NovelToon NovelToon
Luka Dan Air Mata Pernikahan

Luka Dan Air Mata Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: PRINCESSNOVITA

Hanita Ralingga Ayu Mahendra dan Satya Prawira Arya Dewantara, keduanya menikah karena saling mencintai setelah mereka menghabiskan waktu selama 10 tahun pacaran. Keduanya adalah cinta pertama untuk satu sama lain. Mereka sama-sama berasal dari kalangan atas, Hanita adalah seorang Psikiater terkenal sedangkan Satya pewaris dari perusahaan keluarganya

Tapi setelah menikah, cinta mereka justru berubah. Hubungan keduanya yang semula hangat menjadi sangat dingin. Hanita dan Satya sama-sama tidak dapat menemukan kecocokan meski 2 orang anak telah hadir diantara mereka. Kesalahpahaman mengelilingi keduanya

Hingga suatu ketika, Satya harus mengalami sebuah kondisi yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Akankah kondisi baru Satya akan membuat Hanita luluh dan memperbaiki hubungan mereka? Atau justru akan meninggalkan Satya yang tak lagi sama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PRINCESSNOVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keinginan Hanita

.

Hanita sudah menerima masker dan jubah steril, baru dia melangkah ke dalam. Hanya ada Satya pasien di dalam ruangan ini

Ada juga Dokter Sean dan satu perawat untuk memeriksa kondisi lelaki itu. Hanita mendekat, dia tidak menunjukkan ekspresi apapun dibalik wajah yang tertutup masker itu.

"Sean, gimana kondisi Satya?"

Merasa terpanggil, Sean menoleh sekilas kemudian kembali mengamati catatan yang diberikan perawat padanya. "Seperti yang kamu lihat,Han. Tapi jangan takut, karena ini tidak akan permanen. Satya akan segera pulih."

Hanita tidak menyahuti apapun lagi, wanita itu tampak mengamati sang suami dengan seksama. Sedikit tidak menyangka kalau lelaki di depannya ini adalah lelaki yang beberapa jam lalu berdebat hebat dengannya.

Satya kini terbaring lemah diatas ranjang pesakitan, dengan berbagai alat medis yang menempel diatas tubuhnya. Lelaki itu menggunakan masker oksigen untuk membantunya bernafas.

Dibalik masker itu, bibir Satya terlihat sedikit meruncing ke kanan. Hanita tersenyum miris melihatnya

"Sat, lihatlah dirimu. Kamu tumbang semudah itu? Lemah sekali" umpat Hanita

Dokter Sean pura-pura tidak mendengar apapun, lagipula dia sudah sangat mengenal tabiat asli Hanita.

Hanita mensejajarkan tubuhnya dengan Satya, mengusap surai hitam sang suami. Entah mengapa tapi gelayat aneh tiba-tiba saja muncul dari dalam dirinya setelah melihat kondisi Satya yang seperti ini

Hanita mengarahkan pandangan ke arah tubuh bagian bawah suaminya, satu tangannya bergerak menyingkap selimut yang menutupi tubuh lemah tersebut.

Perawat yang melihat itu jadi sedikit kurang senang, baru hendak menegur tapi Dokter Sean sudah lebih dulu menghentikan melalui gerakan mata. Seolah mengatakan, 'Jangan ikut campur.'

Hanita mengamati tubuh Satya dengan seksama, terlihat agak aneh dengan tangan kanan yang sedikit menekuk di depan perut. Hanita sendiri tidak mengerti, tapi kenapa dia merasa senang melihatnya seperti ini?

"Ck, lucu sekali." Hanita mengusap tangan Satya

Kemudian beralih mengamati wajah sang suami yang tidak simetris akibat bibirnya yang kini meruncing ke kanan.

Ini sangat menarik, itulah yang dipikirkan Hanita. "Sean" panggilnya pada sang sahabat

"Apa lagi?" Tanya Dokter Sean malas

Hanita berdecak kagum, "Kurasa akan lucu kalau bibir Satya yang selalu saja mengumpat dan membentakku ini."

"Bagaimana kalau kita menyumpalnya dengan?" Hanita tengah berusaha mengingat, membayangkan apa yang tepat untuk digunakan oleh suami terkasihnya

"Ah, aku tahu." Hanita menoleh ke arah Sean lalu kembali beralih ke Satya, mengusap pipi sang suami. "Kurasa ventilator akan sangat tepat untukmu,sayang." Bisik Hanita

Dokter Sean menelan salivanya dengan susah payah, perasaannya sudah tidak enak mengenai ini. Tidak ingin kegilaan Hanita didengar oleh orang lain, Sean pun meminta agar perawat yang berjaga keluar sekarang juga.

