NovelToon NovelToon
Menikahi Gadis Badung

Menikahi Gadis Badung

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Roman-Angst Mafia / Paksaan Terbalik / Menyembunyikan Identitas / Gadis nakal
Popularitas:199.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Menikah karena kecelakaan? Akay tak pernah membayangkan hidupnya berubah setelah menabrak nenek Aylin—dan menerima syarat gila: menikahi cucunya yang suka tawuran dan balapan liar.
Perjanjiannya jelas: jika Akay menceraikan Aylin, ia harus bayar seratus miliar. Tapi jika Aylin yang minta cerai, seluruh warisan neneknya jadi milik Akay.

Setelah sang nenek meninggal, Aylin kabur. Ia hidup bebas di jalanan, menantang maut di lintasan balap ilegal. Tapi takdir mempertemukan mereka lagi—dan Aylin menawar hidup masing-masing meski tetap menikah.

Namun Akay punya rencana lain. Saat bahaya mengintai dan perasaan mulai tumbuh, keduanya harus memilih: bertahan dalam pernikahan pura-pura, atau menghadapi kenyataan bahwa mungkin... cinta datang dari arah yang tak pernah mereka duga.

Akankah pernikahan ini tetap menjadi perjanjian konyol? Atau berubah menjadi cinta yang berani menerobos batas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Ending yang Sama

Mata Akay menyipit. Dalam sekejap, tanpa banyak kata, ia bergerak cepat dan meraih pinggang Aylin, menariknya hingga punggung gadis itu menempel di dadanya. Lengan kuatnya melingkari perut Aylin dengan erat, menahan gadis itu agar tidak bisa kabur.

Aylin sontak memberontak. “Lepasin, brengsek!”

“Enggak.” Suara Akay terdengar santai, tapi nada otoritasnya tak terbantahkan. “Aku udah bilang, 'kan? Kalau kamu ngeyel, aku bakal kasih tahu semua orang soal pernikahan kita.”

Aylin membeku. Rahangnya mengatup keras. Ia ingin melawan, ingin menghantam kepala Akay dengan bantal, tapi ia tahu pria itu tidak main-main.

“Brengsek.” Aylin mendesis kesal.

Akay terkekeh kecil di dekat telinganya. “Udah, tidur aja.”

Aylin mengembuskan napas kasar, mencoba mengabaikan rasa kesal yang menggelegak di dadanya. Ia harus mencari cara agar Akay tidak bisa terus-terusan menggunakan pernikahan mereka sebagai ancaman.

Namun, semakin lama ia berdiam diri, semakin ia menyadari sesuatu—pelukan Akay terasa hangat.

Dada bidangnya yang naik turun secara teratur, napasnya yang menggelitik tengkuk Aylin, bahkan lengan kuatnya yang melingkar erat di perutnya… semua itu membawa sensasi yang tidak ia duga.

Nyaman.

Aylin menggigit bibirnya. Ia mencoba meyakinkan diri bahwa ia masih kesal, bahwa ia masih ingin menghantam Akay dengan sesuatu. Namun, perlahan-lahan, rasa kantuk mulai menguasainya. Tubuhnya yang awalnya tegang mulai rileks dalam dekapan Akay.

Tak butuh waktu lama sampai akhirnya matanya terpejam.

Akay menatap gadis itu dalam diam. Ia bisa merasakan bagaimana Aylin yang awalnya kaku perlahan melemas di pelukannya. Tanpa sadar, sudut bibirnya terangkat.

"Dasar badung, tapi tetap aja manja." batinnya.

Akay mengeratkan sedikit pelukannya sebelum akhirnya ikut memejamkan mata.

***

Matahari mulai merambat naik, sinarnya yang hangat menerobos masuk melalui celah gorden, menerangi kamar dengan cahaya keemasan. Suara kicauan burung samar-samar terdengar di kejauhan, menandakan pagi telah tiba.

Akay mengerjapkan mata perlahan. Tubuhnya terasa berat, seperti ada sesuatu yang menindihnya. Begitu kesadarannya pulih sepenuhnya, ia menoleh ke samping—dan membeku.

Aylin.

Gadis itu tidur berbantal lengannya, wajahnya tampak begitu damai dalam lelap. Tangannya melingkari pinggangnya erat, sementara satu kakinya sudah nangkring dengan santai di atas tubuhnya. Seolah Akay ini gulingnya.

Akay menatap langit-langit dengan ekspresi frustrasi. Napasnya terdengar berat. Sial. Bagaimana bisa mereka berakhir seperti ini?

Ia melirik ke arah Aylin lagi, matanya turun ke bibir gadis itu yang sedikit terbuka. Wajahnya tampak lebih tenang saat tidur, jauh dari ekspresi penuh amarah yang ia tunjukkan semalam.

Akay menelan ludah, menyadari betapa dekatnya mereka. Jarak di antara mereka hampir tidak ada. Dan parahnya, ia bisa merasakan kehangatan tubuh Aylin dengan jelas.

