NovelToon NovelToon
Pendekar Sakti Thung Seng

Pendekar Sakti Thung Seng

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / kelahiran kembali menjadi kuat / Dunia Lain / Dendam Kesumat / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: Pencari keabadian

Thung Seng seorang jenius beladiri yang juga memiliki seorang istri yang cantik jelita, dimana hal tersebut memancing iri dan dengki dari kakak seperguruannya sendiri.

Dengan memanfaatkan kekuasaannya sebagai seorang Raja dan melakukan kolaborasi dengan orang kepercayaannya Thung Seng, maka kakak seperguruan Thung Seng berhasil menangkap bahkan menghancurkan ilmu kungfu yang dimiliki oleh Thung Seng.

Sanggupkah Thung Seng yang kehilangan ingatan dan kehilangan kungfunya melakukan balas dendam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pencari keabadian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12.Tiga Pill.

Thung Seng mulai memeriksa isi benteng, mengambil beberapa uang koin dan mengganti bajunya yang robek-robek dengan salah satu baju dari lemari pakaian.

“Hmm sayangnya Aku tidak memiliki kungfu sehingga Aku tidak dapat menaruh barang-barang ini ke dalam cincin penyimpanan, mubazir sungguh mubazir,”gumam Thung Seng.

“Hitam Tampan, ayo naik ke atas!”teriak Thung Seng dengan suara lantang.

Tak berapa lama kemudian Thung Seng bersama dengan Hitam Tampan kembali bergerak menuju ke sebuah rumah yang berada di puncak gunung.

Jalan yang dilalui sangat gelap karena cahaya yang terlihat hanya dari rumah yang berada di puncak gunung.

Seekor macan kumbang besar yang berada di atas pohon segera bergerak menerkam Thung Seng.

Thung Seng terjatuh dan macan kumbang tepat berada di atas tubuh Thung Seng.

Macan kumbang membuka mulutnya dan hendak menggigit leher Thung Seng, secara reflex Thung Seng mengangkat tangannya untuk melindungi dirinya, sehingga wajah macan kumbang tertahan oleh tangan Thung Seng.

Hitam Tampan bermanuver, dan kaki belakangnya segera menendang macan kumbang yang berada di atas tubuh Thung Seng.

Tendangan kuat dari Hitam Tampan membuat macan kumbang terlempar ke samping.

Thung Seng segera bangkit dan langsung melompat menerjang ke arah macan kumbang, sebuah pukulan dari Thung Seng dengan cepat mendarat di kepala macan kumbang yang membuat macan kumbang itu terdiam selamanya.

“Hieehhh!”ringkik dari Hitam Tampan.

Thung Seng segera menoleh ke arah Hitam Tampan, terlihat seekor ular besar bergerak dengan cepat melilit Hitam Tampan.

Dengan perasaan terperanjat Thung Seng segera berlari ke arah Hitam Tampan, tangannya berusaha melepaskan lilitan, tapi lilitan ular sangat kuat, sehingga Thung Seng dengan kukunya menembus tubuh ular besar tersebut.

Merasa kesakitan karena tubuhnya terluka, kepala ular tersebut segera membuka mulutnya lebar-lebar dan kepala Thung Seng pun masuk ke dalam mulut ular.

Ular besar tersebut hendak menggigit putus kepala Thung Seng, tapi apa daya malah gigi ular besar tersebut yang rontok setelah menggigit leher Thung Seng.

Ular besar tersebut menarik kepalanya dari leher Thung Seng, sehingga kepala Thung Seng terbebas dari gigitan ular.

“Ular bau, rasakan perutMu akan Kurobek-robek!”seru Thung Seng sambil mengerahkan tenaganya sehingga luka di perut ular besar semakin menganga.

Ular besar yang kesakitan, segera menanduk kepala Thung Seng, agar Thung Seng terlempar, tapi usahanya sia-sia, karena tangan Thung Seng tidak mau lepas dari tubuhnya, bahkan ular besar tersebut yang merasa kesakitan ketika kepala ular bertemu dengan kepala Thung Seng.

“Hiyaattt!!!”teriak Thung Seng dan robeklah tubuh ular tersebut, kepala ular pun jatuh terkulai setelah tubuhnya dirobek-robek oleh Thung Seng.

Thung Seng pun segera membebaskan Hitam Tampan dan kemudian Mereka berdua kembali menuju ke rumah yang berada di puncak gunung.

