NovelToon NovelToon
Cintaku Kandas Karna Perjodohan

Cintaku Kandas Karna Perjodohan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Hani_Hany

Pacaran bertahun² bukan berarti berjodoh, begitulah yang terjadi pada Hera dan pacarnya. Penasaran? Ikuti terus karya Hani_Hany hanya di noveltoon ☆☆☆

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB SEMBILAN

"Bu dicari putrimu." panggil sang suami melalui pagar rumah. Namanya perumahan hanya dibatasi pagar tembok saja dan tidak memiliki halaman rumah, yang ada hanya teras.

"Ada apa Lastri memanggil." batin ibu Setia. Mau tidak mau akhirnya pamit pulang karena sang putri mencarinya.

"Saya pamit bu Ros." ucapnya berlalu menuju rumahnya. Mbak sayur pun sudah menghilang dari pandangan untuk melanjutkan berjualan keliling naik motor.

"Iya bu Setia. Mari-mari." jawab Ibu Ros. Usai menyiram bunga, menggosip, kini saatnya cuci tangan masuk ke dalam rumah untuk sarapan. Ayah Rahim pulang jalan-jalan pagi di taman supaya tetap sehat dan bugar.

"Ayo sarapan bu, ayah lapar." ajak Ayah Rahim ketika masuk dalam rumah yang diikuti oleh ibu Rosita dibelakang.

"Mana Hera dan Udin bu?" tanya ayah sambil mencuci tangan di wastafel. Kemudian duduk dikursi makan menunggu sang isteri dan anak-anaknya.

"Mungkin dikamarnya yah, tadi habis masak kemudian bersih-bersih. Hera." panggil sang ibu menuju pintu kamar anaknya.

"Ya bu, Hera di kamar." sahutnya bangkit dari duduknya mendekat pada suara sang ibu.

Krek..... Suara pintu kamar Hera terbuka

"Ayo sarapan nak. Kamu lagi apa?" tanya ibu ketika Hera telah membukakan pintu kamarnya.

"Iya bu, aku lagi persiapkan materi diskusi bu. Ayah sudah datang kah bu?" tanya Hera masih sambil berdiri depan pintu. Ketika ibunya berbalik Hera mengikut dibelakangnya.

"Itu ayahmu sudah lapar." jawab ibu ketika sudah sampai didapur, lalu mengambilkan ayah makanan. Begitu juga piring ibu yang diisi makanan olehnya sendiri.

"Mana Udin?" tanya ayah bertanya pada isteri dan anaknya.

"Itu." jawab Hera singkat. Memang Udin tanpa dipanggil atau dibangunkan akan peka dan keluar sendiri. Mereka makan berempat dengan nikmat meski sederhana mensyukuri nikmat Tuhan.

Usai makan, Hera merapikan piring di meja makan dan membawanya ke wastafel untuk dicuci. Setelah selesai dengan tugasnya dia mandi karena akan ke kampus lagi.

"Hasyim mana ya? Apa dia sudah mendaftar kuliah ya?" tanyanya pada diri sendiri.

[Hai, lagi apa nih?] pesan Hera terkirim ke nomor Hasyim.

[Bersiap mau ke kampus tetangga. Ada apa?] tanya Hasyim langsung pada intinya.

[Nebeng boleh? Hehehe] tanya Hera lagi.

[Boleh, kita searah saudari] jawabnya.

[Okey. Thanks Bro] balas Hera menutup percakapan.

"Alhamdulillah dapat tebengan. Eh, tapi Rika ngampus gak ya? Tapi kayaknya gak ada jadwalnya dia deh." gumamnya pelan. Hera bertanya pada diri sendiri, begitu juga yang jawab dia sendiri.

Hera bersiap ke kampus dengan semangat karena berangkat bersama Hasyim.

"Hai tetangga, sudah siap?" tanya Hasyim mengeluarkan motor kesayangannya Thunder.

