Seorang pendekar hebat mengalami peristiwa tragis, yang membuatnya bereinkarnasi ke dalam tubuh seorang bayi. Dengan ingatan masa lalu yang kuat, pendekar itu memadukan keahlian bela diri yang luar biasa dengan pengetahuan medis dan alkimia yang ia kuasai di kehidupan sebelumnya.
Dengan tekad untuk memanfaatkan kemampuannya demi kemanusiaan, pendekar ini merajut kembali jaringan yang terputus, menciptakan pil-pil tingkat tinggi yang dapat memulihkan bahkan orang-orang yang hampir mati. Dengan pil-pil ajaibnya, jiwa-jiwa yang hampir terlepas dari tubuh mereka diambang kematian, diberi kesempatan kedua untuk hidup. Kekuatan alkimia dan medisnya menjadikan pendekar ini sebagai penyelamat bagi banyak nyawa yang terancam lenyap.
Namun, dengan kekuatan besar dan tanggung jawab yang tak terelakkan, pendekar ini harus menghadapi konsekuensi moral dari tindakan-tindakannya yang mengganggu keseimbangan hidup dan kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Mula
Langit terlihat gelap, senja kini berganti menjadi malam, cahaya rembulan seolah malu-malu menampakan sinarnya, bahkan bintang tak satupun yang berani keluar, membuat suasana semakin kelam.
Dalam dingin malam, angin berhembus perlahan, sesosok tubuh seorang pemuda berusia 28 tahun berdiri di atas bubungan rumah, dengan sebelah kaki yang terangkat ke atas, kedua tangannya bersilang dada, dengan mata yang terpejam.
Tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini, beberapa sosok pria berpakaian hitam nampak mengintai dari kejauhan, mata mereka menatap tajam ke arah pemuda yang saat ini seolah tak terganggu sedikitpun ketenangannya.
Sementara di tangan mereka, pedang-pedang berkilauan terpasang dengan begitu cantik dan bersiap untuk memberikan serangan dahsyat ke arah pemuda itu.
"Kalian yakin dia orangnya?" tanya salah seorang pria berpakaian hitam itu sambil melirik ke arah rekan-rekannya.
"Tentu saja, kami bahkan telah mengikutinya sejak 4 hari yang lalu, tidak salah lagi, dia merupakan tuan muda dari keluarga Ye, yang bernama Ye Tian. Dia adalah seorang yang memiliki kekuatan tertinggi di antara semua saudaranya." jawab salah seorang rekannya, dengan sangat yakin.
"Itu bagus, malam ini juga kita habisi pemuda itu, tidak boleh ada satu orang pun yang bisa menandingi kemampuan yang dimiliki oleh Tuan muda Xiao Lingzhi." ucap pria itu kembali.
Rekannya yang lain hanya menganggukkan kepala, mereka memang telah diberikan tugas untuk melenyapkan Ye Tian, agar pada pertandingan alkemis 7 hari mendatang, pemuda itu tidak akan pernah mengalahkan tuan muda mereka, yang terkenal jenius dalam alkimia.
"Tentu saja! ketua pasti akan sangat senang jika kita berhasil melenyapkan pemuda itu," ucap rekan-rekannya secara serempak. Mereka pun bersiap untuk memberikan serangan dadakan, kepada pemuda yang saat ini masih santai di tempatnya.
Sementara telinga tajam Ye Tian sudah mendengar pembicaraan di antara pria-pria berpakaian hitam itu, namun dia masih mempertahankan ketenangannya, meskipun saat ini dirinya juga telah bersiap untuk memberikan kejutan kepada lawan-lawannya, yang telah merencanakan sesuatu hal yang buruk, hanya karena ingin menaikan citra tuan muda mereka sebagai satu-satunya jenius alkemis di belahan dunia xingguan.
Swoosh...
Tap...
Tap...
Tap...
Pria pria berpakaian hitam itu akhirnya menunjukkan sosok mereka di hadapan Ye Tian, dengan pedang yang terhunus mereka seolah memberikan ancaman terhadap pemuda itu, agar tidak melakukan perlawanan. Namun bukan Ye Tian namanya, jika harus mundur begitu saja. Dia adalah seorang pendekar hebat dan juga alkemis jenius yang terlahir dari sebuah keluarga kecil di klan Ye.
"Menyerahlah! atau kami terpaksa melakukan kekerasan terhadapmu," ucap salah seorang pria berpakaian hitam itu dengan suara yang sangat lantang diiringi tawa rekan-rekannya.
"Hanya 5 cecunguk kecil! Bagaimana bisa tuan muda ini menyerah? Bahkan hanya dengan beberapa gerakan saja, aku bisa mengalahkan kalian semua!" jawab Ye Tian sambil membuka matanya, memperlihatkan seringaian mematikan kepada 5 orang lawannya.
"Ciih! Hanya seorang pemuda yang berasal dari keluarga kecil di desa, berani menantang kami? Jika bukan karena tetua Ye Jun yang telah mengangkatmu sebagai putra angkatnya, kau bahkan tak pantas menjadi seorang tuan muda!" ucap salah seorang pria berpakaian hitam itu, penuh permusuhan.
Ye Tian mendelikan matanya ke arah pria itu, tatapannya menunjukkan kebencian, karena asal-usulnya kembali diungkit dan dijadikan bahan lawak oleh lawan-lawannya.
"Siapa kalian dan untuk apa mencariku?" tanya Ye Tian dengan sangat dingin.
