NovelToon NovelToon
ALTAIR: The Guardian Eagles

ALTAIR: The Guardian Eagles

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur
Popularitas:15.8k
Nilai: 5
Nama Author: Altairael

[MOHON DUKUNGAN UNTUK CERITA INI. NGGAK BAKAL NYESEL SIH NGIKUTIN PERJALANAN ARKA DAN DIYAN ✌️👍]

Karena keserakahan sang pemilik, cahaya mulia itu pun terbagi menjadi dua. Seharusnya cahaya tersebut kelak akan menjadi inti dari kemuliaan diri si empunya, tetapi yang terjadi justru sebaliknya---menjadi titik balik kejatuhannya.

Kemuliaan cahaya itu pun ternoda dan untuk memurnikannya kembali, cahaya yang telah menjadi bayi harus tinggal di bumi seperti makhluk buangan untuk menggenapi takdir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Altairael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SESUAI RENCANA

Waktu yang tersisa sudah tidak banyak lagi, tetapi Arka masih belum mampu mengatasi Bhanu Angkara. Sekarang, makhluk berkulit merah dengan mata menyala itu malah sedang melilit pinggangnya menggunakan ekor yang bergerigi dan berujung runcing.

Ketiga altair agung menyaksikan adegan itu dengan hati waswas. Jemari mereka mengepal, wajah mengeras, dan hati rasanya ingin sekali mengangkasa untuk menolong Arka.

"Kenapa dia nggak berpikir buat meminta tolong?" Suara Cariyawarta yang biasanya lembut dan menenangkan sekarang terdengar bergetar dan menggeram karena geram.

"Mungkin karena dia berpikir bahwa mulai dari sekarang harus menghadapi semuanya sendiri. Kegigihannya luar biasa." Tersirat rasa kagum dalam suara Cariyasukma.

Cariyapurna menghela napas dalam. Dia tidak turut berkomentar, tetapi di dalam hati berdoa untuk keberhasilan Arka. Berjuanglah, Arka putra Gaganantara yang perkasa dan penuh berkat. Sahen Yang Agung, mohon penyertaan-Mu

Setelah gagal melepaskan diri dari jerat Bhanu Angkara, Arka mengendurkan perlawanan. Sayapnya mengepak-ngepak ringan untuk menjaga tubuhnya tetap mengambang. Hatinya memang gelisah karena waktu semakin menipis, tetapi otaknya terus berpikir mencari cara. Dalam diam seolah sudah tidak berdaya lagi, isi kepalanya terus berputar.

Bhanu Angkara terbahak-bahak dan mencemooh. "Sudah menyerah, hah?! Ayolah Arka, jangan melawan lagi. Jika bersatu, kita bertiga nggak akan terkalahkan, bahkan ketiga pesuruh Sahen Gaganantara itu pun bukan apa-apa!"

Pesuruh? Tidak salah diartikan demikian, tetapi tetap terdengar keterlaluan menyebut ketiga altair agung sebagai pesuruh dengan nada menghina seperti itu.

Arka menatap intens. Meskipun cemas dan marah mulai membaur di hati, dia tetap terlihat tenang. "Berkata seperti itu, sementara kamu sendiri adalah noda Sahen Gaganantara. Apa nggak merasa malu?"

Suara tawa Bhanu Angkara kembali menggelegar. "Kenapa aku harus merasa malu?! Apakah mengatakan kebenaran adalah sesuatu yang memalukan?!"

"Yang jelas, mereka bertiga jauh lebih baik dibanding denganmu yang telah menjual diri pada kegelapan. Seharusnya kamu bercermin, lihat rupamu sekarang!"

"Kamu nggaknperlu mengajari---kurang ajar!" Bhanu Angkara meraung murka saat tiba-tiba Arka menjatuhkan tubuh Diyan. Dia refleks melepaskan jeratan ekornya dari pinggang Arka, lalu hendak menggunakannya untuk menangkap tubuh Diyan.

Akan tetapi, Arka tiba-tiba menebas ekornya menggunakan pedang bergagang emas yang entah dia dapat dari mana. "Jangan pikir semudah itu memperdayai kami, Bhanu Angkara!" serunya garang.

"Aaarrrhhhggg! Terkutuk, bocah sialan!" Kali ini Bhanu Angkara meraung kesakitan dan ekornya seketika kembali mengkerut, tetapi seperempatnya telah dipotong pedang Arka.

