NovelToon NovelToon
Kehidupan Kedua

Kehidupan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hwany

mengisahkan seorang pemuda yg masuk kedalam portal dunia lain dan terjebak dalam dunia penuh ilusi. Akankah dia kembali kedunia dia yang sebenernya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hwany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 8

Seusai kelas selesai.

Hujan belum juga reda dan aku menatap langit yang mendung.

"aahhh..." aku menghela nafas berat

sambil aku membuka payung ku kembali dan berjalan pergi menuju halte bis.

Aku duduk disana sembari menunggu bis datang.

Aku terus memikirkan kejadian tadi.

Apa itu aku? Kenapa kejadiannya berbeda? Kataku dalam hati membandingkan dua kejadian ketika aku menginap di rumah Sun Jae.

Apa yang sebenarnya terjadi.

Aku sangat muak dengan keadaan ku saat ini, mencari-cari jati diri sendiri. Berusaha mengumpulkan serpihan serpihan ingatan yang telah hilang.

Aku bersandar di tiang halte bis.

Tanpa ku sadari seseorang tengah duduk disebelah ku

Dan saat itu juga bis menuju rumah ku datang. Dengan cepat aku segera masuk dan duduk di sebelah jendela.

Dari sana aku melihat kearah halte tempatku duduk dan aku baru menyadari dia pria yang sama, pria yang menabrak ku tadi pagi.

Kami saling menatap. Aku bingung dengan tatapan matanya seperti memiliki dendam tertentu.

Pandangan ku teralihkan dengan dering ponsel

"iya Bu..." aku menerima panggilan masuk dari ibu

"im sol, jika kamu takut sendirian di rumah ke kedai lah dulu." kata ibu

aku rasa apa yang ibu katakan benar. Saat ini aku sedang tidak ingin sendirian.

"baiklah bu." ujar ku dan menutup ponsel

Tak berasa aku sudah berada di depan kedai ibu ku.

Aku membuka pintu, dan ku lihat di dalam begitu sibuk. Disana penuh dengan pembeli.

"Im Sol..." panggil ayah

Aku segera menghampirinya

"Tolong gantikan ibu mu di meja kasir " kata ayah sembari menarik ku

Aku pikir ibu menyuruhku ke kedai tidak lain ingin aku membantu mereka

Mau tidak mau aku pun mulai membantu ibu menerima pembayaran dari orang-orang yang telah makan di kedai kami.

Untung saja aku hanya tinggal menghitung total pengeluarannya. Harga nya sudah tertera di kertas pesanan mereka.

Tak terasa sudah jam 9 malam.

Dan pembeli hanya tinggal beberapa orang saja hujan pun sudah reda.

"hari ini benar-benar ramai sekali mungkin karena hujan, jadi banyak orang ingin makan makanan hangat " kata ayah ku

"iya. Pantas saja ibu menyuruh ku ke kedai. " kataku

"ayo kita makan dulu." panggil ibu dari arah dapur.

saat mendengar panggilan ibu untuk makan aku baru merasa lapar

"aahhh... Aku lapar sekali. Saking ramai nya aku jadi tidak bisa merasakan lapar. " kata ku panjang lebar

"kau ini... maaf sudah membuat mu datang kemari." kata ibu sedikit mengejek.

"aku tidak apa2 lagian aku tidak ingin sendirian di rumah." ucap ku lagi.

Kami pun duduk bersama dan terlihat beberapa sup tahu telur dan ayam bumbu masak merah

"wah... Ini terlihat enak." kagum ku.

"selamat makan." ujar ku lagi dan melahap makanan ku

kami makan begitu lahapnya saking laparnya kami tidak banyak bicara dan fokus pada makanan kami.

Setelah selesai makan

ibu dan ayah sibuk membereskan kedai karena kami sudah tutup. Dan aku membantu mengelap meja.

Tiba tiba ponsel ku berdering dan itu dari Sun Jae. Aku rasa dia sibuk jadi dia baru menghubungiku.

