Jemima dan Arion adalah mantan sahabat kecil yang dipertemukan kembali setelah 10 tahun terpisah. Jemima yang tidak bisa melawan takdir dan kesempatan yang ada di depan mata, terpaksa harus bertemu kembali dengan Arion yang sudah dianggapnya sebagai musuh.
Hari-hari mereka berlalu dengan banyak percekokan dan adu mulut karena sikap dingin Arion. Jemima merasa bahwa Arion memang sudah melupakan persahabatan kecil mereka yang sempat dinodai pertengkaran hingga perang dingin terjadi di antara mereka berdua.
Bagaimana kisah mereka berdua? Apakah akan menjadi sahabat kembali? Atau cinta bersemi di antara mereka? Ikuti kisahnya di sini ya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Othsha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Sekitar pukul 11.55 waktu Indonesia tengah, Jemima keluar dari kamar hotel menuju ke restoran tempat yang ditentukan oleh Arion untuk bertemu. 10 menit sebelum Jemima keluar dari kamarnya, ia bisa mendengar suara pintu kamar hotel dimana Arion berada, terbuka. Jemima sebenarnya sudah bersiap sejak tadi, hanya saja ia memilih untuk datang lebih lama karena ia malas bertemu dan berlama-lama satu meja dengan Arion.
Jemima melangkahkan kakinya dengan malas. Setibanya di restoran, ia melihat Arion sudah duduk bersama seorang wanita cantik. Mereka terlihat sangat akrab, Jemima bisa melihat tawa kedua orang yang sepertinya sedang terlibat dalam perbincangan yang seru. Jemima menekan dadanya, entah mengapa ia merasakan sesak saat melihat pemandangan itu.
Tiba-tiba dua pasang mata melihat ke arah Jemima, dan berteriak memanggil gadis itu yang membuat orang-orang yang berada di dalam restoran melihat ke arah gadis itu. Wajah Jemima seketika memerah karena merasa ia menjadi pusat perhatian saat itu.
“Jemima sayang, ihhh, kok lama kali sih turunnya nek, udah hampir gue susul ke kamar lu,” celetuk Rusli sembari menarik tangan Jemima dan membawanya ke meja dimana Michael sudah duduk dan tertawa geli kala memandang Jemima yang terlihat masih terkejut.
Arion melihat pemandangan Jemima yang sedang ditarik oleh seorang lelaki yang tidak ia kenal. Ia bisa melihat bahwa lelaki itu adalah teman dari kantor lama Jemima, karena lelaki itu terlihat mengajak gadis itu ke arah Michael.
“Itu Jemima, ya Mas Rion?” tanya gadis yang sejak tadi memperhatikan arah dari pandangan Arion. Arion mengangguk pelan sambil tersenyum simpul.
“Cantik ya, pindahan dari Jakarta ‘kan?” lanjut gadis itu sembari memandang Jemima yang sedang dipeluk sayang oleh Michael.
Arion kembali mengangguk pelan, matanya masih tidak lepas dari sosok Jemima yang terlihat begitu bahagia saaat bersama dengan rekan kerja lamanya itu. Ia bisa melihat tawa lepas Jemima yang belum pernah ia lihat selama Jemima bekerja di kantor mereka. Arion segera memalingkan mukanya dan kembali fokus mengobrol dengan gadis yang sedang duduk bersamanya.
“Ihhh, nek, atasan lu cakep amat sih?! aku kan jadi melted ngeliatnya!” ujar Rusli sembari melihat ke arah Arion yang membuat Jemima merasa geli.
“Ingat istri di rumah Rusliiii, lu ngomong kayak gitu dikira ntar lu jeruk makan jeruk, tau! Kemarin lu bilang Pak Michael yang paling keren, sekarang udah beralih haluan lu?” tegur Jemima sambil tertawa.
“Yah, di rumah aku suami, Nek. Di luar juga suamilah, hihihi. Gue hanya mengagumi, Nek. Gue juga rada bingung sih, yak! Gue yang muka pas-pasan, yah, 11-12 sama bang Min holah, udah laku, ini bos lu sama bos gue, kok belum kewong-kewong juga. Apa mungkin mereka yang jeruk makan jeruk?! hihihi!” ledek Rusli yang membuat Michael memelototi dirinya.
“Sialan lu, Rus! Istri lu cuma kasian aja sama lu, udah nembak lima kali ditolak, tapi lu nya kagak nyerah! Makanya lu makasih sama mama mertua lu yang udah mau ngasih restu dan bujuk si Leha buat nikah sama lu!” balas Michael yang membuat Rusli dan Jemima terkikik.
