NovelToon NovelToon
Nisa Si Janda Kembang

Nisa Si Janda Kembang

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: hunny24

Nisa Juliana, gadis berusia 19 tahun terpaksa dinikahkan oleh ayahnya untuk membayar hutang. Tapi sayangnya gadis cantik itu harus menjadi istri dari kakek tua yg usianya sudah 75 tahun.

Pria sepuh yang harusnya menjadi kakeknya justru malah menjadi suaminya. Mau tak mau Nisa pun harus menerimanya. Bagaimanakah Nisa mampu bertahan demi keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.12 Wasiat

Pengacara pun membacakan wasiat Doni yang sudah diperbarui terakhir kali sebelum Doni meninggal. Ada beberapa poin yang ditambahkan. Dan semua harta milik Doni jatuh di tangan anak pertamanya Ben dan Anggara cucu laki-laki. Sementara cucu perempuannya bernama Silvana hanya mendapatkan sedikit saham.

Untuk kedua anak tirinya, mereka tak mendapatkan apa-apa karena mereka bukan darah daging Doni. Yakni mereka adalah anak hasil selingkuhan mantan istri Doni.

"Bagaimana bisa nama kami tidak ada.??"

"Benar kami juga anaknya.."

"Tuan Doni bukan orang bodoh, dia sudah melakukan tes DNA pada kalian dan terbukti kalian bukan anak kandungnya. Jadi secara agama dan hukum kalian tak memiliki hak." ucap pengacara.

"Nah, paman-paman.. Sudah jelas bukan? Jadi berhentilah protes." ucap Anggara menekan mereka.

Sementara itu tambahan yang diberikan di menit-menit akhir adalah 3% saham untuk Nisa istri barunya. Sontak anak-anak tiri Doni pun tak terima, tapi pengacara Doni pun menuturkan kalau Nisa adalah istri sah di mata hukum jadi sudah sewajarnya mendapatkan sedikit hak.

Kedua anak tiri Doni pun keluar dengan wajah kesal. Sementara keluarga Anggara berbahagia karena mereka mendapatkan sebagian besar harta Doni sebagai penerus yang sah.

"Kalau semuanya sudah selesai, aku pamit pergi." ucap Nisa pada keluarga inti.

"Iya.." jawab Ben.

"Ternyata ayahku tak bodoh, dia memang sedari awal memilihku." ucap Ben.

"Sebagai anaknya, anda harus lebih mengenal ayah anda dibanding siapapun. Dan dari awal aku tak meminta saham apapun padanya. Anda bisa menanyakannya pada pengacara mengenai isi perjanjian pra-nikah kami." ucap Nisa lalu pergi.

"Ayah, jadi dia istri muda kakek?" tanya Silvana.

"Iya, ayah juga terkejut.. Tapi semua sudah terjadi dan kakekmu bukan anak kecil yang butuh persetujuan ayah untuk menikah." ucap Ben.

"Wajahnya polos dan usianya pasti masih muda." ucap Silvana.

"Benar, dia seusia dirimu. Untunglah dia sedikit tahu diri dan tak meminta apapun." ucap Nia.

"Yang terpenting, kakek masih mempercayai kita. Bagi orang desa sepertinya, dia takkan begitu paham saham dan hanya bersyukur jika diberi sedikit bagian dari suaminya." ucap Anggara.

"Kau benar, biarkan saja dia. Dia bukan ancaman bagi kita." ucap Ben.

Dengan kata-kata Anggara, keluarganya pun tak akan mengganggu Nisa. Karena memang benar apa yang dikatakan oleh Anggara. Nisa terlalu polos dan naif untuk gadis seusianya.

Sementara Nisa pulang diantar oleh Clara, dan Pak Sofian mengurus beberapa hal. Pak Sofian akan tetap bekerja pada keluarga itu, entah jadi asisten tuan Ben atau tuan muda Anggara, karena mereka masih membahas posisi tersebut.

Sementara Clara, akhir bulan ini masa kerjanya akan habis sebagai asisten Nisa. Clara pun sudah menyampaikannya pada Nisa.

"Clara, maukah kau menjadi temanku?" tanya Nisa.

"Teman? Anda yakin?" tanya Clara.

"Ya.. Aku kesepian dan terlalu lugu untuk tinggal di kota." ucap Nisa.

"Baiklah jika anda menginginkannya." ucap Clara.

"Kau bisa memanggilku Nisa saja dan bicara santai, saat ini aku bukan lagi nyonya atasanmu. Dan kau bukan sedang bekerja padaku." ucap Nisa.

"Baiklah, Nisa.." ucap Clara mengulurkan tangan.

"Terimakasih Clara, kau banyak membantuku selama ini." ucap Nisa membalas uluran tangan Clara.

Hal pertama yang dilakukan Nisa adalah menjadikan Clara temannya. Clara pun dengan senang hati menerimanya karena khawatir akan kepolosan dan kenaifan Nisa. Setelah selalu bersama Nisa, Clara pun menjadi peduli padanya. Bahkan Nisa terang-terangan ingin menjadikan Clara temannya.

Nisa juga memperbolehkan Clara menginap di rumahnya. Dan Clara menghargai tawaran Nisa tersebut. Nisa juga mula berbagai cerita dan meminta saran pada Clara.

"Clara bagaimana awalnya kau bisa bekerja pada mendiang suamiku?" tanya Nisa.

"Awalnya, aku hanyalah mahasiswa miskin yang tak bisa membayar biaya kuliah, aku kerja sembari kuliah dan juga harus membiayai adik-adikku, di tengah kesulitan itu tuan mengisi acara di kampusku dan mau memberikan bantuan jika aku mau bekerja dengannya. Ya, sejak itulah.." ucap Clara.

