Obsesi

Zalwa memilih mengabaikan notif adanya pesan masuk di ponselnya.

Tanpa ia sadari, hal buruk akan kembali mengintai dirinya.

Gadis itu memilih melanjutkan pekerjaannya dan memasukkan ponselnya ke dalam saku seragamnya bagian bawah.

Kemudian ia nampak keluar dari ruangannya dan melangkah menuju sebuah kelas yang juga ia pegang.

Ya...

Selain menjadi kepala sekolah, gadis cantik berhijab syar' i itu juga ikut mengajar.

Masuk ke dalam kelas ia di sambut sapaan bu Sofi rekan gurunya dan teriakan murid muridnya yang begitu senang melihatnya.

" bu Zalwa...bu Zalwa.....horeeee bu Zalwa.....!! " teriak mereka menyebut nama Zalwa dengan begitu antusiasnya.

Zalwa tersenyum lembut menyapa murid muridnya di kelas itu.

Selanjutnya,

Bersama bu Sofi wanita cantik itu mulai mengajar.

Sementara itu,

Ketika Zalwa memilih melanjutkan pekerjaanya dengan masuk ke kelas.

Sesorang di seberang sana nampak sedang mengamuk tak karuan.

Jika Zakaria memilih bersabar menunggu panggilannya di terima oleh Zalwa.

Maka berbeda dengan Kayvan.

Pria itu sudah emosi dan marah bukan main ketika Zalwa tak kunjung menerima panggilan telephonnya.

Apalagi ketika gadis itu malah merijeck panggilannya.

Darah Kayvan terasa mendidih.

" sialan...beraninya dia menolak panggilanku " desis pria itu dengan rahang yang telah mengeras dan wajah yang merah padam.

tangannya meremas smart phone mewah di tangannya.

Prank.....

Kayvan membanting dengan kuat smart phone yang ia pegang hingga smart phonenya itu pecah dan berhamburan di lantai.

Wajah pria tampan itu sudah terlihat sangat mengerikan.

Tak cukup sampai di sana,

Pria itu menjadikan apapun yang ada di atas mejanya menjadi sasaran kemarahannya.

Pria itu menghempas apapun yang ada di mejanya dengan kedua lengan panjangnya sekaligus.

Tak perduli jika mungkin lengan kemeja putihnya itu akan kotor terkena noda nanti karena ulahnya itu.

Kayvan masih belum juga puas, bayangan sambungan telephonnya yang di rijeck oleh Zalwa semakin membuat hatinya terbakar.

Padahal sebelumnya jelas jelas ia melihat notif jika Zalwa sedang sibuk dengan sambungan yang lain.

Mata Kayvan nampak semakin memerah membayangkan dengan siapa gadis itu sedang melakukan sambungan telephonnya.

Pyar....

Kayvan menghantam kaca pada mejanya dengan lengan tangannya begitu kuat hingga kaca pada mejanya itu pecah berkeping keping.

Darah merembes pada lengan kemejanya.

" akh....Zalwa....brengsek kau, beraninya kau mengabaikan diriku.

Kau belum tahu siapa aku.

Kau akan benar benar menyesal karena telah melakukan ini padaku Zalwa.......!! " teriak Kayvan.

Cklek...

Pintu ruangan Kayvan terbuka.

Zack seketika melebarkan kedua bola matanya melihat kerusuhan di dalam ruangan mewah itu.

Apalagi ia melihat penampilan tuan mudanya yang tak lagi baik baik saja.

lengan kemeja putih yang di kenakan oleh Kayvan telah memerah karena rembesan darah dari lengannya akibat pecahan kaca meja.

" tuan muda......apa yang terjadi, anda terluka tuan muda " Zack melangkah dengan panik mendekat kepada Kayvan.

" siapkan mobil Zack, bawa aku kepadanya....gadis itu harus menerima hukuman dariku atas kekurang ajarannya " suara Kayvan terdengar berat dan penuh amarah.