Sial.

Ia harus segera menjauh sebelum—

Tepat saat ia ingin bergerak, Aylin menggeliat pelan. Gadis itu mengerjapkan mata, mengerang kecil sebelum akhirnya membuka mata sepenuhnya.

Hal pertama yang ia lihat adalah dada bidang Akay.

Hal kedua yang ia sadari adalah tangannya yang memeluk pinggang pria itu.

Dan hal ketiga… kakinya yang dengan kurang ajar bertengger di tubuh Akay.

Mata Aylin membelalak.

Dalam satu tarikan napas, ia langsung melompat mundur dengan ekspresi horor. “AKHHH!”

Akay yang tak siap dengan gerakan mendadak itu ikut tersentak. “Hei!”

“Aku tidur kayak gitu?!” Aylin menunjuk Akay dengan tatapan syok, lalu menunjuk dirinya sendiri. “Di lenganmu? Memelukmu? N-nangkring di atasmu?!”

Akay menatapnya dengan ekspresi malas. “Kalau kau tidak percaya, aku bisa ambil ponsel dan memotretnya sebagai bukti.”

“AKAY!!”

Gadis itu meraih bantal dan langsung menghantam kepala Akay tanpa ampun. Pria itu hanya tertawa, menangkis serangan tanpa niat membalas.

“Bisa tidak kau jangan lebay?” Akay menguap kecil, lalu meregangkan tubuhnya. “Aku juga tidak tahu kapan kau tiba-tiba bergelayutan padaku. Mungkin nalurimu memang ingin mendekatiku.”

“Menjijikkan!” Aylin mendesis, pipinya memanas karena malu. “Aku pasti kesurupan kalau sampai melakukan itu dengan sadar!”

Akay terkekeh, jelas menikmati reaksi Aylin yang kesal setengah mati.

“Sudah cukup, sekarang mandi.” Akay bangkit dari tempat tidur, melirik ke arah Aylin yang masih menggerutu. “Atau kau mau lanjut tidur di lenganku?”

Aylin langsung melemparkan bantal ke arahnya. Akay hanya menghindar dengan santai sebelum melenggang ke kamar mandi sambil terkekeh kecil.

Hari ini akan menjadi hari yang panjang.

Aylin duduk di tepi tempat tidur, wajahnya merah padam karena malu dan kesal pada dirinya sendiri. Ia mengacak rambutnya frustrasi. "Sial! Kenapa selalu begini?!"

Bukan sekali ini saja. Setiap kali ia tidur bersama Akay, entah bagaimana, ia selalu berakhir dengan posisi yang sama—memeluk pria itu seolah nyawanya bergantung padanya.

"Kenapa?!" gerutunya, menghantamkan kepalan tangannya ke kasur. "Kenapa setiap aku tidur sama dia, endingnya aku selalu peluk-peluk dia?!"

Seolah Tuhan mendengar keluhannya, pintu kamar mandi terbuka dan muncullah Akay, masih dengan rambut basah dan hanya mengenakan handuk di pinggangnya. Aylin refleks membuang muka ke arah lain, tak ingin melihat pria itu dengan tampilan seperti itu lagi.

Akay, yang melihat wajah Aylin yang bersemu merah, hanya menyeringai. “Masih kepikiran soal tadi?” tanyanya santai sambil berjalan menuju lemari pakaian.

“Diam!” bentak Aylin cepat.

Akay tertawa pelan. “Aneh. Kalau memang kau benci aku, kenapa tubuhmu selalu mencari aku saat tidur?” godanya sambil mengambil pakaian.

Aylin memelototinya. “Aku pasti kena kutukan! Ini bukan karena aku mau!”

Akay menaikkan sebelah alisnya sebelum menyeringai jail. “Kutukan, ya?” Ia mendekat, membuat Aylin sedikit menegang. “Kalau kau memang merasa dikutuk, harusnya kau cari cara untuk menghilangkannya.”

Aylin menatapnya curiga. “Apa maksudmu?”

Akay mencondongkan tubuhnya sedikit, mendekati Aylin yang spontan menahan napas. “Sederhana. Biasakan dirimu tidur di sisiku, lama-lama kau tidak akan kaget lagi.”

Aylin langsung meraih bantal dan melemparkannya ke wajah Akay. “MIMPI!”

Akay hanya terkekeh, menangkap bantal itu dengan mudah. “Yah, terserah kau.” Ia berbalik dan mulai mengenakan pakaian, sementara Aylin masih sibuk merutuki dirinya sendiri.

Satu hal yang pasti—malam ini, ia akan mencari cara agar kejadian memalukan itu tidak terulang lagi. Namun, sebelum sempat menyusun rencana, sebuah pemandangan di hadapannya membuat matanya membelalak.

“AKAY! Dasar tak tahu malu!”

Teriakannya menggema di kamar, disertai suara napasnya yang memburu.

Akay, dengan santainya, melepaskan handuk tanpa rasa bersalah dan mulai mengenakan pakaian. Sebuah kekehan rendah terdengar dari pria itu, penuh godaan.

