Sungguh malang nasib seorang pria miskin nan buruk rupa. Jonatan selalu dihina oleh sang mertua dan dia tak pernah mendapatkan cinta dari sang istri yang sudah satu tahun dia nikahi, bahkan mereka selalu tidur dengan terpisah.
Suatu hari, Jonathan tidak sengaja membunuh seorang preman demi melindungi sang istri, sehingga Jonathan harus dipenjara dan divonis hukuman mati. Nasib Jonathan semakin memilukan ketika dia harus kehilangan adiknya yang mati dengan cara yang sangat mengenaskan.
Disaat perjalanan dari pengadilan menuju lapas, tiba-tiba terjadi sebuah kecelakaan yang membuat Jonathan telah dikira mati, padahal sebenarnya dia ditolong oleh seorang pria yang mengaku bahwa dia adalah kepercayaan ayahnya.
Lima tahun berlalu, Jonathan kembali ke Indonesia mengubah identitasnya menjadi Rafael Wilson. Menantu yang dulu buruk rupa kini telah berubah menjadi seorang pria yang sangat tampan. Dan dia adalah sang penguasa di dunia kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Sementara itu di Indonesia, tepatnya di mansion mewah milik Jonathan. Terlihat Luna nampak terperanjat begitu dia membalikkan badan, melihat Jonathan yang sedang duduk di pinggir ranjang sambil menyilangkan tangan di dada.
Jonathan menelan saliva melihat penampilan Luna yang terlihat begitu seksi, wanita cantik itu hanya mengenakan handuk menutupi bagian dada sampai ke atas lutut saja, begitu terlihat dengan jelas belahan dada Luna dan juga paha mulusnya Luna.
Luna refleks menutup belahan dadanya dengan kedua tangannya, "Kenapa kamu ada disini? Cepat keluar!" Wanita itu segera mengusir Jonathan dari kamarnya.
Jonathan segera berdiri dari duduknya, dia masih menyilangkan tangan di dada. Pria itu pun berdecak, menatap tajam kepada wanita yang ada dihadapannya itu. "Apa kamu lupa kalau kamu tinggal di mansionku? Kamu tidak berhak untuk mengusirku dan mengaturku. Bahkan jika aku memerintahkan kamu untuk memakai pakaianmu di depanku, maka harus kamu lakukan."
Setelah berkata seperti itu Jonathan berjalan dengan pelan ke arah Luna. Dia pura-pura bersikap tenang, seakan-akan dia sama sekali tidak tergoda dengan penampilan wanita yang ada dihadapannya itu.
Luna sangat kesal mendengar perkataan Jonathan, jantungnya berdegup kencang ketika melihat Jonathan berjalan ke arahnya. "Jangan mendekat! Aku akan memukulmu kalau kamu berbuat macam-macam padaku!"
Luna berkata seperti itu sambil menunjukan tinjunya kepada Jonathan untuk mengancamnya, sementara dia tidak bisa mundur karena punggungnya menempel pada pintu.
Jantung Luna semakin tidak aman ketika jaraknya dengan Jonathan kini sangat dekat sekali, dia masih menunjukkan kepalan tinjunya kepada Jonathan.
Jonathan pun berdecak kembali, kemudian dia menonyor kepala Luna dengan kencang, "Kamu pikir aku tertarik untuk menyentuh tubuh kamu? Aku sama sekali tidak tertarik. Jika aku mau, aku bisa meniduri wanita yang jauh lebih cantik dan jauh lebih segalanya dari kamu."
Nyatanya sampai kini Jonathan tidak pernah bermain dengan wanita manapun. Mungkin karena dia tidak memiliki waktu untuk memikirkan kesenangannya, dia terlalu sibuk dengan ambisinya untuk menjadi seorang pria yang kuat, agar bisa balas dendam kepada semua orang yang sudah terlibat dalam pembunuhan terhadap adiknya, dan juga orang-orang yang telah menjebaknya sampai dia penjara.
Luna mendengus kesal, karena Jonathan sudah berani menonyor kepalanya. Dia ingin membalas perlakuan Jonathan, ingin memukul dada pria itu, "Berani sekali kamu menonyor kepalaku!"
Hap!
Dengan cepat Jonathan menangkap kepalan tangan kanan Luna yang hampir saja memukul dadanya. Kemudian pria itu tersenyum smrik seakan meledek Luna karena telah gagal memukulnya.
Luna memberontak, dia berusaha keras untuk menarik tangan kanannya yang dipegang oleh Jonathan, tapi tangan pria itu sangat kuat sekali.
Jonathan tak bergeming, dia masih tersenyum smrik memandangi Luna yang memperlihatkan kekesalannya kepada Jonathan. Jonathan mengeratkan pegangan tangannya pada pergelangan tangan kanan Luna.
Luna semakin kesal dengan ulah pria itu, dia melayangkan tangan kirinya untuk memukul Jonathan. Tapi usahanya gagal lagi, dengan cepat Jonathan menangkap tangan kiri Luna, sehingga kedua tangan Luna dipegang erat oleh pria itu.
"Jadi kamu berani melawanku, hm?" Jonathan berkata sambil tersenyum smrik, memandangi Luna yang raut wajahnya sangat terlihat gelisah sekali.
Luna merasakan ikatan di handuknya perlahan-lahan mulai terlepas, sementara kedua tangannya dipegang oleh Jonathan. Dia berusaha keras untuk menarik kedua tangannya dari cekalan Jonathan. Jangan sampai Jonathan melihat seluruh tubuhnya.
"Lepaskan tanganku!" Luna terus saja memberontak, menarik-narik tangannya dari cekalan Jonathan, dia sangat panik dengan kondisi handuknya yang sebentar lagi akan melorot.
Tapi Jonathan sama sekali tidak peka terhadap kondisi handuk yang dikenakan oleh Luna, dia malah senang melihat Luna yang sedang mencoba untuk memberontak kepadanya. "Aku tahu kamu sengaja kan memasak telur gosong dan asin untukku? Kamu berani mengerjaiku?"
Luna semakin panik dengan kondisi handuknya, dia semakin keras memberontak kepada Jonathan. "Cepat lepaskan tanganku!"
Jonathan pun berkata dengan panjang lebar kepada Luna, "Dengar baik-baik, Luna Xander. Aku tahu kepribadian aslimu seperti apa, kamu adalah seorang wanita angkuh dan arogan. Jadi jangan bersikap sok ceria untuk bisa membuat aku tertarik padamu. Kamu pikir aku tertarik melihat penampilanmu seperti ini? Sampai kapanpun aku tidak akan tertarik bahkan jika kamu tela-njang di depanku pun, aku tidak akan pernah tergoda olehmu."
Luna semakin kesal mendengar perkataan Jonathan, "Baguslah, aku pegang kata-katamu. Aku juga tidak sudi memberikan tubuhku pada.... Aaaaaa!"
Luna tak meneruskan perkataannya karena handuk yang dia kenakan kini telah benar-benar melorot kebawah, sementara kedua tangannya masih dipegang kuat oleh Jonathan, sehingga semua lekuk tubuhnya dari ujung kaki ke ujung kepala terlihat begitu jelas dan nyata.
Mata Jonathan membulat, dia nampak mematung tak berkedip sekalipun, hidungnya kembang kempis, wajahnya memerah, dan dadanya naik turun. Selama menjadi suami Luna, untuk pertama kalinya Jonathan melihat indahnya tubuh Luna tanpa tertutupi sehelai benang apapun. Semuanya terlihat begitu jelas dan nyata. Mengapa tubuh Luna harus seindah itu?