Dijual Suami, Dinikahi Kakak Ipar (Mafia Dan Perawat Muslimah)
Hal terakhir yang Emelia ingat, dirinya baru pulang bekerja dari rumah sakit dan langsung disambut oleh sang suami. Berbeda dari biasanya, pria yang menikahinya sekitar enam bulan lalu itu membukakan pintu sambil memasang wajah masam. Namun tanpa sedikit pun curiga, Emelia yang bekerja sebagai seorang perawat di salah satu rumah sakit ternama yang ada di ibu kota, mau-mau saja meminum teh manis hangat buatan sang suami, tak lama setelah dirinya selesai mandi.
Keanehan mulai Emelia rasa tak lama setelah ia meminum teh manis hangat pemberian Endah sang suami, hingga nyaris habis. Emelia yang akan mengeringkan rambutnya karena ia memang baru keramas, mendadak merasa mengantuk sekaligus pusing. Sampai-sampai, Emelia yang berusaha meninggalkan kursi riasnya dan bermaksud tiduran di kasur, malah terbanting sebelum dirinya sampai kasur.
Akan tetapi, kini Emelia sudah ada di dalam mobil sang suami. Suasana di sana, baik di dalam mobil maupun di luarnya, sangatlah gelap. Emelia ada di tempat asing tapi dihiasi sebuah kapal besar. Seolah di sana merupakan dermaga. Beberapa pria Emelia dapati ada di luar sana. Melalui pandangannya yang masih kabur, Emelia mendapati semua pria di sana memakai serba hitam. Dari celana panjang, kaus, dan juga jaket kulit yang semuanya berwarna hitam. Pria-pria di sana berpenampilan sangar mirip petugas keamanan yang tak segan bersikap kejam.
Emelia yakin, dari semua pria yang ada di luar sana, tidak ada yang ia kenal. Apalagi setelah Emelia pastikan, meski sampai ada kapal besar, lokasinya juga jauh dari keramaian. Lokasi yang sangat asing bagi Emelia dan nota bene hanya anak rumahan. Malahan Emilia mengenali suasana berhias pasir hitam di sana mirip pantai kecil sekaligus terpencil.
“Bentar, ... kok rasanya ada yang aneh,” pikir Emelia.
Selain mulutnya yang seolah diplester, di pangkuannya, kedua tangannya juga Emilia dapati diikat menggunakan dasi. Emelia yang langsung syok, mengenali dasi tersebut sebagai dasi milik suaminya! Fatalnya, Emelia yang merupakan muslimah taat dan selalu menutup auratnya, kini hanya memakai lingire sangat transparan warna hitam. Dalaman yang Emilia pakai dan masih berwarna hitam juga tak kalah membuat penampilan Emelia makin menggoda. Penampilan Emelia kali ini sangat kontras dari penampilan Emelia yang biasanya.
“Ini aku kenapa? Kenapa aku sampai hanya pakai begini! Bahkan aku bersumpah, ini bukan milikku!” batin Emelia benar-benar syok. Ia bahkan berderai air mata mengutuk penampilannya.
“Ini mas Endah ke mana? Mas Endah di sini juga, kan?!” isak Emelia yang sekadar berbicara saja tidak bisa. Sebab pada kenyataannya, mulutnya memang diplester hitam. Emelia mendapati pantulan wajahnya di kaca spion yang ada di atasnya. Di sana tampak dengan jelas, wajah cantiknya sudah sampai dirias sementara rambut kecokelatan agak bergelombangnya juga tergerai. Mahkota terindahnya itu tak lagi tertutup hijab!
“Astaghfirullahaladzim! Siapa yang sudah tega melakukan ini kepadaku!” Namun jauh dalam benaknya, satu-satunya yang Emelia curigai ialah sang suami. “Masa iya, mas Endah? Atas dasar apa, sementara aku istrinya?!”
Tak lama setelah praduganya, orang yang Emelia curigai datang. Endah masih dengan tampang terakhir Emelia ingat. Pria tinggi itu masih memakai kemeja lengan panjang slim fit warna abu-abu. Rambut lurus pendek Endah masih awut-awutan. Endah melangkah sambil menunduk dan tampak sangat lesu. Tampilannya benar-benar jauh dari rapi karena sebagian ujung kemejanya saja keluar dari ikat pinggang.
Hanya saja, kenyataan Endah yang membiarkan Emelia berpenampilan layaknya sekarang, telanjur membuat Emelia kecewa. Suami macam apa yang tega membiarkan istrinya berpenampilan sangat seksi layaknya sekarang dan itu bisa dinikmati oleh umum? Wajah Emelia bahkan sudah sampai dirias dan semua itu seolah sengaja direncanakan!
