NovelToon NovelToon
NASIB SI KUPU- KUPU MALAM

NASIB SI KUPU- KUPU MALAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Duniahiburan
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: wayan adi suastama

Bagaimanapun takdirnya nanti, tiga raga akan tetap satu jiwa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wayan adi suastama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 6

Pagi hari ketika mereka bangun, Dandi , Ayu dan Ani lantas bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Dandi memastikan semua barang haram yang ia miliki sudah disembunyikan dengan aman.

Mereka keluar dari kamar masing-masing lantas menuju ke meja makan yang terletak di dapur untuk sarapan pagi bersama. Ayah pun sudah menunggu mereka disana dengan masakan yang ia masak sebelumnya.

"Wah, sudah lama kami tidak makan masakan Ayah." Ucap Ayu yang penuh kegirangan sambil loncat-loncat.

" kak Dandi sudah bercerita ke kami tadi, kalau Ayah sudah pulang ke rumah, Aku sangat senang". Ucap Ani yang langsung memeluk Ayahnya.

" Iya, kemarin malam Ayah pulang, kata Kak Dandi kalian sudah tidur, jadi Ayah tidak tega membangunkan kalian". Dengan mata berkaca-kaca ayah lantas memeluk Ani.

" Terima kasih ya Yah, sudah pulang ke rumah ". Timpal Dandi ketika Ayah masih memeluk Ani.

Dalam hati mereka sebenarnya ada sisi baik dan buruknya ketika Ayah mereka pulang. Sisi baiknya adalah mereka kembali mendapatkan kasih sayang dari orang tua, sedangkan disisi buruknya mereka akan sulit untuk melakukan aktivitas yang sudah terjadi beberapa bulan belakangan ini.

"Ayo sarapan nak, supaya tidak telat masuk sekolahnya".

Selesai sarapan Dandi, Ayu dan Ani pun pamitan untuk berangkat ke sekolah. Yang sebenarnya itu hanyalah akal-akalan mereka. Mereka tidak berangkat sekolah, melainkan main ke tempat tongkrongan masing-masing.

Di dalam rumah, agar ayah tidak merasakan bosan, ia mencoba untuk melakukan aktivitas. Karena ia memiliki hobi melukis, ia lantas pergi ke toko peralatan melukis untuk membeli peralatannya.

Untuk menambah imajinasinya, Ayah berencana untuk membuat lukisan di halaman belakang rumah . karena rumput yang sudah tinggi Ayah lantas memotong rumput-rumput tersebut.

Setelah selesai, Ia kemudian bersiap-siap untuk melebarkan karpet di halaman rumah dan mengambil seluruh peralatan melukis yang ia beli sebelumnya.

Ayah lantas mulai untuk melukis, ia begitu telaten dan sabar untuk melukis pemandangan sawah dengan latar belakang gunung. Di dalam lukisan itu ayah tidak lupa menambahkan anggota keluarganya yang utuh.

Berjam-jam melukis akhirnya selesai juga lukisan yang ayah buat, Di dalam lukisan itu terlihat Dandi, Ayu dan Ani yang masih kecil bermain di sawah, dengan Ayah dan Ibu yang sedang bekerja di ladang sawah. Meskipun baru selesai 75 persen, tetapi lukisan itu terlihat begitu nyata dan sangat bagus. Tinggal finishing saja lagi 25 persen mungkin akan mendapatkan hasil yang lebih bagus.

Anak-anak sudah pulang dari tempat nongkrong bolos nya, Mereka lantas masuk ke rumah dan bingung mencari ayah yang tidak ada di dalam. Dandi lantas berteriak memanggil Ayahnya.

" Yah, Ayah dimana?". Teriak Dandi dengan nada tinggi.

Ayah yang mengetahui Anak-anak sudah pulang ke rumah lantas menyuruh mereka untuk datang ke belakang halaman rumah.

" Ayah disini, di belakang halaman rumah ". Jawab ayah yang juga dengan nada tinggi supaya di dengar oleh mereka.

Dandi, Ayu, dan Ani lantas berlari ke belakang halaman rumah. Mereka bengong tanpa mengedipkan matanya melihat hasil karya lukisan dari Ayahnya.

" Waaah... ini lukisan apa foto yang Ayah cetak?" Tanya Ani dengan mata melotot melihat lukisan tersebut.

" Ya lukisan lah Ni, ada-ada saja kamu". Jawab Ayah sambil terus melanjutkan melukis.

" Ohh iya, ini baru 75 persen, kalian tunggu saja hasilnya nanti ". lanjut Ayah.

" Amazing, kelihatan begitu nyata". Tambah Dandi sambil bertepuk tangan ke arah Ayahnya.

" Kalian gimana di sekolah tadi?". Tanya balik ayah sambil fokus memainkan gerakan tanganya di atas kanvas.

" Lancar yah, tidak ada masalah ". Ucap Ayu dengan wajah yang penuh kebohongan.

