"Rediscovering Love: A Tale Of Relationships"

Di tempat lain, jauh dari keriuhan kantor dan aktivitas sehari-hari yang melelahkan, Sebastian sedang menikmati akhir pekannya dengan cara yang paling sederhana dan paling menyenangkan: bermalas-malasan di rumah.

Sebastian bangun lebih lambat dari biasanya, menikmati keleluasaan tanpa tergesa-gesa. Dengan piyama yang masih melekat di tubuhnya, ia berjalan ke dapur untuk membuat secangkir kopi panas. Aroma kopi yang menguar memenuhi udara, memberikan sensasi kebahagiaan sederhana yang selalu ia nantikan setiap akhir pekan. Setelah menuangkan kopi ke dalam cangkir favoritnya, Sebastian menuju ruang tamu, di mana sofa empuk telah menantinya.

Dia menyalakan televisi, membiarkan deretan saluran lewat di depan matanya hingga menemukan acara favoritnya. Sebuah acara dokumenter tentang alam liar yang selalu bisa membawanya ke tempat-tempat yang jauh dari rutinitas sehari-hari. Sambil menyeruput kopi, Sebastian membenamkan dirinya di antara bantal-bantal sofa, merasakan kenyamanan yang luar biasa.

Waktu terasa berjalan lambat, seperti berdetak mengikuti irama yang damai dari alam liar yang ditayangkan di televisi. Sebastian merasakan keheningan yang menenangkan, hanya terdengar suara narator dan bunyi alam yang menggema dari layar kaca. Sesekali, ia terhanyut dalam pikiran, membiarkan imajinasinya terbang bebas bersama elang yang melayang di layar atau singa yang berjalan dengan gagah di savana Afrika.

Setelah beberapa saat, cangkir kopinya kosong, dan rasa kantuk mulai merayap. Sebastian meregangkan tubuhnya, meletakkan cangkir kosong di meja samping, lalu membaringkan diri sepenuhnya di sofa. Ia menarik selimut tipis yang terlipat rapi di ujung sofa, menutup tubuhnya sambil terus menonton acara televisi.

Hembusan angin dari jendela yang terbuka sedikit menambah kenyamanan suasana, membuat kelopak matanya semakin berat. Matanya mulai terpejam dengan perlahan, tetapi ia masih bisa mendengar suara-suara dari televisi yang semakin menjauh. Suara gemerisik daun di hutan dan gemuruh air terjun seolah menjadi lagu pengantar tidur yang sempurna.

Sebastian menyerah pada rasa kantuk yang menenangkan, membiarkan dirinya tertidur di sofa yang empuk. Dalam tidurnya, ia bermimpi tentang petualangan yang ia saksikan di televisi. Ia berlari bersama kawanan kijang di padang rumput, merasakan angin yang sejuk di wajahnya, dan mendaki gunung tinggi yang puncaknya menyentuh langit biru.

Mimpi-mimpi itu terus berlanjut, membawanya ke tempat-tempat yang hanya bisa ia impikan di kehidupan nyata. Wajahnya tampak damai, seolah-olah semua beban dan stres dari minggu yang sibuk telah menguap. Tidurnya begitu nyenyak, tak terganggu oleh apa pun di sekitarnya. Bahkan ketika sinar matahari bergeser dan mulai menyorot wajahnya, Sebastian tetap terlelap dalam dunia mimpinya yang penuh dengan ketenangan dan kebebasan.

Jam terus berdetak, dan sore pun tiba. Sinarnya mulai memudar, digantikan oleh rona senja yang keemasan. Sebastian masih tertidur di sofa, wajahnya masih dihiasi dengan senyum tipis yang tenang. Ia akhirnya terbangun ketika langit mulai gelap, merasakan perutnya keroncongan mengingatkan untuk makan malam.

Dengan mata yang masih setengah terbuka, Sebastian bangkit dari sofa, meregangkan tubuhnya yang terasa sedikit kaku. Meski tidur siang yang panjang itu terasa begitu nyaman, ia tahu bahwa malam ini masih panjang, dan ada lebih banyak momen santai yang menantinya.

Dia berjalan ke dapur, membuka lemari es, mencari sesuatu yang bisa dimakan. Malam ini, ia memutuskan untuk memanjakan dirinya dengan makanan favorit. Setelah memanaskan makanan, ia kembali ke sofa, siap untuk melanjutkan malamnya dengan lebih banyak acara televisi dan kenikmatan sederhana. Sebuah akhir pekan yang sempurna bagi Sebastian, di mana ia bisa melarikan diri dari segala kesibukan dan menikmati momen-momen kecil yang begitu berarti.

............................

...Sampai jumpa di part selanjutnya guys 😋...