : 38 Poin Pesona]...

"Andi, mungkin kami bisa memberikan hadiah karena kamu sudah bekerja keras," ujar Luna.

"Boleh," jawab Andi setuju.

"Kira-kira, kamu mau hadiah apa?" tanya Luna.

"Gimana kalau hadiahnya adalah tubuhmu!" jawab Andi sedikit bercanda.

"Tunggu dulu, apa maksud kamu?" tanya Melly tampak marah mendengar.

"Maaf, aku hanya bercanda," jawab Andi jujur.

"Maksudku, kenapa kamu hanya menginginkan Luna?" ucap Melly. "Bagaimana denganku?"

"Aku juga?" sambung Putri.

"Apa kamu tidak dengar?" ujar Luna. "Andi itu maunya sama aku!"

Luna terlihat meraih kepala Andi dan membenamkan wajahnya Andi ke dadanya.

"Empuknya!" gumam Andi hanya bisa menikmati.

"Enak saja!" sahut Melly. "Dari dulu, Andi itu hanya menyukaiku seorang."

Sekarang, giliran Melly yang menarik Andi dan mendekapnya dengan manja.

"Kalian berdua terus saja ribut! Apa tak kasian pada Andi?" ujar Putri malah ikutan juga, dan ia segera menarik Andi ke dalam pelukannya.

"Kau sama saja!" ujar Luna.

Satu-satunya alasan kenapa gadis-gadis ini makin agresif adalah karena Poin Pesona Andi.

"Cukup! Sepertinya kita perlu mencari solusi agar kita tidak seperti ini terus," ujar Melly.

Setelah itu, ketiga gadis itu pergi meninggalkan Andi begitu saja, entah mau melakukan apa.

"Apa ini tidak apa-apa?" gumam Andi khawatir.

Satu sisi, dia senang karena menjadi perebutan para gadis cantik. Tapi, di sisi lain, ia mulai khawatir dan merasa bersalah pada mereka.

"Baiklah, Andi. Kami bertiga sudah berdiskusi dan sepakat tidak akan membuat keributan lagi," ucap Melly mewakili semuanya.

Kemudian, ketiganya pun terlihat benar-benar akur, seperti 3 orang teman yang sangat akrab.

"Aku benar-benar tidak paham jalan pikiran mereka," gumam Andi merasa sakit kepala.

Saat dipikir-pikir, Andi tidak ingat sejak kapan ketiga gadis itu mulai menyukai. Pertama, Melly, Andi dan Melly sudah kenal sejak kecil. Namun, gadis itu tak pernah bisa diajak pacaran.

Alasannya Melly sih bilangnya karena ayahnya tidak ingin dia pacaran dulu. Lalu, semua kebaikan atau perhatian gadis itu selama ini adalah karena Andi dianggap teman baiknya.

Tahu sendirilah kalau Andi itu sebelumnya lumayan cukup bodoh, atau mungkin malas belajar. Melly lah yang selalu mendorong dan memotivasinya agar ia mau berusaha serta terus belajar.

Kemudian Luna, mungkin dia benar-benar jatuh cinta setelah dia diselamatkan oleh Andi dalam insiden penculikan waktu itu.

Sementara itu, tentang Putri, sebenarnya ada cukup banyak yang terjadi antara dia dan Andi. Berawal dari kebenciannya yang tidak terima posisinya sebagai murid terpintar tergeser. Putri lagi dan lagi selalu mencoba mengetes kepintaran Andi.

Namun, akhirnya dia mengakui kepintaran Andi dan memutuskan untuk belajar darinya. Meski begitu, dalam hati Andi mengakui kalau Putri harusnya memang lebih pintar darinya. Andi itu hanya sedikit beruntung dan menjadi pintar berkat sistem.

Tetap saja, Putri juga tampaknya mulai menyukai Andi dan semakin jelas menunjukkannya.

"Untuk sekarang, mungkin aku hanya akan terus menjalaninya saja, dan belum bisa memilih satu diantara mereka," pikir Andi.

Lagian, mereka masih muda. Masih banyak hal yang bisa terjadi seiring berjalannya waktu. Andi tak tahu apakah kekuatannya akan menghilang suatu hari nanti, atau tetap memilikinya selama ia masih punya atau terus memakai cincinnya.

Yang jelas, Andi juga masih gundah gulana, apakah ketiga gadis itu benar-benar menyukainya dengan tulus, atau semua itu karena pengaruh dari sistem.

...Perubahan Si Murid Bodoh....

"Tunggu, siapa itu? Perasaan, aku tak pernah melihat dia di sekolah ini," gumam Andi saat melihat ada seorang siswa mencurigakan.

Andi pun mengawasinya diam-diam dan ternyata, siswa tersebut ingin menusuk Luna.

"Sudah kuduga!" gumam seraya bertindak untuk mencegah hal tersebut terjadi.

...[-5 poin telah digunakan]...

Sayangnya, orang mencurigakan yang menyamar jadi murid itu berhasil kabur.

"Kenapa kamu datang ke belakang sekolah yang sepi?" tanya Andi pada Luna.

"Seseorang mengirim surat untuk ketemuan," jawab Luna. "Aku pikir itu dari kamu."

"Untuk apa aku mengirim surat kalau bisa bicara langsung denganmu?" ujar Andi heran.

"Lagian, aku itukan bisa menghubungi kamu lewat chat juga!" tambah Andi.

"Tadi aku sudah kirim chat ke kamu kok!" jawab Luna. "Tapi, kamu enggak membalasnya."

Andi bukannya tak mau membalas, tapi isi chat dari Luna dan lainnya itu suka mengirim foto-foto aneh atau mungkin sedikit tak pantas.

"Bisa kena masalah kalau aku menyimpan foto-foto mereka yang seperti itu," gumam Andi.

Kalian bisa tebak foto seperti apa itu, yang jelas itu cukup meresahkan. Jika ada razia atau pemeriksaan yang dilakukan guru, Andi pasti akan berada dalam masalah karena hal tersebut.

Dalam perjalanan pulang, Andi dan Luna kembali dalam situasi yang berbahaya. Mereka ditembaki oleh orang-orang mobil yang mengikuti mereka.

...[-5 poin telah digunakan]...

...[-5 poin telah digunakan]...

...[-5 poin telah digunakan]...

...[-5 poin telah digunakan]...

"Untung saja, aku bisa menghindari tembakan dan berhasil selamat hingga tempat Luna," gumam Andi sangat lega dan bersyukur.

Itu pasti ulah dari kelompok kriminal yang memiliki dendam pada ayah dan kakeknya Luna.

"Saya pikir, mungkin memang berbahaya jika kalian terus pulang-pergi naik motor," ucap Pak Budi.

Pak Budi sangat khawatir karena putrinya tersebut bisa saja tertembak dalam situasi seperti itu.

"Baiklah, mulai besok kau pakailah salah satu mobil pribadi saya!" ujar Pak Budi.

Sebagai Jenderal Polisi, Drs. Budi Sucipto memiliki mobil yang kacanya anti peluru.

"Itu ide yang bagus," pikir Andi.

Ia senang karena nantinya bisa sekalian mengantar jemput Melly dan Putri juga. Melly memang selalu mengeluh karena Andi sudah tak pernah pulang atau berangkat ke sekolah bareng lagi dengannya.

"Aku perlu meminta izin dari Luna terlebih dahulu!" tambah Andi memikirkannya lagi.

Bersambung.