"Sudah dong, aku kan gerak cepat Bro." jawab Hera semangat. Usai berpamitan dengan ibunya maka Hera berangkat. Ayahnya sudah berangkat lebih dahulu setelah sarapan pagi.

"Jadi daftar di kampus mana?" tanya Hera penasaran. Dia dibonceng duduk menyamping karena Hera mengenakan rok sempit ala Keperawatan.

"Di Kampus Universitas Andi J yang terkenal disini. Disuruh ambil jurusan Pertanian supaya melanjutkan pekerjaan ayah. Penerusnya lah!" jawab Hasyim santai.

"Okey lah, semoga sukses ya!" doa Hera tulus. Mereka menempuh perjalanan sekitar dua puluh menit. "Wah cepat juga sampainya." gumam Hera pelan.

"Aku langsung tetangga." ucap Hasyim meninggalkan kampus Hera.

"Makasih ya tumpangannya!" ucap Hera agak keras hingga menarik perhatian teman-temannya. Hasyim hanya mengangguk saja. Ada satu orang yang menatap tajam Hera, ternyata selama ini dia mengincar Hera. Siapa kah dia?

"Hai." sapa Hera ketika tiba dalam kelas. Hera menyapa Mala, teman sebangkunya yang kocak, siapa pun ditemani.

"Hera, kamu tahu?" tanyanya terpotong karena Hera menyahut.

"Tidak." jawabnya cepat. Hera tersenyum melihat Mala yang kesal karena belum selesai berucap sudah dipotong oleh Hera.

"Ish. Mau dengar gak?" tanya Mala kesal tapi dia harus menyampaikan berita ini.

"Apa sih?" tanya Hera memposisikan menghadap Mala untuk mendengarkan dengan seksama.

"Kamu selalu diperhatikan loh sama Aldo. Dua tahun terakhir aku selalu memantaunya. Dia melihatmu, menatapmu, melirikmu, sepertinya dia menyukaimu, dia pengagum gelapmu. Aku serius. Kenapa kamu justru menatapku begitu?" tanya Mala sambil berbisik-bisik.

"Orang kaku, cuek, acuh kayak gitu abaikan saja. Kamu tahu Mala, awal kuliah aku mengajaknya kenalan tapi dia mengabaikan aku bahkan langsung pergi." jawab Hera kesal, sengaja dia mengeraskan volume suaranya supaya Aldo dengar.

Lirikan Hera tajam ke arah Aldo yang tanpa sengaja justru tatapan mereka bertemu. Hera memalingkan wajahnya, tidak ingin terlalu menatapnya.

Untungnya hanya beberapa teman Hera dalam kelas jadi tidak terlalu mengundang perhatian. Karena yang lain belum datang dan sebagian masih ada yang diluar.

"Kamu gitu amat sih. Dia emang cuek kayak gitu tapi cakep kan?" tanya Mala, niat menggoda Hera malah kena pukulan dilengan kanannya. "Aduh sakit tahu!" keluh Mala pelan sambil mengusap lengannya.

"Sudah lah. Mau fokus belajar." jawab Hera santai. Dia memang menganggap bahwa Aldo cakep tapi sayang terlalu cuek dan dingin. "Lebih baik Hasyim, tapi sayangnya dia hanya menganggapku sahabat." batin Hera sedih.

Usai jam pelajaran berlalu, Hera berniat pulang. Saat dipintu tangan Hera dicekal oleh Aldo.

"Aku mau ngomong bentar." ajak Aldo menuju belakang kelas yang cukup sepi tapi sejuk dengan adanya pohon pelindung disana.

"Apa sih tarik-tarik gitu. Kenal saja gak kan!" tolak Hera menarik tangannya paksa sebelum sampai pada belakang kelas.

"Sebentar saja!" paksa Aldo hingga sampai ditujuan. "Kamu tahu kenapa aku tidak mau kenalan dengan kamu?" tanya Aldo menatap Hera tajam.

