Dosenku Maduku (Why Love)

pagi itu Hafiz dan Yasmin pulang menggunakan mobil masing masing karena mereka Sama-sama berangkat menggunakan mobil.

"Abang langsung ke kantor ya?"

ucap Hafiz saat mereka berada di parkiran.

"Abang gak pulang dulu?"

"Ada meeting penting pagi ini,Abang nanti mandi di kantor aja,disana juga ada pakaian Abang ko..!"

"oh gitu..ya udah hati hati bang?"

Yasmin termenung di dalam mobil menatap mobil yang membawa Hafiz pergi, entah kenapa Yasmin merasa Hafiz sedang berbohong.

semalam ponsel Hafiz terus berdering entah siapa yang menelepon membuat Hafiz tak bisa tidur jika tidak mematikan ponselnya.

Yasmin melajukan mobilnya menuju rumah untuk mengganti bajunya dan berangkat ke kampus.

*

Hafiz bergegas masuk ke sebuah apartemen milik seseorang yang semalam terus menelpon nya.

"ca.....kamu?" ucap Hafiz melihat apartemen tersebut berantakan dengan pemilik nya yang menelungkup kan tubuhnya di ranjang.

"lepas ...!"

ucap perempuan itu menepis tangan hafiz.

"ca ... jangan bersikap bodoh, kamu itu seorang dosen!"

"ngapain kamu semalam sama istri kamu, kenapa kamu matiin ponsel kamu?"

ucap kanza atau Caca panggilan Akrab nya.

Hafiz terdiam menatap wajah kanza yang berantakan, sudah di pastikan semalam ia uring uringan sendiri.

kanza terengah menahan rasa mual yang akhir akhir ini muncul tak tertahankan.

kanza beranjak dari ranjang dan berlari ke kamar mandi memuntahkan isi perutnya.

"ca .... kamu sakit?"

kanza menatap wajah hafiz dan menggigit bibirnya menahan air mata yang ingin keluar.

"aku...aku ..telat fiz, aku... takut?"

ucap kanza runtuh namun cepat Hafiz menangkap tubuh nya.

"gimana kalau aku hamil?"

***

dua Minggu sebelum menikah Hafiz menghadiri acara reuni bersama teman teman nya di sebuah hotel bintang lima di kota itu,

awalnya ia ingin mengajak Yasmin namun saat itu Yasmin juga pergi camping dengan teman teman nya. jadi Hafiz pergi ke acara itu sendiri.

"Hafiz...?"

ucap kanza mengahampiri mantan kekasih nya itu, mereka memang pernah menjalin hubungan saat SMA namun hubungan nya berakhir karena Hafiz kuliah diluar negeri,dan untuk pertama kalinya mereka bertemu lagi setelah sekian lama berpisah.

jujur Kansa masih menaruh rasa pada Hafiz, berbeda dengan Hafiz yang kini hatinya telah terpaut pada sosok Yasmin.

"Caca...kamu juga datang!"

ucap Hafiz senyum kemudian mereka ngobrol lama.

"minum nih ...!" ucap Rian memberikan dua buah gelas minuman untuk kanza dan juga Hafiz.tak ada rasa curiga karena Rian memang mengelola acara tersebut,bukan hanya kanza dan Hafiz tapi semua juga ia sodorkan minuman.

saat Acara di hendak di mulai, tiba-tiba kanza jatuh terpeleset ke dalam kolam renang yang berada di hadapan mereka. bergegas Hafiz menolong kanza naik ke atas, karena ia tidak tega melihat kanza yamg ditertawakan oleh teman teman nya.

keduanya pergi dari tempat itu dan pergi ke apartemen milik Kanza.

hafiz merasa kan kepalanya sedikit pusing dan merasakan gelenyar aneh seperti menginginkan sesuatu untuk di tuntaskan,apa lagi melihat tubuh kanza yang basah,begitu juga dengan kanza.

kanza langsung memeluk hafiz dan mencium bibir Hafiz saat mereka masih di dalam mobil.

tatapan keduanya di penuhi kabut Hasrat yang tak tertahankan, bergegas keduanya masuk ke dalam apartemen dan menuntaskan keinginan nya itu.Hafiz bahkan melupakan perempuan yang sebentar lagi akan di nikahi nya.

malam itu menjadi malam pertama untuk kedua insan yang di perbudak nafsu, tanpa ikatan pernikahan.

kanza menangis mengingat kejadian itu, ia juga merasa aneh karena tiba tiba menginginkan hal itu,apa lagi ia belum pernah melakukan nya dengan siapa pun.

dan yang lebih menyakitkan adalah saat hafiz tidak bisa membatalkan pernikahan nya dengan Yasmin, lalu bagaimana dengan nasib nya kini. ia sudah tidak punya siapa siapa orang tuanya sudah meninggal. selama ini kanza tinggal bersama om dan tantenya.

