Emelia Azzahra merupakan seorang perawat sekaligus muslimah taat. Sementara Kenzo Alianso merupakan korban investasi bodong yang memilih menjadi seorang mafia keji, demi melunasi hutang sekaligus membalas sakit hatinya. Selain itu, Kenzo juga pernah menjadi kakak ipar Emelia, sebelum Bella kakak Emelia yang Kenzo nikahi, meninggal dunia.
Setelah sekian lama tak bertemu, Emelia dan Kenzo dipertemukan dalam situasi tak terduga. Emelia yang biasa berhijab, tampil seksi di acara pelelangan wanita yang Kenzo pimpin. Emelia dijual oleh sang suami yang kalah judi. Kenzo yang langsung mengenali Emelia tak segan mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan Emelia. Sejak itu juga Emelia dan Kenzo terjerat dalam hubungan simbiosis mutualisme. Gambaran malaikat dan sang kriminal, melekat dalam hubungan keduanya.
“Berani kamu mencampuri urusan pribadiku, ... aku tak segan untuk membunuhmu! Tak peduli meski aku pernah menolongmu bahkan sekarang aku sudah menjadi suamimu!” ucap Kenzo di setiap Emeli
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Kembali Ke Setelan Pabrik
Endah dan Clara memang hanya mengalami luka ringan. Namun selain langsung mendapat kabar mengenai kebakaran rumah baru Clara, keduanya juga dihadapkan pada laporan perzinahan dari Emelia.
“Rumah kebakaran setelah aku menjual Emelia. Bukan hanya rumahku, tapi juga rumahmu,” lirih Endah menerka-nerka, mengajak Clara untuk sama-sama merenungi apa yang menimpa mereka.
“Aku yakin ini bukan hanya kebetulan. Termasuk alasan kita kecelakaan. Pengemudi itu sangat mahir kebat-kebut. Tingkahnya mirip mafia!” lanjut Endah perlahan menjadi emosional. Ia masih menatap Clara yang duduk selonjor di sebelahnya, penuh keyakinan.
Endah dan Clara memang dirawat dalam ruangan yang sama. Orang tua keduanya tidak ada di sana. Sebab kebakaran rumah Endah, kebakaran rumah Clara, kemudian disusul dengan kecelakaan keduanya, yang mana mobil mewah keduanya juga sama-sama raib, membuat orang tua mereka sakit dadakan.
Ibarat ponsel, Endah dan Clara mengalami apa itu yang dinamakan kembali ke setelan pabrik. Bedanya, ketika ponsel yang dikembalikan ke setelan pabrik akan mengalami kerja sangat optimal, tidak dengan Endah apalagi Clara. Keduanya sungguh hilang arah karena materi sekaligus modal untuk berpikir saja, mereka tak punya.
Setelah merenung serius, Clara yang sampai memijat kedua pelipisnya menggunakan kedua tangan, berangsur menatap Endah. “Sepertinya pesona Emelia sudah berhasil memikat mafia. Sementara kemalangan yang kita alami, bagian dari pembalasan Emelia. Masuk akal, kan?”
“Bahkan semenjak hari itu, aku memang belum kembali bertemu dengan Emelia secara langsung,” batin Endah.
Setelah kembali diam untuk merenung, Clara yang menjadi emosional berkata, “Kita beneran sudah enggak punya apa-apa. Kita bahkan terancam dipenjara atas dakwaan perzinahan yang dilayangkan ke kita!”
Sambil melirik sinis Endah, Clara yang makin sibuk memijat kedua pelipisnya berkata, “Cepat mikir bagaimana caranya agar kita, khususnya kamu, bisa dapat uang banyak dalam waktu dekat! Bukan hanya kita yang harus menggelar pesta mewah agar Emelia sadar, dia sedang berurusan dengan siapa. Karena kehamilanku juga butuh biaya! Sudah untung janin ini baik-baik saja, padahal mobilku waja remuk!”
“Sssttt! Bisa enggak, jangan berisik kalau keadaannya sedang begini?” sergah Endah refleks membentak Clara. Kenyataan yang langsung membuat Clara mendelik syok. Karena memang, sebelumnya Endah tidak pernah begitu. Endah belum pernah sekalipun kasar kepada Clara, bahkan meski baru kata-kata.
Di rumah sakit yang sama, Emelia tengah bekerja.
Kak Kenzo : Pastikan kamu dalam penampilan terbaik. Kamu wajib tampil paling cantik meski kamu masih pakai seragam perawat! Kita lihat apa yang terjadi ke Endah maupun Clara setelah mereka melihat penampilan terbarumu!
