DANGKAL

"Ajie dan vera kemana?" Tanya guru yang sudah berada di kelas.

"Tidak tahu, Bu ...!" Serentak siswa/i dikelas.

Rupanya Ajie dan Vera bolos sekolah tanpa ada keterangan. Sebagian teman sekelas yang tak begitu dekat dengan mereka berdua tak menghiraukannya. Tali lain dengan Cris serta Nay! Mereka berdua sangat peduli hingga keduanya berupaya menelpon secara diam-diam di balik meja. Namun, sayangnya tak ada jawaban panggil telpon mereka.

"Kemana sih mereka berdua?" Gelisah Nay yang berlebihan. Ia menyangkan karena akhir-akhir ini masa genting pelajaran dalam persiapan ujian akhir sekolah.

Cris yang tak begitu pandai dalam berpikir jauh soal pelajaran yang amat penting. Ia hanya mengharapkan Nay yang akan bisa mengingatkan kedua sahabatnya itu.

"Sudahlah Nay, kita fokus belajar hari ini! Urusan mereka berdua nanti sepulang sekolah saja!" Pesan masuk dari Cris. "Ya ...!" Balasan pesan dari Nay.

Mereka pun melanjutkan pelajaran seperti biasa dan tetap fokus apa yang di sampaikan oleh gurunya. Suasana terasa senang karena para siswa/i benar-benar memfokuskan pada pelajaran tersebut.

Mereka saling berlomba dalam isi kepalanya untuk memahami apa yang di sampaikan oleh gurunya guna mampu mengahadapi masa genting ujian akhir sekolah. Harapan semua siswa/i pintar dalam memahami mata pelajaran dan mendapatkan prestasi di sekolah dengan nilai yang memuaskan. Semua itu untuk dirinya dan menjadi kebanggan orang tua serta guru disekolah.

Dua jam berlalu dan mereka sudah melewatkan Dua mata pelajaran yang lumayan terasa rumit dan memenuhi isi kepalanya. Bell pun berbunyi menandakan waktu istirahat selama Satu jam. Mereka pun berhamburan menuju kantin untuk mengisi sebagian perut yang mulai keroncongan serta melepas dahaga untuk tenggorokannya yang sudah mengering.

"Kita makan Mie ayam yu ..." ajak Nay kepada Cris dan mengiyakannya.

Setiba di kantin sekolah, mereka lekas memesan dua mangkok Mie ayam serta dua gelas teh botol dingin. Sambil menunggu pesanannya jadi, mereka berdua asik bercakap kesana kemari sambil bercanda.

Tak lama pesanan itu tiba di mejanya. Lalu, Cris dan Nay saling berlomba menaburkan saus serta sambal yang hampir memenuhi mangkuk mie ayam miliknya. Mereka berdua tergila-gila dengan rasa yang pedas. Baginya sebuah Mie ayam yang tak pedas bukanlah sebuah Mie ayam, melainkan mie palsu. "Canda mereka" sambil mengunyahnya dengan lahap.

"Hey ...!" Tegur Putri kepada Cris yang sudah berada disamping mejanya.

Serentak Cris pun kaget atas kehadiran Putri dengan tiba-tiba. Bahkan rasa kagetnya sempat menunda mengunyah Mie ayam yang sudah berada didalam mulutnya. Sisi lain, Nayla pun merasa aneh atas Putri menegur Cris. Nayla beranggapan sejak kapan mereka saling mengenal! Lantas, ia menatap wajah keduanya serasa tak asing dalam perkenalannya.

"Nanti malam kita on the way lagi ya!" Pinta Putri sambil duduk dan menunjukkan rasa ketagihannya terhadap cumbu Cris.

Cris pun reflek bersin setelah ia mengatakan seperti di hadapan Nayla yang tengah asik makan bersamanya.

"Kenapa Cris?" kaget Putri sambil mengambil teh botol milik Cris untuk segera diminumnya agar lebih baik tenggorokannya. Namun, Cris mengelaknya lantaran tak enak atas perhatian Putri di hadapan Nayla.

"Aku bukan anak kecil. Jadi, tak usah berlebihan seperti itu!" Jawab ketus Cris untuk mengelabui rasa curiga Nayla soal kedekatan mereka.

"Jangan jutek gitu sayang! aku hanya menginginkan belain mu lagi!" Kata Putri dengan memasang wajah centilnya dan langsung bicara pada tujannya.

Nayla mulai membanting sendok berikut garpu kedalam mangkuk hingga sebagian kuah Mie ayam berserakan di meja dan pergi meninggalkan mereka yang membuatnya tak nyaman dan menghilangkan selera nafsu makan.