Akhirnya Thung Seng pun sampai di rumah yang berada di puncak gunung, sebuah rumah yang diterangi oleh obor.

“Tabib Chan Bei, tabib Chan Bei!”panggil Thung Seng setelah turun dari kuda.

“Krieettt,”bunyi pintu ketika terbuka.

“Silahkan masuk,”ucap tabib Chan Bei dengan ramah.

Thung Seng segera masuk ke dalam rumah di mana terlihat sebuah tikar lebar.

“Silahkan duduk,”ucap tabib Chan Bei.

Tabib Chan Bei segera duduk bersila di atas tikar yang segera diikuti oleh Thung Seng.

“Aneh bagaimana bisa Anak muda ini sampai kemari? Tubuhnya tidak memiliki kungfu dan seperti habis bertarung, terlihat dari bajunya yang penuh darah,”pikir tabib Chan Bei dengan keheranan tapi raut wajahnya biasa saja malah terkesan acuh tak acuh.

“Ulurkan tanganMu!”perintah tabib Chan Bei.

Setelah Thung Seng mengulurkan tangan, tabib Chan Bei segera memeriksa nadi Thung Seng.

“DantianMu rusak dan ada kerusakan di bagian kepalaMu yang menyebabkan Kau amnesia, bukankah begitu?”ucap tabib Chan Bei.

“Iya benar, wah tabib benar-benar sakti, hanya dengan meraba bisa tahu permasalahanKu,”puji Thung Seng dengan tulus.

“Hahaha Anak muda, itu adalah hal yang mudah bagiKu, Kau tunggu sebentar Aku akan mengambil pil khusus untukMu,”ucap tabib Chan Bei yang kemudian berdiri dan masuk ke kamarnya.

Tak lama kemudian tabib Chan Bei kembali keluar dari kamar dengan membawa sebuah kotak dengan panjang tiga puluh senti dan lebar lima belas senti meter.

Dengan tenang tabib Chan Bei kembali duduk bersila dan kemudian membuka kotak kayu yang dibawanya.

Ketika kotak kayu terbuka terlihat tiga buah pil yang berwarna merah, putih dan biru serta hawa wangi.

“Satu dari tiga pil ini adalah obat untukMu, yang dua adalah racun, Kau boleh pilih dan coba,”ucap tabib Chan Bei dengan tersenyum.

“Hmm benar yang dikatakan oleh ayahnya Mey Lan, tabib ini aneh orangnya,”pikir Thung Seng.

“Bagaimana, apakah Kau takut mencobanya?”tanya tabib Chan Bei dengan tersenyum.

“Huh siapa takut, biarpun semuanya beracun, Aku tidak takut,”ucap Thung Seng sambil mengambil pil berwarna putih.

Terlihat tabib Chan Bei yang terkejut sesaat dan kemudian terlihat biasa kembali.

Tabib Chan Bei tersenyum dan Thung Seng pun setelah menelan pil juga tidak mau kalah, mulai tersenyum.

Tiga menit setelah menelan pil, tubuh Thung Seng terasa panas.

Setelah lima menit berlalu, rasa panas di tubuh Thung Seng pun menghilang.

“Aku tidak merasa ingatanKu pulih, apakah yang Kupilih tadi adalah racun?”tanya Thung Seng.

“Ya, yang Kau makan tadi adalah racun, tapi Kau boleh memilih lagi,”ucap tabib Chan Bei.

Kali ini Thung Seng mengambil dan kemudian menelan pil yang berwarna biru.

Setelah tiga menit kemudian, perut Thung Seng terasa sakit melilit dan setelah lima menit kemudian efek rasa sakitnya menghilang.

“Luar biasa Anak muda ini, Dia adalah orang pertama yang tidak mati setelah memakan dua pil,”pikir tabib Chan Bei dengan takjub.

“Hahahaha biar Kurasakan pil ke tigaMu ini,”ucap Thung Seng seraya mengambil pil berwarna merah.

Tabib Chan Bei membiarkan saja kelakuan Thung Seng yang mengambil pil tanpa ada ijin dari dirinya.

Thung Seng segera menelan pil yang ketiga, setelah tiga menit kemudian terasa kepala Thung Seng bagaikan dipukuli.

“Aduh sakit sekali di kepalaKu, bahkan pukulan Lie Chuan tidak sesakit ini.”

Lima menit kemudian rasa sakit di kepala Thung Seng pun menghilang.