"Hanita, apa yang kamu bicarakan? Ventilator? Satya tidak memerlukan itu, kondisi paru-parunya stabil" sergah Dokter Sean

"Siapa yang peduli? Satya tidak butuh tapi aku yang butuh. Aku ingin melihatnya menggunakan benda itu,Sean" tekan Hanita

''Hanita, semua itu ada prosedurnya. Kamu ini juga seorang Dokter, tapi kamu tidak boleh seenaknya sendiri." Tegas Dokter Sean

Hanita merasa kesal dengan penolakan yang dia dapatkan dari sang sahabat. Tatapan tajam wanita itu terlempar ke arah Dokter Sean. "Kalau kubilang aku ingin melihat Satya menggunakan benda itu, maka pasangkan saja. Kenapa banyak bicara?"

"Aku ingin dia menggunakan benda itu agar lidah tajamnya yang kurang ajar tidak lagi berusaha menyakitiku. Terlebih terucap kata cerai dari bibirnya!" Tegas Hanita

"Hanita, tanpa kamu buat begitupun. Satya memang tidak akan bisa bicara sampai strokenya pulih. Kamu-" perkataan Dokter Sean terhenti setelah Hanita berhasil mengeluarkan kartu AS nya

"Lakukan saja, jika kamu tidak mau kasus kegagalan operasi otak yang kamu lakukan tahun lalu terungkap." Hanita menaik turunkan alisnya.

"Apa kamu mau kalau aku melaporkanmu? Menyebarkan tindakan mal praktikmu itu ke keluarga korban? Kurasa kamu tidak akan mau, Dokter Sean Richard Hasibuan." Tekan Hanita penuh ancaman

Raut wajah Dokter Sean langsung berubah pucat dalam seketika. Ingat betul dia pada kelalaiannya saat melakukan operasi bedah otak setahun lalu. Yang menyebabkan pasiennya meninggal dunia diatas meja operasi. Saat itu, Hanita lah yang membantu Sean lolos dari jeratan hukum. Tentu dengan bantuan dari Handoko juga

Tapi jika hal tersebut terbongkar, maka bisa dipastikan kalau karir medis Dokter Sean akan berakhir saat ini juga. Penjara juga sudah menanti untuk Sean

"Baiklah. Aku akan melakukan apa yang kamu inginkan" sahut Dokter Sean lesu

Dokter Sean memaggil dua orang perawat masuk ke dalam ruang perawatan Satya. Mereka mulai mempersiapkan peralatan untuk menjalankan perintah dari Hanita.

Sebelum melakukan itu, Dokter Sean lebih dulu melirik Hanita yang rupanya masih berada disini. Berdiri sembari melipat kedua tangan ke depan dada, terlihat sangat tidak sabar untuk melihat bagaimana ventilator akan terpasang dan menyumpal mulut suaminya setelah ini

"Hanita, kamu tidak mau menunggu diluar saja?"

"Kamu mengusirku,Sean?" Tanya Hanita balik

Dokter Sean langsung memalingkan wajahnya, "Tentu saja tidak."

Daripada memancing kekesalan dihati Hanita, akan lebih baik kalau Dokter Sean segera melakukan keinginan sahabatnya itu.

Dokter Sean mulai melakukan instubasi untuk memasukkan selang khusus ke dalam mulut Satya yang akan berlabuh menuju trakea.

Mulut lelaki itu yang saat ini dipaksa untuk terbuka lebar, menyebabkan lelehan air liur mengalir deras dari dalam sana. Perawat pun dengan cepat membersihkannya menggunakan tissu basah

"Ini akan sedikit menyakitimu, Satya. Bersabarlah, hanya sebentar" bisik Sean

Kening Satya tampak berkerut, lelaki itu bahkan meneteskan air mata sebagai respon dari rasa sakit yang dia rasakan sekarang

Kedua perawat yang membantu Dokter Sean bahkan merasa sangat tidak tega melihat ini semua.

Beda dengan Hanita yang justru sangat puas melihat kesakitan suaminya. "Good job"

Helaan nafas berat lolos dari bibir Dokter Sean setelah ia menyelesaikan proses pemasangan ventilator pada Satya.

