NovelToon NovelToon
Satu Milyar Untuk 30 Hari

Satu Milyar Untuk 30 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Tya

zea perempuan cantik yang harus menikah kontrak selama 30 hari dengan leon pengusaha kaya raya.
di dalam perjanjian pernikahan kontrak mereka tidak boleh saling jatuh cinta.
namun berjalannya waktu zea mulai ada rasa dengan Leon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Saat Leon dan Zea sampai di halaman rumah mereka, sopir pribadi mereka membuka pintu mobil untuk mereka berdua. "Silahkan tuan, nyonya," ucap sopir itu dengan sopan.

"Terima kasih, Pak," balas Zea ramah. Namun, Leon hanya diam saja, tidak merespon ucapan sopir tersebut.

Setelah Leon dan Zea masuk ke dalam mobil, sopir itu kembali ke tempat duduknya dan mulai melajukan mobil keluar dari rumah mewah milik Leon dengan kecepatan sedang.

Sepanjang perjalanan, Zea menatap ke luar jendela mobil, menikmati pemandangan yang ada di sepanjang jalan. Sementara itu, Leon sibuk dengan ponselnya, bertukar pesan dengan seseorang. Suasana di dalam mobil terasa hening, hanya terdengar suara mesin mobil dan angin yang berhembus di luar.

Zea mencoba untuk mengobrol dengan Leon, namun pria itu terlihat tidak tertarik untuk berbicara. Zea merasa sedikit kesal, namun dia memilih untuk kembali menikmati pemandangan di luar jendela.

Mereka melintasi jalanan yang indah, penuh dengan pepohonan rindang dan bunga-bunga yang sedang mekar. Zea tersenyum melihat keindahan alam di sekitarnya, sedangkan Leon tetap fokus pada ponselnya.

Zea mencoba untuk membuka obrolan dengan dengan Leon,Namun, hingga saat ini, Leon belum juga menunjukkan tanda-tanda bahwa dia ingin berbicara atau menikmati perjalanan bersama Zea.

Sesampainya di mal, Zea tak dapat menahan kekagumannya saat menatap gedung yang menjulang tinggi di depannya. Mata Zea membulat tak percaya, mengamati setiap detail bangunan megah tersebut.

"Ini namanya apa, Tuan?" tanya Zea terpana.

"Mal," jawab singkat Leon, seakan sudah terbiasa dengan pemandangan tersebut.

"Wah, ini sangat bagus!" Zea kembali mengungkapkan kekagumannya. Bagi Zea, ini merupakan pengalaman baru, karena selama ini ia hanya berbelanja di pasar tradisional.

Leon melangkah lebih dulu, memasuki mal tersebut, sementara Zea masih terpaku di tempatnya. Ia menatap ke belakang dan berdecak kesal melihat Zea masih berdiri.

"Woy, ayo!" seru Leon dengan nada tinggi.

Zea mengerutkan dahinya, jelas tidak suka dengan panggilan 'woy' yang diarahkan padanya. Leon menyadari bahwa zea tidak suka di panggil woy.

"Aish, anak ini," keluh Leon, menghela napas sejenak sebelum menggantikan panggilannya dengan namanya. "Zea, ayo lelet banget. Jangan terlalu terpesona, kita harus segera belanja."

Zea mengangguk, melangkah dengan hati-hati mengikuti jejak Leon yang telah mendahuluinya. Keduanya melanjutkan petualangan baru mereka di mal, menjelajahi setiap sudut dan menikmati pengalaman yang tak pernah zea temui sebelumnya.

Leon tersenyum tipis saat membawa Zea ke toko pakaian khusus perempuan. Zea merasa tidak nyaman, namun Leon terlihat santai dan percaya diri. Begitu memasuki toko, seorang karyawan langsung menyapa mereka.

"Sore pak, ada yang bisa saya bantu?" ucap karyawan itu dengan ramah.

"Carikan pakaian yang pas untuk perempuan ini," seru Leon sambil menunjuk ke arah Zea.

"Oo baik pak," jawab karyawan itu. "Mari, Mbak, ikut saya."

Zea menatap Leon dengan tatapan bingung dan kesal. Ia menggelengkan kepalanya, memberi isyarat agar Leon tidak melanjutkan rencananya. Namun, Leon tetap tidak peduli. Ia duduk di kursi yang telah disediakan, menunggu Zea mencoba pakaian yang akan dipilihkan oleh karyawan toko.

Karyawan tersebut mulai memilihkan kaos dan celana pendek untuk Zea. Zea melihat setiap pakaian yang diambil oleh karyawan, merasa tidak nyaman dan risih dengan situasi ini.

