NovelToon NovelToon
TABUR PASIR

TABUR PASIR

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Iblis / Keluarga / Kutukan / Hantu / Tumbal
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Siswondo07

[TAMAT] Tiba-tiba 7 orang dari keluarga Handoko meninggal dunia selang dua hari sekali. Ketuju itu semua laki-laki dan dimakamkan berjejer dimakam keluarga.

Dewi salah satu anak perempuan dikeluarga Handoko, sangat teramat penasaran dengan kejadian ini. Semua keluarganya diam seribu bahasa, seolah-olah semua ini takdir Tuhan. Disitulah awal Dewi akan mencari tahu masalah demi masalah dikeluarga ini.

Ikuti terus kisahnya di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siswondo07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Gentar

Setelah Jose pulang dari pertemuan sekte itu. Ia merenung dikamar seorang diri. Ia duduk dipinggir ranjang, matanya melihat kearah jendela kamar, pikirannya kalut oleh mimpi bertemu Ayahnya dan wasiat untuk bertemu dengan Paman. Entah Paman mana yang harus ia temui karena begitu banyak Paman dikeluarga besarnya. Jose sadar pertemuan itu sangat aneh dan menganggu pikirannya.

Saat merenungi kejadian lalu, tiba-tiba telepon berdering dari nomor tak dikenal. Jose lekas mengangkatnya dan menempelkan ponselnya dikuping Kanang. Ia mendengar suara orang misterius.

"Jose!" Ucap seseorang misterius dibalik telepon.

"Ini siapa?" Tanya Jose yang penuh penasaran.

"Kamu tidak perlu tahu siapa saya. Saya cuma ingatkan, abaikan mimpimu bertemu dengan Ayahmu, itu semua hanya ilusi saja. Saat ini kau sudah menjadi bagian dari kami, kami bisa mengendalikan pikiranmu." Ungkap panjang lebar suara lelaki diujung telepon.

"Bagaimana kau tahu mimpiku?" Tanya kembali Jose yang ruapannya membuat kesal si pria misterius itu.

"Aku pengendalimu! Jadi aku tahu isi kepalaku, gerak-gerikmu, posisimu saat ini sedang dimana! Aku tahu semua. Jadi kau jangan macam-macam." Ungkap Pria itu dengan nada agak meninggi dan cepat.

Jose hanya diam.

"Tutup matamu sekarang. Lupakan mimpimu dan hal kemarin, jadilah apa yang menjadi tujuan awalmu." Ungkap Pria itu yang menyuruh Jose tutup mata.

Jose nampak menolak perintah itu, namun otaknya tak bisa menolak. Ia menutup kedua matanya dan seketika saat telepon itu terputus, ia membuka mata dan merasakan menjadi Jose yang ambisius untuk melanjutkan mimpi-mimpi palsu Ayahnya. Jose kembali ke sifat awal yang tamak, sombong, angkuh dan ambisius untuk membangun gedung mall dikomplek Muara Air.

Jose berdiri dari duduknya. Ia menelpon karyawan kantornya untuk memerintah hal yang besar.

"Rani. Tolong infokan ke vendor untuk menyiapkan para kuli buat kerja di proyek baru kita dikomplek Muara Air. Pembangunan pondasi pertama harus dilakukan Minggu depan." Ucap Jose diujung ponselnya.

"Baik Pak. Segera saya lakukan." Jawab Rani asisten kantornya.

Sambungan telepon itu lalu terputus. Disitulah Jose tersenyum kecil untuk melanjutkan ambisinya.

Ia sadar dirumah ini hanya ada dirinya. Jose mencoba menghubungi Dewi adiknya. Saat Dewi angkat ternyata Dewi dan Ibu sedang berada dirumah sodara, ia akan segera pulang.

-

Sebelum Dewi, Mama dan Jaya pulang kerumah. Paman Sam berdiri dari duduknya dan memberikan sebuah gelang pada Dewi. Ia berkata dan menjelaskan mengenai kalung itu.

"Kalung ini bisa menangkal hipnotis beberapa saat, butuh proses dan waktu. Untuk pertemuan sekte itu dia tahun sekali, jadi selama itu kau harus berusaha menyadarkan Jose untuk mengambil lembar kontrak kerja itu untuk dimusnahkan. Paman yakin kamu bisa menyelamatkan Kakakmu." Ungkap Paman Sam.

Dewi lalu menerimanya dan menyimpannya dikantong sakunya.

"Saya akan berusaha semampu saya Paman." Jawab Dewi.

Lalu Dewi, Mama dan Jaya naik mobil menuju ke rumah.

Sesampainya dirumah, Jaya nampak tidak bisa ikut kerumahnya karena nantinya Jose akan curiga siapa dirinya. Jaya memutuskan untuk menginap ke rumah Pak RT yang baru.

