NovelToon NovelToon
Kasih Sayang Untuk Aditya

Kasih Sayang Untuk Aditya

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Genius / Ibu Pengganti / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: ilmara

Bismillahirrohmanirohim.

Blur

Ulya sedang seorang gadis muslimah yang sedang menunggu dokter memeriksa ibunya dengan rawat wajah khawatir. Tapi disaat dia sedang terus berdoa untuk keselamatan sang ibu tiba-tiba dia melihat seorang bocah sekitar berumur 4 tahun jatuh tak jauh dari tempatnya berada.

Ulya segera membantu anak itu, siapa sangka setelah bertemu Ulya, bocah itu tidak ingin berpisah dengan Ulya. Anak kecil itu ingin mengikuti Ulya.

"Jadilah pengasuh Aditya, saya akan menyanggupi semua syarat yang kamu mau. Baru pertama saya melihat Aditya bisa dekat dengan orang asing apalagi perempuan. Saya sangat meminta tolong sekali, Ulya agar kamu meneriam tawaran saya." Raditya Kasa Hans.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilmara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12.

Bismillahirrohmanirrohim.

Sebelum lanjut jangan lupa, like and komen ya gusy! Satu lagi rate bintang 5 jangan lupa!

"Mbak Lia. Aditya mau dicuapin cama, Mbak Lia." Pinta Aditya dengan mengeluarkan jurus tatapan memohon milikny.

"Aditya sama grandma saja disuapinnya."

"Nggak mau grandma! Maunya cuman cama mbak Lia, bukan yang lain!"

Sungguh permintaan Aditya membuat Ulya bingung sendiri, dia tak tega menolak permintaan Aditya, disisi lain Ulya merasa tidak enak pada nyonya Milda dan tuan Leka juga daddynya Aditya.

"Aditya mau makan sama mbak Lia?" Aditya langsung saja mengangguk antusias saat Ulya bertanya pada dirinya.

"Boleh, sini biar mbak Lia suapin." Ulya bergeser kembali mendekati Aditya.

"Mohon izin nyonya." Ucap Ulya sopan pada mama Hans itu, Milda tidak lagi berkomentar.

Semua orang di ruang maka setelahnya tidak ada lagi yang angkat bicara mereka semua fokus pada makanan mereka masing-masing. Arion adalah orang yang paling tidak betah suasana ruang makan menjadi sepi, sunyi seperti tak berpenghuni hanya dentingan sendok dan garpu yang berada dengan piring terdengar di telinga mereka.

Padahal sebelumnya ruang makan selalu menjadi tempat kumpul keluarga Kasa mereka banyak berbicara, saling bertengur sapa, kala ada Ulya pengasuh Aditya semua orang tiba-tiba membisu, Arion tahu semua ini tidak nyata hanya permainan kedua orang tuanya saja untuk mengetes pengasuh Aditya.

Dia tahu betul sifat mamanya adalah orang yang ramah sama seperti mbaknya Azril. Sifat mamanya yang sudah 4 hari ini berbeda sejak kedatangan Ulya dikeluarga Kasa benar-benar membuat Arion tidak habis pikir.

"Mbak Lia, duduk!" Kata Aditya melihat Ulya masih berdiri sambil menyuapi Aditya.

Semua orang di meja makan menoleh pada Ulya, gadis itu tersenyum canggung pada mereka semua. Sebenarnya Ulya ingin duduk dari tadi tapi dia tidak punya keberianin untuk duduk di kursi meja makan keluarga Kasa.

Ulya menatap Milda dengan tatapan teduh dan sopan, seakan meminta izin apakah dirinya boleh duduk di kursi atau tidak, dia bertanya menggunakan cara halus.

"Duduk!" suruh Milda cuek.

"Terima kasih nyonya." Ulya bernafas lega, dia cepat duduk di sebelah Aditya, lalu segera Ulya melanjutkan kegiatannya menyuapi Aditya.

' kalau lama-lama begini terus nggak enak juga ya, lagian mama sejak kapan coba mau aja dipanggil nyonya, biasanya aja kalau ada yang manggil mama menggunakan embel nyonya, mama bakal marah, ini udah 4 hari mbak Ulya disini masih sama. Padahal udah jelas mbak Ulya benaran sayang sama Aditya, selalu ngejaga banget Aditya.' Arion hanya mampu menyampaikan keluh kesahnya di dalam benak sendiri.