"Wah, kau pasti punya mental yang luar biasa.. Menurutmu kuliah itu sulit tidak?" tanya Nisa.

"Kau tertarik?? Tapi itu bagus untukmu Nisa." ucap Clara.

"Iya, saat ini aku harus punya tujuan hidup. Jadi aku meminta bantuanmu, apa yang harus kulakukan? Apa aku harus ikut bimbingan belajar untuk mengetahui jurusan dan sebagainya.." ucap Nisa.

"Aku punya kenalan soal itu, kebetulan dia teman seangkatanku.. kau bisa melakukan konseling dan belajar dengan giat setelah yakin akan memilih jurusan apa." ucap Clara.

"Terimakasih Clara.." ucap Nisa tersenyum memegang tangan Clara.

"Sama-sama, kau masih sangat muda Nisa jangan sia-siakan waktu mudamu." ucap Clara.

"Iya.." ucap Nisa.

Mereka pun kini mulai berbicara santai dan bersikap layaknya teman. Clara kadang menginap di rumah Nisa dan banyak memberi Nisa masukkan. Mereka semakin akrab, dan Clara dipindah tugaskan menjadi karyawan biasa di perusahaan atas rekomendasi pak Sofian.

......

Sementara itu, di sebuah rumah sederhana yang cukup modern Sinta dan Mariana pun tinggal bersama Supri. Sinta dan Mariana pun hidup berfoya-foya dan berlagak seperti orang kaya. Ya, Sinta mendapatkan jackpot besar saat Nisa menikahi Doni. Sinta dijanjikan sebuah ruko yang bisa ia gunakan untuk usaha atau disewakan untuk investasi.

Dan kini Sinta menikmati hasil air mata Nisa karena terpaksa menikahi Doni. Dan Mariana, dirinya memulai pergaulan bebas bersama gadis muda lainnya. Mariana mulai berpakaian terbuka karena sudah tidak tinggal di kampung lagi. Dan juga gadis itu sering keluar masuk bar dan mabuk-mabukan bersama teman-temannya.

Suatu hari, seseorang menghubungi Sinta dan mengatakan hal yang mengejutkan.

"Apa ada yang menyelidiki kasus kebakaran itu?? Siapa?" tanya Sinta.

"Tidak tahu bu, hanya saja sepertinya dia orang yang punya banyak uang dan koneksi."

"Kau pergi ke luar kota, atau kemanapun.. Pokoknya kau harus menghilang.. Jangan sampai kita ketahuan.." ucap Sinta.

"Baik bu.."

Prankkkkk...

Sebuah gelas pun jatuh dan Sinta terkejut.

"Bapak, sejak kapan ada disana?" tanya Sinta.

"Jadi, kau pelaku pembakaran itu?? " tanya Supri kesal.

"Bapak bicara apa? aku membicarakan hal lain dengan temanku." ucap Sinta.

"Jangan bohong..! Aku dengar semuanya, kau menyuruh seseorang untuk membakar gudang kita sendiri dan menyulut kemarahan warga desa padaku?? Dasar istri durhaka." ucap Supri.

"Pak ini demi Nisa, lihat sekarang Nisa sudah hidup enak dan kita juga sudah hidup enak. Hutang kita lunas dan bapak tak perlu bekerja keras di sawah lagi.." balas Sinta.

"Kau benar-benar istri kurang ajar..! Aku akan melaporkanmu.." ucap Supri.

"Dengan cara apa? Berjalan saja sulit.. Oh iya aku belum memberitahumu kalau suami Nisa sudah meninggal minggu lalu." ucap Sinta.

"Apa..?? Akhh.." ucap Supri memegang dadanya yang kesakitan.

"Iya, Nisa sudah resmi menjadi janda. Tapi kau tak perlu khawatir dia baik-baik saja karena suaminya begitu menyayanginya dan memberinya bagian dari warisannya." ucap Sinta.

"Sinta bagaimana kau bisa sesantai itu mengatakannya?? Dia itu anakmu juga.." ucap Supri semakin kesakitan.

"Putriku hanya Mariana, Nisa itu putrimu. Dan juga Nisa sudah punya kehidupan yang mapan, jadi untuk apa aku khawatir, dia kan bukan anak kecil lagi." balas Sinta.

"Ukh.. Obatku.." ucap Supri mengeluh kesakitan.

"Sakit pak?? Makanya bapak itu harusnya mendengarkan ucapanku." ucap Sinta.

"Dimana obatku.." ucap Supri.

"Aku tidak tahu, mungkin terjatuh.. Oh iya bagaimana jika bapak pergi juga seperti suami Nisa.." ucap Sinta tersenyum.

"Kau.. Benar-benar.." ucap Supri.

Lalu Supri pun pingsan dan Sinta meninggalkannya. Dua jam kemudian Sinta datang bersama Mariana dan pura-pura terkejut. Setelah memanggil ambulans, paramedis mengatakan kalau Supri sudah meninggal sekitar dua jam yang lalu.

Tentu Nisa begitu terkejut dan sedih mendengar berita kematian ayahnya yang mendadak. Karena sebelumnya ayahnya dinyatakan baik-baik saja, dan sedang dalam masa pemulihan. Nisa pun berkunjung ke rumah duka untuk mengantar ayahnya ke pemakaman terakhir.

...----------------...

1
Leni
udh sikat aja angga, gaskeuunnn 🤩
Leni
si anton minta d geprek burung nya 🤣🙈
Leni
saking seru nya aku sampe maraton bacanya.. semangat author up nya 😍💪
Kak Siti
tabahnya nisa hadapi hidupnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!