Kesalahannya dalam mengkritik sebuah novel membawanya ke dalam dunia aneh ini.
Dunia fiksi!
Sialnya bukan menjadi tokoh utama protagonis yang akan happy ending atau menjadi tokoh antagonis yang bervibes badasss yang keren, dia justru masuk menjadi tokoh figuran yang akan mati sebentar lagi.
Apakah dia harus pasrah dan bersiap menunggu kematiannya?
Tentu saja tidak!!!
Dia tidak ingin mati begitu saja, apalagi dengan cara yang terbilang konyol.
Dia bertekad untuk memporak porandakan alur dari Novel 'Jelek' ini!
Dia akan merubahnya menjadi dunia fiksi versi dirinya, yang tentu saja harus mendatangkan keuntungan baginya.
Namun dia terhalang oleh fakta fakta yang
disembunyikan oleh penulis asli Novel ini.
Hingga pada akhirnya dia merasa terjebak dengan apa yang sudah dia lakukan.
Bisakah dia memperbaiki keadaan dunia fiksi ini? Ataukah memang dia harus mengikuti alur dari sang penulis?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hilnaarifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Kondisi kesehatan Alexa hari ini sudah membaik, dia memutuskan untuk masuk
sekolah.
Seperti biasa Axelio sudah menunggu nya di depan pintu apartemen.
"Good morning!"Sapa nya.
Alexa hanya tersenyum. Dia mencoba berdamai dengan keadaan. Dia sadar akan sangat sulit melepaskan diri dari seorang Axelio. Dan sepertinya dia juga mulai merasa nyaman dengan kehadiran cowok itu.
Tapi bukan berarti mereka pacaran!
Alexa sama sekali tidak berminat untuk terikat sebuah hubungan dengan seseorang.
Biarkan saja seperti ini, Dia menikmati sebuah interaksi yang mengalir. Tidak harus dipaksakan menjadi sebuah komitmen yang mungkin akan melukai salah satu atau bahkan keduanya di kemudian hari.
Setelah kemarin membolos bersama, hari ini mereka masuk bersama pula. Rupanya hal itu menjadi sebuah gosip di antara murid lain.
Ada yang menyimpulkan bahwa mereka berdua pacaran. Dan yang lebih parah, ada yang menggosip kan bahwa mereka
tinggal bersama.
Karena berita mengenai Alexa yang keluar
dari Mansion pun sudah diketahui oleh khalayak ramai.
Gosip yang tidak sepenuhnya salah dan
sepenuhnya benar. Alexa dan Axelio tidak berpacaran, tapi hubungan mereka lebih dari sekedar dekat jika hanya dibilang teman.
Ya mana ada teman yang ciuman dan tidur
seranjang?
Dan mengenai tinggal bersama, menang benar. Mereka tinggal digedung apartemen yang sama, lantai yang sama, hanya saja unit yang berbeda.
Tapi Alexa tidak akan repot repot mengklarifikasi gosip apapun mengenai dirinya.
Biarkan orang menilai dirinya sesuka hati mereka. Masalah di hidupnya masih
sangat banyak, tidak ada waktu jika hanya untuk merespon gosip yang beredar.
"Alexa...!"
Sebuah suara memanggilnya dengan riang. Vonny berlari ke arah Alexa sambil membawa sebuah paperbag.
"Kemarin kamu gak masuk ya? Katanya sakit?"Tanya nya.
"Cuma demam aja kok!"Jawab Alexa singkat.
"Oh gitu, syukurlah sekarang kamu udah baikan. Ini buat kamu, aku bawain
cheesecake buatan nyokap. Dia bikin banyak di rumah, jadi mau aku bagi bagiin deh ke teman teman. Yang lain udah dapet tinggal punya kamu aja nih!"Ucapnya sambil memberikan paperbag pada Alexa.
"Thank you banget ya!"
"Sama sama , oh iya kamu tau gak gosip terbaru di JIHS? Tentang kamu sama Axelio gitu, parah sih anak anak fitnah nya
kebangetan!"
Alexa hanya tertawa, "Bawa santai aja Von, aku sama Axelio gak terlalu peduli sama rumor kok!"
"Untung aja kalian ini pasangan kebal ya, mau diomongin apa aja juga tetep santai aja kayak di pantai! "
Vonny dan Alexa tertawa.
Memang asik jika menemukan teman yang tepat. Bukan hanya yang bisa sekedar memanfaatkan.
Obrolan mereka terhenti ketika Emily datang bersama dengan Sagara.
"Pagi Alexa!"Sapa Emily riang.
Alexa cukup bingung dengan Emily yang masih terlihat sangat santai dan riang, padahal kemarin kebusukan keluarga nya sudah terbongkar.
Apakah ada sesuatu yang tidak dia ketahui?
"Kalau orang nyapa tuh, biasakan sapa balik!"Tegur Sagara. Dia tidak terima
gadisnya diabaikan.
"Aku lagi gak pengen basa basi, ada apa?"Ucap Alexa ketus.