"iya..."jawab ku

"kamu dimana?" tanya nya langsung

"kenapa?" tanyaku

"cepatlah keluar aku sudah ada di depan rumahmu." katanya

"apa..? Kaget ku

"yah... Kenapa tidak memberi tahu ku sebelumnya. Aku tidak ada di rumah." jelasku.

"apa? " terdengar Sun Jae juga kaget mendengarnya

"lalu sekarang kamu dimana? "tanya nya lagi.

"aku sedang di kedai ibu. kami sedang beres-beres."

"baiklah aku akan segera kesana.' kata nya

"Sun Jae...kau.." sebelum aku menyelesaikan perkataan ku Sun Jae sudah menutup teleponnya.

"yang benar saja.." kesal ku

"kenapa?" tanya ibu.

"ahh...Sun Jae baru saja menelepon, dia akan kemari " jelas ku pada pada ibu.

"ahh... Disni sudah sepi juga. Ibu rasa tidak apa2 jika Sun Jae kemari " jelas ibu. Dan dia pergi menuju dapur

Tak berapa lama terlihat mobil terparkir di depan.

sebelum dia keluar dari mobil nya aku berlari menuju mobil nya

aku mengetuk kaca pintu mobil nya

"kenapa kamu kemari?" tanya Sun Jae

"tunggu saja disini yah, Jang masuk...!" pinta ku

dan aku berlari masuk ke kedai mengambil tas ku

"ibu aku pergi dulu "kataku

"kenapa Sun Jae tidak masuk dulu?" tanya ibu

"ahh... Sun Jae, Sun Jae .." aku memutar otak mencari alasan

"ahh... Dia buru buru Bu..." lanjut ku dan segera pergi menuju mobil Sun Jae kembali.

Setelah aku berada di dalam mobil nya. Dengan nafas yang tersengal sengal

"ada apa dengan mu? apa harus terburu-buru seperti itu?"kata Sun Jae bingung melihat tingkah ku

"hah..hah..hah... Sudah lah ayo kita pergi." kata ku sambil masih terengah aku mulai menarik nafas ku berusaha bersikap tenang

"memang kita mau pergi kemana?" tanya nya lagi

Aku menatap nya bingung

"aku pikir kita akan pergi ke suatu tempat. Bukan kah Disni sedikit terbuka." kata ku sambil celingukan barangkali ada paparazi yang mengikutinya

Sekilas terlihat Sun Jae tersenyum melihat tingkah ku

"tidak usah khawatir.. tidak ada yang mengikuti ku. Baiklah mari kita pergi..." kata Sun Jae dan menginjak pedal gas meninggalkan kedai ku

sedari tadi Sun Jae terlihat terus tersenyum

"kenapa terus tersenyum seperti itu? Apa terlihat lucu?" tanya ku

"hmmm.." dia berdehem

"kamu terlalu waspada." jawabnya

"kita akan kemana?" tanya ku

"entahlah menurut mu kita harus kemana?" tanya nya kembali

aku menatapnya kesal heran dengan sikap nya dia terus saja membalikan perkataanku

"terserah, aku ikut saja." ketus ku

"mulai besok aku akan kembali masuk kuliah." ujar Sun Jae.

"iya bagus. " jawabku

"kita akan sering bertemu." kata Sun Jae

"apa?" tanya ku bingung

"kita satu universitas,"

"apa? " kataku lagi kaget

"yah... gara2 kamu hilang ingatan makanan kamu jadi kaget begitu. Padahal dulu kamu sering menceramahi ku untuk kembali masuk. Kita juga satu sekolah waktu di SMA hanya beda kelas saja.". Jelasnya lagi

aku benar2 kaget dengan perkataan Sun Jae. Entah harus berkata apa.

