Ini kisah tentang dua insan yang awalnya saling membenci. Sebut namanya Rangga(26th) dan Mawar(20th). Rangga yang mengalami kecelakaan lima bulan lalu, mengakibatkan kakinya lumpuh. Keadaannya yang cacat membuat kekasihnya(Rena) meninggalkannya satu bulan pasca kecelakaan. Sehingga membuat Rangga semakin depresi dan putus asa. Yang membuatnya menjadi sosok yang pemarah dan emosional.
Dan hadirlah Mawar, seorang gadis desa yang sedang terlilit hutang pada seorang juragan teh, bekas biaya operasi ayahnya, membuat Mawar terpaksa harus bekerja sebagai Art di rumah Rangga, yang bertugas khusus merawat dan melayani Rangga. Dan dengan sikap Rangga yang emosional, mampukah Mawar bertahan...
Yuk ikuti keseruan kisahnya...
Selamat membaca...🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ida Kitty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PART 12
Setelah semua pergi, rumah mewah itu pun menjadi sepi. Mawar melihat jam, dan sekarang sudah tepat jam tujuh pagi. Mawar mengetuk pintu kamar Rangga, namun tidak ada sahutan. Mungkin Rangga belum bangun, namun tetap saja, meski dia sudah bangun dia tidak akan mau menyahut. Mawar membuka pintu kamar Rangga, yang memang tidak pernah dikunci. Dan dilihatnya Rangga masih tertidur pulas.
Sebenarnya Mawar takut untuk membangunkan Rangga, tapi Bu Wiryo berpesan kalau dia harus membangunkan Rangga. Mawar pun memberanikan diri mendekati Rangga. Ditatapnya wajah Rangga yang sedang tertidur pulas.
"Sebenarnya den Rangga ganteng juga ya kalau lagi tidur, gak kelihatan kalau dia galak, malah kelihatan imut," ucap Mawar yang terpana melihat wajah Rangga, sambil senyum-senyum. Bahkan dia tidak sadar kalau Rangga sudah bangun dari tidurnya.
Melihat Mawar sedang memperhatikannya dan senyum-senyum membuat Rangga marah. Dan langsung membentaknya, karena dia mengira kalau Mawar sedang mengejeknya.
"Woi! ngapain kamu lihat-lihat saya, kamu ngejek saya?"
Mawar yang terkejut mendengar teriakan Rangga, seketika menjadi panik. Dia pun langsung menyibukkan diri membuka selimut Rangga dan mengajaknya ke kamar mandi.
"Gak pa-pa den, saya gak ngejek kok. Den Rangga mau ke kamar mandi kan, mari saya bantu,"
"Kamu dibayar berapa sama mama, mau kerja disini?" tanya Rangga dengan sinis.
"Yang jelas itu sesuai dengan tugasku," jawab Mawar tegas.
"Dasar matre, hanya uang yang ada di otak kamu,"
"Emang cuma orang-orang matre yang butuh uang, semua orang butuh uang den,"
Rangga tidak menyangka kalau Mawar berani menjawabnya.
"Berani sekali kamu menjawab saya, dasar cewek kampung. Lihat saja kelakuanmu, benar-benar kampungan,"
Sebenarnya Mawar sangat kesal mendengar ucapan Rangga, namun dia berfikir, Art tidak betah bekerja disini karena sikap Rangga, jadi dia tidak boleh termakan oleh ucapan Rangga yang memang menyakitkan hati itu.
Mawar pura-pura tidak mendengar ucapan Rangga. Dia memapah tubuh Rangga menuju kursi rodanya, dan membawanya ke kamar mandi.
Setelah beberapa menit menunggu diluar, Rangga berteriak memanggilnya. Dan dia buru-buru masuk ke kamar mandi lalu mengeluarkan Rangga dari dalam kamar mandi.
Selanjutnya dia membawa Rangga keluar rumah, untuk mendapatkan sinar matahari pagi. Mawar menghentikan kursi rodanya tepat di bawah sinar matahari.
"Pergilah, tinggalkan aku sendiri,"
"Tapi nanti kalau den Rangga butuh Ma..." belum selesai Mawar bicara, Rangga sudah lebih dulu membentaknya.
"Aku tidak butuh kamu! pergi sana!"
"I...iya den, aku pergi," Mawar buru-buru pergi meninggalkan Rangga, sebelum emosinya tambah naik.
Namun tentu saja, Mawar pergi dengan membawa sejuta rasa kesalnya pada Rangga. Dia berjalan sambil menggerutu tak henti-henti.
"Dasar gak tau diri, sudah lumpuh masih saja sok hebat. Kalau bukan karena untuk bayar utang, males banget ngurusin orang kayak gitu. Untung saja keluarganya baik semua," gerutu Mawar.
Kurang lebih empat puluh meter Mawar berjalan dari halaman depan menuju pintu rumah, karena halaman rumah Bu Wiryo memang sangat luas. Baru saja Mawar mau membuka pintu rumah, Rangga sudah berteriak memanggilnya. Dan ini jelas membuat Mawar sangat kesal. Karena baru saja Rangga menyuruhnya pergi, namun dengan seenaknya menyuruhnya kembali lagi.
Mawar pun buru-buru kembali ke tempat Rangga.
"Sabar Mawar...sabar...demi bapak, ibu dan juga Alfi," Mawar mencoba menyemangati dirinya sendiri. Karena sebenarnya dia sudah sangat kesal dengan sikap Rangga yang semena-mena itu.
wah si Rena ini bener-baner minta di cekik Kaya nya 😡😡😡😡
untung ada yang liat mawar di bawa ke gudang dan kasih tau Marsel , kalo kaga aduh lagatau dah nasib mawar gye mna 😭😭😭😭😭😭😭
bener tuh feryy kata mawar , manja nya lebih baik sama cewe kamu ajah Fery 😁😁😁😁
Marcel kamu sama aku ajah , aku siapa gantiin mawar di hati kamu 😂😂😂😂😂😂😂🤭
hoalah Rena.. nasi pecel aja masih enak lohh kokya mau bundir benar2 sempit pikiran kamu Rena. untungnya ada Marsel.. selain jadi penyelamat juga jadi belahan jiwamu sekarang.
selamat juga buat Rangga Mawar.. 👏👏👏👏
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
boleh takut tapi jngan berlebihan Rangga tidak bagus juga , percaya lah Kalo mawar tidak seperti mantan mu itu 😁😁😁😁😁😁
SEMANGAT Thor 🤗
mawar ya gitu gak berusaha berjuang membersihkan namanya malah pulkam.
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