NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Sang Istri

Terjerat Cinta Sang Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Maia_Icha

Raihanum Anggraini, gadis yatim yang miskin. Dia sangat mengharapkan bisa mendapatkan Kebahagiaan dari Pernikahan nya. Tapi pada kenyataan, semua keinginan itu harus tandas dan terkubur dalam dalam, saat mengetahui fakta pahit tentang suami yang baru di Nikahi nya. Haruskah dia tetap bertahan, atau mungkin pergi meninggalkan nya.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maia_Icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengganggu

Tepat pukul 07.00 pagi, Aksa sudah berdandan rapi dengan kemeja yang disematkan di pinggang dan jas di luar nya. Lalu tak lupa pula, tas yang tergenggam erat di tangan.

Ia sudah bersiap untuk melangkah menuju kantornya, namun sayup-sayup terdengar suara rengekan dari bibir sang istri yang masih terbaring di atas ranjang.

"Ak..sa.." panggil Hanum dengan wajah merengut yang memelas. Aksa pun menoleh, matanya melihat istrinya yang terlihat bersedih.

"Iya Sayang, ada apa?" ucapnya lembut dan senyum manisnya mengembang, sedang tangan mungil Hanum mengelus wajahnya yang bermuram

"Aku sangat bosan di rumah, tak ada teman untuk mengobrol, tak ada kegiatan yang bisa ku lakukan. Aku merasa terkurung, hampa, dan jenuh sekali. Kalau begini rasa nya aku tak bisa bertahan lagi." tuturnya panjang lebar, dengan ekspresi yang memperlihatkan keadaan murung yang sedang dialaminya. Karena sejatinya, Hanum ini merupakan wanita enerjik yang tak bisa berdiam diri.

Aksa menarik nafas dalam-dalam, berpikir matang-matang tentang cara terbaik untuk menyenangkan hati sang istri. "Iya, aku tahu itu.." ujar Aksa lirih

"Kalau begitu, lakukanlah sesuatu untukku."

"Memang, apa yang kamu inginkan? Belanja? Ke salon? Atau mungkin jalan-jalan menghirup udara segar? Apapun yang kamu mau, aku akan berikan. Bukankah harta yang ku berikan untukmu cukup untuk melakukannya?"

"Ih Aksa, bukan itu yang ku maksud." protes nya

"Lalu apa yang kamu inginkan, Sayang? Beri tahu padaku.."

"Ehm, aku hanya ingin kembali bekerja," jawab Hanum dengan ragu, karena takut Aksa akan marah bahkan menolak keinginannya. Namun, alih-alih marah, Aksa justru berjalan mendekat dan dengan lembut membantu Hanum bangkit dari ranjang.

"Kalau begitu, ikutlah bersamaku ke kantor, karena kamu akan bekerja."

"Benarkah itu?" Hanum girang bukan main, merasa seolah-olah telah menghirup udara kebebasan dan terlepas dari sangkar emasnya.

"Iya, Sayang, aku akan menempatkan mu kembali di posisi lamamu. Bagaimana?" Sebenarnya, Aksa memang sudah berniat membawa Hanum ke kantor, karena para karyawan dan perusahaan sangat membutuhkannya. Namun, alasan utamanya tentu saja agar bisa selalu dekat dengan sang istri.

"Eits, tapi tunggu dulu, Hanum. Aku punya syarat untukmu."

"Kamu ini, Aksa! Pasti selalu ada kesepakatan dan meminta imbalan dariku!" keluh Hanum dengan sebal, namun dalam hati terselip rasa bahagia yang tak terhingga.

"Terserah padamu, kalau kamu sudah menuruti syarat nya. Baru aku akan mengijinkan mu bekerja."

"Huft, memang apa syarat nya?"

"Pertama, kamu harus menjaga kondisimu agar tidak kelelahan, dan tidak boleh sampai lembur mengerjakan tugas. Kedua, setiap pergi dan pulang harus bersama ku. Tak ada pria lain yang boleh menjemputmu, mudahkan?" ujar Aksa dengan tegas, ingin memastikan bayi dalam kandungan Hanum aman dan sang terhindar dari ancaman pria lain.

Hanum mengangguk yakin, "Kalau cuma itu, baiklah, aku setuju."

"Bagus, sekarang bergegaslah. Aku menunggumu di mobil," perintah Aksa

"Siap, Pak Bos!" sahut Hanum, mengacungkan dua jarinya dan mengekspresikan semangat tinggi. Tapi Aksa memandangnya tajam,

"Ingat, jangan lama-lama atau aku akan menghukummu." Setelah mengatakan itu, Aksa melangkahkan kakinya menuju lantai bawah. Sementara Hanum berlari ke arah kamar mandinya, menjalani paginya dengan penuh rasa bahagia.

**

Di Kantor

Semua mata terbelalak melihat penampakan Bos besar yang berjalan berdampingan dengan seorang wanita cantik yang sudah lama menghilang dari peredaran.

Desas-desus dan bisikan para karyawan pun mulai bertebaran di seluruh penjuru gedung megah tersebut, namun Aksa tak peduli sedikit pun. Dia terus melangkah gagah, penuh kharisma, seakan membawa angin segar.

"Pagi, Pak Aksa," sapa Reno, tak kuasa menahan rasa kaget saat melihat kedatangan Bosnya bersama wanita itu dari kejauhan. Dengan langkah sigap, dia mendekat dan membungkukkan sedikit tubuhnya sebagai tanda hormat.

