NovelToon NovelToon
Find 10 Fragments

Find 10 Fragments

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / spiritual / Sistem / Penyeberangan Dunia Lain / Peradaban Antar Bintang / Kultivasi Modern
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: GM Tyrann

Season 2 dari I Don't Have Magic In Another World

Ikki adalah seorang pria yang memiliki kekuatan luar biasa, namun terpecah menjadi 10 bagian yang tersebar di berbagai dunia atau bahkan alam yang sangat jauh. Dia harus menemukan kembali pecahan-pecahan kekuatannya, sebelum entitas atau makhluk yang tidak menginginkan keberadaanya muncul dan melenyapkan dirinya sepenuhnya.

Akankah dia berhasil menyatukan kembali pecahan kekuatannya, dan mengungkap rahasia di balik kekuatan dan juga ingatan yang sebenarnya? Nantikan ceritanya di sini.

up? kalo ada mood dan cerita aje, kalo g ada ya hiatus

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GM Tyrann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 17 - Ujian masuk

Aku berada di apartemen bersantai seperti biasanya sampai cincinku mengedipkan cahaya biru. Cincinku menampilkan proyeksi layar biru transparan kecil tepat di depanku, melihat ada pesan yang belum dibaca.

Aku memindahkan layar biru dari cincin kearah meja dan menampilkan keyboard cahaya diatas meja. Membaca pesan yang tertera dari Asosiasi Hunter.

Asosiasi Hunter: [Kurogane Ikki, berdasarkan pencapaian luar biasa Anda dalam membunuh monster peringkat C, kami bermaksud mengangkat Anda menjadi Hunter peringkat B. Namun, kami memerlukan persetujuan Anda sebelum melakukan perubahan peringkat ini. Apakah Anda setuju untuk naik peringkat menjadi Hunter peringkat B?]

Aku terdiam sejenak, memikirkan tawaran tersebut. Menjadi Hunter peringkat B adalah sebuah pencapaian besar dan membuka banyak peluang baru, namun aku merasa belum saatnya untuk naik peringkat. Aku mencoba menahan peringkat ku karena aku akan masuk ke sekolah khusus, dan itu juga bagian dari rencanaku untuk dapat bermalas-malasan di sekolah itu.

Aku mengetik balasan singkat...

Ikki: [Terima kasih atas tawarannya. Namun, untuk saat ini, saya memilih untuk tetap berada di peringkat C. Saya akan mempertimbangkan kenaikan peringkat ini dalam beberapa bulan mendatang.]

Beberapa saat kemudian, notifikasi lain muncul...

Asosiasi Hunter: [Kami menghormati keputusan Anda, Ikki. Meskipun Anda menolak kenaikan peringkat, kami memberikan izin khusus kepada Anda untuk memasuki portal peringkat B. Teruslah berjuang dan menjaga keselamatan Anda. Asosiasi Hunter mendukung Anda sepenuhnya.]

Aku merasa lega dengan keputusan yang aku ambil. Aku tahu bahwa meskipun aku tetap berada di peringkat C, kemampuanku diakui dan dihargai oleh Asosiasi Hunter. Dengan izin khusus tersebut, aku bisa menghadapi tantangan yang lebih besar tanpa perlu terburu-buru naik peringkat.

Semakin tinggi peringkat Hunter ku, aku tidak akan bisa menikmati sekolah yang damai. Karena kemungkinan aku akan mengikuti turnamen antar sekolah nantinya sangatlah besar. Itu lah rencana yang aku buat, tidak ikut turnamen apapun yang digelar oleh sekolah.

***

Ujian masuk Aetherium Academy

Aku bersiap untuk memulai ujian masuk ku ke sekolah khusus bernama Aetherium Academy. Aku berjalan menuju stasiun yang menuju langsung stasiun sekolah Aetherium Academy. Kereta dengan kecepatan 420 km/jam membawaku dengan kecepatan tinggi, namun aku tidak merasakan tekanannya karena kereta tersebut dilapisi oleh sihir.

