NovelToon NovelToon
Sang Pembangkit Gairah

Sang Pembangkit Gairah

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Ibu Pengganti / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Kaya Raya
Popularitas:21.5k
Nilai: 5
Nama Author: JackRow

Hana Deborah, putri angkat dari mendiang seorang mucikari ternama di kota Camelot! yang mencoba untuk tetap kuat menjalani pahit nya kehidupan pasca ditinggal sang ibu! ketidaktahuan Hana perihal pekerjaan sang ibu angkat membuat gadis itu selalu di pandang rendah oleh orang-orang sekitar bahkan sahabat nya sendiri.

'Wanita mana yang rela menyakiti hati perempuan lain?'

Hal itu terus saja berputar di pikiran Hana, namun Raya meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja!

Keberuntungan yang berpihak pada Raya membuat Hana akhirnya tunduk dan menuruti keinginan sahabatnya untuk menjadi wanita penggoda bagi Edward.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SPG-19

Hana nampak menyusuri jalanan taman kota hari itu, ia terlihat melayangkan pandangan kesana-kemari namun seseorang yang ia harapkan tak kunjung muncul di tempat yang telah mereka janjikan.

Apa dia melupakan janji temu yang ia buat?

Gadis dengan rambut coklat bergelombang itu akhirnya memilih untuk duduk di salah satu kursi taman sembari membolak-balik buku bacaan.

"Hana!"

Seorang wanita ber_gesture tinggi nan ramping serta make up bold tampak membuat Hana mengalihkan pandangan ke arah sumber suara.

"Bagaimana kabarmu?"

"Aku-,"

"Kau tidak semakin jatuh hati pada majikan mu, bukan?"

Hana hanya menampilkan wajah datar saat Bertha semakin mendekat dan akhirnya terduduk di samping tubuhnya.

"Apa ada sesuatu yang ingin kau sampaikan?"

"Tentu saja! kemana ponsel mu? kenapa nomornya tak lagi aktif?"

Hana nampak gugup, ia menghindari tatapan Bertha sebelum akhirnya mencoba untuk bersuara.

"I-itu? Tuan Edward dia-,"

"Jangan membuat alasan yang bukan-bukan! suamiku tak mungkin bertindak sejauh itu! Edward tak mungkin menaruh perhatian lain padamu selain tentang urusan hubungan badan!"

Hana tertunduk, ia menghela nafas sebelum akhirnya memilih untuk bungkam.

"Ini!"

"Total pengeluaran biaya rumah sakit dari ayahmu yang sakit-sakitan! diriku telah membereskan semuanya! berterima kasihlah padaku!" Bertha menyodorkan sebuah kertas putih dari sebuah instansi rumah sakit sembari meninggikan dagu.

"Apa ayahku sudah diizinkan untuk kembali ke rumah?"

"Begitulah! perkembangan operasi nya cukup bagus! kau tak perlu mengkhawatirkan apapun! dan-, bisakah aku meminta satu hal lagi darimu? tentunya imbalan yang akan kau terima juga akan bertambah!"

Bertha kembali berbicara dengan angkuh sembari memperhatikan raut wajah Hana.

******

"Apa Bertha ada berkunjung ke kantor ini kemarin?"

"Tidak Tuan! Nyonya Bertha terakhir berkunjung sekitar lima hari lalu,"

"Lima hari lalu?"

"Benar! hari dimana Tuan datang bersama gadis yang akhir-akhir ini membagikan bekal makan siang untuk semua karyawan di kantor,"

"Hana! namanya Hana."

Edward berujar ketus dihadapan salah satu karyawan yang kini berhadapan dengannya.

Apa ada sesuatu yang disembunyikan Bertha dariku?

"Jason! jika Bertha bertanya perihal apapun tentang Hana! kau jawab saja dengan jujur! jangan menutupi apapun!"

"Apaaa??? apa Tuan yakin? tapi-,"

"Lakukan saja perintah ku!"

"B-baiklah saya mengerti Tuan."

****

Diriku berakhir dalam dekapan hangat pria ini, lagi dan lagi ...,

Hana termenung, ia sedikit mendongak demi bisa memperhatikan paras tampan Edward yang kini masih terlelap damai di atas ranjangnya.

Bagaimana bisa aku memenuhi keinginan Raya? kenapa dia selalu egois? tapi semua uang yang telah ia keluarkan demi ayah, apa diriku mampu untuk mengganti nya?

Hana menggeser posisi, ia mencoba beranjak namun jemari Edward tampak menahan hingga gadis itu kembali jatuh di atas dada bidangnya.

"Tidak, Hana! tetap lah disini, tidur lah lebih lama bersama ku!"

Apa Tuan Edward sedang mengigau?

"Eeehhhmm! jam berapa ini? aku mohon! jangan lagi menjadi mimpi bagiku, Hana! tetap lah bersama ku hingga cahaya mentari menyapa kita berdua!" Edward semakin mengeratkan pelukan, meskipun ia berbicara dengan mata terpejam.

Empat jam berlalu, suara nyanyian dari kicau burung serta hangatnya sinar sang surya yang kian terasa seketika membuat Hana terkesiap.

Hana yang benar-benar kembali tertidur pun akhirnya panik saat mendapati jam dinding yang menunjukkan pukul 08.00 pagi.

Gadis itu menyambar ikat rambut, dan melangkah keluar kamar dengan terburu.

"Astaga! bagaimana ini? aku lupa mengeringkan jas milik Tuan Edward semalam! kau ini kenapa jadi pelupa seperti ini Hana!" gadis itu kembali sedikit memukul area kepala.

Edward yang kini berdiri diambang pintu ruang laundry justru tersenyum melihat tingkah Hana.

"Apa ada sesuatu yang genting?"

"T-tuaan??"