" tuan muda..nona se..." kata kata Zack terhenti di tenggorokan.

" kau membantahku Zack....?!! " sentak Kayvan dengan tatapan menghunus dan berkilat begitu tajam kepada asistannya itu.

" tidak tuan muda...." jawab Zack dengan cepat.

Kayvan segera berlalu meninggalkan ruangan itu dengan langkah lebar.

Di susul dengan Zack di belakangnya.

" minta seseorang segera membersihkan ruangan presdir sekarang juga " perintah Zack pada seorang wanita yang duduk di luar ruangan Kayvan yang tak lain adalah sekretaris Kayvan.

Maya.

" baik..." jawab wanita itu dengan kening yang mengerut.

Usai memberi perintah kepada Maya,

Zack dengan langkah cepat segera menyusul Kayvan.

Pukul 1 siang,

Dua buah mobil sedan mewah warna hitam nampak memasuki area sekolah TK tempat di mana Zalwa memimpin.

Seorang pria tampan berwajah dingin nampak keluar dari dalam salah satu mobil itu.

Pria itu membanting pintu mobilnya dengan kasar kemudian melangkah lebar masuk ke dalam area TK itu.

Seorang wanita berseragam guru menatap penuh tanya kepada Kayvan yang raut wajahnya sama sekali tak bersahabat.

" mohon maaf bu, bisa kami menemui ibu kepala sekolah ?! " Zack mengambil inisiatif untuk bertanya.

" e iya pak..di sana...." guru perempuan itu belum menyelesaikan kata katanya,

Tapi Kayvan telah melangkah lebih dulu.

Sikap pria itu benar benar membuat orang darah tinggi.

Begitupun yang kini di rasakan oleh seorang guru yang tadi di tanya oleh Zack.

Wanita itu menatap tak suka kepada Kayvan.

Namun ketika ia melihat kehadiran beberapa orang berjaz hitam di sekitar mobil pria sombong tadi turun.

Guru wanita itu semakin mengerutkan keningnya.

Sementara Zack,

Pria itu hanya menghela nafas melihat kelakuan sang tuan muda yang seenaknya itu.

Orang kaya mah bebas....

Kata Zack di dalam hati.

Apalagi ia yakin,

Kayvan juga pasti tahu, jika keluarganya adalah donatur terbesar yayasan ini.

Karenanya,

Sikap pria itu semakin seenaknya di sekolah ini.

" jaga dirimu baik baik nona...." kata Zack lirih sambil menghela nafas.

Tatapan matanya mengiringi langkah kaki Kayvan menuju sebuah ruangan di ujung koridor sana.

Zalwa sedang merapikan mejanya dan memasukkan barang barangnya ke dalam tasnya,

Gadis itu tengah bersiap untuk pulang.

Tiba tiba pintu ruangannya terbuka dengan kasar.

Zalwa mengangkat kepalanya dan menatap ke arah pintu yang terbuka.

Sesosok pria berkulit putih dengan postur tubuh tegap yang tinggi menjulang membuat Zalwa seketika membeku.

Jantungnya seolah berhenti berdegup.

Syaraf syaraf di tubuhnya seolah putus saat itu juga.

Bayang bayang peristiwa yang ia lalui hampir dua minggu yang lalu membuatnya tremor.

Wajah itu kembali hadir dengan nyata di hadapannya.

Tanpa sadar, Zalwa melangkah mundur kebelakang.

Sementara Kayvan.

Pria itu menatap tajam tak berkedip ke arah Zalwa.

Hatinya berdenyut nyeri melihat raut wajah ketakutan Zalwa terhadap dirinya.

" ma..maa...mau apa anda kemari ?! " tanya Zalwa tergagap.

Kayvan mulai melangkah maju.

" dirimu....aku mau dirimu " jawab Kayvan dengan tatapan tajam menyeringai dan semakin membuat Zalwa bergidik ngeri.