Anak kecil ber usia 5 tahun itu asik merasakan sejuk dan dinginnya air pegunungan yang merendam tubuhnya, mereka adalah Regan dan Regi anak kembar laki - laki dari pasangan Putra Mahardika dan Rosintiani.
Setiap akhir pekan Putra akan mengajak keluarganya ini untuk berlibur seperti weekend kali ini ia mengajak anak dan istrinya itu ke sebuah Air Terjun di mana Air Terjun itu menyajikan sebuah pemandangan yang begitu indah.
Canda tawa pun selalu menghiasi wajah mereka, Regan kecil tampak begitu menikmati bermain air bersama kakaknya sedangkan Putra dan Rosi mengawasi dari Gazebo yang tak jauh dari sana....
langsung aja masuk keceritanya...!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mars Is Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 30
Beberapa bulan kemudian Regan sudah bekerja disebuah Cafe, ia diterima sebagai pemain piano untuk menghibur para pengunjung yang datang di cafe itu.
Pemilik cafe itu adalah Arya, teman kerja papa nya Dev. Dan Dev pula lah yang meminta agar Regan dapat bekerja di cafe tersebut.
"Gan! Semangat ya?" Ujar Dev memberi semangat pada sahabatnya itu, Regan nampak tampan dengan kemeja yang ia kenakan. Pria itu hanya tersenyum membalas ucapan Dev dan kemudian berjalan menuju piano yang sudah tersedia.
"Selamat malam semuanya, selamat menikmati semua hidangan yang ada dan saya akan menemani waktu santai anda di cafe Kenanga ini."
Regan pun menaruh kembali mic nya dan mulai duduk mengambil posisi, jari jemarinya pun mulai menyentuh tuts piano menciptakan sebuah nada yang terdengar sangat merdu. Para pengunjung pun mulai tertarik dengan permainan piano yang dibawakan oleh Regan. Alunan denting piano pun membius para pengunjung Regan memainkan dengan penuh percaya diri.
****
"Wuihh.. gila! Para pengunjung seneng banget sama permainan piano lu gan!" Ucap Dev yang sedang mengendarai mobilnya bersama Regan, ia sengaja mengajak Regan pulang bersama lagi pula rumah mereka berdekatan.
"Ya baguslah kalau mereka pada senang, sejujurnya gue gugup banget tadi."
"Alah, buang rasa gugup lu itu. Permainan lu selalu bagus."
Mereka berdua pun telah sampai didepan rumah Regan, diliriknya lah jam yang terpasang di lengan Regan sudah menunjukkan pukul 22.00 malam.
"Thanks ya udah anterin gue."
"Selow, gue balik dulu."
Dev pun melajukan mobilnya meninggalkan Regan, Regan pun melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah. Rumah pun sudah nampak sepi sepertinya semua orang sudah terlelap tidur ia lalu masuk kedalam rumah dengan hati-hati.
****
"Citra! Bangun sih, udah pagi yaelah!" Gerutu Flo yang sudah berada di kamar Citra. Gadis itu memang bebas keluar masuk dirumah Citra, tak jarang Flo juga menginap dirumah ini.
"Hoaam.. apaan sih ganggu mimpi gue sama Regan aja." Jawab Citra sambil menggeliatkan tubuhnya yang masih tertutup selimut, Flo hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu.
"Kalo orang kebanyakan menghayal gini nih, udah buruan mandi nanti telat upacara lagi." Jawab Flo sambil menarik lengan Citra agar ia bangun dari tempat tidurnya, Citra pun segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi yang terletak didalam kamarnya.
"Iya-iya bawel banget lu kek ibu kosan."
Beberapa saat kemudian Citra dan Flo sudah berada disekolah, mereka langsung menuju kelasnya dan mendapati didalam kelas ada Regi dan yang tengah membaca buku pelajaran.
"Eh Citra udah dateng." Ucap Danu melirik ke arah datangnya Citra dan Flo, gadis itu pun hanya tersenyum kemudian berjalan melalui mereka berdua.
"Citra cantik ya?" Gumam Danu sambil menyenggol lengan Regi yang masih saja asik membaca buku nya itu.
"Hmm.."
"Flo juga, mereka berdua cantik."
"Jangan jadi playboy." Balas Regi yang menyudahi membaca buku nya itu kemudian bangkit dan berjalan keluar kelas. Melihat hal itu Danu pun segera mengejar Regi.
"Heh, anak durhaka maen ninggalin gue aja lu."