Mobil Dewi yang sudah berada didepan pintu gerbang rumah, Dewi memberikan mobil ini sementara waktu ke Jaya, jika terjadi apa-apa pada Dewi dan Mama, Jaya bisa langsung kesini.

Jaya menerima kunci dan mobilnya.

Dewi dan Mama lekas keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah. Sementara Jaya melajukan mobilnya ke rumah Pak RT.

Didalam rumah, Dewi dan Mama melihat Jose sudah berada diruang tamu, duduk bak seorang raja menunggu sanak sodara. Jose yang melihat adik dan Mamanya lekas berdiri dan tepuk tangan tanda kedatangannya.

"Hebat ya Ma, bukannya tetap dirumah, ini malah keluyuran." Ucap Jose yang ketus.

"Apa-apaan si Bang. Mama butuh refreshing. Kamu tahu Mama selama ditinggal Ayah merasa depresi." Jawab Dewi yang nadanya meninggi dan kesal.

"Mau depresi, mau gila sekalipun dirumah ya tetap dirumah." Bentak Jose dengan mata melotot dan angkuh.

Dewi dan Mama kaget dengan sikap Jose. Lekas Dewi membawa Mama yang mulai syok melihat tingkah laku Jose yang makin aneh.

Jose tertawa gila, ia seperti bukan dirinya sendiri.

Dewi membawa Mama sudah sampai dikamarnya dan merebahkan tubuh Mama.

"Mama istirahat, biar aku yang mengurus Jose." Ucap Dewi sambil tangannya melepaskan sandar yang dipakai Mamanya.

"Dewi. Mama yakin itu bukan sifat Jose. Dia sudah terpengaruh oleh sekte itu." Ungkap Mama.

"Ia Ma. Dewi akan membuatnya sadar secepatnya." Ungkap Dewi. Lalu Dewi keluar kamarnya dan menuju ke ruang kerja Jose.

Diruang kerja Jose, nampak Jose tidak ada, ia masih diruang tamu. Namun saat membalikan badan untuk keluar dari ruangan itu sontak terkaget Jose sudah berada dihadapannya.

"Ngapain kamu disini?" Tanya Jose dengan wajah dinginnya.

"Aku mencarimu. Ini ada sesuatu pemberian yang dulu belum sempat Ayah kasih ke kamu. Ayah sengaja menitipkan ke aku karena ia sadar ini kejutan hadiah buat kamu." Ucap Dewi, lekas Dewi mengambil gelang dari sakunya dan memberikannya pada Jose.

Jose hanya diam dan menerima gelang itu. Lalu tanpa pikir panjang ia memakai ya pada tangan sebelah kanan.

"Terima kasih. Sekarang keluarlah dari ruangan ini." Ucap Jose pada Dewi.

Dewi hanya tersenyum kecil. Lalu pergi dari hadapan Jose dan keluar dari ruangan itu. Sepanjang perjalanan Dewi merasa berhasil memasangkan gelang itu ke Jose untuk melindunginya.

-

Jaya baru sampai dirumah Pak RT. Beberapa hari ia menginap dirumah Pak RT untuk menjaga-jaga jika Dewi dan Mamanya mengalami hal yang tidak diinginkan. Hingga saat itulah Dewi berkata dibalik telepon bahwa ia dan Mama sudah tenang. Jadi Jaya bisa kembali pulang ke kampungnya.

Selama hampir seminggu berlalu, Jaya pamit ke Pak RT dan mengucapkan. Banyak terima kasih. Ia sebelum pulang akan mengantarkan mobilnya kerumah Dewi. Namun tiba-tiba panggilan telepon  pagi itu datang dari Rohman.

"Dek. Ada kabar buatmu?" Ucap Rohman ditelepon.

"Kabar apa Bang." Tanya balik penuh penasaran.

"Bapak sudah nggak ada." Ungkap Rohman mengenai kabar buruk itu.

Jaya yang berdiri didekat pintu mobil, mendengar kabar buruk itu tubuhnya tiba-tiba lemas, jantungnya berdebar hebat, matanya melebar dan air mata mulai menetes deras. Lalu tangisan membuat tubuhnya jatuh tak berdaya.

Pak RT yang melihat Jaya jatuh dan menangis lekas menghampirinya dan menanyakan perihal apa yang terjadi.

Jaya menjawab Bapak sudah meninggal.

Sontak Pak RT memeluk erat Jaya seperti anaknya sendiri. Menenangkan pikirannya.

Jaya lekas berdiri kembali, ia masuk mobil dan pamit ke Pak RT untuk segera berangkat ke kampung Sugatra. Sejak kepanikan itu ia lupa memberi kabar pada Dewi.

*

1
Ree Prasetya
yuhhhuu mantep
..
Ree Prasetya
bagus novelnya

..
Yowilly: terima kasih kak
total 1 replies
Ree Prasetya
lanjut...
Ree Prasetya
cakep
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!