Young Mistress
Langit pagi ini begitu cerah, awan-awan menggumpal di langit yang bewarna biru, burung-burung melompat kesana kemari, sambil bernyanyi memberikan semangat untuk gadis yang sedang gundah gulana, duduk di ranjang tempat tidur, memandangi teras rumahnya melalu jendela kamar.
Stella nampak kurang semangat ketika bangun pagi ini, padahal ini adalah hari pernikahannya, beberapa kali menghela nafas, memikirkan pernikahannya yang akan terjadi enam jam lagi kedepan, ia akan segera mengucap janji sehidup semati dihadapan Tuhan dan semua keluarga dan juga teman-temannya.
Steven sang calon pengantin merupakan pemuda tampan dan kaya raya, baru saja ia mengenalnya sepuluh hari yang lalu, tidak ada yang salah dengan semua keuntungan yang ditawarkan Steven pada Stella, karena itu Stella amat sangat setuju tanpa pikir panjang mau terima ajakan menikah darinya.
Tidak bisa dipungkiri keadaan ekonomi keluarganya semakin hari semakin melemah, karena kondisi hutang perusahaan sang ayah yang terus saja berbunga, tidak ada lagi yang bisa dilakukan sang ayah kecuali mengorbankan putri kesayangannya untuk dinikahi seorang pemuda kaya raya, untungnya bukan pria tua pengusaha yang botak atau keriput, untung saja bukan juragan tanah yang punya banyak istri.
Saat ayah Stella terpaksa menjual perusahaan yang ia bangun dari nol, seorang pemuda tampan mendatangi perusahaannya, lalu tiba-tiba menawarkan banyak uang untuk melunasi semua hutang perusahaan, namun dengan syarat, putrinya harus setuju dan mau menikahinya.
"Stella sayang...~" ujar Widya ibu Stella, yang tiba-tiba masuk ke kamar Stella
"Mama..~" seru Stella dengan suara parau, ia sedang menangis
Widya pun jadi ikut menangis, karena hari ini akan segera berpisah dengan putri kesayangannya.
"Jangan menangis Stella sayang, ini hari pernikahanmu.., kita gak akan berpisah lama nak, setelah kamu menikah, kita masih bisa bertemu sayang, kamu juga masih bisa berkunjung ke rumah ini" ujar Widya memeluk erat Stella sambil mengusap-usap punggungnya agar hatinya tenang
"Hiks..hiks..hiks...hiks...hiks.." Stella menangis tersedu-sedu
"Hapus air matamu, ayo cuci muka dulu, penata rias pengantin sudah datang, selesaikan acara pernikahanmu dengan baik" ujar Widya mengingatkan
"Iya ma...,hiks....hiks...hiks..." Stella mengangguk, dan berusaha menghentikan tangisannya
Bukan rasa takut yang sedang Stella rasakan pagi ini, bukan juga rasa gugup menjalani malam pengantin, tapi ia sedih karena tidak lagi tinggal di rumah ini, rumah yang penuh kehangatan dan kasih sayang dari kedua orangtuanya, itulah yang akan selalu Stella rindukan saat tinggal di rumah suaminya nanti.
Semua terasa begitu cepat, selama sepuluh hari, calon suaminya Steven mampu membuat seluruh persiapan pernikahan dengan sempurna.
__________
Gedung pernikahan
Saatnya kedua mempelai mengucapkan janji pernikahan.
"Engkau Steven Geraldine Karim, apakah bersedia menerima Stella Mariana Renata sebagai istrimu, tulang rusukmu, sampai maut memisahkan kalian" ujar pemuka agama
"Ya.. saya bersedia" ucap Steven dengan senyum sumringah
"Engkau Stella Mariana Renata apakah bersedia menerima Steven Geraldine Karim sebagai suamimu, kepala keluarga dan tetap setia padanya sampai maut memisahkan kalian" ujar pemuka agama
"Ya saya bersedia" ujar Stella sambil tersenyum malu-malu, hatinya sedang berdebar-debar, Suaminya sangatlah tampan walaupun baru saja kenalan dua belas hari yang lalu
"Silahkan mencium istrimu..." ujar pemuka agama mempersilakan kedua mempelai menunjukkan rasa kebahagiaan mereka di depan para tamu undangan
Tanpa ragu Steven langsung mencondongkan tubuhnya, lalu mencium kening istrinya.
"Cups...~"
"Kyaa....~" teriakan hati Stella yang sedang berbunga-bunga, hatinya tidak lagi sedih seperti ketika bangun tidur tadi pagi, saat sudah make up dan mengenakan gaun pengantin, suasana hatinya jadi berubah, tiba-tiba begitu merasa bahagia, mungkin ini yang namanya kebahagiaan dihari pernikahan, perasaan campur aduk, ada rasa sedih karena harus berpisah dengan keluarga namun rasa bahagia yang meluap-luap karena sudah menemukan pasangan hidup.
Setelah mengucap janji para tamu undangan langsung naik ke atas panggung memberikan selamat kepada kedua mempelai dan para orangtua mereka.
"Stella bestie...~ happy wedding" sapa Sonia memberikan pelukan
"Thanks you Nia~"
"Cie~ udah jadi istri kilat sekarang ye.." sapa Rosa memeluk erat
"Hiks...Ella~, kita bakalan kangen banget nih sama lu..." sapa Linda berpelukan erat
"Tenang bestie, kita pasti masih bisa ketemuan kumpul-kumpul kayak biasa kok~" ujar Stella dengan riang gembira
"Pfftt..." Steven langsung tertawa geli mendengarnya
Linda, Sonia, dan Rosa ketiganya adalah teman baik Stella sejak SMA hingga sekarang.
"Congrats ya Stella semoga pernikahan kalian bahagia" ujar Kevin mantan Stella waktu SMA
"Terimakasih Kevin kamu sudah mau hadir" ujar Stella, walaupun sudah mantan, tapi masih berteman baik sampai sekarang
Steven suami Stella begitu mempesona, ia selalu tersenyum ramah kepada siapa saja, kepada keluarga Stella yang hadir dan kepada para teman Stella juga. Selama acara Stella terus memandangi wajah tampannya, ia merasa sangat amat beruntung bisa memiliki suami yang ganteng dan kaya raya, walaupun umur Steven sudah 30 tahun, sepuluh tahun lebih tua darinya.
Bersambung ~
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Magfira Fira
Definisi cinta ngak mandang umur sih ini, apalagi kalau lakinya tamvan/Tongue/
2024-04-20
1
Anita Jenius
Mampir kak..
2024-04-05
1
F.T Zira
diriku mampir ninggalin jejak di chaptr 1 yaa..
like dan sub langsung🤭.
kalau bekenan mampir juga di karya ku ya #Silver Bullet
2024-02-22
1