NovelToon NovelToon
Di Campakkan Suami Setelah Melahirkan

Di Campakkan Suami Setelah Melahirkan

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Kak Farida

Perhatian!!!
Jika nggak suka novel ini nggak usah kasih bintang 1,2,3, retting novel jadi turun. Mending nggak usah baca novel ini, gara-gara bintang 1,2,3 patahin semangat penulis yang sudah begadang untuk menulis novel ini. Baca di NT kan gratis, maka hargailah penulis.

Deskripsi

Andin, istri yang gendut setelah melahirkan. Ia di hina oleh ibu mertua dan kakak iparnya karena kegendutannya itu. Bahkan Rafif sang suami malu dengan penampilan istrinya yang sekarang. Sebelum menikah seksi tapi setelah melahirkan tubuhnya sangat melar. Rafif menceraikan Andin karena Andin mempunyai tubuh yang sangat gendut.

Bagaimana nasib Andin setelah bercerai dari Rafif

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak Farida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sombong lawan dengan sombong

Andin menitipkan Natasha anaknya kepada Mamahnya. Ia ingin berolah raga pagi ini, ke gelora bung karno. Sudah lama Andin tidak berolah raga di sana, terakhir ia lari bersama teman-teman ketika di SMA. Andin mengingat masa lalu nya dengan para sahabatnya yang entah kemana keberadaan mereka.

Andin mulai berlari untuk memutari gelora bunga karno. Andin tersenyum ketika berlari, mengingat masa SMA.

"Angela, Alice kalian di mana yah," gumam Andin ketika lari.

Ada yang mengikuti Andin dari belakang, Andin mempercepat larinya karena merasa di ikuti.

'Aduh siapa sih di belakang, kok ngikutin aku sih,' ucap batin Andin.

Andin nafasnya sudah tersenggal-senggal, dia sudah merasakan kelelahan karena berlari sangat cepat tapi orang itu masih terus mengikuti Andin dari belakang. Andin tidak kuat lagi untuk berlari akhirnya dia menyerah dan menepi.

"Udah nggak kuat lagi Din, lari belum juga dua putaran." Ternyata yang mengikuti Andin dari belakang itu adalah Luna. Andin terkejut ketika Luna tiba-tiba ada di belakangnya.

"Lun kamu itu bikin jantung aku deg-degan tahu, aku kirain siapa. Kenapa tiba-tiba kamu ada di Gelora Bung Karno juga?" Andin marah-marah kepada Luna karena dirinya Andin harus berlari sekuat tenaga sampai nafas Andin tersenggal-senggal.

"Luna malah mentertawakan Andin karena Andin bernafas dengan mulut. "Hahaha Andin... Andin... kamu itu yah baru juga satu putaran, belum 2 putaran. Nahfas udah turun naik seperti itu, seperti puasa aja senin kamis. Aku juga mau olahraga juga kali, memang setiap sabtu atau minggu aku lari di Gelora Bung Karno, kebetulan tadi aku lihat kamu. Sebenarnya sih nggak yakin, jadi aku mengikuti kamu dari belakang," ucap Luna sambil menertawakan Andin.

Andin memukul lengan Luna, "temennya lagi ngos-kosan seperti ini, kamu ketawain kayak gitu. Nyebelin banget sih." Andin protes kepada Luna, ia sangat sebal ketika seseorang menertawakan dia ketika Andin jantungnya sedang berdebar dan merasa ketakutan.

"Yah... kalau salah kamu sendir, lari tapi nggak lihat di belakangnya," ucap Luna.

Andin meminum air yang ia bawa, ia ingin memberikan kepada Luna, tapi Luna menolaknya. Dia bilang itu bukan minumannya karena minumannya spesial, Luna tidak pernah makan ataupun minum pemberian Andin. Kadang-kadang Andin merasa heran dengan Luna. Paling Luna request bunga melati.

Handphone Andin bergetar, ada notifikasi dari ibu Rohayah yang menyuruh Andin untuk ke pusat penjahitan.