Sementara Bhanu Angkara masih meraung marah dan kesakitan, Arka meluncur turun dengan kecepatan kilat dan seperti hanya dalam satu kedipan mata, dia sudah berhasil memanggul tubuh adiknya di bahu kiri. Ya, hanya dengan cara begitu dia bisa lebih leluasa menggunakan pedang.

Terima kasih atas pertolonganMu, Sang Penguasa Semesta. Arka mengucap syukur dalam hati.

Sesaat lalu, karena berpikir bahwa ini sudah saat bagi dirinya untuk melakukan semua sendiri tanpa bantuan ketiga altair agung, Arka pun tanpa ragu berdoa dalam hati. Dia memohon pertolongan langsung pada Sang Penguasa semesta. Dan, pedang itulah yang dia dapatkan sebagai jawaban. Tiba-tiba sudah ada di genggaman.

Mata ketiga altair agung melebar antara takjub dan terkejut. Takjub karena Arka akhirnya berhasil mendapatkan pedang emasnya, dan terkejut karena tidak menyangka dia berani nekat mempertaruhkan keselamatan adiknya demi sebuah trik.

Mereka tidak bisa merasa tidak bangga atas pencapaian itu. Keberhasilan altair muda itu memanggil pedang yang selama ini bersemayam di dalam tubuhnya adalah prestasi yang tidak bisa dianggap remeh. Pedang tersebut memang selalu ada di dalam dirinya, miliknya, tetapi tidak akan bisa dipanggil dengan asal-asalan. Senjata pusaka bersedia muncul itu membuktikan bahwa Arka memiliki hati yang bersih, niat yang tulus, dan tekad yang tiada terkira. Bukti bahwa dia adalah benar-benar bagian paling murni dari Cariyabhanu yang sudah bertransformasi menjadi Bhanu Angkara.

"Akhirnya pedang itu mengukuhkan keberadaan Arka sebagai bagian termurni dari mereka bertiga." Cariyawarta berujar dan mengembuskan napas lega.

"Jadi selama ini kamu meragukan anak didikmu sendiri? Bukankah dari kita bertiga, kamulah yang paling mengenalnya?" Cariyapurna menimpali dengan santai tanpa mengalihakan pandangan yang tertuju pada Arka. Altair muda itu sekarang tepat berada di atas mereka.

Cariyawarta tidak menanggapi perkataan Cariyapurna. Dia pun lebih tertarik pada adegan yang terjadi di atasnya.

Ketika Bhanu Angkara telah pulih dari rasa sakit dan mulai menyerang lagi, Cariyasukma berkata, "Bhanu Angkara masih terlalu tangguh, sedangkan waktu sudah hampir mencapai batas. Kita lihat apa yang akan Arka lakukan."

Sabetan pedang Arka menciptakan gelombang udara sangat dahsyat, mendorong mundur Bhanu Angkara yang hendak maju menyerang hingga terjengkang dan berjumpalitan di udara. Selagi Bhanu Angkara masih belum bisa menguasai diri, sembari meluncur turun, Arka memusatkan pikiran untuk berkomunikasi dengan para altair agung.

"Waktu semakin menipis. Aku akan menjatuhkan Diyan."

"Ide bagus." Cariyawarta yang menyahuti.

"Tinggal hitungan detik. Bhanu Angkara datang!" Cariyasukma memperingatkan.

Seketika itu juga Arka menjatuhkan tubuh Diyan dengan harapan para altair agung akan menangkapnya, sedangkan dia sendiri akan menghadapi Bhanu Angkara.

"Aaarrrhhhggg! Nggak akan kubiarkan!" Bhanu Angkara meraung sambil mengayun ekornya yang telah kembali utuh sempurna untuk menangkap Diyan, tetapi dengan sigap Arka kembali menebasnya.

"Jangan harap bisa menyentuh adikku walau hanya seujung kukunya!"

"Dasar bodoh! Kamu pikir bisa mengalahkan aku begitu mudah hanya dengan pedang mainan itu, huh?! Lihat ini, bocah!"

Mata Arka melebar maksimal ketika ekor Bhanu Angkara tiba-tiba bercabang, satu menyerangnya dan yang satu mengejar Diyan. Sembari berkelit menghindari lecutan, Arka meluncur turun hendak melindungi adiknya. Namun, dicegah oleh Cariyapurna lewat telepati.

"Tidak perlu dikejar! Biarkan Bhanu Angkara menangkapnya."

Terkejut oleh perintah yang tiba-tiba, Arka pun lengah dan menjadi sasaran empuk ekor Bhanu Angkara. Dia dibelit, lalu dibanting tanpa ampun ke hamparan Mega Dipta seperti sekarung sampah.

