Siswa Berandalan Bertarung Untuk Mencapai Puncak

SMA Kemayoran mendapatkan tambahan pasukan. Ketika pintu truk terbuka, gelombang baru dari anak-anak berandalan turun dan segera berlari ke arah pertempuran yang sedang berlangsung. Mereka membawa pemukul besbol, menambah ketegangan dan bahaya dalam pertempuran tersebut. Suasana semakin kacau saat mereka menyerang tanpa ampun.

Pasukan White Dragon mulai kewalahan. Meskipun telah berjuang dengan gigih, kehadiran pasukan tambahan dari SMA Kemayoran membuat mereka terdesak. Sano, yang sudah lelah dari pertarungan sebelumnya, menghadapi tantangan baru yang lebih sulit.

Sano berdiri tegar meskipun terkepung oleh ratusan siswa SMA Kemayoran. Wajahnya penuh dengan memar, tetapi tekadnya tetap kuat. Dia menatap lawannya dengan mata yang menyala, menunjukkan bahwa dia belum menyerah meskipun situasinya sulit.

Ketika suara klakson truk terdengar di kejauhan, Sano merasa kehilangan sedikit harapan.

"Kalian benar-benar sekumpulan monster ya, banyak banget anjim!" ketus Sano, tidak menerima kenyataan. Bahwa dirinya benar benar sudah ingin menyerah.

SMA Kemayoran memiliki kekuatan yang begitu besar, dan sekarang tampaknya tak ada yang bisa menghentikan mereka. Namun, saat truk itu menerobos masuk dan melintasi pagar, Sano melihat sosok-sosok yang keluar dari dalamnya.

Dunia seolah melambat ketika Sano dikejutkan oleh kedatangan mereka.

Mereka adalah siswa SMA Bekasi, mengenakan seragam sekolah mereka dengan bangga. Di depan mereka, Aren memimpin dengan gagah berani, menerjang ke arah musuh dengan determinasi yang luar biasa. Ratusan anggota Black Sacrifice mengikuti Aren, bersama-sama melawan pasukan SMA Kemayoran yang mendominasi.

Sementara itu, suara riuh motor mendekat dengan suara berdering mesin yang bergemuruh, memecah keheningan sekitarnya. Dentuman mesin yang kuat dan berirama menyusul setiap langkahnya, menciptakan getaran yang terasa di udara. Suara knalpot yang bergema dan berderit memecah kesunyian, memberi tahu semua orang di sekitarnya bahwa kedatangan mereka tidak bisa diabaikan. Bagi yang mendengarnya, suara itu memberi kesan kekuatan dan keberanian, namun juga menimbulkan rasa khawatir dan ketidaknyamanan bagi yang tidak berhubungan dengan geng tersebut.

Nampak Ash dan Alvin mengemudi motor itu, dibelakangnya masih ada pengikut Black Sacrifice yang membawa motor modifikasinya.

Seketika, semangat bertarung mulai berkobar kembali di antara para anggota White Dragon yang sebelumnya terpukul mundur. Mereka menyadari bahwa mereka tidak sendirian dalam pertempuran ini. Dengan tekad yang baru, mereka berdiri bersama-sama, siap untuk melawan hingga akhir.

"Orang itu? Bukannya udah kukalahkan?!" Zein nampak terkejut melihat kedatangan Ash.

Zein terkejut ketika Ash tiba di tengah pertempuran, namun sebelum dia bisa bereaksi, Aren melompat dari samping dan dengan gesitnya melancarkan tendangan ke wajah Zein. Tendangan itu cukup kuat untuk membuat Zein terpukul mundur.

Sano, dengan tatapan sinisnya, menambahkan komentar mengolok-olok kepada Zein, menyebutkan bahwa Aren memiliki kekuatan yang tak boleh dianggap remeh. Komentarnya itu menjadi pukulan tambahan bagi Zein yang sudah terkejut dan terpukul oleh serangan tiba-tiba dari Aren.

Zein, meskipun terkejut dan terpukul, mencoba bangkit kembali dengan memusatkan perhatiannya pada lawan-lawannya. Namun, kehadiran Ash disana dan peringatan dari Sano membuatnya harus berpikir dua kali sebelum melanjutkan serangannya.

Kemudian Rocki yang tadi sebelumnya hanya menikmati tontonan, kini tersenyum menantikan pertunjukkan mereka semua.

Dia menyeringai, "Bukankah ini menjadi sangat menarik!"

Pertempuran yang sengit terjadi di antara dua kubu yang bertentangan. Namun, dengan kehadiran tambahan pasukan dari SMA Bekasi, White Dragon mendapatkan kekuatan baru untuk melawan balik. Aren dan Sano, bersama dengan para pengikut geng mereka, memimpin serangan melawan pasukan SMA Kemayoran.

Di tengah kerumunan yang berjuang, suara benturan dan teriakan memenuhi udara. Namun, kali ini, semangat untuk melawan tidak pernah padam. Dengan persatuan dan tekad yang kuat, SMA Bekasi bersatu untuk melindungi sekolah mereka dan menghadapi ancaman dari luar.

