Usia yang sudah memasuki 33 tahun, membuat tuan muda Anderson merasa frustasi karena tekanan orang tuanya untuk segera menikah. Ditambah dengan semua adiknya sudah berumah tangga, hal itu membuatnya semakin tertekan.
Namun, pertemuan tidak sengaja dengan seorang perempuan muda yang ceria dan menarik, membuat Tuan muda terpesona.
Apakah akhirnya dia akan segera menemukan pendamping hidup dan terhindar dari tekanan kedua orangtuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Axel terus memikirkan cara bagaimana agar dia segera bisa mendapatkan Sofia. Apalagi ketika dirinya mengetahui jika gadis manis tersebut mengalami penyiksaan batin dari keluarganya, Axel semakin bertekat untuk bisa segera membebaskan Sofia dari hal tersebut dengan caranya.
Setelah hampir semalam memikirkan semua itu, satu ide gila langsung tercetus di otaknya.
Dengan terburu-buru Axel mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang yang akan menjalankannya.
"Ini orang tidur apa mati." gerutu Axel kala beberapa panggilannya sama sekali tak terjawab hingga baru panggilan yang entah keberapa tersambung namun langsung terdengar umpatan dari sebrang sana.
"Br*****ek apa gak lihat ini jam berapa." umpat orang tersebut.
"Kamu mau mati berani mengumpati saya." sembur Axel dengan suara tertahan yang semakin menunjukan kemarahannya.
Orang yang Axel hubungi langsung mengucek kedua matanya dan dia pun beralih menatap layar ponsel yang ternyata menunjukan nomor di boslah yang menelpon, pantas saja suaranya begitu familiar di indra pendengarannya.
"Eh maaf-maaf bos, saya gak tau kalau anda yang menghubungi." ucapnya, yang dalam hati sebenarnya merutuki si bos karena menghubunginya dini hari seperti ini dimana orang masih enak-enaknya tidur.
"Besok datang ke perusahaan, saya ada pekerjaan penting untuk kamu." kata Axel yang langsung memutuskan sambungan sepihak tanpa mendengar jawaban dari orang yang dia hubungi.
Sopan sekali anak sulung Dave Anderson ini.
Anak buah Axel sudah mengumpat tak karuan, bahkan beberapa nama hewan berkaki empat dia sebut untuk melupakan kekesalan pada sang bos. Untung royal dan gajihnya besar, kalau tidak ... hem, dia udah hengkang dari dulu.
❤️
"Ngapain kesini?" tanya pada seorang pria yang baru saja datang dengan memakai pakaian casual.
"Mau ketemu bos, ada?" jawabnya.
"Ada tuh di ruangannya." sahut Noel. "Tumben? memang ada yang urgent?" tanya Noel dengan rasa penasaran yang tinggi, karena menurutnya perusahaan saat ini dalam keadaan baik-baik saja tanpa masalah sedikit pun.
Pria tersebut hanya mengangkat kedua bahunya dan berlaku meninggalkan Noel begitu saja dengan rasa penasarannya.
Pria tersebut bertemu dengan Luna sekretaris Axel yang mengantarkannya ke ruangan sang atasan.
"Duduk." pinta Axel saat orang yang dia tunggu masuk ke dalam ruangan sedangkan Luna sendiri sudah kambali keluar.
Tanpa berbasa-basi Axel langsung mengatakan alasannya meminta pria tersebut untuk datang. Tak taunya dia yang mencari informasi eh dia pula yang harus mengeksekusi padahal ini bukan malah perusahaan tapi masalah pribadi sang bos.
Karena Axel memintanya untuk segera melakukan hal tersebut sesegera mungkin, dia pun langsung berpamitan pada Axel.
"Ax, kok Ken tumben datang ke perusahaan? memangnya ada masalah?" cerocos Noel yang beri saja masuk kedalam ruangan Axel tanpa melihat tatapan mata Axel yang sudah menyalang tajam ke arahnya.
"Bisa gak kalau masuk ke dalam ruangan orang itu ketuk pintu dulu." kata Axel menegur asisten sekaligus sahabatnya tersebut. "Gak sopan." cibirnya.
"Iya maaf ... maaf, habisnya aku penasaran ... tumben-tumbenan Ken ke sini." ucap Noel, dia mengakui sih kalau dia salah ... sangking penasarannya sampai melupakan sopan santun.