"Tak bisakah Anda untuk tidak muncul secara tiba-tiba? aaaggghhh! jantung ku!" Hana seketika membungkuk sembari memegangi dadanya.

"Ada apa denganmu, sweetheart? kenapa kau terlihat panik seperti ini? hmmm?"

"Lepas Tuan! lihatlah pukul berapa sekarang? tapi saya belum menyiapkan apapun! hidangan makan pagi, sepatu, juga jas kemeja milik Tuan! saya lupa mengeringkan jas milik mu semalam, Tuan Edward!"

"Hahahah! hanya karena itu?"

"Apa? kenapa Tuan selalu terlihat santai seperti ini?" Hana kembali mengomel dan memukul lengan Edward, gadis itu juga kembali nampak fokus dihadapan mesin laundry.

"Aku ini boss besar di perusahaan! tapi bisa-bisanya kau memarahi ku seperti anak kecil, Hana?" Edward kembali berujar santai sembari menyilangkan tangannya di dada.

Tak menanggapi kalimat Edward, Hana masih terus berkutat dengan jas kemeja milik sang Tuan, jemarinya kini nampak sibuk menekan tombol hand wash pada mesin laundry.

Dia mengacuhkan ku? menampilkan wajah manis ataupun serius-, kau tetap nampak memukau dalam penglihatan ku ini, Hana.

"Apa Tuan ingin menikmati oatmeal untuk breakfast?" Hana kembali bersuara dan melangkah terburu melintasi Edward yang masih membeku di ambang pintu.

"Apapun asal itu buatan mu!"

Pergerakan tangan Hana terhenti, ia menatap Edward yang kini duduk di meja makan sembari memainkan sendok juga garpu.

Astaga! dia seperti anak kecil! berapa sebenarnya usia pria ini?

"Kenapa?"

"A-apa?"

"Apa kau sedang mengumpat dalam hati?"

"T-tidak! tidak Tuan! saya hanya-, kenapa Tuan selalu berkata apapun asal itu buatan saya? itu sama saja dengan kata 'terserah' bukan?"

Sudut bibir Edward kembali tertarik ke atas, ia terus memperhatikan gerak bibir Hana saat gadis itu terus berbicara sebelum akhirnya beranjak.

"Kenapa dirimu selalu mengomel akhir-akhir ini, sweetheart?"

"A-apa? benarkah?"

Belenggu lengan berotot milik Edward kembali membuat mata Hana membulat.

"I Miss you! i Miss your body!" pria berambut hitam pekat itu kembali menghujani tengkuk leher Hana dengan berbagai kecupan.

"Tuan-, saya harus segera menyiapkan perlengkapan Tuan untuk ke kantor sekarang! lihatlah -,"

"Aku pemilik perusahaan! diriku bisa pergi ke kantor pukul berapapun aku mau, sweetheart!"

Hana membeku ia akhirnya memutar tubuh hingga kembali berhadapan dengan Edward.

"Apa, Tuan-,"

"Sedikit olahraga pagi, sepertinya menyenangkan! bagaimana menurut mu, sweetheart? "

"Mmmmmmphhh!"

Jemari Edward kembali menyusup dengan terampil pada celana piyama berbahan satin yang melekat di tubuh Hana.

"Say ...,"

"Daddy ..., mmmmmphh!" mata Hana seketika terpejam, rasa nikmat yang ditimbulkan oleh jemari Edward pada liang kewanitaannya kembali membuat gadis itu melayang.

"Yeah! i know you always love my touch! you're so sexy! is it getting wet right now! oowh sweetheart! i can't stand it anymore!"

Edward berbisik sensual, ia bahkan menggigit kecil daun telinga Hana sebelum akhirnya mengangkat tubuh gadis itu ke atas wastafel dapur.

"No! please ...,"

"Why?"

"Daddy ..., you know iam-,"

"Hey, c'mon sweetheart! ini akan jauh lebih nikmat dari apa yang kau bayangkan! tak perlu malu, biarkan diriku menyentuh nya dengan lebih lembut kali ini!"

Edward merendahkan diri, ia tampak melerai telapak tangan Hana dari miss V yang kini terpampang nyata dihadapan wajah.

1
Bunda HB
Itu lah yg krn ninggalkn Edward,skrg msk mulit singa.gk ada yg bisa nolong skrg nikmati aja hana.keras kepala.
Bunda HB
Terllu PD bgt km betha,kata Cerai udah di ucapkan tinggal nunggu minggat dri rmh newah itu.tunggu tgl main nya.
Bunda HB
Pindah apertenen biar bertha gk dtg lgi Edward.kasian hana jdi korban mu dan istri mu.
Kasniwati Kasni
sangat bagus/Proud/
Parnadi
kelanjutannya gimana nih,hadehhhh lagi asik baca 😭
Vika Amalia Oktavia
dan mak lampirpun mulai tersadar..👀
@Biru791
semangatt up yok
Bunda HB
Emang enk di abaiksn bertha...😁😁
Bunda HB
Lho....lho.....skrg tau rasanya kesepian ditinggal suami mu.slma ini kemana aja km istri durjakim.SUAMI juga ada kalanya lelah cri yg lbih bsa mengerti dan bisa menjaga.km istri durjakim hya foya2 ,senang2.Edward buta,tpi skrg dikit2 udah sadar...😁😁
Vika Amalia Oktavia
makin penasaran...
Bunda HB
Sebenarnya burung nya Edward gk berkicau sama istrinya to kak thor,tpi sama hana sll on trs...😂😂
Siti Ariani: 🤣🤣🤣🤭 bisa banget di othor jawabnya
JackRow: kalau untuk jenisnya, akan lebih baik jika menyesuaikan dengan selera para pembaca saja kak, enaknya jenis burung apa 😌
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!