Aku sampai di stasiun Aetherium Academy. Aetherium Academy sendiri memiliki sebuah pulau kecil untuk tempat para murid tinggal juga tempat perbelanjaan dan lain-lain yang ada di pulau kecil itu. Tempatnya luas dan setara dengan kota besar yang ada karena banyak sekali gedung yang menjulang tinggi.

Aku berjalan menuju Aetherium Academy melihat banyak sekali siswa dan siswi yang berada diluar Academy menggunakan pakaian Academy.

Semua siswa mengenakan jas almamater berwarna putih dengan garis hitam pada kerah, manset, dan ujung jas. Jas tersebut memiliki kancing depan dan saku di kedua sisi. Mereka juga mengenakan kemeja putih di dalam jas.

Laki-laki Mengenakan celana panjang berwarna hitam yang tampak rapi dan pas. Celana tersebut dipadukan dengan sabuk berwarna hitam. Sepatu yang dikenakan umumnya berwarna hitam, memberi kesan formal dan elegan.

Untuk perempuan Mengenakan rok hitam yang panjangnya sedikit di atas lutut, memberikan kesan formal namun tetap nyaman. Di bawah rok, mereka memakai legging hitam yang pas, memungkinkan mereka bergerak dengan lebih mudah dan nyaman. Sepatu yang dikenakan juga berwarna hitam, dengan hak rendah atau datar untuk kenyamanan.

Beberapa siswa mungkin mengenakan dasi berwarna hitam untuk melengkapi seragam mereka dan ada juga yang tidak memakannya, jadi mereka membuka kancing atas kemejanya agar leher tidak tercekik dan lebih leluasa.

Aku berdiri di depan gerbang besar Aetherium Academy. Sekolah ini bukanlah sekolah biasa; Aetherium Academy adalah institusi terkemuka yang melatih individu berbakat dalam seni sihir, kekuatan fisik, dan masih banyak lagi.

Sebelum diterima, setiap calon siswa harus melewati serangkaian ujian yang menguji kemampuan sihir, kekuatan fisik, dan kecerdasan mereka.

Ujian pertama, aku diuji dalam bidang energi sihir. Di sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan simbol-simbol magis, aku diminta untuk memanipulasi elemen-elemen dasar. Ujian itu aku lewati dengan mudah, aku berhasil memanggil api kecil di tangan, mengendalikan aliran air, dan bahkan menciptakan angin sepoi-sepoi di sekitar. Para penguji mengamati dengan seksama, mencatat setiap detail dari kemampuannya.

Setelah selesai menggunakan sihir dasar untuk mengetahui murid terbiasa menggunakan sihir atau belum mereka pindah ruangan lagi. Ruangan dimana energi sihir mereka akan dites dan ditampilkan pada sebuah layar besar yang menggantung diatas.

Aku meletakan lenganku pada bola hitam kecil yang ada. Angka di layar berubah dari 0 menjadi 32.863, itu angka yang sangat besar karena murid lain hanya mendapatkan angka dibawah 20 ribu.

Aku yang sudah menahan diriku agar kekuatan sihir yang keluar tidak terlalu besar malah merasa angkanya sama seperti saat aku melakukan evaluasi ulang untuk menjadi hunter peringkat C. Aku menghela napas karena angkanya masih terlalu tinggi.

Aku menunggu, melihat banyak murid yang ingin masuk dan tes kekuatan energi sihir mereka rata-rata berada diatas 15 ribu semua. Sampai ada satu murid pria, murid tampan dari ras naga hitam dengan dua tanduknya yang melengkung ke belakang.

Dia meletakan tangannya pada bola hitam kecil dan mendapatkan angka yang mengejutkan beberapa orang, ras naga yang sebelumnya aku lihat hanya berada di 50 ribu keatas namun orang ini. Dia mendapatkan nilai 107.892 angka tertinggi mengalahkan para ras naga yang lain.

