Pendekar Sakti Thung Seng
Dunia Xerxes.
Terlihat serombongan kereta kuda berjalan menaiki sebuah bukit yang terjal.
Sesampai di atas bukit, seluruh orang turun dari kereta kuda kecuali seorang yang masih duduk di dalam kerangkeng yang berada di atas gerobak.
“Prajurit buka kerangkeng dan bawa Thung Seng kemari,”perintah Raja Teng Ping.
“Baik Yang Mulya Raja,”jawab beberapa prajurit yang kemudian mengeluarkan Thung Seng dari kerangkeng dan membawa Nya ke hadapan Raja Teng Ping.
Di hadapan Raja Teng Ping berdiri seorang pria yang rambutnya gondrong serta acak-acakan, baju yang compang-camping bekas siksaan, tapi itu semua tidak bisa menutupi kharisma dan ketampanan yang dimiliki oleh Thung Seng.
“Hahahaha Thung Seng adik seperguruan yang kusayang mengapa nasibMu seperti ini? Aku sungguh kasihan melihatMu,”ucap Raja Teng Ping dengan penuh sarkasme.
“Huh Teng Ping, Kau adalah seorang Raja, tapi mengapa masih memakai cara curang untuk menangkapKu?”ucap Thung Seng.
“Hahahaha kalau Aku menangkapMu dengan kekerasan pasti akan terdengar oleh Xie Hua, Dia akan membenciKu seumur hidupnya. Sedangkan dengan cara ini, Aku akan mendapatkan hati Xie Hua setelah Dia melupakanMu,”jawab Raja Teng Ping.
“Oh alangkah bodohnya diriKu ternyata selama ini Kau selalu menginginkan Xie Hua,”ucap Thung Seng dengan perasaan sedih.
“Huh Thung Seng, dua puluh lima tahun Aku selalu cemburu denganMu, Kau sangat berbakat dalam ilmu kungfu dan selalu populer dimanapun Kau berada bahkan suhu Kita sangat perhatian denganMu serta memberikan Xie Hua putrinya untuk Kau nikahi. Hahahaha beruntung tiga tahun lalu ketika terjadi penyerbuan ke kerajaanKu, suhu Kita gugur dalam pertempuran dan dua tahun lalu ayahKu wafat sehingga Aku yang sekarang menjadi Raja di negeri ini,”ucap Raja Teng Ping dengan penuh arogansi.
“Lantas mengapa Kau membawaKu kemari?”tanya Thung Seng.
“TubuhMu sangat istimewa berkat ramuan dan penyatuan dengan giok pusaka. Aku telah menghancurkan kungfuMu tapi tidak bisa membunuhMu, oleh karena itu Aku hendak memakai kekuatan alam untuk menghancurkan tubuhMu dan mengambil partikel-partikel tubuhMu untuk anak buahKu ramu menjadi pil yang berguna untukKu,”jawab Raja Teng Ping dengan menyeringai.
“Memakai kekuatan alam? Bagaimana maksudMu?”tanya Thung Seng dengan heran.
“Kau lihat ke bawah bukit, lihat kabut hitam itu? Kabut hitam itu melayang diatas tanah dan siapapun atau apapun yang jatuh ke dalam kabut hitam itu akan hancur,”jawab Raja Teng Ping.
Raja Teng Ping menendang sebuah batu karang di dekatnya yang kemudian ke dalam kabut hitam dan tak lama kemudia batu karang tersebut pecah berkeping-keping.
“Hahaha Thung Seng adik seperguruan tercinta selamat jalan,”ucap Raja Teng Ping yang kemudian melempar Thung Seng ke bawah.
Tubuh Thung Seng meluncur dengan cepat ke arah kabut hitam.
“Arrghhh!!!”teriak Thung Seng dengan kesakitan karena merasa tubuhnya seperti diiris-iris dengan pisau.
“Empat Setan, setelah tubuh Thung Seng hancur, segera ambil serpihan tubuh Thung Seng, jangan ada satu pun yang tersisa!”perintah Raja Teng Ping.
“Siap Yang Mulya Raja,”jawab ke empat orang yang memakai tudung berwarna merah secara bersamaan.
Baju yang dikenakan Thung Seng sudah pada berantakan dan anehnya dari perut Thung Seng keluar cahaya merah yang dengan cepat menyelubungi tubuhnya.
“Apa itu? Tidak mungkin!! Ilmu kungfunya sudah Aku musnahkan!”seru Raja Teng Ping dengan heran.
