NovelToon NovelToon
Dibalik Topeng Seorang Pelacur

Dibalik Topeng Seorang Pelacur

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Angst / PSK
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: nita kinanti

Jenny, gadis yang terpaksa menjadi seorang pelacur bertemu dengan Satya, pria dari desa yang lugu dan sangat sabar.

Dibalik wajahnya yang selalu terlihat dingin dan angkuh, Jenny memendam sejuta luka yang dia simpan sendirian. Suatu hari dia tidak kuat lalu memutuskan untuk kabur ke desa bersama Satya.

Apakah Jenny bisa memulai kehidupan baru di desa? Atau dia kembali ke kota untuk membalas dendam kepada orang-orang yang telah menjerumuskannya ke dunia pelacuran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nita kinanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Video

Tiga bulan kemudian ...

"Lain kali tidak perlu mengantarkan makan siangku ke sawah. Kamu di rumah saja, biar aku yang pulang ke rumah untuk makan. Kasihan kalau dia kamu ajak panas-panasan berjalan kaki kemari," ucap Satya sambil mengelus perut Jenny yang sudah terlihat membuncit.

Jenny tersenyum, menikmati perhatian Satya yang berlebih kepadanya dan juga bayinya.

"Setelah ini aku antar kamu pulang, ya? Pokoknya, lain kali jangan menyusul ke sawah, apalagi sendirian! Jalannya berlumpur, kalau habis diguyur hujan jadi becek. Aku tidak mau kamu jatuh terpeleset." Kali ini usapan lembut tangan Satya berpindah ke pipi Jenny. Pipi yang mulai gembul berisi seiring pertambahan berat badan Jenny karena kehamilannya.

Sekali lagi Jenny hanya bisa tersenyum, tetapi kali ini diiringi mata yang mulai berkaca-kaca. Betapa dia bersyukur karena sekarang memiliki seorang malaikat yang selalu menjaganya. Setiap sentuhan tangan laki-laki yang kini telah resmi menjadi suaminya itu seperti berhasil menyentuh Jenny sampai ke dalam hatinya. Kehidupan yang sederhana dan apa adanya tidak mengurangi kebahagiaan Jenny karena telah dipertemukan dengan laki-laki ini.

Melihat Jenny hampir menangis, Satya pun memeluknya. Tidak peduli laki-laki itu berkeringat dan kotor penuh lumpur karena menggarap sawah, Jenny tetap menerima pelukan itu. Pelukan hangat yang selalu berhasil membuat dia merasa tenang dan nyaman, yang selalu bisa membuatnya merasa lega tanpa perlu mengatakan apa yang dia rasakan. Hanya Satya yang bisa memberikannya.

"Aku mau di sini saja menemanimu, Sat. Aku bosan di rumah sendirian. Ibu pergi ke hajatan dan aku tidak diijinkan ikut," ucap Jenny setelah dia mengurai pelukan Satya. Wajahnya cemberut dan bibirnya mengerucut, tidak mau menatap Satya.

Satya tersenyum melihat Jenny merajuk. Ini terlihat lucu baginya karena akhirnya Jenny bisa menjadi seperti perempuan biasa yang bisa merajuk dan bermanja-manja.

"Walah nduk, cah ayu ... Ibu mencari-cari kamu. Ibu pikir kamu pergi kemana. Lain kali jangan pergi sendiri, ya. Kalau mau kemana-mana bisa minta ibu untuk mengantarmu." Iswari tiba-tiba muncul dengan wajah khawatirnya. "Kamu juga Satya, kalau sudah waktunya makan siang itu segera pulang. Tidak usah menunggu Jenny mengantarkan makanan. Nggak usah ngerepotin istrinya begini. Nggak kasihan apa istrinya lagi hamil begini?!" omel Iswari pada anak laki-lakinya.

Satya hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah ibunya yang selalu menyalahkan dia jika ada apa-apa dengan Jenny. "Sepertinya ibu sekarang lebih sayang sama kamu Jen, daripada sama aku," kata Satya sambil bergurau.

"Kalian berdua anak ibu. Ibu sayang kalian berdua, tidak usah iri!" Iswari menutup perdebatan. "Kamu pulang bareng ibu sekarang, ya? Biar nanti Satya pulang sendiri. Ibu kasihan kalau kamu panas-panasan di sini," tutur Iswari kepada menantu kesayangannya.

Jenny menoleh kepada Satya meminta persetujuannya. "Iya, kamu pulang saja bersama ibu. Sebentar lagi aku pulang, tinggal menyelesaikan ini," menunjukkan sudut sawah yang belum selesai di cangkul.

"Ya sudah, aku pulang kalau begitu," ucap Jenny lalu meraih tangan Satya lalu mencium punggung tangannya. Itu menjadi kebiasaannya sekarang, sebelum berpisah dengan Satya harus cium tangan.

Setelah itu Iswari dan Jenny berjalan beriringan meninggalkan sawah. Selama perjalanan pulang Iswari dan Jenny sering berpapasan dengan tetangga atau warga desa lainnya.