Dia tidak tahu mama dan papanya akan sampai kapan bertahan dengan permainan mereka sendiri.

"Ma, Pa, Arion berangkat sekolah dulu, Assalamualikum." Arion sudah beranjak dari kurisnya.

"Nggak mau bareng, Ar?"

"Nggak mas, Arion mau cepet-cepet berangkat sekolah udah nggak betah di rumah."

"Kamu ya Arion!"

"Salah Ma, dah, Assalamualaikum." Arion segera berlari keluar rumah sebelum mendapatkan sarapan ceramah dari sang mama saat akan pergi ke sekolah.

"Wa'alaikumsalam." Jawab mereka semua termasuk Ulya.

"Grandma, grandfa, daddy. Aditya mau main sama mbak Lia ya."

"Boleh, tapi biar mbak Lia saparan dulu." Jawab Milda pada cucunya.

Bagimanapun Milda harus tetap memperhatikan kesehatan semua pekerja di kediaman Kasa.

"Terima kasih nyonya, saya ke belakang dulu." Baru saja Ulya selesai menyuapi Aditya makan.

Bocah itu makan lebih lahap daripada biasanya. Kala Ulya mendengar sedikit perhatian dari ibu Milda, Ulya merasa lega, dia tahu wanita paruh baya itu sebenarnya baik, hanya saja yang Ulya tidak tahu apa sebab nenek dan kakek, Aditya terlihat tidak menyukai dirinya.

"Ngapain kebelakang?"

"Nyonya tadi menyuruh saya sarapan sebelum menemani den Aditya bermain."

"Apa cih mbak Lia! jangan panggil den, panggil ADITYA!" Bicara Aditya penuh penekanan saat mendengar mbak Lia nya memanggil dirinya dengan sebutan den.

"Maaf Aditya."

"Kamu sarapan disini! Siapa yang nyuruh kebelakang. Dan ingat panggil Aditya langsung namanya saja." Ketus Milda.

"Tapi ny-"

"Jangan membantah susah banget nurut dong geh!"

Hans dan pak Leka hanya menjadi pendegar dan penglihat setia di meja makan apa yang dilakukan oleh mama Hans itu pada Ulya.

"Bener kata grandma, mbak Lia. Carapan dicini aja nggak ucah di belakang. Biar cama Aditya. Iya kan grandma. Juga harus panggil nama Aditya aja, nggak boleh pake den."

Hmmmm.....

10 berlalu mereka semua sudah meninggalkan meja makan termasuk Ulya dan Aditya yang sudah pergi bermain di arena perumahan keluarga Kasa.

"Yeee! Aditya ceneg banget mbak Lia! coba lihat ini." Aditya menunjukkan sebuah gambar yang dia buat sendiri.

Ulya mengamati hasil gambaran Aditya yang baru saja dia buat, gambar rumah sangat bagus sekali bagi Ulya mana mungkin anak sekecil Aditya sudah bisa menggambar begitu sangat bagus, walaupun tidak terlalu rapai. Tapi buktinya ada Aditya bisa melakukan itu.

"Masya Allah, Aditya gambarnya bagus sekali." Puji Ulya masih dengan tatapan takjubnya saat pertama kali melihat hasil coret-coret Aditya.

"Baguc ya mbak."

Ternyata Aditya sedikit jahil pada Ulya. Ulya baru tahu itu saat Aditya mencoret mukanya menggunakan krayon milik Aditya.

"Yaak! Aditya nakal." Anehnya Ulya mengatakan Aditya nakal tapi dia tertawa.

"Mbak Lia cantik ada biru-birunya. Hahahahaha!"

Tawa Aditya membuat Ulya merasa gemas sendiri, gadis itu menatap tajam Aditya tapi dengan senyum mengembang khasnya.

"Awas ya Aditya, mbak Lia bakal bales ini."

Ser!

Ulya ikut mencoret wajah Aditya menggunakan krayon juga. Tak mau membuang kesempatan emas jadi Aditya juga kembali mencoret wajah Ulya saat Ulya mencoret wajah Aditya. Sudah dua kosong skor mereka.

"Aditya kamu ya!"