"Naga memang gila, iblis saja yang tertinggi aku lihat mendapatkan nilai 70 ribuan. Tapi naga ini melampauinya." Aku bergumam dengan senyuman.

Aku merasa aman karena angka milikku perlahan-lahan tertutupi oleh angka yang berada diatas 40 ribu dari para ras manusia. Dengan begitu aku bisa sekolah tanpa harus ikut turnamen tidak jelas untuk menghibur orang lain.

Berlanjut ke ujian fisik pertama. Ujian fisik pertama sangat mudah, para murid hanya perlu memukul sebuah besi bulat yang ada didepan mereka dan kekuatan pukulan mereka akan di ukur.

Selanjutnya aku, aku memukul bola besi itu dengan sedikit kekuatan asli dan mendapatkan nilai yang berada diatas rata-rata. Aku puas dengan nilai yang aku dapat dan melihat murid lain melanjutkannya.

Aku melihat bagain pria naga untuk memukul, dia memukul bola besi hitam yang sudah dilapisi oleh sihir dengan sangat kuat sampai membuat hembusan angin dari tinjunya yang sudah diperkuat oleh sisik naga hitamnya. Nilainya sangat tinggi sampai para instruktur yang sedang melihat itu berbisik pada instruktur lain.

'Main karakter kah?' tanyaku dalam hati dengan senyum tipis.

Ujian fisik kedua. Sebelum ujian dimulai, para instruktur yang tegas memerintahkan para murid untuk memilih senjata yang diinginkan dari gudang senjata Akademi. Gudang senjata itu penuh dengan berbagai pilihan; tombak dengan ujung yang berkilauan, pedang tajam yang memancarkan aura magis, pisau berbilah ganda, perisai kokoh yang mampu menahan serangan sihir, senjata api yang diisi dengan energi magis, serta tongkat sihir yang bisa meningkatkan kekuatan magis penggunanya.

Instruksi dari para instruktur jelas: murid-murid tidak diizinkan menggunakan senjata pribadi mereka. Mereka harus menggunakan senjata yang disediakan oleh Akademi untuk memastikan keadilan dalam ujian ini.

Aku masuk kedalam gudang setelah tempatnya agak sepi, mengambil pedang yang ada lalu keluar dari sana. Apa aku seharusnya menggunakan perisai juga? Aku sebelum meninggalkan gudang itu. Tapi aku menetapkan diri hanya membawa pedang.

Ujian dimulai. Para murid dipindahkan ke sebuah ruangan putih luas menggunakan sihir teleportasi. Mereka memiliki ruangan masing-masing untuk memulai ujiannya. Ruangan itu seperti dunia buatan, kosong. Di depan mereka, terdapat sebuah panel besar yang menampilkan gambar-gambar monster dengan deskripsi singkat di bawahnya. Sistemnya sederhana: menekan gambar monster akan memanggilnya, dan dalam waktu 10 detik, monster tersebut akan muncul dan langsung menyerang.

Aku merasa ruangan tersebut seperti ruangan isolasi yang membuat orang menjadi gila setelah berada di ruang itu sendiri untuk waktu yang sangat lama.

Aku memperhatikan daftar monster yang tersedia. Setelah menimbang-nimbang, aku memilih ogre, monster peringkat C yang dikenal karena kekuatan fisik dan ukurannya yang besar. Aku menekan gambar ogre dan bersiap-siap. Sepuluh detik kemudian, udara di hadapanku bergetar, dan ogre raksasa muncul dengan raungan menggelegar, matanya yang merah menyala memancarkan kebencian.

