NovelToon NovelToon
Rujuk Kembali

Rujuk Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cerai / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: Butterfly93_

Damar, seorang pemimpin di sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang Fasion dan Mode. Dia tidak bisa tidur dengan tenang ketika melihat nama seorang wanita yang ditugaskan sebagai perwakilan dari perusahaan luar negeri.

Thasya Wilona Adimerta, nama yang sama persis dengan mantan istrinya yang telah dia ceraikan dua tahun silam. Mereka harus berpisah dengan alasan yang tidak bisa Damar terima.

Tapi, setelah Damar tahu apa yang terjadi beberapa tahun lalu sebelum perceraian mereka, dia bertekat untuk memperbaiki hubungan mereka kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butterfly93_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31. ORANG MISTERIUS

Beberapa hari kemudian, Nathan datang ke store menemui Thasya sambil membawa makanan. Kebetulan saat dia datang, para pengunjung masih sepi.

"Thasya, aku bawa makan siang. Jika kamu ada waktu, ayo kita makan bersama" ajak Nathan. Laki-laki itu datang tanpa memberitahu terlebih dahulu. Thasya yang melihat itu, apa lagi saat Nathan.mengungkapkan isi hatinya mereka masih belum ada komunikasi lagi.

"Ah, itu.... Aku masih..." Thasya berusaha mencari alasan untuk menghindar. Tetapi Dimas yang mendengar dan melihat si primas datang, dia langsung nimbrung.

"Kebetulan sekali anda datang, pak. Bu bos juga belum makan siang. Kok anda tahu kalau bu bos belum makan siang, sih?"

Thasya mendengar itu pun langsung menyela. "Akhir-akhir ini kami sedikit sibuk, jadi aku tidka bisa meninggalkan store" ujar Thasya berniat menolak ajakan dari Nathan untuk makan siang bersama.

"Kalau di kantin kalian tidak apa-apa, kan? Kalau aku tidka bisa mengajakmu keluar sebentar, ke kantin kalian juga tidak apa-apa" kata Nathan.

"Tentu saja tidak apa-apa. Bu bos pergi saja, aku bisa jaga store sendiri, kok" kata Dimas sambil mendorong Thasya dengan pelan agar mau mengikuti permintaan si Primas.

Karena tidka bisa mengelak lagi, Thasya pun akhirnya pergi. Dia dan Nathan makan siang. bersama di kantin yang khusus di sediakan buat para staf karyawan.

Nathan bisa melihat jika Thasya hanya mengaduk-aduk makanannya. Sepertinya wanita itu tidak ada nafsu untuk makan.

"Thasya, apa kamu tidak merasa nyaman

denganku?" Akhirnya Nathan bersuara.

"Bukan begitu. Aku hanya tidak tahu harus memperlakukan kakak seperti apa" kata Thasya dengan wajah masih tertunduk.

"Kenapa kamu berbicara seperti itu? Kita kan sudah saling kenal dari sejak kecil."

"Aku hany merasa tidak nyaman setelah mendengar tiba-tiba apa yang kakak katakan malam itu."

Nathan pun menghentikan dan meletakkan sendok makannya. Kemudian dia mengatur posisi duduknya, lalu menatap Thasya.

"Itu bukan tiba-tiba, sya. Aku... A-aku sudah menyukai mu sejak dulu" kata Nathan membuat Thasya kaget dan menatap Nathan tidak percaya.

"Walaupun aku memang mengatakannya terburu-buru kemarin, tapi kamu harus tahu kalau itu bukan tiba-tiba. Aku tidak akan menuntut mu harus menerima ku. Makanya, selama kamu masih di Indonesia ini kita bisa bertemu sebagai kakak adik yang akrab seperti dulu. Dan selama itu, kamu punya waktu untuk memikirkan apa yang aku katakan malam itu.."

"Aku akan menyerah jika jawabanmu tetap menilai ku. APa seperti itu juga tidak bisa?" kata Nathan yang sepertinya dia tidak semudah itu melepaskan Thasya dan menghentikan perasaannya.

Thasya hanya bisa diam dan menatap Nathan yang sepertinya berharap dia menyetujui permintaan pria itu.

"Akan aku pikirkan" jawab Thasya akhirnya.

Sementara di sisi lain, Damar sedang memanggil Riskan ke ruang kerjanya. Sepertinya mereka berdua sedang membahas masalah penting.

"Bu Riska yang terhormat, sebelumnya apa yang sudah aku katakan kepada anda?" Damar terlihat marah dan sepertinya ada malah yang terjadi di inter mereka.

Sementara Riska, wanita itu berdiri dengan wajah ditekuk. Mungkin dari tadi dia sudah habis dimarahi oleh Damar.

"Harus waspada karena sua bulan terakhir ini angka penjualan semakin turun" jawab Riska memberanikan diri menatap Damar. Wajahnya tidak seperti biasanya yang selalu terlihat stady on makeup ceria cemerlang.

"Tapi, sekarang apa yang anda coba lakukan hah...? Memperpanjang event dan l mengakibatkan penjualan semakin merosot, begitu kah?" tanya Damar dengan tatapan datarnya.

"Saya tidka menduga pengunjung akan langsung berkurang seperti sekarang ini. Aku .."