Ash turun dari motornya dengan gaya tenang namun penuh determinasi, sementara Alvin mengikutinya dari belakang. Alvin, yang masih menyimpan dendam pada Zein, tiba-tiba berlari dan melancarkan serangan tanpa ragu. Pertarungan antara Alvin dan Zein pun berlangsung sengit. Zein dengan cepat merespons serangan Alvin, dan keduanya saling bertukar pukulan dengan intensitas tinggi.

Namun, Alvin belum sepenuhnya pulih dari luka-lukanya sebelumnya. Dalam satu momen kritis, Zein berhasil menghempaskan Alvin ke tanah dengan pukulan keras. Tepat ketika Zein bersiap untuk memberikan pukulan penentu, Ash melompat ke depan dengan kecepatan luar biasa dan melancarkan serangan kejutan. Pukulan Ash mengenai Zein dengan telak, membuat Zein terpukul mundur beberapa langkah.

Kerumunan terkejut dengan keterampilan dan kecepatan Ash. Alvin, yang tersungkur, berusaha bangkit kembali dengan bantuan dari tangan Ash.

Ash berdiri di antara Zein dan Alvin, menunjukkan bahwa dia tidak akan membiarkan Zein melukai Alvin lebih lanjut.

Zein, yang sekarang berada dalam posisi bertahan, menatap Ash dengan kemarahan bercampur kekaguman. Dia tahu bahwa Ash bukan lawan yang bisa diabaikan. Sementara itu, Aren bergabung dengan Sano, membentuk barisan pertahanan yang kuat untuk mengalahkan Rocki.

Pertarungan besar antara SMA Bekasi dan SMA Kemayoran semakin memanas, dengan kedua belah pihak menunjukkan semangat juang mereka. Keberanian dan persatuan geng Bekasi memberikan harapan baru dalam pertempuran yang tampaknya mustahil dimenangkan. Dengan Ash, Aren, Sano dan Alvin bersatu melawan Zein dan Rocki, pertarungan ini belum berakhir dan sepertinya akan berlangsung lama.

Ash menatap Zein dengan tatapan sinis dan sebuah senyuman yang penuh ejekan. "Yo, apakah kau merindukan pukulanku?" tantangnya dengan suara tenang namun menakutkan.

"Seharusnya aku yang bilang itu, bodoh!" Balas Zein.

"Oyah.. Nampaknya dia kesal," Alvin menunjukkan senyuman yang terlihat menyebalkan. Menambah kesan provokasi kepada lawannya itu.

Zein, yang sudah sangat kesal, langsung melancarkan serangan ke arah Ash. Namun, Ash dengan cekatan menghindari setiap serangan Zein, menunjukkan kemampuannya yang luar biasa dalam bertarung. Zein semakin marah dan menyerang dengan lebih brutal, tetapi Ash tetap tenang dan berhasil membalas setiap serangan dengan pukulan yang kuat dan akurat.

Di sisi lain, Sano dan Aren bekerja sama untuk menghadapi pemimpin SMA Kemayoran, Rocki. Mereka tahu bahwa Rocki adalah lawan yang tangguh dan tidak boleh dianggap remeh. Sano memulai serangan dengan kombinasi pukulan dan tendangan yang cepat, sementara Aren mendukung dengan serangan yang lebih berat dan mematikan.

Rocki, yang terkenal dengan kekuatannya, mampu menahan serangan-serangan awal dari Sano dan Aren. Dia menghindari beberapa pukulan dan bahkan berhasil menyerang balik dengan kekuatan yang menggetarkan. Namun, Sano dan Aren tidak menyerah. Mereka terus menyerang dengan koordinasi yang sempurna, memanfaatkan kelemahan-kelemahan kecil dalam pertahanan Rocki.

"Rocki, kau pikir kami akan menyerah begitu saja?" Sano berkata dengan penuh determinasi, sambil melancarkan tendangan ke arah perut Rocki.

Aren mengikuti dengan pukulan keras ke arah rahang Rocki, membuatnya sedikit terpukul mundur.

Rocki, yang merasakan tekanan dari serangan-serangan tersebut, mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Namun, dia masih berdiri tegak, menatap Sano dan Aren dengan penuh kemarahan.

"Siapa dia?" tanya Rocki.

Aren menyeringai. "Heh? Kau ingin berkenalan denganku kah?"

tiba-tiba Aren menatap sinis dan menampilkan jempol mengarah kebawah kepadanya. Membawa kesan provokasi.

"Dia sedikit menyebalkan, tapi dia benar benar bisa diandalkan." Ucap Sano tersenyum kecil kepada Aren.

"Hah! Apa maksudmu, bego!"

Pertarungan di lapangan parkir semakin memanas, dengan kedua belah pihak memberikan segalanya untuk memenangkan pertempuran ini. SMA Bekasi, yang awalnya terlihat kalah jumlah dan kalah mental, sekarang berdiri tegak dengan keberanian yang luar biasa, dipimpin oleh Sano, Aren, Alvin dan Ash. Sementara itu, SMA Kemayoran menghadapi tantangan yang lebih besar dari yang mereka perkirakan. Pertarungan ini belum berakhir, dan hasilnya masih belum bisa diprediksi.