NovelToon NovelToon
PELARIAN

PELARIAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Sistem / Showbiz / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Pembaca Pikiran
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Noesantara Rizky

Dania dan Alvin menjalani pernikahan palsu, kebahagiaan mereka hanya untuk status di media sosial saja, pelarian adalah cara yang mereka pilih untuk bertahan, di saat keduanya tumbuh cinta dan ingin memperbaiki hubungan, Laksa menginginkan lebih dari sekedar pelarian Dania, dan mulai menguak satu demi satu rahasia kelam dan menyakitkan bagi keduanya,
Apakah Dania dan Alvin masih bisa mempertahankan rumah tangganya? Atau memilih untuk menjalin dunia baru?
Ikuti kisah cinta Dania dan Alvin yang seru dan menengangkan dalam cerita ini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noesantara Rizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 27 Kawan Atau Lawan?

Jakarta, kota yang tak pernah menyampaikan duka, namun rasanya selalu merana, namun jiwa-jiwa di dalamnya tak pernah meronta karena mereka sadar, bahagia akan datang kapan saja, seperti itulah perasaan Ibu Kandhi saat ini, kerinduannya akan suami dan anaknya seperti air mengalir, tak pernah putus walau terhalang kenyataan.

Kondisinya sudah jauh lebih baik dari hari kemarin, sehingga keinginannya untuk pulang sangat tinggi, tetapi dokter akan melihat dulu bagaimana hari ini sebelum memutuskan boleh pulang atau tidak.

Ibu Kandhi masih terbaring, keriputnya tampak sedikit di area wajah, pandangannya penuh doa kepada Laksa yang sedang bekerja di depan layar laptopnya, “Maafkan Ibu, Nak! Semoga Allah memberimu kebahagiaan selalu.” Katanya dalam hati.

Tatapan Ibu Kandhi teralihkan ketika suster datang membawa sarapan dan vitamin, hanya berselang satu detik Adwin juga datang membawa buah serta makanan. Namun, lelaki itu tak mendapatkan sambutan hangat, karena Laksa dan Ibu Kandhi sedang memperhatikan Suster yang mengisyaratkan kalau hasil lab sangat bagus.

Takut mengganggu, Adwin mencuri pandang laptop Laksa yang masih terbuka dan sekilas dia membaca artikel tentang membunuh Putri. Lelaki itu sengaja duduk di dekat laptop menaruh semua barang bawaannya di meja. Lirikan matanya mencuri kesempatan membaca setiap kata, tetapi terkadang memperhatikan apa kata suster.

Matanya menyipit, karena ada satu kalimat yang menurutnya kejadiannya tak seperti itu. Sorot matanya kini berpindah ke Laksa dengan penuh tanya dalam hati, “Dia kawan atau lawan?”

“Baik, saya pergi dulu, terima kasih!” Kata Suster yang pergi dari kamar.

“Terima kasih Sus,” jawab Laksa dan Ibu Kandhi yang tersenyum karena besok ibunya diperkirakan boleh pulang.

“Loh, Adwin! Kapan datang?” Tanya Ibu Kandhi yang semakin sumringah.

Melihat kedatangan lelaki itu dan di depan laptop, Laksa bergegas menutup.layar laptopnya, lirikan matanya penuh kecurigaan bahwa dia sudah membaca semuanya, “Kenapa aku ceroboh banget sih!” batin Laksa.

“Baru saja, Bu! Masuknya bersamaan Suster!” Kata Adwin yang mendekat ke Ibu Kandhi membawa buahnya.

Namun, langkahnya dihambat oleh Laksa yang berbisik, “Liat apa lo tadi?”

“Kalau mau ribu nanti di luar, jangan di sini!” Jawab Adwin yang sengaja mendorong Laksa agar dia bisa menghampiri Ibu Kandhi.

Adwin mencium tangannya dan melihat para Ibu Kandhi sudah tampak segar. Ada rasa lega dalam diri Adwin, karena dia bukan menjadi tersangka akibat kesalahpahaman dengan Laksa. Pria itu kemudian duduk disamping, Ibu Kandhi, “Saya bawakan buah, mau makan?”

“Gue juga bawakan lo makan, Nasi Padang deket rumah, dijamin enak!” Kata Adwin yang mengalihkan perhatiannya ke Laksa.

“Terima kasih, jadi merepotkan, nanti saja!” Jawab Ibu Kandhi yang memegang tangan Adwin.

Perempuan tua itu menatap Adwin sangat dalam, dia memegang pipinya dan berkata dalam hati, “Semoga kamu adalah Anakku yang selalu kurindukan,” matanya berkaca-kaca senyumnya terkembang seperti layar kapal yang siap mengangkut siapa saja.

“Ibu waktunya minum obat kan?” kata Adwin yang menaruh buah di meja samping tempat tidurnya.

Laksa menghampiri Adwin dan berkata, “Biar gue aja!” 

“Boleh gue aja? Sekali ini!” Kata Adwin meminta.

Laksa mengepal tangannya sekejap, dia memang masih kesal dengan Adwin. Namun, Ibu Kandhi melarangnya, tanpa harus mengucapkan hanya sebatas memegang tangan Laksa dan menggelengkan kepala, lelaki itu sudah paham.