Hafiz memijat keningnya yang terasa pusing entah harus bagaimana menyikapi masalah ini.

"maaf kan aku ca... tapi kamu jangan khawatir kalau pun sampai kamu hamil aku akan bertanggung jawab karena anak itu darah daging ku!"

"apa kamu akan menceraikan istri kamu itu?"

"aku belum tahu... kamu sabar ya!"

ucap Hafiz memeluk Kanza.

***

"non.....tunggu ada telpon" ucap bi ina saat Yasmin hendak keluar dari rumah.

"siapa bi?"

"pak Willi...!"

Yasmin mengernyitkan alisnya tanda bingung Kenapa Willi menelpon kerumah.

"kenapa pak Willi!?"

ucap Yasmin saat memegang telpon.

"maaf ibu...apa pak Hafiz ada dirumah?"

Yasmin terpaku mendengar penuturan willi, karena menanyakan keberadaan Hafiz.

"gak ada, tadi pagi pagi sekali sudah ke kantor langsung dari rumah Sakit!"

"masa sih? tapi di kantor gak ada!"

"tadi bilang mau meeting penting..!"

"gak ada justru ini ada telpon mendadak dari kolega yang di Singapore, katanya mereka mau datang siang ini...!"

"sudah coba telpon handphone nya?"

"tidak aktif.....!"

Yasmin membuang nafas panjang tak tahu kemana perginya Hafiz.

Kanza melarang Hafiz untuk pergi ke kantor siang itu, mereka menghabiskan waktu bersama di apartemen. tentu saja dengan bercinta....kanza bahkan absen dari kampus hari itu.

**

"tumben tuh dosen rese Absen!"

ucap Wulan membuka obrolan saat mereka berada di kantin.

"Yas,,kok ngelamun aja sih..?" ucap sela memperhatikan sahabat nya itu.

"aku lagi mikirin kesehatan ibu?!"

"sakit lagi Yas....?"

"ya ibu di rawat dirumah sakit?"

"oh gitu...ya udah kita tengok yu sel...?!"

"boleh... udah ini kita ke rumah sakit lihat ibu kamu ya yas!"

Yasmin mengangguk pelan.

bukan hanya itu saja yang menjadi pikirannya, tapi Hafiz sampai sore ini belum juga datang ke kantor... kemana pria itu?

banyak sekali pertanyaan yang tak terjawab membuat nya lelah.

dari jauh ia melihat Lutfhi sedang kumpul dengan teman teman nya, beruntung kemarin ada Lutfhi yang membantu membawa ibunya kerumah sakit.

kedua pandangan nya bertemu, Lutfhi tahu mata Yasmin tampak sendu dan menyimpan sebuah kesedihan yang selama ini sedang ia tutupi.

apa yang sebenarnya terjadi dengan pernikahan nya, harus nya masa masa awal pernikahan menjadi masa yang indah untuk pengantin baru seperti mereka, tapi tidak justru Lutfhi melihat Yasmin menjadi pendiam dan tak ceria seperti dulu.

Yasmin bilang dia menikah atas dasar cinta bukan perjodohan, tapi kenapa justru berbanding terbalik dengan yang menikah karena di jodohkan... mereka bahagia menyemai benih cinta.

"Yas... gimana keadaan ibu kamu?"

ucap Luthfi mengahampiri Yasmin yang sedang bersama temannya.

"Alhamdulillah sudah mendingan kak... terima kasih sekali lagi!"

"ya ...!"

ucap Lutfhi kemudian berlalu begitu saja.

"Yas ... emang kak Lutfhi tahu soal ibu kamu!"

"tahu..... kemarin kak Luthfi yang bantu aku bawa ibu kerumah sakit...!"

"bukan bang Hafiz...?"

Yasmin menggeleng kan kepalanya..

bersambung...