"Pagi, Ren. Apa hari ini ada rapat untukku?" tanya Aksa sambil melempar tatapan nya, tanpa menggubris perubahan suasana di sekitar.

Reno menggelengkan kepala, "Tidak, Pak. Kebetulan hari ini tidak ada rapat. Hanya akan ada tamu dari Kanada yang akan datang berkunjung." tutur nya.

"Baiklah kalau begitu, kamu boleh kembali ke tempatmu," ujar Aksa singkat.

"Baik, Pak." sahut Reno seraya berjalan menjauh, matanya sempat tertuju pada Hanum dengan raut bingung dan penuh tanda tanya. Karena hanya dialah yang mengetahui permasalahan diantara kedua nya.

"Ayo masuk, Hanum.." ajak Aksa lembut sambil menggandeng tangan sang istri, memandu langkah mereka menuju ruang khusus miliknya. Sepasang suami istri itu tampak bak pasangan yang baru, menegaskan kehadiran mereka sebagai sentrum perhatian di gedung itu.

"Iya baik Pak." seketika Hanum jadi terlihat lembut, bahkan sudah merubah panggilan untuk suami plus Bos nya itu.

Aksa tersenyum kecil mendengar nya, apa lagi melihat kelembutan Hanum yang sudah kembali seperti dulu. Rasa nya sungguh membahagiakan sekali.

Ceklek..

Pintu terbuka, dan tampaklah ruangan besar dengan super mewah dan rapi seperti biasa. Karena tak ada yang berubah semenjak kepergian nya beberapa bukan silam.

"Kenapa Pak Aksa, membawaku ke sini? Biar aku pergi menuju ruanganku sendiri." tanya Hanum, bingung dan ingin segera pergi dari situ. Namun dengan sigap, Aksa meraih tangan Hanum dan mendudukkannya di atas meja kerjanya yang besar.

"Kamu masih berani bertanya, atau pura-pura lupa, hm?" bisik Aksa dengan suara berat dan penuh makna, membuat merinding seluruh tubuh Hanum. Napasnya pun memburu membuat jantung berdebar kencang.

"A-apa maksudmu?" Hanum mencoba menjawab pertanyaan itu dengan susah payah dan suara lirih yang hampir tak terdengar. "Ini.." Aksa menunjuk dan membelai bibir mungil istrinya yang kenyal, merah, dan sangat menggoda di mata nya.

"Kamu belum memberikan nya padaku pagi ini."

"A..." baru saja Hanum ingin menjawab, namun dengan cepat Aksa merebut bibirnya dan melumatnya tanpa ampun, menguasai setiap jengkal ruang di antara mereka.

Seolah terhipnotis dengan kepiawaian Aksa, Hanum tak bisa menolak tindakan nya kali ini. Karena dalam kesunyian hati, ia menerima dengan pasrah dan ikut serta merasakan sensasi yang begitu membuatnya terbang hingga mabuk kepayang dalam dekapan cinta sang suami.

"Hmmp, Ak..sa.." liirih Hanum di sela pagutan nya, karena suami nya itu sudah berpindah tempat pada leher jenjang nya.

"Argh.." dengan sedikit berteriak, Hanum di buat kaget oleh tangan Aksa yang mulai berani meremas bongkahan dada nya yang mulai terbuka itu. Dan mencoba mencekal nya, tapi langsung di tepis cepat oleh Aksa.

"Jangan takut Hanum, aku tidak akan menyakiti mu. Percayalah.." entah dorongan dari mana, tapi kata kata Aksa yang mampu menghipnotis diri Hanum hingga dia mengangguk setuju

Hingga akhir nya, Aksa meneruskan aksi liar nya yang menggerayangi tubuh yang begitu seksi dan molek.

"Hm.. Aksa, Aahh.." baru saja desahan itu terlontar dari bibir Hanum, simbol kenikmatan yang sedang dirasakan keduanya. Namun, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar nya Tok.. Tok..

"Aksa, ada orang!" Hanum terlonjak sangat panik, dia dengan cepat turun dari atas meja dan berusaha merapikan pakaian yang sudah berantakan.

Aksa hanya bisa menarik nafas panjang, wajahnya terbalut rasa kekecewaan. Padahal tak lama lagi, dia hampir berhasil meluluhkan dan memenangkan hati sang istri tercinta. Namun, kini hambatan telah datang menghalangi niatannya.

"Kamu tunggu di kamar itu, Hanum. Aku akan segera menyusul ke sana," perintah Aksa, dengan tangan menunjuk ke arah pojok ruangan yang menampakkan kamar kecil khusus tempat peristirahatan.

"Tidak, Aksa. Untuk apa aku berada di sana? Biar aku ke ruanganku saja dan mulai bekerja," tolaknya dengan cepat.

"Patuhi perintahku, Hanum." ucap Aksa lembut namun dengan nada yang penuh penekanan, mempertegas bahwa dia tidak ingin ada penolakan.

"Huft Baiklah.."

1
Nur Adam
lnju
Nur Adam
lnjut
Shinn Asuka
Mau baca terus, thor, jangan lama-lama hiatus ya!
Maia_Icha: Ashiap! kk/Smile/
total 1 replies
Maki Umezaki
Baper deh!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!