Pertarungan dimulai dengan cepat dan ganas. Aku, meskipun memiliki kemampuan luar biasa, memutuskan untuk bertarung dengan santai, membiarkan diriku terluka untuk menyembunyikan kehebatanku dari para instruktur yang mengamati dari luar tempat ini. Ogre itu menyerang dengan kekuatan brutal, tinjunya yang besar menghantam tanah dan meninggalkan lubang besar. Aku menghindar dengan gesit, namun sesekali membiarkan serangan ogre mengenai ku, menghasilkan luka-luka yang terlihat parah.

Ogre itu mengayunkan tongkat kayu besar yang dibawanya, mencoba menghancurkan ku dengan setiap pukulan. Aku memanfaatkan kelincahan dan kecepatan, mengelak dan menangkis dengan menggunakan pedang. Ketika ogre membuat celah, aku menyerang balik dengan kecepatan yang mengejutkan, menebas kaki ogre dan membuat monster itu berteriak kesakitan.

Pertarungan berlanjut dengan intensitas yang meningkat. Ogre itu mengamuk, mengayunkan tongkatnya dengan liar. Aku terus bergerak, menggunakan lingkungan ruangan putih untuk keuntungan, melompat dan berguling untuk menghindari serangan. Setiap serangan balasannya terukur dan tepat, memotong di titik-titik lemah ogre.

Dalam salah satu momen kritis, ogre berhasil menghantam ku dengan keras, melemparkan diriku beberapa meter ke belakang dan membuatku terhempas ke dinding. Meskipun terluka, aku bangkit sambil menyeka darah pada bibirku. Dengan pandangan tajam, aku maju dan melancarkan serangan terakhir. Pedangku menembus dada ogre dengan kekuatan yang menghancurkan, mengakhiri pertarungan dengan satu tebasan yang mematikan.

Butuh waktu 12 menit bagi ku untuk menyelesaikan tantangan itu. Dengan nafas tersengal, aku dipindahkan lagi oleh sihir teleportasi untuk kembali ke dunia nyata. Ketika aku kembali ke ruangan sebelumnya, aku melihat banyak murid yang sudah selesai lebih cepat dariku. Ini memberikan rasa tenang bagi ku, karena aku tidak terlalu menarik perhatian instruktur sebagai murid terbaik. Senyum tipis terlukis di wajahku, menyadari bahwa rencanaku untuk hidup tanpa menjadi tontonan orang lain berhasil.

Ujian terakhir di Akademi adalah ujian materi, yang menuntut kemampuan para murid dalam berbagai bidang pengetahuan, mulai dari pelajaran umum hingga pelajaran khusus yang sangat teknis dan kompleks. Ruang ujian dipenuhi dengan suasana tegang dan konsentrasi tinggi, karena setiap murid tahu bahwa ini adalah momen yang akan menentukan masa depan mereka di Akademi.

Pelajaran khusus yang diujikan mencakup berbagai aspek magis dan teoritis. Murid-murid dihadapkan pada soal-soal tentang sihir, lingkaran sihir, dan bahasa rune; simbol kuno yang digunakan untuk menulis mantra. Mereka harus menjelaskan cara membuat sihir tingkat rendah yang memiliki kekuatan seperti sihir tingkat tinggi, sebuah keterampilan yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang esensi dan manipulasi energi magis. Ada juga pertanyaan tentang cara menggabungkan dua sihir berbeda secara bersamaan, menggunakan banyak lingkaran sihir dalam satu waktu, serta prinsip-prinsip dasar dan lanjutan alkimia.

Semua ujian ini murni teoritis, tanpa ada kesempatan untuk mempraktikkan langsung ilmu yang telah dipelajari. Ini membuat ujian menjadi tantangan tersendiri, karena para murid harus mampu menjelaskan secara rinci dan tepat bagaimana teori tersebut bekerja dalam situasi nyata.