Meskipun ayah sudah pulang kerumah, tetapi Anak-anak yang mulai beranjak dewasa seperti mereka ini sangat sulit untuk merubah kebiasaanya. Di rumah memang sangat baik dan penurut, tetapi ketika di luar rumah mereka tetaplah mereka yang memiliki jiwa pembangkang.

" Ganti baju dulu gih, habis itu makan siang". Tanpa menatap mereka , Ayah menyuruh anak-anak untuk melakukan itu.

" Oke Ayah ". Jawab serempak mereka sambil menunjukan jempol ke atas ke arah Ayah.

Setelah selesai. Dandi, Ayu dan Ani lantas kembali menemui Ayah di halaman rumah belakang. Kini lukisan itu sudah hampir selesai. tinggal beberapa finishing lagi, lukisan itu siap di pajang di dinding rumah.

Sambil finishing, Ayah mulai menceritakan kalau ia waktu kecil sampai dewasa memiliki hobi melukis, entah sudah berapa ratus lukisan ia yang telah buat , berapa lomba sudah ia ikuti waktu masih duduk di bangku sekolah. Karena sudah bekerja akhirnya Ayah berhenti melukis dan fokus ke kerjaan. Selesai cerita panjang lebar ke Anak-anaknya akhirnya lukisan itupun selesai 100 persen.

Sontak Anak-anak memberikan Ayannya enam jempol keatas untuk hasil dari lukisan tersebut.

" hanya ada satu kata, AMAZING". Ucap Dandi sambil melongo melihat hasil akhir lukisan ayahnya.

Siang dan sore hari itu mereka habiskan di halaman rumah, Tiba-tiba saja cuacanya berubah yang dari cerah seketika mendung. Mereka ber empat lantas cepat-cepat mengambil peralatan melukis tersebut untuk dibawa masuk ke dalam rumah. Nasib baik menghampiri mereka, Hujan datang begitu cepat ketika mereka sudah berada di dalam rumah.

Ayah lantas mencarikan posisi yang bagus untuk menaruh lukisan tersebut . Ia menemukan frame foto yang kosong , lalu memasukan lukisan itu ke dalamnya Dan dibantu Dandi mereka lantas menaruh lukisan itu di dinding tepat di tengah foto keluarga.

Malam itu , Anak-anak pamitan ke Ayah kalau akan pergi ke rumah teman untuk bekerja kelompok, karena urusan sekolah Ayah pun mengijinkan mereka berangkat. Tetapi tidak boleh pulang larut malam.

Mereka pun mengiyakannya, Lantas langsung pergi keluar rumah sambil membawa tas belajar, supaya Ayah tidak curiga.

Karena sendirian di dalam rumah, Ayah pun masuk ke dalam kamar anak-anak. untuk sekedar mengecek apa sebenarnya yang mereka lakukan selama ayah meninggalkan mereka.

Di dalam kamar Ayu dan Ani ayah menemukan sebuah catatan kecil yang mereka buat selama beberapa bulan terkahir. Ayah pun membacanya dan catatan kecil itu merupakan ungkapan hati Ayu dan Ani yang mereka pendam setelah kepergian ibu. Ayah tidak sanggup membacanya sampai akhir, karena kata-kata yang ada di surat itu begitu menyedihkan hati.

Lantas Ayah pergi ke kamar Dandi, disana Ayah tidak menemukan apa-apa , tidak ada catatan kecil , yang ia temukan di kamar Ani dan Ayu. semuanya masih aman.

Tapi.. ada satu hal yang membuat Ayah tersadar ada hal yang negatif dari Dandi. Ia tidak sengaja menemukan satu buah pil yang terjatuh di lantai kamar dandi. Ayah yang awam mengenai hal tersebut lantas mengambil ponselnya dan mencari pil apa yang ia temukan ini di internet.

Dan jleb. Ayah terkejut saat mengetahui pil yang ia temukan di lantai kamar Dandi adalah barang haram sejenis narkoba. Ia sangat marah, ingin sekali memukul anak tersebut , tetapi Ayah belum punya bukti kuat kalau Dandi lah yang memiliki pil tersebut.

Ayah lantas menggeledah seluruh ruangan kamar Dandi, hingga ia menemukan begitu banyak nya pil tersebut di lemari kamar Dandi, yang Dandi taruh di bawah tumpukan bajunya. Ayah juga menemukan satu buah handphone milik Dandi yang ia gunakan khusus untuk transaksi barang haram tersebut.

Malam itu Ayah murka, ia tidak habis pikir Dandi akan berani menjadi kurir narkoba, sekaligus pemakai barang haram tersebut. Ayah lantas mengambil semuanya dan membawa ke meja yang ada di ruang tamu, ia tidak lantas menelepon Dandi , Ia kemudian duduk dan menunggu kedatangan Anak-anak di sofa ruangan tamu.

Perasaan ayah menjadi kacau, ia seakan sudah tidak sabar ingin memukul Dandi, ingin sekali rasanya ia membunuh anak itu, tetapi rasa amarahnya masih bisa ia pendam.