“Terima kasih!” Jawab Adwin yang mulai mengambil vitamin dan air minum.

Perasaan lelaki itu begitu gembira, baru kali ini dia menaruh perhatian lebih kepada sosok ibu, “Benar ternyata, bahagia itu sederhana,” katanya dalam hati yang tersenyum melihat wajah Ibu Kandhi menerima dengan baik.

Setelah minum vitamin tersebut, Ibu Kandhi memutuskan untuk istirahat. Dia ingin bisa segera pulang besok, maka dari itu semua arahan dokter akan selalu diturut walau terkadang melelahkan dan menyebalkan, namun semua ini demi Laksa yang masih membutuhkan sosoknya.

Laksa dan Adwin masih di kamar, duduk di sofa tanpa melakukan apa-apa, hingga akhirnya Laksa memecah keheningan, “Lo ngapain di depan laptop gue tadi?” Bisik Laksa yang mendekat ke Adwin agar suaranya tak mengganggu Ibu Kandhi.

“Kenapa lo harus bohong?” Jawab Adwin yang berbisik.

“Bohong darimana?” Jawab Laksa yang nada bisikannya terasa meningkat.

“Terus, tulisan itu apa?” Tanya Adwin yang menunjuk laptop Alvin di atas meja.

“Emang bener kan, kalau Putri dibunuh?” Jawab Laksa yang matanya sedikit melotot.

Perbincangan keduanya terjeda karena melihat ibunya sedikit bergerak dan mengigau. Adwin serta Laksa sama-sama berdiri, melihat keadaan Ibu Kandhi, setelah dipastikan kondisinya baik Laksa menoleh ke arah pintu, kedua bola matanya naik turun, Adwin paham akan isyarat itu, dia melangkah terlebih dulu menuju ke luar, baru Laksa.

Lorong rumah sakit sedikit ramai, ada banyak orang berlalu lalang, termasuk suster serta dokter untuk visit. Adwin keluar untuk pertama kali sekaligus bersandar di dinding dan diikuti oleh Laksa yang menutup pintunya.

“Lo tahu kan kalau bukan Alvin pelakunya, dia hanya korban,” Kata Adwin yang kedua tangannya mulai bersedekap.

“Apa bedanya? Semua kesakitan Putri gara-gara lelaki brengsek itu!” Jawab Laksa yang masih memegang gagang pintu kamar dengan erat.

“Dania sudah tahu soal ini?” Kata Adwin mendesak.

Laksa tak menjawab, dia hanya diam dan menundukkan kepalanya. Rasanya ingin berkata tidak, hanya saja lidahnya seperti terkunci sangat rapat, hingga nuraninya benar-benar yang berkata walau tak mengucapkan satu katapun.

“Dania belum tahu… jangan-jangan lo punya motif lain?” Tanya Adwin yang membungkuk agar bisa melihat wajah Laksa.

“Motif gue hanya ingin menyelamatkan Dania dari keluarga busuk itu!” Kata Laksa.

“Menyelamatkan Atau Memanfaatkan?” Kata Adwin yang berbisik di telinga Laksa.

Laksa mulai tersulut emosi dan mendorong Adwin, “Gue hanya ingin Dania tidak bernasib sama seperti kakaknya!” Laksa memegang baju Adwin mendorongnya ke arah dinding, “Jangan ganggu rencana gue!”

“Gimana cara lo melindungi Dania?” Kata Adwin yang mencoba melawan dengan mendorong Laksa.

Laksa tak menjawab pertanyaan Adwin, karena petugas keamanan tiba-tiba datang dan memisahkan keduanya, sekaligus mengancam akan melarang keduanya datang kalau tak berhenti bertengkar. Mereka sedikit mereda dan meminta maaf, Adwin dan Laksa memutuskan untuk masuk ke dalam.

“Lebih baik lo pulang urus saja bagian lo!” Bisik Laksa di depan pintu kamar ibunya.

“Semua yang berurusan dengan Dania, jadi urusan gue juga!” Balas Adwin.

“Lebih baik lo fokus bagaimana caranya Dhanu Arya Wijaya dapat pelajaran setimpal,” Lanjut Adwin yang mulai keluar dari kamarnya.

Lelaki itu berdiri cukup lama di luar, di depan pintu kamar Ibu Kandhi. Dia tidak ingin ego Laksa membuat Dania tersiksa nantinya, Adwin mengirim pesan ke Dania, untuk bertemu konsultasi di kantornya jam 1 siang nanti, “Gue harus bisa melindungi Dania, seperti janji gue ke Putri dulu!”

1
Ratih15
Seruu bangett kak ceritanya sukakk, semangat updetnyaa yaa kak. kalau boleh dibantu juga komen dan likenya di cerita aku "Cinta Dalam Dosa". Saling support yuk kak terimakasih 🥰❤
Noesantara Rizky: Alhamdulillah kak
oke siap nanti di gas lah
total 1 replies
Alida
Ngakak terus!
Noesantara Rizky: ngakak kenapa kak?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!