"Kau tidak perlu tahu siapa kami, yang jelas kami datang untuk melenyapkanmu, karena kau tak pantas menyandang gelar sebagai seorang jenius alkemis. Hanya tuan muda Xiao Lingzhe yang pantas memangku posisi itu." ucap salah seorang pria berpakaian hitam.
"Ohoo... Rupanya kalian adalah orang-orang suruhan dari klan Xiao. Sayangnya aku sedikitpun tidak pernah takut dengan ancaman kalian!" ucap Ye Tian sambil menyunggingkan senyuman sinisnya.
"Ciih! Kau pasti akan menyesal karena telah berurusan dengan kami," ucap salah seorang pria berpakaian hitam itu seraya mengangkat pedang yang berada di tangannya dan bersiap untuk memberikan serangan ke arah Ye Tian, dia bahkan mengerahkan sebagian energi Qi miliknya untuk membuat serangan yang lebih dahsyat ke arah pemuda itu.
Hiyaaaa...
Trang...
Trang...
Trang...
"Matilah kau, Ye Tian!" teriak pria berpakaian hitam itu di sela-sela serangannya, dia bahkan mengeluarkan umpatan dan makian terhadap Ye Tian, sambil terus merangsek maju, untuk memberikan serangan-serangan dahsyat diikuti oleh rekan-rekannya yang lain.
Di tengah gemuruh angin malam, Ye Tian terlibat dalam pertarungan tak terlupakan. Dia berdiri tegap menghadapi kelima pria berpakaian hitam yang mahir menggunakan senjata tajam. Pedangnya berkilauan dalam cahaya rembulan, siap untuk menghadapi ancaman yang mendekat.
Dengan gerakan yang lincah dan penuh kepercayaan, kelima pria itu melayang di udara, menyerang seperti burung pemangsa yang menyambar mangsanya. Pedang mereka meluncur dalam serangan mematikan, mengayunkan serangan yang ganas menuju tubuh Ye Tian. Namun, kecepatan dan kefasihannya dalam bertarung memungkinkannya menghindari setiap serangan dengan presisi yang menakjubkan.
Sementara pria-pria berpakaian hitam terus melancarkan serangan mereka dengan semangat membara, Ye Tian tetap tenang. Matanya tetap fokus, mencermati setiap gerakan musuhnya. Dengan gerakan yang seolah-olah menyatu dengan aliran angin, dia menghindari serangan demi serangan dengan keahlian yang luar biasa.
Pedang Ye Tian menjadi seperti kilatan petir saat dia melawan serangan-serangan itu. Dia menggerakkan senjatanya dengan cepat dan akurat, menciptakan garis pertahanan yang tak tertembus. Setiap langkahnya menggambarkan keahlian bertarung yang tak tertandingi.
Dalam pertarungan yang intens itu, ketegangan semakin meningkat. Ye Tian mengandalkan refleksnya yang tajam dan kelincahannya untuk mengelak dari senjata-senjata tajam yang berayun menghantam udara. Dia merasakan adrenalin membara di dalam dirinya, mengalirkan kekuatan tambahan untuk melawan kelima pria itu.
Seiring waktu berlalu, kelima pria berpakaian hitam semakin terdesak oleh kemahiran Ye Tian. Terengah-engah, mereka harus mengakui bahwa pemuda itu adalah lawan yang tak bisa dianggap enteng. Dalam satu serangan akhir yang memukau, Ye Tian dengan cekatan mengatasi pertahanan musuhnya, memaksa mereka mundur.
Akhirnya, dalam kerumunan sinar bulan, Ye Tian mampu mengalahkan kelima pria berpakaian hitam itu satu per satu. Dia berdiri di tengah medan pertempuran, nafasnya tersengal-sengal, tetapi senyum kemenangan menghiasi wajahnya. Dengan pedangnya yang masih berkilauan, dia menunjukkan bahwa kemampuannya tidak bisa di remehkan oleh siapa pun.
"Ciih! Ternyata tua bangka Xiao itu hanya bisa mengirimkan makhluk-makhluk lemah seperti kalian untuk menjadi lawanku," ucap Ye Tian sambil berbalik meninggalkan tempat itu.
Wush...
Tiba-tiba saja angin berhembus sedemikian kencang, menerbangkan debu-debu ke arah Ye Tian yang membuatnya langsung terbatuk, akibat tanpa sengaja menghirup debu-debu itu.
Uhuk...
Uhuk...
Bruk...
Tubuh Ye Tian tiba-tiba saja tersungkur, dengan dada yang terasa panas seolah terbakar oleh bara api, bahkan nafasnya semakin tak beraturan hingga membuatnya tak mampu untuk menopang berat tubuhnya sendiri.
"Hahaha... Kami memang tidak bisa mengalahkan ilmu berpedang mu, Ye Tian. Namun bukan berarti kami tidak memiliki hal lain, racun yang telah menyebar ke dalam tubuhmu itu, akan membuatmu mati dalam hitungan beberapa menit saja." ucap salah seorang pria berpakaian hitam yang tadi menjadi lawannya, diikuti oleh rekan-rekannya yang lain, yang turut serta menertawakan kekalahan Ye Tian saat ini.
"Sial!" ucap Ye Tian hingga akhirnya tubuhnya pun roboh di atas tanah dia tak lagi bisa menahan rasa sakit di dadanya dan meregang nyawa akibat ganasnya racun yang diberikan oleh pria-pria berpakaian hitam itu.