"Cukup...!" Aku tidak mau mendengar apa pun lagi yang akan menjadi alasanmu. Apa gunan nya kamu sebagai direktur di Arizone store dan bergabung dengan perusahaan saya jika hanya membuat kerugian seperti ini?! Kamu pikir dengan memanfaatkan kedekatan hubunganku dengan ayahmu masalah akan selesai?!"

"Besok tolong serahkan pada saya laporan cara menarik pelanggan untuk mengatasi event yang kacau ini. Itu program mu dan seharusnya kamulah yang bertanggungjawab untuk menyelesaikan masalah itu.

Riska sangat kaget diperlakukan seperti itu. Hatinya sangat sakit menerima kemarahan Damar yang tidak pernah menganggapnya sebagai wanita selain rekan kerjanya. Padahal dia sudah samapi sejauh ini hingga membujuk ayahnya untuk melobi Damar supaya bisa bekerjasama dengan perusahan Dawson Company.

"Secepat itu...?!" tanya Riska untuk memastikan apa yang diperintahkan untuk dia kerjakan. Sepertinya dia tidak akan diberi waktu untuk bernapas dulu. Mengapa harus besok?

Damar langsung melayangkan tatapan tajamnya membuat hati Riska semakin menciut. "Ba-baiklah. Saya mengerti" jawab Riska yang tidak punya keberanian untuk membantah lagi.

Braaak...!

Terdengar suara pintu ruang kerja Riska berdengung kencang karena Damar menutupnya dengan sangat kencang.

Dia berjalan sambil mengomel sendiri. Kelihatan sekali dia sangat kesal saat itu.

"Huuufff...! Tidka ada yang berjalan dengan lancar kalau aku tidak turun tangan" batinnya. sambil menghela napas panjang.

Keluar dari ruang kerja Riska, Damar memtuskan pergi ke store Beauty Fashion. Dia ingin menemui Thasya di sana.

"Selamat datang, Pak Damar. Hari ini sepertinya bapak memakai satu set baju dari brand kami, ya?" ujar Dimas dengan perasaan berbunga-bunga yang melihat kedatangan Damar di sana.

"Store kalian sepertinya lumayan ramai, ya?" kata Damar malah membahas masalah lain.

"Ini semua berkat Pak Damar" jawab Dimas dengan hati bangga membuat Damar sendiri.bingung mendengarnya.

"Maksudnya...?" Damar tidak mengerti.

"Bapak lihat ini" kata Dimas meperlihatkan sebuah manekin yang sudah dipakaikan satu stel lengkap pakaian mulai dari kemeja, dasi dan jas.

"Ibu Thasya mencocokkan barang yang kami jual dengan style bapak sendiri. Dan kami juga mendapatkan respon dari costumer sangat positif."

Damar pun memperhatikan salah satu contoh gaya busana kantoran yang dipajang di box kaca di depan store mereka. Dan memang seperti gaya berpakaiannya.

"Trus, Ibu Thasya nya di mana?" tanya Damar yang tidak melihat Thasya ada di sana semenjak dia datang tadi.

"Ah, ibu bos. Beliau sedang makan siang dengan tamu" jawab Dimas dengan sedikit.gugup. Tapi dia tidak bisa menyembunyikan senyuman di wajahnya.

"Tamu...? Siapa...?" Damar sangat penasaran siapa tamu yang dimaksud.

"Akhir-akhir ini tamu itu sering datang ke sini untuk bertemu dengan bu bos. Dan sepertinya tamu itu tamu spesial bu bos juga. Ah, kalau begitu maaf saya tinggal dulu pak. Ada costumer yang memanggil saya" kata Dimas menghentikan obrolannya dengan Damar ketika seseorang pengunjung store itu memanggilnya.

Damar semakin penasaran siapa tamu spesial mantan istrinya itu. Apalagi setelah Dimas mengatakan kalau tamu itu sering datang ke sana. Dia jadi bertanya-tanya sendiri.

"Padahal dia menolak makan bersamaku. Jadi gara-gara tamu spesialnya itu makanya dia menolak makan siang denganku?" batin Damar merasa tersaingi.

Akhirnya Damar pun memutuskan untuk kembali ke ruang kerja. Tidak mungkin dia menunggu sampai mantan istrinya itu datang.

Saat dia akan memasuki ruang kerjanya, Sari memberitahukan kalau ada tamu sedang menunggunya.

"Selamat siang Pak Damar. Maaf pak, ada seseorang yang sudah menunggu bapa di dalam" kata Sari.memberitahukan.

"Siapa...?" tanya Damar penasaran.

"Dia tidak memberitahukan namanya siapa pak, tapi katanya dia Pak Damar sudah mengenalnya."

"Siapa orang itu?" batin Damar karena dia juga merasa tidka punya janji temu dengan siapa pun saat itu.

Dari pada penasaran, akhirnya dia pun masuk ke dalam ruang kerja dan melihat siapa yang sudah menunggunya di sana.

1
aira aira
thasya
Agus Tina
Kayaknya bagus, langsung subscribe .. dan berharao ditamatkan
Butterfly93_: Terima kasih kak atas dukungannya/Smile/
total 1 replies
Anto D Cotto
Luar biasa
Anto D Cotto
Biasa
Yuno
Nggak bisa berhenti!
Nakayn _2007
Sumpah lega banget nemu cerita yang bagus kayak gini di platform ini!
Butterfly93_: Terima kasih kak, semoga seterusnya suka dengan karya saya kak/Smile//Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!