Riska Radiva, seorang gadis SMA menemukan buku lapuk yang berisi tumpukan kartu tarot di kamar mendiang nenek nya.
Sejak saat itu, ia bisa melihat masa depan yang akan terjadi pada orang lain, hanya dengan membuka satu Tarot nya.
Masalah muncul saat Riska tahu bahwa nyawanya dalam bahaya. Kekuatan yang di milikinya, memiliki efek yang membahayakan nyawa nya dan seluruh orang yang disayanginya.
*ini adalah novel Horor Misteri Pertama aku. Kalau kalian suka, jangan lupa like, subscribe, vote dan gift juga ygy 😁
IG : dimas.yudhistira_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon korokoro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
X 2836 ABC
Kami berdua masih saling tatap setelah boneka itu akhirnya kami bakar di halaman belakang rumahku.
Kepalaku mengingat lagi runtutan kegiatan ku dari pagi sampai saat ini. seingatku, aku tidak pernah meninggalkan tas ku sama sekali, kecuali saat di kelas.
Aku sedang berdiri sambil melamun menatap api pembakaran boneka aneh itu di belakang rumah bersama sita.
"Aku yakin di sekolah banyak anak buah Arno yang mengincar kita bertiga. " Gumam sita.
Aku melirik ke wajah sita.
"Arno ini kayak bos buat mereka, semua anak-anak basket dari kelas sepuluh sampe kelas dua belas, loyal banget sama Arno. " Sita melanjutkan ceritanya.
Aku menarik nafas pelan.
"Jadi, maksud kamu. Kita bertiga sudah diincar oleh mereka? " tanyaku.
sita mengangguk.
Masuk akal, pikirku. Kesempatan untuk memasukan boneka ini ke dalam tas ku hanya ketika tas sekolah ku ini di tinggal di dalam kelas.
Untuk malam ini, aku tidak ingin membahas masalah Arno dulu. Karena semakin ku pikirkan, semakin aku merasa putus asa. Tidak ada jalan keluar yang bisa kuambil untuk saat ini.
Kami berdua kembali ke kamar, aku mengambil kartu-kartu tarot ku yang kali ini aku simpan di atas meja belajarku. Aku terpaksa harus mengeluarkan isi dari dalam tas ku karena hampir seluruh bagian dalam tas sekolah ku, termasuk buku-buku pelajaran ku yang menempel dengan kepala boneka tadi, terkena darah dan bau amis.
"Apakah kecelakaan yang di alami oleh kakaknya Amaya yang bernama Ivan, ada hubungannya dengan Arno dan orang yang memecahkan kaca jendela rumah Amaya?" Bisikku pada kartu tarot yang saat ini sedang ku acak.
Sita menatap wajahku serius.
Langkah selanjutnya setelah aku mengocok kartu ini, adalah menyimpan kartu-kartu tarot ku di lantai dan secara random, aku mengambil sebuah kartu dari tumpukan kartu tarot.
Aku menarik nafas pelan sebelum mengambil sebuah kartu.
"Riska ... "Bisik Sita pelan. "Kasih tau aku kalau kamu ingin kembali ke tubuh kamu saat kamu astral Projection." Ucapnya.
Aku menatap wajah sita sambil mengangguk lemas. Lalu, ketika ku buka kartu yang secara random ku ambil ...
...
Tubuhku, maksudku tubuh astral ku sudah berada di depan gang tempat sita di sekap pagi tadi.
Langit gelap disini, aku belum sepenuhnya mengerti masalah waktu saat aku melakukan astral Projection. Terkadang aku seperti kembali ke waktu sebelum nya atau masa lalu. Pernah juga, aku melayang di waktu yang bersamaan. Mungkin setelah ini, aku ingin mencoba untuk pergi ke masa depan.
Jalanan di depan gang ini cukup sepi dan gelap. Sangat jauh berbeda suasananya dengan saat pagi ketika aku dan Amaya ke tempat itu untuk menyelamatkan sita.
BRUK ...
Tepat di depan mataku, sebuah motor dengan pengendara yang aku kenal, terjatuh. Bukan karena tidak disengaja. Kakak nya Amaya, Ivan tidak mengalami kecelakaan atau jatuh dari motor. Yang baru saja aku Saksikan adalah sebuah pengejaran yang berujung pemukulan sampai membuat kakaknya Amaya jatuh dari motornya.
Empat orang dengan Dua motor lain yang sepertinya aku kenal, itu, kabur meninggalkan kakaknya Amaya yang sudah tergeletak.
"X 2836 ABC" bisikku sambil melihat salah satu plat nomor motor yang tadi kulihat.
Aku kembali ke tubuhku.
Hal pertama yang kulakukan adalah mengambil buku dan bolpen yang ada di atas meja belajar ku.
'X 2836 ABC'
Sita melihat ku heran. Aku tahu dia ingin bertanya sesuatu.
"Plat nomor salah satu motor yang ngejar kakak Amaya sampe jatuh." jawab ku sebelum sita bahkan sempat bertanya.
Sita mengangguk sambil melihat dengan seksama plat nomornya sekali lagi.
"Aku kok kaya gak asing ya dengan nomor ini." Gumam sita.
Aku menyambut ucapannya dengan segera mengangguk setuju. "Aku juga kayak pernah ngelihat motornya."
Sita melirik wajahku. "Motornya apa ka?"
"Motor cowok kayak motor kopling sejenis RX King yang suara knalpotnya berisik. " jawabku pelan. "kalau yang satunya lagi, aku gak sempet liat plat nomornya. Tapi, motornya metik yang udah di modifikasi. Aku yakin."
"Warnanya? Kamu ingat?" Tanya Sita lagi.
"Yang motor cowok warna hitam mengkilat." Jawabku sambil kembali mengingat detailnya. "ah, ada stiker di bagian depannya, diatas kap lampu. stiker merek baju distro."
Dari wajahnya, sita sepertinya tahu sesuatu. "Kalau yang kamu lihat itu benar dengan apa yang ada di kepalaku, mungkin itu adalah motor milik kakaknya Arno." Jawab Sita pelan. "Arno sering bawa motor itu ke sekolah. Stiker di depannya itu berwarna biru tua, merk baju Denim X"
Mataku melotot kaget. Semua detail yang dikatakan sita barusan itu benar. Tepat seperti apa yang aku lihat.
"Itu berarti, Arno terlibat di balik kecelakaan kakaknya Amaya." ucap ku pelan.
Bukan cuma aku, Sita dan Amaya yang dalam bahaya, entah kenapa komplotan Arno juga menyerang keluarga Amaya. Apa sebenarnya yang diinginkan Arno?
...****************...
adik-adiknya ✅