"Ughf!"

Butiran-butiran kasar Mega Dipta pun berhamburan. Jatuh tengkurap, dada Arka sakit luar biasa, wajahnya terbenam di gundukan Mega Dipta, mulutnya pun penuh butiran kasar berwarna putih. Untuk sejenak dia tidak mampu bergerak karena seluruh tubuhnya seperti remuk redam, dan napas pun seperti berhenti di tenggorokan.

Jatuh tidak jauh dari tempat ketiga altair agung berdiri, tetapi tidak satu pun dari mereka menoleh ke arah altair muda tersebut. Itu karena mereka yakin Arka pasti baik-baik saja sebab tubuh pemuda tersebut bukanlah tubuh fana yang rapuh dan mudah terkoyak.

Pemandangan di atas jauh lebih menarik untuk disimak. Ketiganya memusatkan fokus pada Bhanu Angkara yang tengah merayakan kemenangan. Suara gelak tawa kemenangannya membahana hingga puncak gunung ini pun serasa ikut bergetar seperti ada gempa.

"Akhirnya, akulah yang menang! Aku pemenangnya! Lihatlah hai pesuruh-pesuruh langit! Sekali lagi aku mengalahkan kalian! Aku mengalahkan kaliaaan!" Dia berteriak lantang, mencemooh sekaligus mengumumkan pada semesta atas keberhasilannya.

Arka geram. Tidak peduli pada rasa pusing dan tubuhnya yang serasa remuk, dia akhirnya bangkit dan berlari ke arah ketiga altair agung yang tetap berdiri mematung tenang, seolah tidak khawatir sama sekali.

"Guru Agung! Tolong Diyan!" teriaknya panik, tetapi seketika bungkam karena Cariyawarta mengangkat tangan sebagai isyarat menyuruhnya diam.

"Lihatlah baik-baik apa yang akan terjadi." Cariyasukma berujar, pun dengan sangat tenang.

"Berjuanglah, Diyan," ujar Cariyapurna penuh penekanan, seolah sedang berbicara langsung dengan orang yang disemangatinya.

Untuk sesaat Arka kebingungan. Menatap mereka bergantian, tetapi saat kembali melihat ke atas matanya seketika terbelalak.

"Oh, Sang Pencipta Semesta Yang Agung," gumamnya takjub. "Apa maksudnya ini? Bukankah seharusnya kalian yang membantu dan mendampingi Diyan saat ...." Arka menelan ludah yang rasanya seperti kerikil menyakiti tenggorokan dan tidak melanjutkan perkataanya.

Dia merasa bodoh karena telah mengajukan pertanyaan itu. Seharusnya dia sudah tahu, tentu saja ketiga altair agung ini telah memiliki perhitungan dan rencana yang sangat matang.

Tidak mengatakan sejak awal bahwa Diyan tidak harus dibawa mendarat, apakah itu merupakan salah satu bagian dari ujian keteguhan hati?

1
bang sleepy
Akhirnya sampai di chap terakhir update/Whimper/ aku bagi secangkir kopi biar authornya semangat nulis 🤭💗
bang sleepy
pengen kuguyur dengan saos kacang rasanya/Panic/
bang sleepy
brisik kamu kutu anjing! /Panic/
bang sleepy
bisa bisanya ngebucin di moment begini /Drowsy/
bang sleepy
mank eak?
diyan selalu berada di sisi mas arka/Chuckle/
bang sleepy
shock is an understatement....... /Scare/
bang sleepy
sabar ya bang arka wkwwk
bang sleepy
tetanggaku namanya cecilia trs penyakitan, sakit sakitan trs. akhirnya namanya diubah. bru sembuh
bang sleepy
mau heran tp mrk kan iblis /Drowsy/
bang sleepy
dun dun dun dunnnn~♪
bang sleepy
astaga suaranya kedengeran di telingaku /Gosh/
bang sleepy
Hah... jd raga palsu itu ya cuma buat nguji arka ama diyan
Alta [Fantasi Nusantara]: Kenyataan emang pahit ya🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
bang sleepy
bener uga ciii /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
bang sleepy
idih idihhh
bang sleepy
nyembur wkwkwkwk
bang sleepy
Tiba-tiba cinta datang kepadaku~♪ #woi
bang sleepy
kan bener. kelakuannye kek bokem. tp dia altair
bang sleepy
agak ngeri ngeri sedap emg si diyan ini wkwkw
Alta [Fantasi Nusantara]: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
bang sleepy
anaknya anu kah
bang sleepy
buseeeeddd
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!