Sejak kiriman lemari sepatu lengkap dengan isinya, Kenzo memang datang dengan nomor ponsel baru. Namun, kalian jangan berpikir Kenzo menyikapi Emelia dengan manis. Karena yang ada, Kenzo akan marah-marah layaknya sekarang, bahkan meski itu hanya di pesan.
Emelia yang memang bertugas di IGD, berangsur menahan napas. Ia sengaja melakukan swafoto dan mengirimkannya kepada Kenzo.
“Belasan pesan WA Kak Kenzo, dari kemarin, memintaku untuk tampil paling cantik. Aku wajib dandan pakai rias, pakaian, tas, maupun sepatu pemberiannya!” batin Emelia.
Kenzo yang baru memakai kacamata hitam, dan akan keluar dari pintu mobil penumpang, refleks diam. Kenzo berangsur memastikan alasan ponselnya bergetar. Ternyata itu pesan balasan dari Emelia.
“Dia mengirimiku foto?” batin Kenzo yang langsung mengernyit penasaran.
Kenzo tetap fokus menatap layar ponsel di tangan kanannya, meski tangan kirinya berangsur menutup pintu mobilnya. Sementara di kanan kiri sebelah depan, Leo dan Mir masih setia menemani.
Emelia mengirimi Kenzo tiga foto. Pertama, foto wajah dari samping. Kedua, foto wajah dari depan. Sementara foto satu lagi merupakan foto seluruh tubuh dan diambil dari bawah.
“Cantik banget, ya? Apa kameranya yang jahat? Berapa hari enggak ketemu sih? Kok langsung beda banget? Masa rias dan pakaian yang aku berikan, juga langsung menciptakan keajaiban?” pikir Kenzo yang kemudian langsung syok gara-gara pesan teks yang Emelia kirimkan di bawah ketiga fotonya.
Emelia : Kenapa kita enggak nikah saja? Habis beres masa idah, aku siap menikah. Apalagi jika dengan Kakak, orang tuaku pasti sangat setuju!
Ajakan menikah dari Emelia mendadak membuat Kenzo gelisah. Tanpa berniat membalas, Kenzo buru-buru mengantongi ponselnya.
“Bos, ... malam ini Xander memimpin acara lelang,” ucap Leo sengaja mengabarkan kepada Kenzo.
Detik itu juga Kenzo langsung melepas kacamata hitamnya. Mata birunya menatap penuh keseriusan kedua mata cokelat Leo. “Malam ini juga, kita akan mengacaukan acara mereka. Namun jika kalian tidak siap, biarkan aku saja yang melakukannya,” ucap Kenzo yakin.
Embusan angin kencang di antara pasir hitam yang menghiasi bibir pantai menjadi saksi, bahwa Kenzo tidak pernah main-main dengan ucapannya. Kini, mereka sudah tiba tak jauh dari dermaga biasanya para mafia dan peserta acara lelang, berkumpul.
“Nanti malam, biarkan aku saja yang mengacaukan acara mereka. Kalian jaga-jaga dari jauh saja. Namun aku pastikan, malam ini juga Xander mati di tanganku!” ucap Kenzo yang memilih berlalu dari sana. Kenzo memasuki sebuah rumah semi permanen di dekat pantai.
Gemuruh angin sekaligus ombak yang saling kejar, terdengar sangat jelas dari sana. Namun, baru juga masuk rumah mungil yang hanya memiliki dua kamar tersebut, Kenzo sudah kembali mengeluarkan ponselnya. Kenzo menjadikan tiga foto kiriman Emelia sebagai alasannya sibuk memandangi layar ponselnya. Meski tak lama setelah itu, Kenzo juga jadi kembali teringat pesan teks dari Emelia dan wanita itu kirimkan setelah tiga fotonya sampai.
Emelia : Kenapa kita enggak nikah saja? Habis beres masa idah, aku siap menikah. Apalagi jika dengan Kakak, orang tuaku pasti sangat setuju!
“Menikah ...?” bingung Kenzo yang kemudian bergegas masuk ke dalam kamar belakang di rumah semi permanen tersebut. Di sana, Kenzo langsung menarik laci lemari meja sebelah tempat tidur. Beberapa pistol, peluru, celurit, maupun keperluan medis khususnya suntikan, memenuhi laci Kenzo.
Kq sedih ya.... padahal ceritanya Happy ending..../Sob/
Ditunggu Novel mereka...
tetap semangat dengan karya2 barunya
Semangat...❤️❤️❤️❤️❤️