"apa tidak masalah bukankah kamu sekarang seorang aktor." tanya ku

"tidak ada yang perlu aku khawatirkan universitas kita cukup elit." jawab nya

Dipikir-pikir perkataan Sun Jae ada benarnya juga. Mahasiswa di kelas ku juga hanya 5 org. Dan juga kalau pun di hitung-hitung semua mahasiswa di universitas ku tidak banyak.

"kenapa? " tanya Sun Jae saat melihat ku tertegun

"ahh... Aku baru sadar kalau mahasiswa di universitas kita tidak terlalu banyak." kataku

"iya kebanyakan orang kaya yang masuk kesana dan orang dengan IQ yang tinggi. " kata Sun Jae

"aku tidak kaya aku juga merasa aku tidak pintar " celotehku

"yah... Kamu itu tidak ingat saja. Kamu mendapat peringkat pertama di kelas." kata Sun Jae

"ah... Seperti itu. Kita benar2 sangat dekat yah." kata ku

"tentu saja sangat dekat..." kata Sun Jae menekankan hubungan kami

"ngomong ngomong kita kan satu sekolahan sewaktu di SMA, apa kamu kenal dengan tae sung?" tanya ku

"kenapa dengan dia?" tanya Sun Jae curiga

"tadi kami bertemu tidak sengaja. Aku tidak mengenalnya hanya saja dia bercerita banyak." jelasku

"ahh... Anak itu.. Kenapa dengan nya? Apa dia berusaha mendekati mu maksud ku apa dia menggoda mu lagi?" tanya Sun Jae

"lagi?" tanyaku bingung

"ahh... Benar juga kamu mana ingat. Dia pernah menyukai mu." jelas nya ketus

aku hanya diam saja mendengar nya

"kenapa? Apa kamu senang banyak pria yang menyukai mu?" kesal Sun Jae

"tidak .. Aku rasa dia tidak seperti itu." kataku

"apanya yang tidak seperti itu? tidak ada seorang pun yang tau isi hati seseorang." kata Sun Jae

"yahhh.. Aku mengatakan begitu supaya kamu hati hati maksud ku jangan terlalu dekat dengan nya. Kamu juga harus menyadari ada aku." jelasnya

"aku tau ... Lagian aku tidak terlalu peduli itu. Dia bilang Minggu depan ada reuni satu angkatan." jelasku

"iya aku juga mendapatkan undangannya. Kita berangkat bersama yah..." kata Sun Jae.

" memang kata siapa aku akan datang kesana." kata ku

"ahh... Jadi?" tanya Sun Jae penasaran

"aku tidak akan datang." kataku

"baiklah aku juga tidak akan datang." senyum Sun Jae senang.

"kenapa begitu senang mendengar aku tidak akan datang."

"aku senang kamu tidak akan bertemu Tae Sung." senyum Sun Jae.

Aku hanya diam saja mendengar penjelasannya

dia memacu mobilnya begitu pelan, perjalan menuju rumah ku yang biasa menghabiskan waktu 30 menit dari kedai ini menghabiskan waktu 1 jam lebih.

Sun Jae mematikan mesin mobilnya

"aku ingin bertemu dengan mu untuk mengatakan itu saja. Menurut mu bagaimana ?" tanya Sun Jae

"seperti yang aku katakan tadi itu bagus. Bagus kamu kembali belajar." kataku menjelaskan

"bukan itu, kita akan sering bertemu. Kamu mau aku seperti apa? Aku hanya tidak ingin kamu terluka." jelas Sun Jae

"hmm...menurut ku, perlakukan aku sama seperti dengan orang lain. Aku juga tidak mau ada berita negatif tentang mu. Kita juga tidak tau apa yang bisa terjadi. Ada begitu banyak orang yang memperhatikan mu." jelasku

"ahh... Baiklah aku mengerti. " jawab nya sambil dia mengelus kepalaku

"baiklah sampai bertemu besok." ujar Sun Jae

Aku mengangguk dan turun dari mobilnya

Sebelum pergi Sun Jae melambaikan tangannya

1
Ramadhan Lukman Hady
/Casual//Casual/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!