Tak terima akan kekalahannya Ulya mengelitik perut Aditya sepelan mungkin. Namun, sang mepuhnya merasa geli sendiri.

"Hihihi..... Mbak Lia geli ih, ampun Aditya kalah."

"Janji dulu sama mbak Lia, kalau Aditya nggak bakal nakal lagi sama mbak Lia."

Hehehehe!

"Iya Aditya janji!" Keduanya lalu tertawa bersama.

Saking asyiknya Ulya dan Aditya dengan permainan yang mereka berdua lakukan, sampai kedua orang yang terpaut usia jauh berbeda seperti ibu dan anak itu tidak menyadari kalau ada orang 3 yang sedari tadi tengah menonton kegiatan keduanya.

"Lihat ma, sepertinya sudah terbukti kalau gadis yang bernama Ulya itu benar-benar menyayangi Aditya, papa perhatikan juga dia tidak ada sama sekali melirik sedikitpun putra kita. Jadi sampai kapan kita harus pura-pura."

"Papa benar dia gadis yang tulus, mama juga menyukainya, tapi ini belum 1 minggu jadi kita lihat 3 hari lagi apakah gadis itu masih sangat menyayangi Aditya atau tidak, walaupun kita bersikap tidak baik padanya."

Kedua orang yang sedari tadi memperhatikan Ulya dan Aditya adalah orang tua Hans. Sedangkan satu orang lagi yang berada di tempat berbeda dari kedua orang tua Hans. Orang itu adalah asisten Hans, dia merekam kegiatan Ulya dan Aditya lalu video itu segera dikirim pada Hans yang sudah berada di kantor.

"Wah, nona Ulya memang hebat bisa membuat, den Aditya tertawa lepas padahal sebelumnya den Aditya tidak pernah sebahagia saat bersama nona Ulya." Ucap orang itu tidak tahu kenapa dia merasa bangga pada Ulya.

1
Ikhsan Fajar N
Arion, bener bener yee tu mulut😂
Sunarti Puji
lumayan bagus 👍
Asyatun 1
lanjut
Evy
Apa gunanya CCTV...
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒋𝒈 𝒈𝒂𝒌 𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕 𝒍𝒈 𝒑𝒅𝒉𝒍 𝒅𝒂𝒉 𝒍𝒂𝒎𝒂 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝑵𝒂𝒎𝒊𝒓𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝒖𝒑 𝒅𝒂𝒕𝒆 𝒏𝒚𝒂 😞😞 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆 𝒋𝒂𝒎𝒖𝒓𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒏𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒊𝒏 𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕𝒂𝒏 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 😏😏
Ilmara: Udah up lagi ya kak, kemarin-kemarin emang belum ada waktu aja🙏🤗
total 1 replies
Lilik Juhariah
suka kl cerita ada masalah larinke Allah ke Masjid , rata rata lari ke club' minum , pake obat perangsang Beratus novel ky begitu.semua
Khairanur
lanjut tor.aku suka ceritanya
Sumiati 32
Aditya hrs bahagia
Mimi Sanah
hahahaha mapus loh hans😁
Mimi Sanah
hahahaha modelan kayak begini jeh 😁
Zea Rahmat
kok tiba2 udh ada di rumah ya.. perasaan tadi masih di rs pas fahri blg jgn marahin mbak lia... ga ada narasinya dulu gitu.. jd bingung 😆😁
Suhadma
cerita nya bagus banget sampay ga bosen baca nya
Neulis Saja
karena Ulya belum berpengalaman jadi kelihatan innocent
Neulis Saja
cuma motif mereka mencelakakan Rama dan jeni masih secret terus mereka waktu pergi mau kemana ? urusan apa sampai meninggalkan anaknya yg dititipkan ke mertuanya juga msh abu2
Neulis Saja
ria kamu menyesal telah memberikan info hoax
Neulis Saja
siapa lagi yg hrs disuruh jedepan oleh hans
Neulis Saja
kalian baru tahu yah yang dianggap rendah ternyata suhu
Neulis Saja
next
Neulis Saja
pasti cia terpesona karena ada yg datang
Neulis Saja
kamu zevran org terpelajar jadi setiap yg didengar, dilihat belum tentu sama dgn apa yang terjadi cek in recek dong sama anak kampus mau dengar gosip ?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!