" Tok.. tok.. tok.. ". Ketika ayah bengong melihat apa yang ia temukan di Kamar Dandi, terdengar suara pintu rumah diketok. Ayah lantas pergi untuk membukakan pintu tersebut. Dan Ani , Ayu lah yang duluan pulang ke rumah, sedangkan Dandi menyusul setelah beberapa menit kemudian.

" Kalian, sudah pulang?, " kalian masuklah ke dalam kamar, Ayah akan menunggu Dandi disini..

Mereka curiga kalau ayah sudah mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Mereka tidak berani bicara dan hanya masuk ke dalam kamar tanpa bilang ke Ayahnya. Ayah yang melihat Dandi dari kejauhan mulai menunjukan ekspresi marahnya.

" Ayah, Dandi pulang". Ucap Dandi sambil tersenyum ke arah Ayah.

" Ayo masuk". Balas singkat ayah ke Dandi.

Dandi lantas masuk ke rumah, dengan Ayah yang mengunci pintu kemudian mengikuti dari belakang.

" HEY KAMU ANAK SIALAN".

Dandi pun menoleh ke belakang ke arah Ayah, ia tidak menyangka ayahnya akan memanggil ia dengan kata-kata begitu. Dandi hanya bisa bengong, ia masih belum mengetahui kalau Ayahnya sudah menemukan barang haram yang ia simpan di dalam lemari tersebut.

" Apa ini ha?". Ayah lantas menarik kerah baju Dandi dan menunjukan Barang haram itu ke arah Dandi.

" Anak sialan, kamu mau jadi apa ha?". Lanjut ayah sambil tetap memegang kerah baju Dandi.

Dandi terkejut melihat barang haram tersebut sudah di pegang oleh Ayahnya. Ia hanya menunduk setelah barang itu ada di hadapannya.

"Eh anak sialan, kenapa kamu diam saja?, kau punya mulut silahkan jawab". Dengan nada keras Ayah membentak Dandi.

Dalam situasi yang panas itu, Dandi hanya bisa diam, ia tidak bisa berkata apa-apa.

Malam itu Dandi habis dipenuhi dengan kata-kata binatang yang keluar dari mulut ayahnya, Karena Dandi hanya diam saja tiba-tiba Ayahnya memukul wajah dandi hingga mengeluarkan darah dari hidungnya.

Dandi pun merasakan kesakitan, ia hanya mengeluarkan kata "Ampun" kepada Ayahnya, tetapi karena kepalang emosi Ayahnya kembali menendang perut Dandi hingga ia tersungkur jatuh ke bawah.

" Aah sakit". hanya itu yang Dandi ucapkan ketika tendangan itu mengenai perut dan membuat ia tersungkur lemas..

" Dasar Anak ANJ*** , Anak laknat, anak tak berguna, jangan pernah panggil lagi gua dengan sebutan Ayah". Ucap ayah dengan penuh amarah lantas pergi meninggalkan rumah dimalam hari itu juga.

Dandi pun tidak berdaya, ia terkulai lemas di bawah lantai dengan darah yang masih keluar dari hidungnya.

Ayu dan Ani yang mendengar keributan tersebut tidak berani keluar kamar. Mereka ketakutan dan hanya bisa menangis mendegar keributan antara Ayah dan Dandi.

Setelah ayah meninggalkan rumah, Ayu dan Ani lantas pergi untuk membantu membangunkan Dandi yang sudah tak berdaya.

1
Wayan Adi
lanjut
Wayan Adi
gass terus
Wayan Adi
heemmm
OkitaNiken
Melihat namamu Thor, seperti nya kamu dari Bali ya Thor?
OkitaNiken
Semoga ibu baik-baik saja
OkitaNiken
Bagus banget Thor! Aku suka!

Oiya, ekhem... Jangan lupa mampir juga ya ke ceritaku "Racun Kesesatan" ceritanya sedih juga, siapa tau berkenan mampir dan suka ...
OkitaNiken
Sumpah nyesek banget bacanya...
OkitaNiken
Mamanya sakit apa?
OkitaNiken
Sarapannya berat ya.../Shy/
OkitaNiken
Hmm maaf Thor mau nanya, ini cerita sebenarnya dari sudut pandang orang pertama atau ketiga ya? Di awal makek sudut pandang orang pertama, tapi saat pertengahan bab hingga akhir itu kenapa memakai sudut pandang orang ketiga? Jadi pemeran utamanya itu si Ani kah?
senam 96: ani lah yang menjadi peran utamanya
OkitaNiken: Hmm cuma nanya sudut pandangnya aja
total 3 replies
OkitaNiken
Ani itu siapa?
OkitaNiken
Astagaa walau di sayang, tapi jangan minta yang mahal-mahal ke ortu lah, kasihan nanti di jadikan beban pikiran mereka
senam 96
Anak-anak lah yang menjadi korban
Wayan Adi
ceritanya begitu menyedihkan
Wayan Adi
ceritanya ngangenin
Wayan Adi
ngangenin
senam 96
ayo lanjut
senam 96
bagus banget
senam 96
ayo lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!