"Hanita, aku sudah menyelesaikannya. Puas?" Ujar Dokter Sean

Hanita menepuk pelan bahu Dokter Sean sebagai pujian untuk kerja keras lelaki itu. Kemudian perhatian Hanita beralih pada Satya, rasanya puas sekali melihat suaminya itu seperti ini

Lemah dan tidak berdaya, Hanita yakin kalau setelah ini Satya tidak akan pernah bisa lagi memaki dan mengumpat padanya.

"Uhhh, manis sekali. Aku senang" puji Hanita

Dokter Sean dan para perawat, mereka semua bergidik ngeri dengan sikap yang ditunjukkan oleh Hanita. Namun sekali lagi, tidak ada yang berani membantahnya.

Gurat kepuasan diatas wajah Hanita berubah dingin hanya dalam hitungan detik. Sorot matanya tampak menajam

"Wanita itu juga ada dirumah sakit ini,Sat." Hanita meletakkan bibirnya tepat ke tepi telinga Satya

"Aku akan memberikan pelajaran kedua untuknya..." Bisik Hanita seraya meniup telinga sang suami

Hanita kembali memasang ekspresi senangnya. "Aku titipkan suamiku pada kalian. Terutama kamu,Sean." Tekan Hanita

Lalu wanita itu memutar tubuhnya, meninggalkan Satya dan mempercayakan lelaki itu pada Dokter Sean dan Perawat

Dokter Sean langsung mengusap dadanya setelah Hanita meninggalkan ruangan ini. "Dia membuatku tidak bisa bernafas."

"Oh,Satya malangnya dirimu. Sepertinya inilah awal kehancuranmu ditangan Hanita" gumam Dokter Sean menatap senduh ke arah Satya yang saat ini masih belum sadarkan diri

Tampak sangat mengenaskan dengan selang ventilator yang menyumbat mulutnya.

Hanita melangkah menyusuri lorong rumah sakit, ponsel dia letakkan ke tepi telinganya.

"Roy, aku punya tugas baru. Maksudku, mainan baru untukmu..." ujar Hanita yang terdengar sangat dingin

.

Tbc

.

Welcome to Hanita revenge era. Komen yuk, bagikan pendapat kalian tentang cerita ini.

1
Tutiks
lanjut lagi up nya
Tarminah Tarminah
no komen lo soal penghianat karena pernah berada dposisi terhianati
Puji Lestari
cerita nya bagus ,, tlng up-nya lebih di banyakin agar pembaca lebih semangat lagi
Puji Lestari
good job hanita buruan sekalian mertua kamu ♥️♥️
Puji Lestari
keren Thor ,, tinggal ngasi pelajaran sama ibunya Satya yg suka menghina hanita
Sri Utami: nah ini baru puas baca critanya.istri yg cerdas,gambaran wanita jaman sekarang
total 1 replies
Juna Kamis Sae
jangan mau balikan lagi hanita
paling benci ma penghianat kelamin😾😾
Puji Lestari
kenapa g di bikin lumpuh j Thor ,, coba selingkuhannya mau ngurusin g klw lakinya lumpuh ,,, kebanyakan pelakor kan maunya enaknya doank
Novita Putri: itu udah stroke kak 😅
total 1 replies
Osie
hantar gitu si saya cacat..cuuusss langsung gugat cerai n bye..biarin dia dirawat sm selingkuhannya..no maaf bagi seorang pengkhianat
Osie
moga sibangsat mati
Osie
keren hanita..pelakor memang harus dibasmi
Puji Lestari
bikin Satya mati j Thor biar kapok klw g kasih dia penyakit mematikan lelaki egois buat shanum jadiin dia gelandangan orang tidak tau diri udh di tlng nusuk dr belakang
Juna Kamis Sae
buat greget masa karma Satya mati thorrr
Juna Kamis Sae
lanjuttt
Tutiks
lanjut lagi up nya
Fajar Nuryati
sedih banget JD wanita udh capek ngurus anak masih kerja tp kadang suami maunya di ngertiin z ..padahal istri jg mau di ngertiin..dan saat istri lelah dg segala perilaku suami ..justru suami nyari yg lain ...kejam GK sih laki2 tuh
Fajar Nuryati
lanjuttt.kak
Nafisa Aprilia: lanjut kk
total 1 replies
Juna Kamis Sae
lanjuttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!