****
Jam pelajaran hari ini pun telah usai, Regan pun berjalan dengan santainya sambil memainkan ponselnya. Dari arah belakang nampak sebuah mobil sedan hitam memberi klakson pada nya membuat Regan menghentikan langkah kakinya dan menoleh kebelakang.
Tiiinnn.. tiiinn... Mobil pun berhenti, dari pintu belakang nampak keluar seorang gadis cantik yang sangat Regan kenal.
"Namira?"
"Hai Regan, apa kabar?" Sapa Namira ia nampak cantik dengan bando yang ia kenakan itu, senyumnya yang manis membuat pria mana pun akan jatuh hati padanya.
"Ehh? Hai juga, Mir."
"Kamu mau pulang?"
"Iya, baru mau pulang. Lu baru pulang?"
"Iya, Gan. Yaudah bareng yuk."
"Eh gak usah, lu duluan aja Mir."
"Gak apa, udah ayo aku seneng kalau kamu mau aku antar pulang kita kan udah jadi teman."
Namira nampak tersenyum tulus, Regan pun menjadi tak enak jika menolak ajakan Namira ia pun akhirnya mau pulang bersama Namira.
"Yaudah, tapi kalo gak ngerepotin ya?"
"Siapa sih yang ngerepotin? Ayo masuk!"
Namira nampak begitu senang ketika Regan mau pulang bersamanya, mereka berdua pun lantas masuk kedalam mobil dan sang supir pun membawa mobil itu menuju rumah Regan.
"Oh ya kamu kenapa sih jalan kaki terus?" Tanya Namira mencoba membuka obrolannya itu.
"Hemm.. gimana ya jelasinnya? Gue seneng aja sih, dari dulu udah terbiasa jalan." Balas Regan berbohong.
"Emang gak cape?"
"Cape sih pasti, tapi setiap hari itu gue pasti mendapatkan pelajaran baru ditempat-tempat yang gue selalu lewatin. Dan gue seneng."
"Kamu emang beda ya dari yang lain, aku seneng bisa jadi temen kamu."
"Ah biasa aja lagi, Mir."
Mereka pun saling bercerita, mulai bertukar nomer telfon, tertawa bersama hingga Namira mengajak Regan untuk berfoto.
"Tuh kan keren fotonya." Ucap Namira memperlihatkan hasil foto selfir mereka berdua, hingga tak terasa mereka pun sampai didepan rumah Regan.
"Non, sudah sampai." Ucap pak supir yang bernama pak Kusni.
"Oh iya pak, ini rumah kamu?"
"Iya, ini rumah orang tua gue. Gue belum bisa beli rumah." Balas Regan dengan bercanda.
"Regan, kamu mah ya bercanda terus."
"Biar awet muda, haha. Yaudah makasih ya atas tumpangannya Mir. Pak."
"Iya, sama-sama."
Regan pun keluar dari dalam mobil, ia masih berdiri membiarkan tatapannya menatap kepergian mobil Namira hingga hilang dari pandangannya.
*****
Makan malam pun telah siap, Putra, Rosi, dan juga Regi tengah berada dimeja makan namun sosok Regan tak nampak disana. Rupanya pria itu sedang bersiap-siap untuk berangkat ke cafe Kenanga.
"Oke. Malam ini lu harus kasih yang terbaik untuk pengunjung cafe."
Setelah bergumam di depan cermin, Regan pun mengambil sweater abu-abunya tak lupa kunci motor, ponsel dan juga dompetnya. Ia pun langsung berjalan keluar kamarnya.
Saat menuruni anak tangga, semua mata pun tertuju padanya, penampilan Regan beda dari biasanya ia nampak begitu rapi malam ini membuat Rosi pun bertanya.
"Regan? Kamu mau kemana?"
"Mau antar Dev sebentar mah." Balas Regan berbohong, ia tak mungkin memberitahukan mereka bahwa sekarang Regan bekerja paruh waktu. Tapi jika dipikir lagi jika Regan memberitahu pun mereka tak akan melarang, karna yang mereka pikirkan dan perhatikan hanya Regi bukan Regan.
"Lu gak mau makan dulu?" Tanya Regi memandang ke arah adiknya itu.
"Enggak, Dev udah nunggu di depan. Regan pergi dulu."
Secepat kilat Regan pun berlalu dari hadapan mereka bertiga, Putra pun hanya diam seperti tak ingin tau tentang anaknya ini.