Stella yang baru berusia 20 tahun dinikahkan oleh kedua orangtuanya untuk membayar hutang, ia pun langsung setuju karena melihat calon suami yang masih muda ganteng, terlihat baik, dan kaya raya.
Awalnya Steven menikahi Stella sebagai syarat untuk mendapatkan suntikan dana dari ayahnya, menganggap pernikahan tanpa cinta dapat dijalani tanpa ketertarikan. Namun siapa sangka istrinya begitu cantik dan mempesona, membuat jiwa perjaka Steven meronta-ronta minta jatah pada istri mudanya.
Waktu berlalu Mereka berdua saling jatuh cinta, hingga tidak ingin terpisahkan, namun naas kebahagiaan pernikahan yang baru dijalani, harus berakhir dengan penuh air mata.
Apakah mereka bisa bersatu kembali setelah bercerai ?? Apa Stella akan tetap setia pada suaminya yang kedua?? atau malah tergoda selingkuh dengan mantan suaminya...~
Yukss...~ baca kisah pasutri yang sangat membagongkan 🫠
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukalama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 Membujuk Istri
Sejak di bentak karena tagihan makanan, Stella terus mengurung dirinya di kamar, terus saja ia berteriak mau pulang sambil menangis di dalam sana.
Disisi lain.
Steven yang duduk sendirian di ruang tv terus saja melihat jam di hpnya, ini sudah jam makan malam, namun Stella belum juga mau naik untuk makan, Steven jadi terus kepikiran "Kalau dia sampai saat sakit, bakalan repot nih gua, belum lagi siapa yang bakalan bersihkan rumah ini..." ucap Steven dalam hati ia jadi khawatir dengan keadaan istri kecilnya.
"Tok...tok...tok...tok..." kamar Stella diketuk
"Stella....~" panggil Steven
Namun tidak ada tanggapan dari dalam.
"Tok...tok...tok...tok..." kamar Stella diketuk lagi
"Stella buka pintunya...!!" perintah Steven
Tidak ada tanggapan juga dari dalam.
"dok...dok...dok...dok..." kali ini ia menggedor pintu dengan kencang
"Stella ayo cepat keluar kamu mau mati kelaparan didalam..!!" teriak Steven
"Lebih baik gua mati.., dari pada hidup sama lu...!!!" teriak Stella
"Ya ampuunnn...!!" gumam Steven yang kesal
"Cekrek...cekrek..." Steven yang punya kunci cadangan langsung membuka pintu kamar Stella
"Iiihh...!! Gak sopan..!! beraninya masuk-masuk kamar cewek...!!!" pekik Stella yang kesal, langsung melempar bantal ke arah Steven
Steven dengan mudah menghindar.
"Ini rumahku...!! Lagian kamu kan istriku, ya berhak dong masuk kamar kamu kapanpun itu" ujar Steven berkacak pinggang
"Sejak kapan kamu perlakuan aku kayak istri hah..!!, mana ada istri yang tidur di kamar pembantu...!!" pekik Stella emosinya memuncak, suaminya Steven pria yang amat egois dan selalu seenaknya, ia sesuka hati memperlakukan Stella sesuai keinginannya, tanpa mempertimbangkan perasaan Stella, selama tinggal dengan Steven ia sama sekali tidak merasa seperti nyonya rumah
"Aku sudah tidak kuat...!! Kamu kan banyak uang, sewa saja 10 asisten rumah tangga yang bisa kerjakan semua tuntutanmu itu..!!, aku gak mau diperlakukan kayak gini terus..!! Lebih baik aku hidup miskin sama keluargaku dari pada terima perlakuan semena-menamu tiapa hari...!! Hiks..hiks..hiks..huhuhuhu..." teriak Stella sambil berderai air mata, ia tidak kuat lagi menahan kesedihan dalam hatinya, tiap hari ia terus menyesal sudah setuju menikah dengan Steven, ia merasa hidupnya tidak sebebas dulu, merasa terkekang seperti seorang tahanan rumah.