"Memaafkan ibu ya Jen, ibu tidak mengajakmu pergi ke hajatan. Ibu tidak mau kamu kecapekan karena rumahnya jauh," ujar Iswari sambil terus berjalan menyusuri jalan setapak menuju rumah mereka. Sebenarnya bukan itu alasan utamanya. Iswari tidak mau mengajak Jenny karena takut dia mendengar orang-orang terus menggunjingnya. Perutnya yang sudah mulai membuncit padahal pernikahannya dengan Satya belum genap tiga bulan sedang menjadi buah bibir warga desa.

Jenny sendiri sebenarnya sudah tahu itu meskipun Iswari berusaha menyembunyikannya. Jenny bisa melihat dari cara orang menatapnya dan tingkah mereka yang langsung berbisik-bisik begitu melihat dirinya. Tetapi itu bukan sesuatu yang penting bagi Jenny. Saat ini dia merasa sangat bahagia dan tidak akan membiarkan hal sepele seperti ini merusak kebahagiaannya.

"Jen, setelah ini ibu akan kembali ke hajatan lagi ya, kamu di rumah saja. Paling juga sebentar lagi Satya pulang," kata Iswari begitu mereka tiba di rumah. "Kalau kamu bosan kamu bisa menyirami tanaman di kebun. Tapi jangan mengerjakan pekerjaan yang berat-berat, ya?"

"Iya, Ibu," jawab Jenny. Sejak pertama kali tinggal di rumah ini dia tidak diijinkan melakukan apapun. Satya dan ibunya benar-benar memanjakannya dan memperlakukan dia seperti seorang ratu.

"Ibu berangkat dulu ya, cah ayu," pamit Iswari meninggalkan Jenny di rumah sendirian, lagi. Jenny mengangguk lalu masuk ke dalam rumah.

Tidak berselang lama setelah kepergian Iswari, Jenny mendengar pintu di ketuk. Jenny bergegas membuka pintu karena dia pikir itu Satya yang pulang dari sawah.

Jenny terkejut ketika ternyata Andi lah yang berdiri di depan rumah. "Ada apa, Mas? Ibu dan Satya sedang tidak di rumah," tutur Jenny. Dengan jawaban ini Jenny harap Andi segera pergi karena dia sendiri malas untuk meladeni laki-laki yang masih sepupu Satya ini. Sejak awal pertemuannya, Jenny merasa risih dengan cara Andi menatapnya. Karena itu Jenny tidak mau berlama-lama berdua dengan Andi.

"Wah, kebetulan sekali kalau begitu. Aku memang kemari untuk bicara denganmu."

"Apa yang ingin dibicarakan, Mas?" tanya Jenny heran. Dia tidak ada urusan apapun dengan Andi tetapi laki-laki ini ingin bicara berdua dengannya. Sungguh mencurigakan.

"Boleh aku masuk?"

Mau tidak mau Jenny mengijinkan Andi masuk ke dalam rumah. Tetapi Jenny tidak menutup kembali pintunya. Dia justru membuka pintu rumah lebar-lebar agar tidak terjadi sesuatu yang tidak dia inginkan.

Andi pun duduk sebelum dipersilahkan. Dengan gaya congkaknya dia mengeluarkan ponsel dari saku kemejanya.

"Kemarilah Jen, ada yang ingin aku perlihatkan kepadamu," ucap Andi. Jenny mendekat lalu duduk di kursi yang berjauhan dengan Andi.

Andi memberikan handphonenya yang sedang memutar sebuah video asusila kepada Jenny. "Itu kamu, kan?" tanya Andi dengan wajah menyeringai.

Jenny melihat video itu sebentar, lalu mengembalikan handphone pada Andi. "Aku tidak tahu yang kamu bicarakan, Mas. Mana mungkin itu aku," ucap Jenny tetap tenang.

"Tidak menyangka ya, Satya yang lugu itu mendapatkan istri seorang bintang po*no," ucap Andi masih dengan seringai di wajahnya. "Aku yakin Satya tidak mengetahui tentang video ini. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika dia sampai melihat video ini."

"Aku sungguh tidak tahu yang Mas Andi bicarakan. Kalau sudah tidak ada yang lain, silahkan Mas Andi pulang. Aku ingin istirahat." Jenny beranjak menuju pintu, mempersilahkan agar Andi segera keluar dari rumahnya.

"Tidak usah mengelak, Jen. Aku yakin itu kamu. Apa kamu tahu? Di situs-situs ilegal, mereka menawarkan sejumlah uang kepada siapa saja yang tahu keberadaan mu," ucap Andi tanpa beranjak dari tempat duduknya.

1
ardan
Mulai masuk alur seru nih. Siapa yah yg sudah membebaskan Jenn ?
ardan
Satya belum mengakui status dr ayah kandungnya, yang pasti akan membuat kaget kamu loh Jenn, saat tahu siapa sebenarnya Satya.
ardan
masih setia utk menunggu setiap updatenya. semangat ya thorrrr
Itha
semangat author aq tungu upaya.
Itha
berdamai lah dengan keadaan setiya..minta lah bantuan ayah mu
ardan
Luar biasa
Itha
sedih bangattt author mewek😭😭😭
Itha
aq sampe ngupas bawang author baca nya. sedih bangattt... gimana kalau kita diposisi jen
Itha
/Sweat//Sweat//Sweat//Sweat/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!