Bagi banyak murid, ujian ini adalah puncak dari kerja keras mereka selama bertahun-tahun. Mereka belajar dengan giat, menghabiskan malam tanpa tidur demi memahami setiap konsep dan teori yang diajarkan. Di sisi lain, aku mengambil pendekatan yang berbeda. Aku tidak belajar sekeras murid lain. Namun, berkat kecerdasanku yang alami dan pemahaman intuitif tentang sihir, aku mampu menguasai materi dengan baik. Saat ujian berlangsung, aku tetap tenang dan fokus, menjawab setiap pertanyaan dengan tepat dan rinci.

Aku sangat beruntung, pecahan dari ingatan pertama sangat pandai dalam sihir dan pecahan dari ingatan kedua pandai dalam pedang. Dari kedua ingatan yang aku miliki, memiliki cara pemahaman sihir mereka yang masing-masing berbeda.

Ujian demi ujian aku selesaikan, dari yang mudah hingga yang tersulit. Aku menjawab soal tentang cara merancang lingkaran sihir yang rumit, menulis bahasa rune dengan akurasi tinggi, dan menjelaskan teori penggabungan dua jenis sihir yang berbeda. Aku juga mampu memecahkan soal-soal alkimia dengan mudah, menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang transformasi magis dan bahan-bahan yang digunakan.

Aku bisa sedikit alkimia karena ingatan dari pecahan pertama pernah melakukan alkimia selama beberapa bulan dan menyerah karena hasilnya tidak memuaskan.

Ujian selesai, para murid kembali kerumah masing-masing sambil menunggu apakah mereka akan lulus atau tidak. Aku pulang kerumah, menggunakan kreta yang sama dan melalui stasiun yang sama. Menunggu waktu pasti, apakah aku lulus atau tidak.

***

Aku berada di apartemen selama tiga hari, menunggu kabar dari Aetherium Academy. Aku menunggu tanpa rasa panik karena saat senggang aku selalu masuk kedalam portal.

Cincin milikku mengedipkan cahaya biru, aku menampilkan layar biru transparan dan pesan belum terbaca menjadi notifikasi terdepan. Aku cukup terkejut dengan isi pesan yang ada karena pesannya sangat lah panjang.

___

[Selamat, Kurogane Ikki!

Dengan ini, kami dari Aetherium Academy dengan bangga mengumumkan bahwa Anda telah berhasil lulus dari semua ujian yang diberikan. Prestasi Anda dalam ujian fisik, magis, dan teoritis menunjukkan dedikasi, ketekunan, dan kecerdasan yang luar biasa.

Kami sangat terkesan dengan kemampuan dan potensi Anda, serta cara Anda mengatasi setiap tantangan dengan ketenangan dan keahlian. Anda telah membuktikan bahwa Anda layak menjadi murid Aetherium Academy.

Selanjutnya, Anda diundang untuk menghadiri upacara penerimaan murid baru yang akan diadakan pada hari Sabtu mendatang di Aula Utama Akademi.

Sekali lagi, selamat atas keberhasilan Anda. Kami yakin masa depan yang cerah menanti Anda, dan kami bangga telah menjadi bagian dari perjalanan Anda.

Hormat kami,

Dewan Instruktur Aetherium Academy]

___

Aku membaca pesan itu dengan ekspresi malas. Pesan yang hanya menunjukan selamat karena sudah lulus ujian sangat panjang dan membuat seseorang malas untuk membacanya. Aku saat masuk SMP pesannya tidak sepanjang pesan ini.

Aku menghela napas, dan bergumam, "Sabtu kah, itu masih dua hari dari sekarang."

Sabtunya, hari yang dijanjikan dan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak murid.

Aku berdiri di Aula Utama Akademi, mengenakan seragam resmi yang dikirim sehari sebelumnya. Aula itu penuh dengan suasana tegang dan antisipasi, dihiasi dengan ornamen magis yang berkilauan, menciptakan suasana yang megah. Murid-murid duduk dengan tertib, menunggu upacara penerimaan murid baru dimulai.

Ketika Dewan Instruktur naik ke panggung, suasana menjadi hening. Salah satu instruktur senior, Profesor Arion, memulai pidatonya dengan suara lantang dan berwibawa.