Tubuh Thung Seng makin masuk ke dalam kabut.
“Tarik kembali tubuh Thung Seng!”perintah Raja Teng Ping.
Empat Setan segera mengerahkan ilmu Mereka, dimana dari tangan mereka masing-masing keluar seberkas cahaya berwarna hijau. Tapi cahaya merah dari tubuh Thung Seng menolak seluruh cahaya hijau sehingga membuat semua jatuh terduduk sedangkan tubuh Thung Seng makin masuk ke dalam kabut dan menghilang dengan cepat di dalam kabut.
Thung Seng hanya merasakan tubuhnya turun dengan cepat dan suasana sangat gelap sehingga Thung Seng tidak mampu melihat apapun.
“Apa yang terjadi? Apakah Aku masuk ke dalam portal dimensi?”pikir Thung Seng dengan heran dan dengan penuh rasa takut karena memasuki tempat yang asing.
Blanggg!!!
“Arrghh!”teriak Thung Seng kesakitan karena ada sesuatu yang menabrak tubuhnya.
Blang!! Blangg!! Blangg!!!
Benda-benda asing secara beruntun menabrak tubuh dan kepala Thung Seng secara beruntun yang akhirnya membuat Thung Seng tidak sadarkan diri.
Dalam keadaan tak sadarkan diri selama dua tahun tubuh Thung Seng berkelana mengikuti arus yang membawanya.
Tanpa Thung Seng sadari tubuhnya makin tertempa karena sering tertabrak benda-benda asing.
Bagaikan pedang yang ditempa oleh palu berulang-ulang.
Di suatu tempat di dunia mycondrian, tepatnya di suatu padang pasir samar-samar terdengar suara gemuruh guntur.
Makin lama suara gemuruh makin keras dan guntur mulai menyambar-nyambar.
“Tek Jiu, fenomena alam apa ini, belum pernah terjadi ada guntur saling menyambar-nyambar di atas langit?”ucap Tong Se.
“Iya aneh, siang bolong dan tempat ini adalah padang pasir. Apakah ada pertarungan tingkat tinggi dari pendekar kosen?”ucap Tek Jiu dengan heran sambil mengelus-elus janggutnya.
“Hah Tek Jiu, Aku bertanya malah Kau balik bertanya. Sepertinya lebih baik Kita lihat dulu dengan seksama, siapa tahu ada benda pusaka jatuh dari langit,”ucap Tong Se dengan penuh harap.
“Oh betul betul betul, hahaha kenapa tidak kepikiran oleh Aku,”ucap Tek Jiu.
“Oh sial, lihat di kanan depan Kita,”ucap Tong Se sambil menunjuk ke arah yang dimaksud.
“Peng An, si pisau terbang!”seru Tek Jiu dengan terkejut.
“Psst jangan berteriak,”ucap Tong Se.
Seruan dari Tek Jiu membuat Peng An menoleh ke arah Tong Se dan Tek Jiu, Peng An malahan melambaikan tangan ke arah Tong Se dan Tek Jiu.
“Maaf,”ucap Tek Jiu dengan rasa bersalah.
“Tidak kenapa, sudah terlambat. Yang pasti Kita harus bekerja-sama untuk menghadapi Peng An,”ucap Tong Se.
Tiba-tiba langit terbuka dan sebuah benda jatuh dari langit, seketika itu juga guntur berhenti menyambar-nyambar.
Blarr!!!
Tubuh Thung Seng jatuh ke pasir, membuat pasir-pasir berhamburan dan terciptalah suasana seperti lembah di sekitar jatuhnya tubuh Thung Seng.
“Oh sial, kenapa jatuhnya jauh di depan Kita, malahan lebih dekat ke arah Peng An,”gerutu Tong Se sambil berlari cepat.
Peng An sambil berlari, tangannya juga melemparkan dua bilah pisau terbangnya ke arah Tong Se dan Tek Jiu.
Sring! Sring!
Dengan terperanjat Tong Se segera menangkis dengan pedangnya, sedangkan Tek Jiu meloncat ke arah samping menghindari pisau terbang.
Tanpa mengindahkan pisaunya, Peng An tetap berlari kencang ke arah jatuhnya tubuh Thung Seng.
Bersambung :))
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
hadir
2024-07-04
0
Alex
bagus
2024-06-21
1
Fikachu
karya yang bagus 👍
2024-05-31
1