“Anak muda ini memakan tiga pil buatanKu, tapi kenapa reaksinya beda, apakah improvisasi pil buatanKu gagal?”pikir tabib Chan Bei.

“Aku telah memakan semua pil Mu Pak Tua, dan apakah Aku akan segera sembuh?”

“Hmm Kau tunggulah sebentar lagi, Kita akan melihat apakah tiga pilKu berguna atau tidaknya,”jawab tabib Chan Bei.

Lima menit kemudian mendadak Thung Seng berguling-guling kesakitan. Semua yang ditabraknya pada hancur.

Bahkan tubuh Thung Seng membuat bolong rumah tabib Chan Bei dan tetap bergulingan di halaman rumah tabib Chan Bei.

Thung Seng merasakan seluruh tubuhnya sangat sakit dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Tabib Chan Bei melayang di udara melihat Thung Seng yang bergulingan kesakitan di bawahnya.

POV

Dua puluh tahun lalu tabib Chan Bei menemukan sebuah kitab pengobatan kuno di sebuah reruntuhan kota tua.

Setelah usaha keras selama beberapa tahun, akhirnya tabib Chan Bei bisa membaca isi kitab pengobatan.

Kitab pengobatan kuno itulah yang membuat tabib Chan Bei sangat masyhur karena tabib Chan Bei jadi bisa membuat pil-pil yang sangat manjur.

Hanya saja tiga pil yang dimakan oleh Thung Seng adalah pil hasil improvisasi dari tabib Chan Bei, karena beberapa tanaman yang dibutuhkan untuk pembuatan pil tiga warna tidak dapat ditemukan oleh tabib Chan Bei, sehingga dengan terpaksa tabib Chan Bei menggantinya dengan tanaman beracun.

Tabib Chan Bei sendiri tidak berani mencobanya, maka orang-orang yang datanglah yang menjadi kelinci percobaannya.

Kembali ke Thung Seng.

Thung Seng yang tadi berguling-guling sekarang malah berhenti bergerak.

“Eh apakah Anak muda ini mati?”pikir tabib Chan Bei seraya turun dan memeriksa kondisi Thung Seng.

“Hmm Anak muda ini hanya pingsan.”

“Ya ya benar, hahaha Aku berhasil, rupanya apa yang tertulis di buku kuno bukan cerita dongeng. Nak karena Kau telah menjadi kelinci percobaanKu yang patuh, akan kuberikan Kau pil penyembuh dantianMu.”

Bersambung :))

1
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
ayub tambunan
ini yang bikin malas baca masa jadi anak 12 tahun giman mau berkelahi nya maaf nda jadi lanjut baca
RisingPhoenix: Terima kasih atas kunjungannya. 🙏🏼.

Justru di situ uniknya cerita ini, karena dengan tubuh istimewanya serta kungfunya yang naik dengan cepat serta interaksi yang unik dengan burung besar 🙏🏼😃.
total 1 replies
jaka saba jati
katanya pek liong...knapa manggilnya tung seng
RisingPhoenix: Pek Liong nama pemberian ketika Dia tidak tahu nama aslinya, sedangkan Thung Seng adalah nama aslinya.

Terima kasih sudah berkunjung membaca 🙏🏼🙏🏼🙏🏼.
total 1 replies
Membo 69
cocok judulnya pendekar bloon😆😆😆
RisingPhoenix: 😂😂namanya juga lupa ingatan jadi minim pengalaman 😃😃😃😅🙏🏼
total 1 replies
Membo 69
kalau alur cerita ada POV sepertinya kurang apik Thor..Napa ngga dijadikan satu dgn. plot ceritanya .seakan terkesan cerita dipaksakan jadinya🥱
RisingPhoenix: Baik, terima kasih atas sarannya 🙏🏼
total 1 replies
Membo 69
jgn diulang ulang kalimat yg sama..dan kosakata juga perlu dibenahi bro
Razali Azli
cerita novel dah menarik. tapi nama² watak sangat tidak menarik. saranku thor, akan datang atau jika ada novel baru usahakan agar nama watak dan tempat dijadikan lebih baik.
RisingPhoenix: Razali Azli, terima kasih atas masukannya 🙏🏼
total 1 replies
RisingPhoenix
Terima kasih 🙏🏼🙏🏼🙏🏼😃
Ismaeni
lanjut thor,ceritanya menarik
RisingPhoenix: Terima kasih atas dukungannya @ismaeni 🙏🏼
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!