“Kita ini suami istri, Aylin. Kenapa harus kaget?” ujar Akay tenang, tanpa menoleh sedikit pun.

Aylin menggeram, wajahnya merah padam. “Suami istri bukan berarti kau bisa seenaknya pamer begitu saja!”

Akay hanya tersenyum miring, menyelesaikan pakaiannya dengan santai seolah tak terjadi apa-apa, sementara Aylin sibuk mengumpat dalam hati, bertekad tidak akan membiarkan kejadian ini terulang lagi.

Tapi, apa benar?

Ia bertekad tidak akan tidur menyentuh apalagi memeluk pria itu, tapi kenyataannya setiap pagi saat terbangun, ia selalu mendapati dirinya berada dalam pelukan Akay.

Ia bertekad tidak akan melihat apalagi tertarik pada tubuh suaminya, tapi nyatanya setiap hari ia harus menyaksikan pria itu tanpa pakaian, tanpa sedikit pun rasa malu.

Dan yang lebih parah—ia mulai terbiasa dengan semua itu.

Aylin menggigit bibirnya, frustrasi. Tidak. Ini semua hanya kebetulan. Hanya karena keadaan yang terus memojokkannya. Tidak mungkin ia benar-benar mulai… nyaman?

Tidak. Sama sekali tidak.

Tapi mengapa setiap kali ia menatap Akay, jantungnya berdegup sedikit lebih cepat?

...🌟...

...Logikaku ingin menjauhimu, tapi tubuhku mendekatimu. ...

...Otakku berkata ini salah, tapi bibirku tak bisa mengelah. ...

...Hatiku...apa aku mulai nyaman disisimu? ...

...Jangan tanyakan perasaanku. Aku pun tak tahu. ...

...Kau datang tak diundang, singgah tanpa bisa kucegah, ...

...masuk tanpa mengetuk ...

...dan saat menetap malah kudekap....

..."Nana 17 Oktober"...

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Riaaimutt
uwauuuu emejink
Riaaimutt
seriusan bang
apa cuma halu ?
Riaaimutt
k nana kalo nulis kek gini pake praktek gak..
Riaaimutt
saya pecinta motoGP menjerit membayangkan situasi ini
Anitha Ramto
Alhamdulillah akhirnya happy ending..lanjut di kariya baru kak nana kisahnya kakek Aylin
Anitha Ramto
Dikira ini bab terakhir karena panjang banget di bab ini..ternyata masih bersambung...lanjut
Anitha Ramto
insyaAlloh kalo ada waktunya saya mampiir,,,
Siti Jumiati
lanjut lintasan kedua
Riaaimutt
sangat pantas untuk seorang penerus Andi
Syavira Vira
❤️❤️❤️🙏🙏🙏👍🏻👍🏻👍🏻
syisya
emang berbeda ya thor ceritanya bikin spot jantung, dari semua yg biasanya berisi tentang dunia bisnis, percintaan yg berakhir romantis tapi aku gak pernah kepikiran kali ini kamu bikin yg benar" berbeda jauuuuuh dari sebelum"nya
🌠Naπa Kiarra🍁: Ikut aliran otak aja, Kak. Dan saat aku nulis rasanya semangat banget, meski g tahu udah berapa kali aku edit biar feel-nya kerasa banget. 😂

Padahal cuma dapat reward sampai 40 bab, tapi aku tulis sampai 122 bab😀

Tapi jujur aku puas bisa menyelesaikan season 1 ini meski di bab 80 dst g dapat apa-apa. 😂
total 1 replies
Sri Hendrayani
akhirnya and juga
Mrs.Riozelino Fernandez
makasih buat Novel Aylin nya kk Thor...
bener2 menguji jantung bacanya..
balap nya dapet,skill mafia nya TOP👍👍👍👍
sukses terus untuk Aylin dan Akay ke 2 ya kk💗💗💗💗💗
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
Fadillah Ahmad
Luar Biasa.
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
mery harwati
Terimakasih thor karyanya 🙏
Dan ditunggu kisah masa lalu kakek Aylin yang bergelar intel legendaris 💪❤️
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin.Makasih, Kak🤗🙏🙏🙏
mery harwati: Siap thor, sehat selalu untuk author sekeluarga & lancar rejekinya juga ya ❤️
total 3 replies
asih
lanjut kamar sebelah
Puji Hastuti
Kok end? Beneran ini thor?
Puji Hastuti
Alhamdulillah masih berlanjut, mksh thor
Bhadra Pelangi
love love love ma ceritanya ❤️❤️❤️❤️🔥🔥🔥
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
sum mia
hhhhhh.... dah tamat beneran ini kak. gak ada bonus bab gitu .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia: oke kak....in syaa Allah akan ngikutin terus
🌠Naπa Kiarra🍁: G ada, Kak. Kan langsung dilanjutkan di novel "LINTASAN KEDUA" 😀🙏
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!