Kehadiran mereka berdua mampu membuat mood nya hancur dalam sekejap mata.
Emily masih mempertahankan senyum
bahagia di wajahnya.
"Nanti malam keluarga kita diundang
makan malam di Mansion Kak Sagara! Kamu kalau mau hadir juga gak apa-apa kok, secara kan kamu juga bagian dari keluarga Nadinata!"Ucapnya.
Deg...
"Apa tadi? Keluarga kita? Astaga apa gadis ini benar benar sudah menjadi bagian dari keluarga Nadinata?"
"Kenapa muka kamu keliatan kaget gitu Alexa? Ah jangan jangan kamu belum tau kabar terupdate ya? Aku dan Ayah sudah resmi menjadi bagian dari keluarga Nadinata loh..."Ucapnya.
"Kamu jangan kecewa ya, rencana kamu hanya tinggal rencana saja. Kakek, Papa dan Mama sama sekali tidak terpengaruh sama hasutan kamu, mereka justru menerima kami dengan tangan terbuka!"
"Benarkah itu? Tapi bukankah kemarin surat keputusan sudah dicabut oleh Kakek? Apa mungkin kakek sudah berubah pikiran? Atau ada hal lain yang aku lewatkan?"
Alexa merasa kepala berputar. Semua ini terlalu mengejutkan baginya. Sekuat tenaga dia menahan agar tubuhnya tidak tumbang.
Dia tidak mau terlihat lemah di hadapan Emily.
"Jangan lupa datang ya nanti malam. Aku yakin Kak Arsenio juga udah kangen banget sama kamu Lexa!"Ucap Emily sebelum dia dan Sagara pergi.
"Arsenio? Apakah ini ada hubungannya dengan pria itu?"
Tubuh Alexa mulai limbung. Untung saja Vonny masih ada di sampingnya. Gadis itu memegangi nya erat.
"Kita ke UKS okey? Kamu pasti syok banget!"Ucap gadis itu.
Alexa hanya bisa mengikuti dengan pikiran dan tatapan kosong. Sebenarnya apa yang
sudah terjadi?
***
Saat beristirahat di UKS, Alexa mendapatkan sebuah pesan dari Papa nya.
Papa : Berhenti Memberontak, Pulang lah ke Mansion! Atau Papa akan kirim orang untuk menjemput kamu secara paksa!
Pesan yang singkat dan hanya berisi kalimat perintah. Tidakkah mereka peduli pada kondisi dan perasaan nya?
Ini adalah pesan pertama dari orang tuanya setelah dia keluar dari Mansion. Dan semudah itu mereka menyuruhnya pulang?
Dia selalu berpikir apa arti dirinya bagi kedua orang tuanya.
Apakah hanya beban? Apakah hanya pembuat masalah? Bahkan dalam novel, orangtua nya sama sekali tidak menunjukan kesedihan pasca kematiannya.
Yang hancur justru adalah Arsenio. Ya, karena dia mencintai adiknya itu.
Arsenio... Apakah dia yang membuat Emily dan ayahnya diterima di Mansion? Dia sangat tidak ingin menerka nerka apa yang saat ini terjadi.
Tapi dia terlalu takut untuk mencari tahu semuanya. Dia takut terluka lebih dalam.
Dia sudah kalahkan? Kalah dengan alur yang dibuat oleh penulis.
Sekuat apapun dia merubah takdir, tapi tetap saja alur berjalan sesuai keinginan penulis. Jika seperti ini, lalu apa gunanya dia berada di dunia novel ini?
Apakah hanya untuk merasakan sakit sebagai seorang Alexa? Lalu apa yang harus dia lakukan saat ini?
Dia terlalu takut karena selalu terbayang bayang kematian tragis yang kelak akan menimpanya. Jika dia memang harus mati, bisakah dia mati dengan cara yang baik?
Memikirkan semua itu membuatnya tanpa sadar menangis, Dadanya sesak. Semua ini terlalu melelahkan untuknya.
Keadaan UKS yang kosong membuatnya merasa bebas untuk mengeluarkan sesak yang selama ini ditahannya.
Dia tidak bisa lagi berpura-pura kuat. Tidak, dia justru sangat lemah.
Dia selalu penuh keraguan dan ketakutan.
Axelio bergegas menuju UKS ketika Vonny
memberitahu nya mengenai kondisi Alexa.
Gadis itu tidak bisa menemani Alexa, karena ada ujian di kelasnya. Maka dia
memutuskan untuk meminta tolong pada Axelio.
Lagi pula mereka dekat kan? Betapa terkejut nya Axelio saat mendapati tubuh Alexa bergetar. Jelas gadis itu sedang menangis, walaupun tak ada suara isakan yang keluar dari mulutnya.
Melihat gadis yang dicintainya terlihat begitu hancur membuat Axelio geram. Dia juga tau alasan Alexa kembali drop hingga masuk UKS.
Emily! Gadis jalang itu benar-benar pembuat masalah. Dia harus segera menghancurkan gadis itu!
***