"Ada urusan sama aku." jawab Axel tanpa mau membeberkan rencananya pada Noel, karena menurutnya semakin sedikit orang yang tau maka makin tertutup rapat rahasianya dan semakin minim terbongkarnya. "Sudah sana keluar." usir Axel yang membuat Noel keluar dengan wajah memberengut kesal.
Kenzo Aditama, dia adalah orang tersembunyi yang perusahaan Ander miliki. Bekerja di perusahaan tersebut sebagai hacker yang tidak di ketahui keberadaannya. Hanya Axel, Noel juga ayah Dave yang tau. Ada tim IT perusahaan, namun peran Ken lebih besar.
❤️
Di sebuah restoran, Ken sengaja meminta salah satu orang suruhannya untuk duduk di belakang ibu Eli dan Elsa yang sedang makan siang. Seperti bisa kedua wanita itu dari pergi menghabiskan uang tuan Pramana.
Gimana Ken tau mereka ada di sana? Sepulang dari perusahaan Ander, Ken langsung bergerak menuju ke kediaman keluarga Pramana dan mengintai rumah tersebut hingga ada mobil yang keluar. Ternyata ibu Eli dan putranya yang pergi. Ken pun membuntutinya secara diam-diam hingga di sinilah dia sekarang.
Saat kedua wanita itu sedang asik menikmati makanannya, mengubungi anak buahnya dan memintanya untuk berbicara dengan suara agak keras agar di dengar dengan kedua wanita tersebut.
"Gimana? cari wanita untuk di jadikan budak, jaman sekarang mau cari dimana?" kata pria tersebut mulai melancarkan aksinya. "Apa? Imbalannya besar." katanya lagi. "Oh oke aku usahain." sambungnya dan langsung pura-pura mengakhiri sambung telponnya.
Ibu Eli dan Elsa yang mendengar percakapan tersebut pun langsung saling pandang seolah mereka berdua memiliki rencana yang sama.
"Bu." kata Elsa yang di angguki oleh ibu Eli, ah sepemikiran ternyata.
Ibu Eli lansung mengehentikan acara makannya dan berpindah duduk di meja yang ada di belakangnya.
"Maaf tadi saya gak sengaja dengar pembicaraan kamu." kata ibu Eli yang sudah duduk manis berhadapan dengan si pria. "Oh iya penenalkan saya nyonya Eli." katanya lagi dengan mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri.
"Saya Kenzo." sahut si pria.
"Apa benar kamu sedang mencari seorang wanita untuk di jadikan budak?" tanya ibu Eli.
"Wanita muda lebih tepatnya." jawab Kenzo dengan menatap ibu Eli seolah sedang menilai wanita di hadapannya itu.
"Saya ada? tapi berapa imbalannya?" tanya ibu Eli.
"Sangat besar, karena dia akan menjadi budak seumur hidupnya." jawab Kenzo.
"Baik, bisa minta nomor ponselmu ... nanti biar saya lebih mudah untuk menghubungi jika semuanya sudah oke." kata ibu Eli lagi yang membuat Aldo langsung menyebutkan nomor ponsel yang bisa di hubungi. Dan tentu saja dia tak akan memberikan nomor ponselnya yang asli melainkan nomor ponsel lain yang memang sengaja di pasang untuk rencana ini.
❤️
Sesampainya di rumah, ibu Eli langsung mencari keberadaan sang suami yang katanya bik Wati sudah pulang.
"Ayah, yah ... Ayah." panggil ibu Eli sambil berjalan mencari suaminya.
"Ada apa sih Bu teriak-teriak." sahut pak Pram.
"Ayah, apa ayah sudah dapat dana untuk perusahaan?" tanya ibu Eli yang di jawab dengan gelengan lemah dari pak Pram. "Ibu ada yah, tapi tinggal ayah mau terima dengan yang ingin ibu sampaikan apa tidak." kata ibu Eli.
"Ya udah ibu ngomong dulu biar ayah dengarkan dan bisa memutuskan untuk ambil atau tidak." sahut pak Pram.
Ibu Eli menarik tangan pak Pram dan menuntunnya hingga duduk di atas ranjang yang ada di kamar mereka.
Dengan sangat hati-hati ibu Eli mulai mengatakan akan apa yang di dengarnya saat di restoran. Perempuan itu begitu memilih setiap kata yang keluar dari bibirnya agar pak Pramana menyetujui.
"Jadi ... " kata pak Pram setelah ibu Eli selesai bicara.
Flo kan anaknya Dave