“Mas, tolong jelaskan kenapa kamu membiarkan aku berpenampilan seperti ini?!” isak Emelia tak lama setelah plester di bibirnya dilepas oleh sang suami.
Kenyataan Endah yang dengan entengnya menyikapi Emelia, membuat Emelia yakin, sang suami merupakan dalang dari keadaannya saat ini! Lantas, kenapa dan untuk apa? Apakah Endah sengaja menjualnya?
“Tega kamu! Susah payah aku menjaga auratku, tapi kamu sebagai suamiku justru membuatku begini! Kamu ... M—mas ...!” Emelia tak lagi bisa berkata-kata. Dadanya terasa sangat sesak, sakit! Hatinya remuk redam, bahkan ia mendak ingin mati saja andai dugaan bahwa dirinya akan dijual, benar. Bisa-bisanya, suami yang harusnya menjaganya, malah memperlakukannya layaknya wanita jal.ang!
“Aku juga tidak tahu kenapa akhirnya jadi begini,” ucap Endah berat. Suara beratnya tertahan di tenggorokan. Ia tak kuasa menatap kedua mata istrinya hingga ia jadi sibuk menunduk.
“Jika Mas sudah tidak bisa mencintaiku, pulangkan saja aku ke orang tuaku, Mas!” isak Emelia kepada pria yang duduk menunduk di balik kemudi, dan ada di hadapannya.
“Aku kalah judi, ... dan kamu menjadi ....”
“Aku menjadi apa, Mas?! Kamu menjadikanku sebagai pembayar kekalahan judimu?!” marah Emelia yang sangat ingin mengamuk Endah. Andai kedua tangannya tidak diikat, sudah ia cakar wajah suaminya yang bisa-bisanya menatapnya dengan tampang tak berdosa.
Meski berat, Endah berangsur menatap Emelia. Ia menatap datar penuh keseriusan kedua mata basah di hadapannya. “Emelia Azzahra binti ... aku talak kamu dan mulai sekarang, kamu bukan istriku lagi!”
Ucapan Endah barusan benar-benar membuat Emelia kaget. Dada Emelia gemetaran dan bergemuruh hebat. Talak yang baru saja Endah jatuhkan kepada Emelia tak ubahnya petir di siang bolong. Bahkan meski kini sudah malam, tapi talak yang Endah jatuhkan barusan menegaskan, bahwa pria itu benar-benar mantap menjual Emelia!
“Mas ... Mas, aku enggak mau begini, Mas! Aku mau pulang, Mas! Pulangkan aku ke orang tuaku saja, Mas! Mas, aku mohon Mas! Berapa pun jumlah uang itu, akan aku usahakan, Mas!”
Emelia tak hentinya berteriak. Tenggorokannya terasa sangat sakit dan suaranya pun tak lagi terdengar. Namun, Endah yang ia harapkan malah membiarkannya dicekal oleh dua orang pria berpenampilan sangar serba hitam.
“Suamimu sudah kalah judi! Sebagai gantinya, kamu harus melayani siapa pun yang membelimu nanti!” ucap salah satu pria sangar sambil terus menyeret Emelia.
“M—Mas ... aku mau pulang! Tolong pulangkan aku ke orang tuaku saja! Berapa pun uang yang harus kami keluarkan, akan aku usahakan! Asal aku tidak kamu jual seperti ini! Aku mohon, Mas!” jerit Emelia dalam hatinya. Sebab seberapa pun keras ia mencoba berteriak, suaranya tak lagi terdengar. Emelia yakin, selain tenggorokannya yang telanjur kering, bisa jadi pita suaranya juga bermasalah.
Dunia seorang Emelia Azzahra seolah berhenti berputar bersama kepergian mobil Endah dari sana. Kini, Emelia sudah dipaksa masuk ke dalam kapal besar dan sebelumnya sempat Emelia amati dari dalam mobil Endah.
“Ya Allah ... bukan ini yang hamba mau! Tolong kembalikan hamba ke kehidupan hamba yang biasanya saja! Biarkan hamba menjadi perawat! Biarkan hamba mengabdikan hidup hamba ke orang tua hamba karena mas Endah memang sudah bukan suami hamba!” batin Emelia.
••••
Tolong jangan nabung bab, ya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
G** Bp
baru baca diawal aja dah nyesek banget🥺.aku mampir y Thor
2024-11-03
0
Al Fatih
aq baru mampir bun
2024-10-30
0
yonahaku
nggak nabung othor cuman baca cepat awal mulai cerita seorang wanita yang terpaksa menerima karena suami tukang judi istrinya tak bisa apa apa karena dibius dengan minuman
2024-05-30
0