Tukar Suami?

Tamunya banyaaaaak banget sampai aku pegel. Capek tangan, capek bibir, capek kaki juga. Karena kami harus menyalami semua tamu dengan senyum ramah dan berdiri. Aku lihat Karel itu senyum sama tamu, dan aku sekarang baru setuju sama julukan yang disematkan oleh Gina.

Lebih manis lagi pasangan sebelah, mereka cepat akrab dan ngobrol kalau lagi nggak ada tamu yang mau salaman. Beda jauh sama makhluk yang disamping ku, tidak pernah satu katapun terucap. Dia kalau senggang main HP atau makan .

Ayah dan ibu berada disebelah sana sebelah Safira, sebelahku tante Vida dan kakaknya namanya pakde David.

*

Sampai malam baru selesai, aku benar-benar lelah dan letih butuh kasur. Tadi acaranya habis ashar lalu sampai magrib baru istirahat dan lanjut lagi setelah ganti baju dan make up lagi hingga jam sembilan malam baru kelar. Gila kan selama lima jam aku mengikuti pesta ini cuma istirahat sholat dan ganti baju doang tadi.

Aku diarahkan untuk ke kamarku, beneran aku ingin kasur empuk. Dan meninggalkan Karel yang entah kemana aku nggak peduli, setelah acara bubar dia berbaur dengan tamu. Mungkin temannya aku nggak peduli.

"Silahkan nona, ini kamar pengantinnya. " kata pegawai WO atau pegawai hotel, entahlah pokoknya tadi aku disuruh sama tante Vida untuk mengikutinya.

Tadi Ayah dan Ibu langsung pulang, begitu juga tante Vida dan keluarga lainnya.

Aku masuk kamar yang sangattttt luas dan bagusssss banget. Aku belum pernah masuk kamar sebagus ini. Ok, yang aku butuhkan kasur doang padahal.

Begitu masuk sudah terpampang tempat tidur yang dihiasi oleh bunga mawar merah dibentuk hati. Ada handuk dibentuk dua bebek saling berhadapan. Terus ada banyak lilin di sekitar tempat tidur menambah suasana romantis. Banyak bunga bertaburan dilantai, aduh jadi geli sendiri aku lihat hal beginian. Ini kalau aku nikahnya sama Suga terus kamar pengantinnya kaya gini aku pasti seneng banget.

Badanku ingin segera naik, tapi kalau aku melewati lilin dengan gaunku kayanya bakalan kesenggol deh.

cekreekk

Ada yang masuk, aku memutar badanku kearah pintu ternyata Karel. Waduh, mau apa dia? sesaat aku bingung ada cowok masuk kamar yang sama dengan ku. Ahhh iya aku sudah menikah dengan cowok ini, dan dia suamiku.

"Anjeeer apa-apaan ini" Aku yakin dia sama syoknya dengan ku saat melihat hiasan kamar ini. "Norak banget. "

Karel berbalik ke pintu,tapi terdengar suara kunci diputar. Dia berusaha memutar kenop pintu tapi tidak bisa, sepertinya ada yang mengunci kami dari luar.

"Anjjrrrttt dikunci! " dia mengumpat lagi.

Mungkin dia tadi mau kabur keluar, karena nggak ada jalan keluar dia pasti juga lelah akhirnya menyerah. Lalu melewati ku yang berdiri disamping tempat tidur. Dia merusak mawar berbentuk hati tadi dan handuk bebek juga,ia lempar ke sembarang arah. Lalu dia tiup semua lilin tapi karena banyak lilinnya dia sampai ngos-ngosan.

"Bantuin dong, malah diem! "

Aku membantunya meniup lilin, ok ide dia bagus juga dengan begini aku bisa bergerak untuk naik ke kasur yang aku rindukan.

Bruk

"Heh siapa suruh kamu tidur? " bentaknya ketika aku naik ke tempat tidur.

"Maaf aku capek banget, sejak tadi pingin rebahan."

Dia mengabaikan ku, lalu melepas jasnya kemudian melangkah ke kamar mandi. Bener sih seharusnya membersihkan diri dulu. Tapi aku sudah nggak tahan pingin rebahan nih.

Beberapa saat dia sudah keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk kimono mandi.

"Nggak mau mandi dulu? " tanyanya mengambil handuk yang ia lempar tadi untuk mengeringkan rambutnya.

Aku bangkit, sebenarnya males banget pingin cepat tidur. Tapi makeup ku belum dihapus juga, lagian nggak mungkin aku tidur pakai gaun ini. Pandanganku menyelusuri semua sudut, mencari apakah ada orang yang baik hati meninggalkan aku pakaian ganti. Tapi tidak ada, bodoh banget aku kan kesini cuma dengan tangan kosong.

"Cepetan habis ini kita malam pertama." mendengar ucapan Karel aku jadi melotot otomatis. Apa? malam pertama? aaaaaa tidak aku nggak mau, aku takut.

Melihatku yang terkejut dia tertawa.

"Omes! " dia ngatain aku.

Menyebalkan, aku masuk kamar mandi mau merilekskan diri saja. Begitu tiba dikamar mandi, bak mandi terisi penuh dengan air yang di terdapat bunga mawar merah yang masih rapi. Sepertinya Karel tadi mandi di shower karena yang basah sebelah sana.

Sekarang aku berusaha membuka gaunku,tapi susah banget karena macet tarikan nya, nyebelin!. Cobaan apa lagi ini?