Cris yang merasa kaget atas tindakan Nayla. Ia pun lekas mengejarnya dan meninggalkan Putri begitu saja.

"Kamu tuh ...!" ngeyel Putri sembari melihat mereka berdua yang tengah asik saling mengejar.

Usia remaja seperti itu pernah Putri rasakan dan baginya akan sia-sia. Karena hanya berakhir luka tak berdarah dan tak akan mendapatkan bahagia yang abadi.

Beberapa tahun lalu, Putri pernah merasakan jatuh cinta kepada lelaki sampai takut kehilangannya dan bosan merasakan cemburu apabila lelakinya dekat dengan wanita lain. Putri berusaha bertahan dari rasa cemburunya yang dimana akan menciptakan luka sedikit demi sedikit. Tapi, itu berakhir sia-sia. Karena Lelakinya tak pernah menghiraukan sakitnya hati Putri bahkan cintanya pun tak pernah dihargai.

Jatuh bangun dan jatuh lagi sering kali dirasakan Putri. Namun, ia berusaha tegar untuk bangkit dan kembali mencari lelaki terkahir. Sayangnya lelaki terakhir pilihannya dan resmi menjadi suami telah meninggalkannya. Karena, dalam usia pernikahan yang akan menginjak tahun ke dua. Perselisihan itu mulai terjadi karena hadirnya wanita lain yang meracuni suaminya. Sejak kejadian itu pernikahannya tak bisa diselamatkan hingga hancur lebur berujung perceraian.

Sakit sekali rasanya sampai ia tak mau lagi mengenal yang namanya Cinta Sejati. Maka dari itu, ia lebih memilih lelaki saat ini hanya untuk kepuasan nafsu birahinya, termasuk Cris menjadi korbannya yang pernah ia nikmati tubuhnya dengan puas dan sampai saat ini Putri masih menginginkan kenikmatan yang selanjutnya bersama Cris.

"Nanti kita atur lagi waktu untuk bercinta ya, Cris" ucap dalam hati Putri sambil mengetuk irama di atas meja makan bekas cris dan Nayla.

Rupanya Putri lebih pandai dari pada Cris dalam menjerat pasangan. Apalagi Putri lebih punya pengalaman jauh soal percintaan dan mengenal lelaki. Di tambah usia Putri Jauh lebih tua dari Cris. Jadi, saat ini yang bodoh itu bukan Putri, melainkan Cris lah.

"Tragis sekali kau Cris ...!" Sambung kembali dalam hati Putri dengan angkuh dan meninggalkan meja yang tersisa dua mangkok serta dua teh botol.

Pertikaian mulai terjadi didepan kelas antara Cris dan Nayla yang saling tarik menarik tangan. Kejadian itu menjadi bahan tontonan teman satu sekolahnya.

"Kau ini kenapa sih Nay ...?" Ucap Cris dengan menggenggam tangannya.

"Plak ..." sebuah tamparan yang mengenai wajah Cris dengan keras oleh Nayla.

Seketika Cris pun diam tanpa kata selain menatapnya penuh emosi yang akan memuncak dalam beberapa menit lagi.

"Kau masih saja tak menyadari soal aku sejak dulu, Cris!" Tegas Nayla dengan membentaknya sambil menunjuk ke dada Cris.

Hampir Tiga tahun sejak masuk SMA, Nayla sudah memiliki perasaan terhadap Cris. Sayangnya perasaan itu belum pernah ia tunjukan dengan jelas, karena sifatnya yang lugu dan pemalu waktu itu. Maka tak heran, Cris tak pernah mengerti dengan perasaan yang dimiliki oleh Nayla.

"Maksud mu apa, Nay ...?" Jawab Cris dnegan kesakitan bekas tamparannya.

"Kau simak saja sendiri ...!" Tegas Nayla terbakar cemburu terhadap Putri. Lalu, ia pergi meninggalkannya dan masuk kedalam kelas untuk menyendiri.

Biasanya Nayla dalam suasana hati yang kurang baik. Ia selalu meminta untuk ditemani Ajie dan bersandar sejenak untuk mengobati hatinya yang kurang baik. Namun, saat ini Ajie tak ada di dekatnya san Nayla lebih memilih untuk menyendiri duduk terpukul d kuris kelas.

"Benarkah yang dikatakan wanita itu, Cris?" Kata hati Nayla sambil merengek dan tak henti memikirkan perkataan wanita itu.