"...." Steven tertegun ini pertama kalinya ia melihat Stella menangis tersedu-sedu, ia pun langsung bingung harus ngapain
"Hiks..hiks..hiks..huhuhuhu...sshhh....huhuhu" Stella terus menangis dihadapannya
Hah...~, Steven menghela nafas kali ini, mau gak mau ia harus mengalah pada istri kecilnya
"Baiklah aku minta maaf..." ujar Steven lirih
"Maaf untuk apa, cowok gak berperasaan kayak kamu, memangnya bisa merasa punya salah..!! hiks..hiks..." ujar Stella ketus menyindir suaminya sambil terus menangis
"Iya maaf..., maaf.. aku salah, gak seharusnya aku membentak mu, okay..." ujar Steven, masih tidak berani menatap mata Stella yang berderai air mata
"Oo jadi minta maaf aja, cuma karena bentak aku doang...!!" pekik Stella
"Ya ampun.. apa sih maunya..." umpat Steven dalam hati, merasa emosi menghadapi Stella yang merengek
"Maaf....!! Aku minta maaf..!! aku sudah memperlakukan mu semena-mena, baiklah mulai hari ini aku akan memperlakukanmu layaknya seorang istri...!!!, KUMOHON JANGAN PERGI DARI RUMAH INI...!!!" teriak Steven sambil berlutut di depan Stella
Kedua tangan Steven gemetaran, wajahnya sangat merah, hatinya terasa tersayat-sayat, ini pertama kalinya ia merendahkan diri dihadapan wanita.
Stella begitu kaget, melihat suaminya sampai berlutut memohon agar dirinya tidak meninggalkan rumah ini, tapi Stella tidak peduli lagi.
"Sudah mas.. Gak perlu mohon-mohon gitu, ceraikan saja aku, aku akan kembalikan semua uangmu.., aku akan bicarakan sama orangtuaku, mereka pasti ngerti kok..." ujar Stella lirih, memutuskan untuk meninggalkan rumah ini dan bercerai dengan Steven
"....." Steven amat sangat terkejut, gesture merendahkan dirinya dihadapan istri sudah gak mempan
"Kalau dia sampai keluar dari rumah ini, hancur sudah cita-citaku...!!!" gumam Steven dalam pikirannya, kalau ia bercerai sekarang suntikan dana dari ayahnya untuk membangun perusahaan akan berhenti
"KUMOHON JANGAN...!!!" teriak Steven kali ini ia bersujut dan memegang kedua kaki Stella
"Iihhh..lepass...!!!" ujar Stella yang merinding, kedua kakinya disentuh, ia gak nyala Steven yang selalu terlihat sombong dan membanggakan diri, bisa merendahkan diri sejadi-jadinya, saat Stella bilang mau bercerai
"Akan kuturuti apapun..., apapun keinginanmu...!!!"
"Beneran...??" tanya Stella memastikan
"Iya...akan kuturuti, tapi jangan pergi dariku, teruslah berada disisi ku...!!!" ujar Steven dengan wajah yang tampak panik
Sejenak Stella terdiam, dan larut dalam pikirannya, "apa mungkin dia sebenarnya suka padaku...?? Tapi dia kan gay..??, tapi kenapa memaksaku untuk tetap berada disisinya..?? Hmm...harus ku pastikan perasaan dia yang sebenarnya, akan kucoba dengan cara ini" ucap Stella dalam hati
"Baiklah..., aku akan memberikan kamu kesempatan kedua.." ujar Stella ketus
"Hah...~" Steven menghela nafas lega
"Aku mau kamu memperlakukanku layaknya seorang nyonya di rumah ini..." ujar Stella membuat kesepakatan baru
Mata Steven terbelalak mendengar permintaan Stella, ia menelan kasar salivanya.
Memperlakukannya sebagai seorang nyonya rumah, sama saja memperlakukannya sebagai seorang istri, dan mau tidak mau harus mulai tidur bersama, karena tidak ada lagi kamar lain, kamar yang satunya sudah digunakan untuk ruang hobi dan kerja, tidak ada pilihan, mau tidak mau mulai malam ini Steven harus mengijinkan Stella tidur di kamarnya.
Bersambung~
...****************...
semangat berkarya terus ya.
5 like + 2/Rose/buatmu ya
5 like + 2 /Rose/buatmu. semangat ya
/Rose//Rose/buatmu
ceritanya smakin menarik.
cara menulis Kaka juga rapih banget. 👍 aq sampai insecure sendiri lho kak kalau liat tulisan Kaka yang serapih ini. berbeda jauh sama aq yang masih remehan .