"Mana ku tahu!" jawabnya ketus. Hera memalingkan wajahnya menatap ke arah lain. Hera tipe cewek setia tapi dia juga mudah jatuh cinta. Lebih tepatnya mudah menerima jalan hidupnya.

"Karena kamu adalah cewek yang genit. Haruskah kamu kenalan terlebih dahulu? Tapi kamu tahu!" Aldo menjeda ucapannya sambil menatap Hera sendu.

"Ternyata kamu sulit ku lupakan." bisiknya pada Hera sehingga membuat Hera bergidik ngeri. Hera lekas berbalik meninggalkan Aldo, tapi tangannya dicekal dan akhirnya berbalik menabrak hidung Aldo yang sama-sama mancung.

"Kamu apa-apa an sih. Sejak awal kamu menolak berkenalan denganku, jadi jangan harap kita akan kenal lagi." ucap Hera tegas menunjuk wajah Aldo dengan jari telunjuknya.

"Enak saja dia katakan aku genit, orang hanya ngajak kenalan dibilang genit." gerutu Hera meninggalkan Aldo sendirian yang diam mematung.

"Sial. Semua gara-gara sikap cuekku yang sudah tertanam. Tapi dia memang genit, kenapa dia harus mengajakku berkenalan terlebih dahulu?" tanyanya pada diri sendiri sambil mengedikan kedua bahunya tanda tidak tahu.

Aldo meninggalkan belakang kelas menuju kantin untuk membeli air putih, dia butuh minuman segar. Aldo duduk sejenak dikantin.

"Aku harus bisa taklukkan hatinya." batin Aldo memberi semangat pada diri sendiri.

...****************...

Happy reading!

Terima Kasih yang sudah mampir ☆☆☆☆☆

1
Hani
Hera: ayo bikin acara?
Nurul Hanifah
enak makan2
Nurul Hanifah
semangat update thor
Nurul Hanifah
sukses
Nurul Hanifah
berkarya sesuai dengan kemampuan, jika masih sepi pembaca maka sabar.
Nurul Hanifah
semangat update thor....
Hani
Assalamu'alaikum wr wb. Mampir yuk dikarya sederhana Hani ♡ jangan lupa like dan komen buat Hera ☆
Nurul Hanifah: selalu mampir di karya mu thor
total 1 replies
Hani
siap siap
Hani: siap kk. mksh
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡: semangat 1 iklan buat semangat nya, maaf ya cuma iklan🙏✌
total 2 replies
Nurul Hanifah
semangat berkarya thor, abaikan orang yang ingin menjatuhkan mu. buktikan jika kamu pantas menjadi pemenang nya
Nurul Hanifah
semangat update thor
Nurul Hanifah
dah baca sampai selesai sovvia?
Nurul Hanifah
Aldi kayak anak pertama donk!!!
Nurul Hanifah
Hera Hasyim dan Rika Rudi
cocok
💫0m@~ga0eL🔱
oma mampir, semngat Hani, lanjuut 💪
Hani: maaf ya Oma, aku belum sempat mampir dikarya Oma /Pray/
Hani: Terima kasih Oma, semoga suka dg karya aku.
total 2 replies
sovvia
wah lanjut terus Thor
Hani: semangat semangat hehehe
sovvia: wah bab baru nih kak
total 3 replies
sovvia
lanjut /Smile/
Hani: semangat juga Sovia berkarya
sovvia: iya kak hani /Kiss/
total 3 replies
sovvia
lanjut kak
Hani: makasih sudah jadi supporter utama /Smile//Pray/
total 1 replies
Nurul Hanifah
Sahabat laki dan perempuan akan ada yg jatuh cinta...
Nurul Hanifah: tapi dari judul saja sudah kentara thor
Hani: bener banget. lebih bagus jika kedua saling mencintai
total 2 replies
Nurul Hanifah
Keren karya baru lagi thor
sovvia
aku tunggu bab berikutnya kak
sovvia: sama kak hani
Hani: terima kasih Sovvia
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!