Lin kamu mau ikut nggak sama aku ke rumah bu Rohaya ini dia wa aku nggak tahu ada masalah atau kayak gimana

"Ya sudah, aku ikut deh sama kamu." Mereka pun langsung bergegas untuk pulang. Andin sudah cukup untuk satu putaran di Gelora Bung Karno. Ia sudah mengeluarkan keringat biasanya Andin akan olahraga kembali ketika di rumah karena ia membeli alat-alat olahraga. Jika dia tidak sempat untuk keluar maka Andin akan berolahraga di rumah.

Jalan Jakarta sedikit lenggang, karena hari itu merupakan hari minggu. Hanya membutuhkan waktu 1 jam 30 menit. Andin sudah sampai di rumah bu Rohaya karena memang jalanan masih sepi, Andin dari Gelora Bung Karno pukul 07.00 pagi.

"Assalamualaikum." Andin mengucapkan salam ketika sudah sampai di pintu masuk rumah bu Rohaya.

"Waalaikumsalam, Eh Neng Andin. Ayo masuk." Luna pun ikut masuk ke dalam rumah bu Rohaya.

"Ada apa Bu wa saya pagi-pagi?" tanya Andin.

"Aye ganggu ya Neng? kage ada ape-ape sih. Ibu cuman bilang gini Neng. di ujung sono noh ada rumah beserta, tanahnye mau dijual. Yah barangkali Neng Andin mau beli tuh rumah. Buat khusus ibu-ibu ngejahit di sono jadinye kage di rumah masing-masing lagi. Ini kan kite udah lumayan gede nih orderannye, juga udah banyak jadinye nanti seperti gudang penjahitan. Gimane Neng? Itu kalau Neng berminat." Andin memikirkan perkataan dari bu Rohaya, ia melirik Luna dan bertanya kepada Luna.

"Lun, bagaimana ini Lun? Beli nggak?" tanya Andin.

"Prospeknya sepertinya bagus Din, kamu beli aja. Lagi pula jaraknya kan nggak jauh dari rumah bu Rohaya. Mumpung ada yang mau jual, nih kalau orang Betawi nih...orang yang mau jual pasti dia perlu Din, dan dengan harga yang miring." Saran dari Luna untuk Andin. Andin pun mengangguk-angguk kepalanya setelah beberapa saat berdiskusi dengan Luna akhirnya memutuskan untuk membeli tanah beserta rumahnya tersebut.

"Oke deh Bu, sepertinya bagus tuh prospeknya. Aku beli deh, kita langsung aja ke sana Bu ke lokasi agar aku bisa lihat-lihat dulu," ucap Andin.

Bu Rohaya menemani Andin untuk melihat lokasi yang akan dibeli oleh Andin. Andin sangat suka dengan lokasi itu dan ia sudah deal dengan yang penjual rumah tersebut. Apa yang dikatakan Luna memang benar, harga lebih murah karena ia sedang membutuhkan uang untuk mengobati kedua orang tuanya, biasanya tanah di Jakarta itu harganya fantastis sangat mahal.

Setelah urusan selesai maka Andin langsung ke rumah kedua orang tuanya. Sebelumnya ia berpisah dengan Luna karena Luna ada keperluan lain. Andin pun sangat berterima kasih kepada Luna karena Luna selalu membantu dia. Andin memeluk Luna sangat erat.

Andin langsung bersih-bersih di rumah kedua orang tuanya, kemudian ia bergegas untuk pulang. Andin laju kan mobilnya menuju rumahnya, sesampainya di rumahnya ia dikejutkan oleh kakak iparnya yang sudah menunggu di depan rumah.

"Mbak Wina ngapain dia ke rumah aku? Pasti nih memohon sama aku untuk membebaskan Mas Rafif sama ibu. Males banget aku ketemu mbak Wina," gumam Andin di dalam mobilnya. Andin pun membuka pintu mobilnya, sambil menggendong Natasha dia menghampiri Wina

"Assalamualaikum mbak Wina, ada apa yah?" tanya Andin dengan sikap ramahnya.