"Busyet, kaos seperti ini terlalu terbuka," gumam Zea dalam hati, kesal dengan pilihan yang diberikan oleh karyawan. Wajahnya terlihat merah padam, mencoba menahan rasa malu.

Sementara itu, Leon terlihat santai, menikmati pemandangan Zea yang sedang mencoba pakaian. Ia tersenyum simpul, merasa puas dengan rencananya kali ini.

"Mbaknya Semakin cantik" seru kariawan tersebut 

"Apa ! Pake pakaian kurang bahan seperti ini di bilang cantik?" Heran zea 

Zea menghela napas panjang saat melihat dres yang ke-5 sudah pas di badannya yang seksi. Wajahnya terlihat puas dan bahagia, namun seketika itu juga berubah saat melihat harga dres tersebut.

Matanya membulat dan mulutnya terbuka lebar."Mahal banget, ini sih bisa beli beras banyak!" seru Zea dengan nada terkejut dan kaget.

Zea menghela napas dan kembali keluar dari tempat ganti, matanya menatap tajam ke arah Leon yang masih asyik duduk sambil memainkan ponselnya.

Zea merasa jengkel melihat pria itu yang tampak tak peduli dengan keadaannya."Itu orang sepenting apa sih? Ponsel mulu kerjaannya," gumam Zea kesal.

Leon akhirnya menatap ke arah Zea dan tersenyum, ia mengatakan akan membayar semua dres yang sudah dicoba oleh Zea.

Zea terkejut mendengar hal itu, terlebih saat mengetahui total harga yang harus dibayar hampir mencapai sepuluh juta rupiah.

"Kamu yakin mau bayar semua ini?" tanya Zea dengan nada ragu, namun Leon hanya mengangguk mantap sambil tersenyum. Zea merasa bingung, namun juga tak kuasa menolak tawaran Leon.

Setelah puas berkeliling di toko pakaian, Leon dan Zea akhirnya sampai di toko khusus piyama yang terkenal dengan kualitas dan harga yang cukup tinggi.

Leon menggenggam tangan Zea dan membawanya masuk ke dalam toko tersebut.Zea meletakkan barang belanjaannya di lantai dan menatap berbagai pilihan piyama yang tersedia.

Namun, dia tampak ragu dan bingung melihat semua harganya yang terbilang cukup mahal.

"Tuan, apa kita beli ke pasar tradisional saja ya?" usul Zea dengan wajah yang cemas.

"Kamu gak suka?" tanya Leon dengan nada tenang."Bukan begitu tuan, tapi harganya mahal sayang uangnya, uang segitu hanya untuk beli pakaian saja," keluh Zea dengan ekspresi kekhawatiran yang jelas terlihat di wajahnya.

"Tak perlu kamu fikirkan hal itu," ucap Leon dengan suara dingin namun tegas.

Zea menatap Leon dengan wajah kesal, tidak mengerti mengapa Leon begitu bersikeras untuk membeli piyama mahal itu. Namun, ia tahu bahwa Leon hanya ingin memberinya yang terbaik. 

Zea akhirnya menghela napas, mengalah, dan mulai memilih piyama yang akan ia beli. Sementara itu, Leon mengamati Zea dari kejauhan, tersenyum tipis menyaksikan kepolosan dan kejujuran hati gadis itu.

"kalo perempuan lainya sudah pasti milih yang mahal, dia Emang sangat beda" gumam Leon

Setelah selesai berbelanja, merekapun segera keluar dari mal, Leon mengajak zea makan di restoran favoritnya.

barang bawaan zea begitu banyak sehingga zea kewalahan untuk membawa ke mobil dengan nada keras zea menyuruh Leon untuk membantu membawanya.

"tuan bawakan ini dong !"

Leon menautkan kedua alisnya menoleh kearah zea,

"aku !" seru Leon sambil menunjuk kearahnya

zea tidak basa basi lagi berlari memberikan beberapa kantong plastik ke leon, Leon tidak menerimanya ia menurunkan ke lantai.

"Oo yaudah" seru zea berlalu meninggalkan Leon

"zea ! Ini barang kamu bawa !" teriak Leon

"aku gak dengar !" lantang zea

"dasar anak itu!" kesal Leon mengambil beberapa belanja yang tergeletak di lantai

***

1
Ellis Herlina
Bagus, membuat penasaran jadi pengen terus membacanya.
Dewi
👍
Rike
cwok gk besyukur🤦
Dewi
ceritanya sangat bagus
🌜💖Wanda💕🌛
Luar biasa
Ivana Make Up
awal yg bagus😍aku suka baca novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!