"Selamat pagi, para murid terhormat. Hari ini adalah hari yang istimewa karena kita berkumpul untuk merayakan lulusnya kalian untuk masuk ke Aetherium Academy. Kalian semua telah melalui berbagai ujian yang menantang, baik fisik, magis, maupun teoritis. Prestasi kalian hari ini adalah bukti dari dedikasi, ketekunan, dan kecerdasan yang luar biasa."

Aku mendengarkan dengan tenang, meskipun pikiranku mulai mengembara. Pembicaraan formal seperti ini sering membuatku bosan, tetapi aku tetap menjaga sikap sopan.

Profesor Arion melanjutkan, "Namun, perjalanan kalian belum selesai. Dalam tiga hari ke depan, kalian akan menghadapi ujian penentuan tingkatan. Ujian ini akan menentukan posisi kalian di Akademi, memberikan kalian akses ke berbagai sumber daya dan fasilitas berdasarkan tingkatan yang kalian capai."

Dia kemudian menjelaskan tingkatan yang ada, satu per satu:

Initiate - Tingkat paling dasar dengan akses terbatas ke fasilitas dan sumber daya akademi.

Apprentice - Tingkatan yang memberikan akses lebih luas ke perpustakaan dan laboratorium dasar.

Guardian - Mulai mendapatkan bahan-bahan latihan dasar dan akses ke ruang latihan tambahan.

Adept - Diberikan makanan yang lebih baik di kantin dan akses lebih luas ke perpustakaan.

Voyager - Mendapatkan bahan latihan berkualitas lebih tinggi dan akses ke fasilitas penelitian lanjutan.

Enchanter - Hak istimewa untuk memesan bahan khusus untuk proyek pribadi.

Centurion - Diberikan prioritas dalam pemilihan kelas dan bimbingan langsung dari instruktur senior.

Savant - Mendapatkan akses penuh ke seluruh perpustakaan dan fasilitas eksklusif.

Champion - Hak istimewa dalam uji coba proyek besar dan alokasi sumber daya tanpa batas.

Ascendant - Tingkat tertinggi dengan hak istimewa penuh, termasuk akses ke ruang penelitian rahasia dan bahan-bahan langka.

"Tingkatan ini akan sangat mempengaruhi kehidupan kalian di Akademi," lanjut Profesor Arion. "Para murid dengan tingkatan lebih tinggi akan menerima bahan-bahan alkimia berkualitas lebih baik, menikmati makanan yang lebih lezat di kantin, dan memiliki akses ke sumber daya perpustakaan yang lebih luas."

Aku mulai lebih tertarik ketika manfaat dari setiap tingkatan dijelaskan. Aku tahu bahwa ujian ini sangat penting untuk menentukan perjalananku di Akademi.

"Jadi, persiapkan diri kalian dengan baik. Ujian ini adalah kesempatan besar untuk menunjukkan kemampuan kalian dan mendapatkan tempat yang layak di Akademi," kata Profesor Arion mengakhiri pidatonya.

Setelah upacara selesai, para murid bersiap untuk menghadapi tantangan baru yang menanti mereka dalam beberapa hari mendatang.

Asrama akademi belum bisa di akses, dan juga yang dapat tinggal di asrama hanya murid yang masuk peringkat 100 besar pada ujian yang akan datang. Peringkat juga akan berganti jika tidak dapat mempertahankannya dalam satu tahun.

1
GM Tyrann
Kalo kalian udah mulai baca terus ada nama MC dibagain sudut pandangnya padahal seharusnya Aku. Itu kesalahan penulisan, karena udah banyak jadi malas ganti, ada banyak sih pas sudut pandang MC seharusnya pake Aku dan Kami, tapi malah pake, nama MC, Dia dan Mereka.

Kalo dari sudut pandang karakter lain nama MC, y pake nama MC. Apa lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!