"Waalaikumsalam Andin. Aku to the poin saja ke kamu. Aku berkunjung ke rumah ini meminta agar kamu mencabut laporan kamu atas Rafif dan ibu," ucap Wina sambil bertolak pinggang.

"Apa Mbak? Mencabut laporan? Untungnya apa dengan aku jika aku mencabut laporan untuk mereka? Keluarga Mbak sudah menghina aku dan juga Mas Rafif kan bilangnya itu hartanya dia, orang itu hartaku dari ayahku. Aku bukan dari keluarga miskin Mbak asal Mbak tahu aja," ucap Andin tidak kalah nyolot.

"Sombong sekali kamu sekarang, berani banget kamu ngomong sama Mbak seperti itu.: Wina agak kesal dengan balasan ucapan dari Andin.

"Orang sombong kaya pantes Mbak, lah kalau orang miskin sombong itu yang nggak pantes. Nggak punya apa-apa kok sombong, miskin nggak punya apa-apa kok ngebanggain," ucapan Andin sambil tersenyum miring.

"Kamu sombong sekali! Kamu bilang seperti itu," ucap Wina dengan mata melotot.

"Terserah Mbak aja deh, mau ngomong aku sombong, sok kaya sama Mbak. Mbak ke sini itu untuk memohon agar aku mencabut laporan. Seharusnya Mbak itu bersikap sopan sama aku, nggak seperti itu. Kalau perlu Mbak harus berlutut kepada aku, agar aku mau mencabut laporan itu." Andin tersenyum penuh kemenangan.

Wina tercengang ketika mendengar jawaban dari Andin. Ketika itu juga, dia langsung pergi dari hadapan Andin karena tak mau melihat akan kesombongannya Andin. Andin tersenyum ketika Wina tak bisa berbuat apa-apa. Ingin sekali Andin merekam kejadian itu menunjukkan kepada Luna.

"Orang kaya, lawan lah dengan kekayaan, orang sombong, lawanlah dengan kesombongan. Orang miskin lawan orang kaya, maka orang miskin yang akan kalah. Itulah prinsip hidup," ucap Andin sangat lirih. Andin melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

Wah Andin mantap. Luna kamu siapa sih? Pembaca pada tanya tuh????

Bersambung

✍✍ Mari beri komen kalian yang positif di novel ini. 1 komentar kebaikan Insha Allah membawa kebaikan saya khususnya dan di diri yang membaca. Aamiin 💞

Jadilah dermawan dengan cara like, subscribe dan follow aku. Vote nya juga yah🙏🙏🙏🙏

Baca juga yuk cerita serunya

5 tahun menikah tanpa cinta (Tamat)

Salah lamar

Retak Akad Cinta (bab 1 s.d 18 nyata, fiksi dari bab 19 dst)

Dicampakkan suami setelah melahirkan

Love dari author sekebon karet ❤💞

1
Puji Astuti
lho kok golongan darah ortunya beda, bkn ank kandung nya ya?
yuzan fithratinniswa
Luar biasa
Maria Magdalena Indarti
dan..... siapa??? penasaran
Maria Magdalena Indarti
papa yg nyuruh kali
Maria Magdalena Indarti
angel Sgt peka sensitif
Maria Magdalena Indarti
udah tegang.... eh mimpi
Maria Magdalena Indarti
wah gawat nih Raffi kabur dr penjara. pasti bergabung ke big bos
Maria Magdalena Indarti
suruhan Andin yg menolong Alice dariel
Maria Magdalena Indarti
triple A
Maria Magdalena Indarti
langsung dilamar aluce
Maria Magdalena Indarti
mantap mami
Maria Magdalena Indarti
lanjut
Maria Magdalena Indarti
jadian nih Alice n Dariel
Maria Magdalena Indarti
waduh dikroyok
Maria Magdalena Indarti
wah ada big bos. siapa???
Maria Magdalena Indarti
Jimmy emosian. bahaya tuh
Maria Magdalena Indarti
Jimmy kok kasar ya
Maria Magdalena Indarti
semoga Luna sm Jimmy
Maria Magdalena Indarti
wow..... dariel pinter bgt
Maria Magdalena Indarti
romantis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!