Jemima menyadari sesuatu dan melihat ke arah Arion yang ternyata sedang melihat ke arahnya.
“Mampus gue!”
Jemima segera permisi kepada Michael dan Rusli untuk menemui Arion. Ia melupakan janjinya dengan Arion karena melihat gadis yang satu meja dengan Arion tadi. Pertemuannya dengan Michael dan Rusli menjadi alasan kedua dia melupakan keberadaan atasan barunya itu.
Jemima menyapa Arion dan gadis yang bersama lelaki itu, ia juga meminta maaf karena tidak langsung menyapa mereka. Ternyata Michael dan Rusli yang tadi sebenarnya sudah sempat saling menyapa dengan Arion, mengikuti Jemima dan memutuskan untuk bergabung bersama Arion yang membuat Jemima menghela nafas berat.
Jemima berharap setelah menyapa Arion, ia bisa kembali ke meja Michael. Namun, ternyata Michael dan Rusli berpikiran lain. Jemima menjadi lebih pendiam setelah mereka berlima berkumpul di satu meja.
“Gimana kondisi hotel kita di Bandung, Bu Claudia?” tanya Michael membuka pembicaraan di meja itu.
“Ahh, sejauh ini, tingkat kepuasan tamua terhadap kinerja SDM kita, bagus sih, Pak! Cuma memang masih diperlukan training terutama untuk tim front office dan waiter, karena banyak staf yang masih baru kita rekrut!” jelas Claudia, gadis yang sejak tadi semeja dengan Arion.
Michael, Claudia dan Arion terlibat pembicaraan seputar hotel dan kinerja karyawan, sedangkan Rusli dan Jemima hanya berperan sebagai pendengar yang baik. Jemima dan Rusli terlalu malas untuk menimpali perkataan tiga manajer yang berada di antara mereka itu. Jemima mengkode Rusli dengan menyenggol pelan kaki lelaki itu.
Rusli yang memahami kode dari Jemima, langsung bersikap dengan sigap.
“Maaf bapak, ibu, ini pada mau ngopi engga ya? Kebetulan kami berdua mau ngopi dulu, udah asem ini mulut!” ujar Rusli yang membuat percakapan ketiga orang tadi terputus selama sesaat. Ketiga orang itu membiarkan Jemima dan Rusli pergi, dan melanjutkan pembicaraan mereka lagi
***
“Untung lu paham kode lama gue, cintaku! Capek deh, lagi makan siang juga ngebahas kerjaan,” gerutu Jemima yang membuat Rusli terkikik.
“Gimana kerja sama sahabat kecil lu, nek? Ihh, emang cucok tuh cowok, macho man, handsome, rancak bana pokoknya!” selidik Rusli yang mengetahui kisah tentang Jemima dan Arion. Jemima hanya mengangkat bahunya sembari menghela nafas lelah. Ia sebenarnya malas membahas tentang Arion, tetapi ia butuh untuk mengeluarkan semua keluh kesahnya tentang lelaki itu dan ia mengetahui Rusli adalah orang yang tepat sebagai tempat untuk menampung curahan hatinya.
Semua hal yang terjadi selama beberapa bulan di Bali, mengalir dari bibir gadis itu. Rusli mendengarkan semuanya dengan seksama.
“Ih, Ih, gemes gue! Gue tarik semua sanjung puja gue tadi, Engga pantes, nek! Lu kenapa engga minta pindah aja sih, balik ke Jakarta aja! Bodo amat sama omongan si Arion itu! Lagian tuh anak kenapa sih?! Masa Jemima gue yang manis dan imut ini, harus ngalamin hal-hal kayak gitu?!”
Rusli menepuk bahu Jemima untuk menenangkan sahabatnya yang sedang menangis itu. Ia tidak menyangka bahwa Jemima mengalami kejadian tidak menyenangkan selama gadis itu bekerja bersama Arion. Ia menjadi tidak menyukai lelaki yang merupakan atasan baru Jemima itu.
Rusli berjanji akan membuat perhitungan dengan Arion, terkait kesedihan yang dirasakan oleh gadis yang sudah menjadi sahabatnya sejak mereka mengikuti pelatihan, saat baru memasuki hotel tempat mereka bekerja bersama dulu. Rusli sudah menyiapkan “amunisi” penuh untuk menghadapi Arion. Ia tidak akan membiarkan Jemima menangis lagi karena lelaki yang tak tahu diuntung itu.
‘Ih, gue kepret jadi tambah ganteng lu! Gemes gue!’
